Anda di halaman 1dari 4

Abel Amadeus Tios

111.170.057

Bahasa Indonesia Dalam Media Cetak Negeri

Salah satu media cetak yang paling produktif menggunakan bahasa Indonesia ragam
tulis ialah surat kabar. Informasi yang disampaikan melalui surat kabar itu sasarannya
adalah pembaca dari semua lapisan masyarakat. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
penggunaan dan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar pada media itu. Bahasa
Indonesia yang bai adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisi
pemakaiannya, sedangkan bahasa Indonesia yang benar ialah bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia.
Penting peranan bahasa antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah pemuda 1928 yang
berbunyi:” kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia” dan pada undang-undang dasar kita yang di dalamnya tercantum pada pasal
khusus yang menyatakan bahwa “ bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”. Namun, di
samping itu masih ada beberapa alasan lain mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat
menduduki tempat yang termuka di antara berantus-ratus bahasa Nusantara yang masing-
masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa.
Adanya kecenderungan bersikap negatif terhadap bahasa Indonesia merupakan
salah satu sikap yang dimiiki oleh media massa. Hal itu terlihat dari aktivitas kebahasaan
yang ada. Mereka lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada menggunakan bahasa
Indonesia atau bahasa daerah walaupun sebenarnya situasi dan kondisi saat itu tidak
memungkinkan. Bila bahasa yang digunakan di media massa cetak dianalisis, kemudian
dikritik dan disalahkan, mereka berkilah bahwa gaya bahasa jurnalistik berbeda dengan
kaidah bahasa Indonesia, walaupun sebenarnya gaya bahasa jurnalistik dalam penggunakan
bahasa Indonesia sangat berbeda konteks.
Media cetak merupakan salah satu media yang menggunakan bahasa sebagai alat
utamanya. Peranan surat kabar dalam pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
sangatlah besar. Pembentukan dan pemakaian istilah baru serta pemasyarakatnya sangatlah
ditentukan oleh media cetak.
Salah satu sarana informasi yang berpengaruh besar dalam masyarakat adalah surat
kabar. Sebagai sarana informasi, surat kabar dalam misinya menggunakan ragam bahasa
tulis. Dibandingkan dengan ragam lisan, pemakain ragam tulis harus lebih cermat.
Kecermatan yang dimaksud meliputi (1) kaidah tata tulis atau ejaan, (2) kaidah pemilihan
kata atau diksi, (3) kaidah struktur kalimat. Walaupun diakui bahwa bahasa tulis ragam pers
(surat kabar mempunyai sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas dan
menarik harus pula mengindahkan kaidah gramatikal bahasa Indonesia.
- Kesalahan Dalam Penggunaan Kata Hubung

Ungkapan/kata penghubung dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu kata
penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat.
Ungkapan atau kata penghubung intrakalimat adalah ungkapan/kata dalam sebuah kalimat
yang berfungsi menghubungkan unsur-unsur kalimat. Ungkapan/kata penghubung
intakalimattidak pernah digunakan pada awal sebuah kalimat, kecuali jika kata itu
digunakan pada anal kalimat yang mendahului induk kalimat, seperti karena. Oleh karena
itu kata-kata yang tergolong ke dalam ungkapan/kata penghubung itu tidak pernah/tidak
boleh ditulis dengan huruf kapital. Contoh kata penghubung itu adalah:
… dan … … yang….
… bahwa … agar….
… sehingga …. … karena ….
Selain, dalam bahasa Indonesia terdapat ungkapan/kata penghubung intrakalimat yang
penulisannya selalui didahului oleh tanda koma, seperti … sedangkan… dan ….tetapi…
Ungkapan penghubung antarkalimat berfungsi menghubungkan sebuah kalimat dengan
kalimat lain. Oleh karena itu, kata/ungkapan penghubung jenis ini harus ditulis dengan
hurufkapital dan diiringi tanda koma. Posisinya dalam kalimat selalu berada pada awal
kalimat yang dihubungkan dengan kalimat sebelumnya. Kata penghubung jenis ini, antara
lain, sebagai berikut:
…. akan tetapi…
…. Berkaitan dengan hal itu,…
…. Meskipun demikian,…
…. Oleh karena itu….
…. Sebaliknya, ….
….Sehubungkan dengan itu,…
…. Sehubungan dengan hal itu,…
…. Sesuai dengan itu,….
…. Sesuai dengan uraian tersebut,….
…. Walaupun demikian ….
Para wartawan dalam menulis di media cetak tidak jarang mengggunakan
ungkapan/kata penghubung/konjungsi ini secara tidak tepat

- Penyengauan Bunyi Awal Kata Dasar


Contohnya sebagai berikut:
1. Saya ngisi Jumatan di sana hari ini. Kebetulan setelah itu juga ada pengajian
wisata hati. Jadi, sebelum ke biskop kita ke sana dulu.(Radar,23 April 2008)

2. Setelah tertangkap tangan nyabu di ruang kerja, Kapolsekta Bogor Utara AKP
Endang Rudianes langsung di copot dari jabatannya. ( Radar, 28 April 2008)

Segala penyenggauan kata dasar ini sebenarnya adalah ragam bahasa lisan yang
dipakai dalam ragam tulis yang mengakibatkan terjadinya pencapuradukan ragam
lisan dan tulis yang menghasilkan satu bentuk yang salah dalam pemakaian.
Bentuk-bentuk harus di tulis secara lengkap, yaitu dengan menambahkan
awal meng-, sehingga menjadi mengisi dan menyabu.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:

1. Saya mengisi Jumatan di sana hari ini. Kebetulan setelah itu juga ada pengajian
wisata hati. Jadi, sebelum ke biskop kita ke sana dulu.

2. Setelah tertangkap tangan menyabu di ruang kerja, Kapolsekta Bogor Utara AKP
Endang Rudianes langsung di copot dari jabatannya.
Sumber:
https://wikatediprayoga.wordpress.com/2011/01/03/analisis-pemakaian-bahasa-
indonesia-dalam-media-cetak-di-banjarmasin/ (diakses pada 23
Februari 2018)
Arifin, E. Zainal, dan S. Amran Tasai.2000. Cermat Berbahasa Indonesia. Untuk
Perguruan Tinggi. Edisi Baru, Cetak 1V. Jakarta.

Arifin,E. Zainal, dan Farid.2001. Seribu Satu Kesalahan Berbahasa. Edisi Ketiga.
Jakarta:Akademiko.

Anda mungkin juga menyukai