Anda di halaman 1dari 3

Cara Menghitung Jaminan Impor Sementara

Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan saya tentang impor sementara. Dimana dalam tulisan
sebelumnya telah dibahas sekilas mengenai pengertian, barang-barang yang mendapatkan
fasilitas impor sementara, syarat mendapatkan fasilitas impor sementara, sekilas tentang
jaminan impor sementara dan sebagainya.

Kali ini akan dibahas tentang bagaimana cara menghitung besarnya jaminan yang
diserahkan kepada Bea Cukai berkaitan dengan izin yang telah diberikan oleh Bea Cukai
atas barang impor sementara tersebut.

Sebelumnya telah dijelaskan mengenai fasilitas impor sementara, yaitu fasilitas


pembebasan bea masuk dan fasilitas keringanan bea masuk. Fasilitas pembebasan bea
masuk berarti importir harus membuat jaminan sebesar bea masuk dan pajak dalam rangka
impor (PPN, PPnBM, PPh pasal 22) yang seharusnya dibayar. Sedangkan fasilitas
keringanan bea masuk berarti importir harus membayar bea masuk sebesar 2% sepanjang
masa izin yang telah diberikan dan PPN/ PPnBM, serta menyerahkan jaminan sebesar
selisih bea masuk yang seharusnya dibayar dengan yang sudah dibayar tersebut dan PPh
pasal 22 yang seharusnya dibayar.

Untuk lebih jelasnya, akan saya berikan contoh mengenai perhitungan jaminan impor
sementara tersebut.

PT Dhea Fadhila mengajukan izin Impor Sementara barang berupa 2 unit Generating sets
dengan keluaran 50kva pemberitahuan CIF USD 50, berdasarkan surat izin Impor
Sementara penetapan pejabat Bea dan Cukai Nilai Pabean untuk barang tersebut sebesar
CIF USD 100 dan Klasifikasi barang masuk dalam Pos Tarif 8502.11.00.00 dengan
pembebanan BM 10%, PPN 10%, PPh Ps.22 2.5% (API). NDPBM 1 USD= Rp. 10.000.

Perhitungan

CIF = USD 100


Nilai Pabean (dalam rupiah) = USD 100 x Rp. 10.000 = Rp 1.000.000,00
BM (sesuai HS)= 10% x Rp 1.000.000,00 = Rp. 100.000,00
(Nilai Impor = Rp 1.000.000 + Rp.100.000 = Rp. 1.100.000)
PPN = 10% x Rp.1.100.000,00 = Rp. 110.000,00
PPh Ps.22 = 2.5% x Rp.1.100.000,00 = Rp. 27.500,00

Jumlah BM dan PDRI yang seharusnya dibayar = Rp. 100.000,00 + Rp. 110.000,00 + Rp.
27.500,00 = Rp. 237.500,00.

Bila diberikan fasilitas Pembebasan Bea Masuk

=> Menyerahkan jaminan sebesar bea masuk dan PDRI yang seharusnya dibayar, sebesar
Rp. 237.500,00.

Bila diberikan fasilitas Keringanan Bea Masuk


Misalnya diberikan izin impor sementara selama 10 bulan, maka:
=> Membayar BM dan PPN sebesar:
BM = 10 x 2% x Rp. 100.000,00 = Rp.20.000,00
PPN= Rp. 110.000,00

=> Menyerahkan jaminan sebesar:


BM = Rp. 100.000,00 - Rp.20.000,00 = Rp.80.000,00
PPh Ps.22 = Rp. 27.500,00

Bila diberikan perpanjangan izin Keringanan Bea Masuk

Misalnya diberikan perpanjangan selama 10 bulan, maka:


=> Membayar BM sebesar:
BM = 10 x 2% x Rp. 100.000,00 = Rp.20.000,00

=> Jaminan disesuaikan kembali menjadi:


BM = Rp.80.000,00 – Rp. 20.000,00= Rp. 60.000,00
PPh Ps.22 = Rp. 27.500,00

Bila diberikan izin dari Pembebasan ke Keringanan Bea Masuk

Misal pada bulan ke-2 diberikan fasilitas dari Pembebasan Bea Masuk menjadi Keringanan
Bea Masuk selama 10 bulan, maka:
=> Membayar BM dan PPN sebesar
BM = 8 x 2% x Rp. 100.000,00 = Rp.16.000,00
PPN= Rp. 110.000,00

=> Jaminan disesuaikan kembali menjadi:


BM = Rp. 100.000,00 - Rp.16.000,00 = Rp.84.000,00
PPh Ps.22 = Rp. 27.500,00

Bila diberikan izin dari Keringanan ke Pembebasan Bea Masuk

Misal pada bulan ke-2 diberikan fasilitas dari Keringanan Bea Masuk menjadi Pembebasan
Bea Masuk selama 10 bulan, maka:

=> Bea Masuk dan PPN yang sudah dibayar tidak dapat dikembalikan.
=> Jaminan yang sudah diserahkan disesuaikan kembali, seperti nomor dan tanggal
keputusan, serta jumlah jaminan sebesar BM dikurangi BM yang sudah dibayar
Rp.80.000,00 dan PPH Ps. 22 Rp. 27.500,00.

Bila Tidak/ Dianggap Tidak Diekspor Kembali


Misalnya setelah masa izin impor sementara yang diberikan habis, dan ditambah masa
realisasi ekspor 30 hari importir tidak mengekspor kembali atau dianggap tidak diekspor
kembali, maka:

=> yang mendapatkan Pembebasan Bea Masuk, maka jaminan dicairkan ditambah dengan
sanksi administrasi sebesar 100% dari Bea Masuk yang seharusnya dibayar, menjadi Rp.
237.500,00. + Rp. 100.000,00 = Rp. 337.500,00.

=> yang mendapatkan Keringanan Bea Masuk, maka jaminan dicarikan ditambah dengan
sanksi administrasi sebesar 100% dari Bea Masuk yang seharusnya dibayar. Untuk fasilitas
keringanan tanpa perpanjangan sebesar = Rp.80.000,00 +Rp. 27.500,00 + Rp. 100.000,00
= Rp. 207.500,00. Sedangkan untuk fasilitas keringanan dengan perpanjangan sebesar =
Rp. 60.000,00 + Rp. 27.500,00 + Rp. 100.000,00 = Rp. 187.500,00.

Catatan Tambahan

Untuk perhitungan besarnya jaminan, maka untuk penggunaan Nilai Dasar Perhitungan Bea
Masuk (NDPBM/ Kurs) menggunakan ketentuan nomor P-08/BC/2009 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai Nomor : P-42/BC/2008 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai pada pasal 10 dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Untuk barang impor sementara yang mendapatkan Keringanan Bea Masuk, maka NDPBM
yang dipakai untuk menentukan besarnya jaminan adalah pada saat importir membayar bea
masuk dan PPN barang impor tersebut.
Untuk barang impor sementara yang mendapatkan Pembebasan Bea Masuk, maka NDPBM
yang dipakai untuk menentukan besarnya jaminan adalah pada saat importir menyerahkan
jaminan sebesar bea masuk dan PDRI.
Habis

Anda mungkin juga menyukai