Anda di halaman 1dari 4

KEANEKARAGAMAN DAN ANALIS AGROEKOSISTEM

TEGALAN

Agroekosistem adalah komunitas tanaman dan hewan yang berhubungan dengan


lingkungannya (baik fisik maupun kimia) yang telah diubah oleh manusia untuk menghasilkan
Pangan, pakan, serat, kayu bakar, dan produk- produk lainnya. Pengertian lain tentang
agroekosistem adalah, bahwa agroekosistem merupakan salah satu bentuk ekosistem binaan
manusia yang bertujuan menghasikan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan manusia.

Konsep agroekosistem adalah sistem ekologi yang terdapat didalam lingkungan pertanian,
yang biasanya merupakan sistem alami yang terjadi setelah dibentuk oleh manusia. Atau dalam
arti lain agroekosistem adalah suatu kawasan tempat membudidayakan makhluk hidup tertentu
meliputi apa saja yang hidup di dalamnya serta material lain yang saling berinteraksi.

Salah satu contoh agroekosistem adalah tegalan. Tegalan diartikan sebagai tanah yang
luas dan biasanya yang ditanami palawija dan sebagainya dengan tidak menggunakan sistem
irigasi, tetapi bergantung pada hujan yang ditanami tanaman musiman atau tahunan, dengan letak
terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat
pengairan dari irigasi sebab permukaan yang tidak merata. Ketika musim kemarau, lahan tegalan
akan kering dan sulit untuk ditumbuhi tanaman pertanian.

Tegalan memiliki karakteristik yang berbeda dari yang lainnya, diantaranya yaitu:

1. Menggunakan sistem tumpangsari


Artinya dalam sebidang lahan pertanian cara bertani di lahan tegalan ditanami
beragam tanaman. Misalnya tumpang sari antara padi ladang dan palawija (jagung,
kacang-kacangan, umbi batang, dan lain-lain). Sistem tumpangsari sangat
menguntungkan karena bisa mencegah terjadinya kegagalan panen.
2. Lahan tegalan sifatnya sudah menetap
Di lahan tegalan biasanya hanya ditanami pada musim hujan saja, sedangkan pada
musim kemarau diberakan (dibiarkan) tidak ada tanaman.
3. Pelestarian Produktivitas sudah Ada
Di lahan tegalan, upaya pelestarian produktivitas sudah ada yang dilakukan
dengan cara pemupukan, walaupun terbatas hanya ketika ditanami saja, sedangkan
pelestarian selanjutnya berjalan secara alami, atau dibiarkan ditumbuhi tanaman liar,
yang kemudian dibabat ketika akan ditanami kembali dengan tanaman yang bernilai
ekonomi.
4. Pengolahan Tanah Intensif.
Penggunaan lahan tegalan yang mengaplikasikan pengolahan tanah intensif
memiliki kualitas fisik dan hidrologi terendah. Penggunaan lahan ini mempunyai
infiltrasi, hantaran hidrolik, porositas, kadar air yang lebih rendah, dan bobot isi yang
lebih tinggi dibandingkan penggunaan lahan lainnya.

HASIL SURVEY TEGALAN

Survey dilakukan di tegalan daerah Bantul dan didapatkan beberapa data yaitu :

1. Kondisi umum agroekosistem tegalan


Observasi yang telah dilakukan adalah dengan mengamati kondisi tegalan. Pada
saat kami melakukan observasi, kondisi lahan sudah diolah oleh pemiliknya menjadi
lahan pertanian yang bisa digunakan untuk menanam. Kondisi tegalan pada saat itu di
tanam kangkung cabut. Saat kelompok kami melakukan penghamatan lahan tegalan juga
cocok untuk menanam kangkung, karena saat kelompok kami melakukan pengamatan
tumbuhan kangkung tumbuh dengan subur. Kondisi tegalan disana juga bersih dari
sampah tetapi masih ada sedikit gulma yang berupa rerumputan walaupun tidak banyak.
Tegalan disana memiliki dua komponen, abiotik dan biotik.
a. Komponen biotik berupa :
 Tanaman utama : kangkung
 Tanaman pendukung : pohon pisang, kenikir, dan papaya
 Memiliki gulma berupa rumput
 Hama dan musuh alami berupa kupu-kupu dan capung.
b. Komponen abiotik :
 Batu / kerikil
 Tadah hujan
 Temperatur : 29 derajat
 Intensitas cahaya : 4040

2. Dari hasil survey yang dilakukan di tegalan, didapatkan beberapa analisis agroekosistem
tegalan di Bantul yaitu :
a. Produktivity
Produktivitas lahan tegalan umumnya rendah dan tidak stabil karena keadaan
topografinya tidak mendatar dan tidak dibatasi oleh pematang atau sengkedan penahan
erosi. Hal tersebut bisa diatasi salah satunya yaitu dengan menerapkan sistem pertanian
konservasi untuk meningkatkan produktivitas lahan kering terutama lahan kering iklim
kering. Sistem konservasi ini memadukan pengelolaan bahan organik, tanah, dan
tanaman yang bertujuan meningkatkan produktivitas tanah secara berkelanjutan. Di lahan
tegalan biasanya hanya ditanami pada musim hujan saja, sedangkan pada musim kemarau
diberakan (dibiarkan) tidak ada tanaman.
b. Stability
Stabilitas lahan tegalan umumnya tinggi, karena dari lahan tegalan yang kosong
dan ditanami tanaman maka menghasilkan nilai ekonomis yang relatif meningkat
c. Equtability
Equitability lahan tegalan umunya tinggi, karena dimanfaatkan untuk menanam
tanaman yang bisa meningkatkan ekonomis. Tanaman yang ditanam di tegalan jika dijual
bisa menghasilkan rupiah, atau bisa juga hasilnya dimanfatkan untuk konsumsi sendiri.
kearifan masyarakat dalam pengelolaan ekosistem pertanian lahan kering tadah hujan
(Tegalan) merupakan potensi yang dapat dikembangkan sehingga tidak hanya menjadi
penopang kebutuhan subsistem, tetapi juga sebagai pemicu peningkatan pendapatan
keluarga.
d. Sustainability
Tinggi , jika terus berlanjut maka penghasilan sehari-hari bisa tercukupi. Dan
ekonomi keluarga itu relatif stabil. Selain itu, hasil pemanfaatan penanaman tumbuhan
lahan tegalan bisa dikonsumsi sendiri yang memungkinkan bisa memanimalisir
pengeluaran.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai