Oleh
NIM 141111065
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
berkat dan karunia-Nya yang besar penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Tugas yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Frambusia” semoga dapat
membantu perawat untuk mengetahui dan lebih paham mengenai Frambusia pada
tatanan pelayanan kesehatan
Pada kesempatan ini, penulis tak lupa mengucapkan limpah terima kasih kepada
semua pihak yang mendukung sehingga penyelesaian tugas ini dapat berjalan dengan
baik.
Akhir kata’’Tak Ada Gading yang Retak’’ untuk itu kritik dan saran yang dapat
membangun sangat dibutuhkan oleh penulis guna mencapai kesempurnaan.
Penulis
Daftar Isi
Cover ………………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
1
.2 Tujuan ……………………………………………………………………………….
BAB 2 PEMBAHASAN
.1 Pengertian ………………………………………………………………………….. 4
.2 Etiologi ………………………………………………………………………………. 4
.3 Manifestasi Klinis …………………………………………………………………… 5
.4 Komplikasi …………………………………………………………………………… 7
.5 Pemeriksaan diagnostik……………………………………………………………. 7
.6 Penatalaksanaan …………………………………………………………………… 8
BAB 3 PENUTUP
.1 Simpulan ……………………………………………………………………………. 15
.2 Saran ………………………………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa/i dapat memperluas pola pikir mengenai Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Frambusia.
1.2.2 Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa/I dapat mengetahui tentang pengertian frambusia
b. Agar mahasiswa/I dapat mengetahui tentang etiologi frambusia
c. Agar mahasiswa/I dapat mengetahui tentang manifestasi klinis frambusia
d. Agar mahasiswa/I dapat mengetahui tentang pemeriksaan diagnostic
frambusia
e. Agar mahasiswa/I dapat mengetahui tentang penatalaksanaan frambusia
f. Agar mahasiswa/I dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan klien
dengan frambusia.
BAB 2
.1 Pengertian
Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum sub spesies pertenue (merupakan saudara dari Treponema
penyebab penyakit sifilis).
Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh
Treponema pallidum ssp.pertenue yang memiliki 3 stadium dalam proses
manifestasi ulkus seperti ulkus atau granuloma (mother yaw).
.2 Etiologi
Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh
Treponema pallidum sub spesies pertenue (merupakan saudara dari Treponema
penyebab penyakit sifilis), penyebarannya tidak melalui hubungan seksual,
tetapidapat mudah tersebar melalui kontak langsung antara kulit penderita dengan
kulit sehat. Penyakit ini tumbuh subur terutama didaerah beriklim tropis dengan
karakteristik cuaca panas, danbanyak hujan, yang dikombinasikan dengan
banyaknya jumlah penduduk miskin, sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya
fasilitas air bersih, lingkungan yang padat penduduk dan kurangnya fasilitas
kesehatan umum yang memadai.
2.1.3ManifestasiKlinis
a. Stadium I
Stadium ini dikenal juga stadium menular. Masa
inkubasi rata-rata 3 minggu atau dalam kisaran 3-90 hari. Lesi initial berupa
papiloma pada port d’ entre yang berbentuk seperti buah arbei, permukaan
basah, lembab , tidak bernanah, sembuh spontan tanpa meninggalkan bekas,
kadang-kadang disertai peningkatan suhu tubuh, sakit
kepala, nyeri tulang dan persendian kemudian, papula-
papula menyebar yang sembuh setelah 1-3 bulan.
b. Stadium II
Pada stadium ini, di tempat lesi ditemukan treponema
palidum pertinue. Treponema positif ini terjadi setelah
beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah
stadium I. Pada stadium iniframbusia tidak menular dengan bermacam-macam
bentuk gambaran klinis, berupa hyperkeratosis. Kelainan pada tulang dan send
sering mengenai jari-jari dan tulang ekstermitas.
c. Stadium III
Pada stadium ini, terjadi guma atau ulkus-ulkus indolen dengan tepi yang
curam atau bergaung, bila sembuh, lesi ini meninggalkan jaringan parut, dapat
membentuk keloid dan kontraktur. Bila terjadi infeksi pada tulang dapat
mengakibatkan kecacatan dan kerusakan pada tulang. Kerusakan sering
terjadi pada palatum, tulang hidung, tibia.
Secara epidemiologik, berdasarkan lamanya masa perjalanan penyakit
seperti telah diuraikan di atas, penyakit frambusia dapat dibedakan menjadi:
1. Frambusia dini (early yaws), kurang dari lima tahun sesudah infeksi
2. Frambusia lanjut (late yaws), lebih dari lima tahun sesudah infeksi
Defenisi dan karakteristik frambusia dini sebagai berikut:
a. Semua kelainan (lesion) yang timbul pada lima tahun pertama setelah
infeksi
b. Kelainan biasanya basah karena mengeluarkan getah radang (exudate)
yang banyak mengandung treponema sp.
c. Ada beberapa kelainan pada masa dini yang tidak mengeluarkan getah
radang yaitu macula dan papula
d. Kelainan-kelainan ini biasanya sembuh tanpa meninggalkan jaringan
parut, karena tidak ada ulserasi meskipun kadang-kadang ada perubahan
susunan jaringan dan elastisitas kulit
e. Bentuk yang paling khas ialah papiloma. Semua kelainan yang timbul
sebelum atau bersamaan dengan papiloma ini termasuk kelainan masa
dini (early lesion)
f. Penderita dengan kelainan masa dini merupakan penderitaan frambusia
menular, terbentuk papiloma yang mengeluarkan getah radang
g. Pada masa laten tidak dapat dijumpai kelainan yang aktif, tetapi proses
penyakit masih berlangsung yang diketahui dengan reaksi STS yang
positif (seroreaktif)
h. Masa laten dini dapat diselingi dengan relaps
.4 Komplikasi
Tanpa pengobatan, sekitar 10% dari individu yang terkena mengembangkan
menodai dan melumpuhkan komplikasi setelah lima tahun karena penyakit ini
dapat menyebabkan kerusakan berat pada kulit dan tulang. Hal ini juga dapat
menyebabkan kelainan bentuk rahang kaki, hidung, langit-langit dan bagian atas.
.5 Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan klinik
Diagnosis dilapangan terutama berdasarkan pemeriksaan klinik sesuai
dengan bentuk dan sifat kelainan yang ada. Pemeriksaan dilakukan ditempat
tertutup dengan pencahayaan yang baik dan terang, dengan memperhatikan
etika dimana pemeriksaan laki – laki dan perempuan dilakukan secara
terpisah.
b. Pemeriksaan laboratorium
Untuk kasus-kasus yang meragukan dapat dilakukan penegakan diagnostic
dengan menggunakan pemeriksaan laboratorium sebegai tersebut dibawah:
Pemeriksaan langsung
Metode mikroskop lapangan gelap (dark field microscope)
Getah yang diambil dari jejas (luka/borok) dibuat smear, difiksasi dengan
NaCl dilihat langsung dibawah mikroskop lapangan gelap.
Pengecatan dilakukan dengan Giemsa atau Wright
Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan serologis untuk penyakit frambusia dipergunakan
pemeriksaan yang sama dengan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit
sifilis yaitu : RPR / VDRL dan dikonfirmasikan dengan TPHA
Pemeriksaan serologis ini berguna untuk:
Menemukan penderita-penderita dalam masa laten yang tidak
menunjukkan gejala klinik tapi ternyata seropositif. Penderita seperti ini
adalah reservoir frambusia.
Dapat dipakai untuk lebih memastikan diagnosis dalam keadaan yang
meragukan, apakah suatu penyakit disebabkan oleh Troponema atau
bukan
.6 Penatalaksanaan
Benzatin penisilin diberikan dalam dosis 2,4 juta unit untuk orang dewasa dan
untuk 1,2 juta unit anak-anak. Hingga saat ini, penisilin merupakan obat pilihan,
tetapi bagi mereka yang peka dapat diberikan tetrasiklin atau eritromisin 2 gr/hari
selama 5 – 10 hari.
Menurut Departemen Kesehatan RI, (2004) dan (2007) bahwa pilihan
pengobatan utama adalah benzatin penicillin dengan dosis yang sama, alternative
pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian tetrasiklin,
doxiciclinedaneritromisin. Anjuran pengobatan secara epidemiologi untuk
frambusia adalah sebagai berikut :
a. Bila sero positif > 50% atau prevalensi penderita di suatu desa/ dusun> 5 %
maka seluruh penduduk diberikan pengobatan.
b. Bila sero positif 10 – 50 % atau prevalens ipenderita di suatu desa 2 – 5 %
maka penderita, kontak, dan semua usia 15 tahun atau kurang diberikan
pengobatan.
c. Bila seropositive kurang 10 % atau prevalensi penderita di suatu desa/ dusun <
2 % maka penderita, kontak serumah dan kontak erat diberikan pengobatan.
d. Untuk anak sekolah setiap penemuan kasus dilakukan pengobatan seluruh
murid dalam kelas yang sama.
