Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SUKRA
Jl.Raya Sukra Wetan No. 40 Desa Sukra Wetan Kecamatan Sukra
Kabupaten Indramayu 45257 Email : pkmsukra.indramayu@gmail.com Telp 08522572 7247

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


DETEKSI DINI FAKTOR RESIKO DAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN NEONATUS
Nomor :

A. PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal tetapi mempunyai resiko untuk
terjadinya komplikasi. Deteksi dini faktor resiko pada ibu hamil adalah kegiatan yang di
lakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor resiko agar bisa di tangani sedini
mungkin agar tidak berlanjut menjadi komplikasi.

B. LATAR BELAKANG
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang dapat mengindikasikan
adanya bahaya  yang  dapat  terjadiselama  kehamilan  atau  periode
antenatal,  yang  apabila tidak di laporkan  atau  tidak  terdeteksi  bisa menyebabkan kematian
ibu. salah satu asuhan yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya
resiko ini yaitu melakukan pendektesian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin
terjadi selama hamil muda.

C. TUJUAN
Mengetahui pengertian deteksi dini
 Menginformasikan upaya yang dapat dilakukan ibu dalam deteksi dinui terhadap
komplikasi kehamilan
 mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi upaya deteksi dini seseorang terhadp
komplikasi kehamilan
 mengetahui faktor resiko dalam kehamilan
 mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan neonatus
 mengetahui cara penanganan komplikasi ibu dan neonatus

D. PEMBAHASAN
1. Pengertian deteksi dini
Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya
kelainan, komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan
normal.
Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah pada penemuan ibu hamil
beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat
dicegah. Untuk pengenalan tanda-tanda kehamilan yang memiliki tanda bahaya dan
komplikasi kehamilan banyak poster -poster dan leaflet disebarkan kepada masyarakat
khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung dalam pelayanan antenatal maupun pada
kegiatan kunjungan rumah dalam pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan
juga suatu alat bantu yang lebih memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif
mengamati sendiri kehamilannya. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi petugas
kesehatan dalam mengidentifikasi faktor resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat
memberikan informasi dan saran yang tepat. Alat bantu tersebut dikenal dengan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko merupakan kegiatan yang dilakukan  untuk
menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi dalam kebidanan.
Tujuan dari deteksi dini kehamilan denagn faktor risiko adalah untuk mendapatkan 
penanganan yang adekuat sedini mungkin (dengan melakukan rujukan tepat waktu ).
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya deteksi dini seseorang terhadap
komplikasi kehamilan:
 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mendukung perilaku ibu dalamupaya
deteksi dini komplikasi kehamilan. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih
mudah memperoleh informasi tentang kesehatan.
 Informasi
Menurut Snehandu B.Kar (Notoatmodjo, 2003) informasi tentang
kesehatanmempengaruhi seseorang dalam hal upaya deteksi dini komplikasi
kehamilan. Upaya deteksi dini seseorang yang rendah disebabkan karenatidak atau
kurangnya memperoleh informasi yang kuat.
 Budaya
Menurut WHO (Notoatmodjo, 2003) upaya deteksi dini seseorang juga dipengaruhi
oleh faktor budaya. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yanglama sebagai akibat
dari kehidupan suatu masyarakat bersama.
 Sosial Ekonomi
Menurut WHO (Notoatmodjo, 200 3) faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap
seseorang dalam upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga
juga berperan bagi seseorang dalam mengambil keputusan bertindak termasuk
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.
b. Upaya yang dapat dilakukan ibu dalam deteksi dini terhadap komplikasi
kehamilan :
 Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
 Dengan mendapat imunisasi TT 2x.
 Bila ditemukan kelainan-kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering
dan lebih intensif.
 Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi gizi seimbang
c. Hal-hal yang dapat dilakukan seorang ibu untuk menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan:
 Dengan mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan secara dini.
 Segera Posyandu, Puskesmas, atau Rumah Sakit terdekat bila ditemukan
tanda-tanda bahaya kehamilan tersebut
 Faktor risiko dalam kehamilan, di antaranya sebagai berikut.
 Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
 Anak lebih dari empat orang
 Jarak persalinan terakhir dengan saat terjadi kehamilan kurang dari dua tahun.
 Kekurangan energy kronis (KEK ) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
dan penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
 Anemia dengan kadar haemoglobin < 11 gram /dL.
 Tinggi badan < 145 cm kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
 Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya.
 Sedang atau pernah menderita penyakit kronis ( TBC ), kelainan jantung / ginjal /
hati, psikosis, kelainan endrokrin ( diabetes mellitus, sistemik lupus eritematosus ),
tumor, dan keganasan.
 Riwayat kehamilan buruk, yaitu keguguran berulang , kehamila ektopik, terganggu
mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenintal.
 Riwayat persalinan dengan komplikasi, yaitu persalinan dengan seksio sesaria, serta
ekstrasi vakum atau forceps.
 Riwayat nifas dengan komplikasi, yaitu perdarahan pascapersalinan , infeksi masa
nifas, psikosis postpartum ( postpartum blues ).
 Riwayat keluarga menderita kencing manis hipertensi dan cacat kongenintal.
 Kelainan jumlah janin, misal kehamilan ganda.
 Kelanainan letak dan posis janin, yaitu lintang / oblique, serta sungsang pada usia
kehamilan lebih dari 32 minggu.
d. Komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas di antaranya sebagai berikut.
 Ketuban pecah dini.
 Perdarahan per vaginam.
 Anterpartum : Keguguran, plasenta previa, solusio plasenta.
 Interpartum : robekan jalan lahir.
 Postpartum : atonia uteri, retensio plasenta, plasenta inkarserata, kelainan
pembekuan darah, subinvulosio uteri.
 Hipertensi dalam kehamilan ( HDK ), yaitu tekanan darah > 140 / 90 mmHg
dengan ata tanpa edema pretibial .
 Ancaman persalinan prematur.
 Infeksi berat dalam kehamilan, yaitu demam berdarah, tifus abdominalis,sepsis.
 Distosia, yang persalinan macet atau persalinan lama.
 Infeksi masa nifas.

e. Komplikasi pada neonatus antara lain sebagai berikut.


 Prematuritas dan berat bayi lahir rendah ( BBLR ).
 Infeksi bakteri.
 Hipotermia
 Tetanus neonaturum.
 Masalah pemberian ASI.
 Trauma lahir, Sindrom gangguan pernafasan, kelainan congenital, dan lain-lain.
 Komplikasi pada neonatus dapat dinilai dengan melihat tanda-tanda atau gejala
seperti berikut ini.
 Tidak mau minum / menyusu atau memuntahkan semua ASI.
 Riwayat Kejang.
 Kesadaran latergi ( bergerak hanya saat ada rangsangan ).
 Frekuensi pernafasan < 30 x / menit dan ≥ 60 x / menit.
 Suhu tubuh < 35,5˚C atau ≥ 37,5˚C.
 Tarikan dinding dada ke dalam sangat kuat.
 Bayi merintih.
 Ada pustula di kulit.
 Mata banyak nanah ( pus ).
 Pusar kemerahan meluas sampai ke perut.
 Mata cekung, kulit perut apabila dicubit kembali sangat lambat.
 Timbul kuning dan / atau feses berwana pucat.
 Berat badan menurut umur rendah dan / atau ada masalah pemberian ASI.
 Kelainan kongenintal seperti ada celah di bibir dan langit-langit.
2. Penanganan komplikasi kebidanan pada ibu dan neonates
Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi
kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Diperkirakan sekitar 15-20 % ibu
hamil akan mengalami komplikasi kebidanan. Komplikasi dalam kehamilan dan
persalinan tidak selalu dapat diduga sebelumnya, oleh karenanya semua persalinan harus
ditolong oleh tenaga kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi dan
ditangani. Untuk meningkatkan cakupan dan kualitas penanganan komplikasi kebidanan
maka diperlukan adanya fasilititas pelayanan kesehatan yang mampu memberikan
pelayanan obstetri dan neonatal emergensi secara berjenjang mulai dari bidan, puskesmas
mampu PONED sampai rumah sakit PONEK 24 jam. Rumah sakit umum yang
memberikan pelayanan kegawatdaruratan dasar dan pelayanan operasi seksio sesaria,
perawatan neonatus level II (bangsal perawatan rendah yang melakukan perawatan bayi
dengan risiko sedang dan tinggi), Serta transfusi darah.

E. KESIMPULAN
Tanda-tanda komplikasi kehamilan dini atau kematian muda itu menjadi suatu acuan bagi ibu
untuk selalu waspada dan siaga dan selalu memelihara janin yang ada di dalam kandungannya.
Di mana di pembahasan ini telah diuraikan diatas masalah tanda-tanda komplikasi ibu dan
janin masa kehamilan muda

Anda mungkin juga menyukai