Pathway frambusia
Troponemapalidum sub
spesiespertenue
Masukkedalamtubuh
Infeksipadakulit
prognosapenyakit,
perawatanjangkapanjang Ansietas
Frambusia
MRS
Kurangterpajaninformasi Defisiensipen
getahuan
Tulangdanse
Kulit
ndi
Infeksibakteritro Infeksibakteritroponem
ponemapalidum apalidummenyerangjar
Kelainan /
berkembangbiak i-jaridantulang
lesipadakulit
dijaringan diekstremitas
Ulkus
Papiloma
keloid Kerusakanpadatul
anghidungdan
Permukaanlesib septum nasi
asah, lembab,
tidakbernanah Kontraktur
Hilangnyabentuk
hidung
Gangguanci
Kerusakaninte Hambatanmo
gritaskulit bilitasfisik tratubuh
2.1 Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesa
- Identitas
- Keluhan utama :gatal-gatal, demam, sakit kepala, nyeri tulang dan
sendi, terdapat benjolan-benjolan pada kulit.
- Riwayat penyakit sekarang :gatal-gatal, demam, sakit kepala, nyeri
tulang dan sendi, terdapat benjolan-benjolan pada kulit.
- Riwayat penyakit dahulu :Pasien sebelumnya pernah menderita
penyakit frambusia, dan kambuh kembali.
b. Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa keperawatan
a. Defisiensi pengetahua berhubungan dengan tidak familier dengan
sumber informasi ditandai dengan pengungkapan masalah,
ketidakakuratan mengikuti perintah, perilaku tidak tepat.
b. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan
gelisah, wajah tegang, tampak waspada, gangguan tidur.
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan
ditandai dengan mengungkapkan persepsi yang mencerminkan
perubahan pandangan tentang tubuh individu dalam penampilan,
trauma pada bagian yang tidak berfungsi, perubahan dalam keterlibatan
sosial.
d. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi ditandai
dengan pergerakan lambat, pergerakan tidak terkoordinasi,
keterbatasan rentang pergerakan sendi.
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor
ditandai dengan kerusakan lapisan kulit, gangguan permukaankulit,
invasi struktur tubuh.
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan.
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana
tindakan/intervensi keperawatan yang telah ditetapkan/dibuat
5. EvaluasiKeperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah
keperawatan telah teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan
mengacu pada Kriteria evaluasi.
BAB III
PENUTUP
.1 Kesimpulan
Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh
Treponemapallidumssp.pertenue yang memiliki 3 stadium dalam proses
manifestasi ulkus sepertiulkus atau granuloma (mother yaw). Penyakit ini adalah
penyakit kulit menular yang dapat berpindah dari orang sakit frambusia kepada
orang sehat dengan luka terbuka atau cedera/trauma.
Pada awal terjadinya infeksi frambusia agen akan berkembang baik didalam
jaringan penjamu, setelah itu akan muncul lesi intinal berupa papiloma buah arbei,
yang memiliki permukaan yang basah, lembab, tidak bernanah dan tidak sakit,
kadang disertai dengan peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan
persendian. Apabila tidak segera diobati agen akan menyerang kulit, otot, serta
persendian. Proses penyebaran frambusia ada 2, yaitu penularan secara langsung
(direct contact), dan penularan secara tidak langsung (indirect contact)
Gejala klinis frambusia terdiri atas 3 stadium yaitu: stadium I, stadium II.
Stadium III, selain itu jua dibagi lagi dalam beberapa tahapan antara lain; tahap
prepatogenesis, tahap inkubasi, tahap dini, tahap lanjut, dan tahap pasca
patogenesis.
3.2 Saran
Frambusia merupakan penyakit kulit yang dapat menular, banyak hal yang
dapat membuat penyakit frambusia dapat terjadi, salah satunya yaitu kondisi
tempat yang kotor dan tidak sehat. Oleh karena itu, diharapkan bagi semua
masyarakat untuk selalu memperhatikan kondisi lingkungannya dan menjaga
kesehatan baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan tempat tinggal.
DAFTAR PUSTAKA