Disusun Oleh:
HABIB SYAPUTRA RAHMANSYAH (201320100003)
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Epidemiologi Penyakit Frambusia” untuk memenuhi tugas di fakultas
ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Bakti Indonesia Banyuwamgi.
Penyusunan makalah ini tidak dapat lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
ii | E p i d e m i o l o g i P e n y a k i t M e n u l a r F r a m b u s i a
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................i
A. Kesimpulan .................................................................................................8
B. Saran ...........................................................................................................9
iii | E p i d e m i o l o g i P e n y a k i t M e n u l a r F r a m b u s i a
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
A. PENGERTIAN FRAMBUSIA
Frambusia atau dengan nama lain patek, pian, dan yaws merupakan salah
satu penyakit menular yang paling umum menyerang anak-anak dan
disebabkan oleh kuman Treponema pallidum subspesies pertenue. Penyebaran
penyakit frambusia terjadi akibat adanya kontak langsung kulit
yang luka atau mengalami lesi dengan penderita. Daerah tropis dengan tingkat
kelembaban yang tinggi, ditambah dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat
yang rendah, tingkat kepadatan penduduk tinggi, sanitasi dan perilaku hidup
yang tidak baik serta sehat menjadi faktor yang mendukung penyebaran
penyakit ini (Wanti, Sinaga, Irfan, & Ganggar, 2013).
1. Host (Penjamu)
Host (Penjamu) adalah makhluk hidup yang menjadi tempat terjadinya
perkembangan penyakit. Karakteristik host atau pejamu pada penyakit
frambusia dapat dilihat dari golongan umur, jenis kelamin, dan tingkat
Pendidikan (Trisnadewi, Esa, & Jaweng, 2015). Frambusia lebih banyak
menyerang anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun dan banyak
ditemukan pada anak-anak umur antara 3–15 tahun dan dapat menyerang
baik jenis kelamin laki-laki maupun perempuan tergantung dari gaya
hidup dan PHBSnya (Arisanti, Tanjung, & Cahyani, 2019). Karakteristik
lainnya dari host adalah pengetahuan. Rendahnya tingkat pengetahuan
menyebabkan kemungkinan terserang frambusia lebih besar.
2. Agent (Agen)
Frambusia disebabkan oleh infeksi Treponema pallidum subspesies
pertenue, bakteri berbentuk spiral (spirochete) terkait erat dengan
organisme penyebab penyakit sifilis. Treponema pallidum ssp. pertenue
adalah salah satu dari empat penyakit treponema yang menyerang
manusia (Marks, Mitja, Solomon, Asiedu, & Mabey, 2014).
Treponema pallidum adalah spirochaete yang tidak dapat dikultur
secara invitro. Bakteri ini memiliki motilitas dan dapat bergerak dalam
lingkungan seperti gel misalnya jaringan ikat. Bakteri ini mudah mati
dalam lingkungan yang kering, terkena paparan oksigen atau mengalami
pemanasan, dan tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh host. Keempat
treponema patogen tidak dapat dibedakan secara morfologis dan
serologis, dan memiliki setidaknya 99% urutan DNA homology. Seluruh
genom telah menunjukkan bahwa genom Treponema pallidum ssp.
pertenue berbeda hanya 0,2% dari Treponema pallidum ssp, yang
merupakan penyebab organisme penyebab sifilis kelamin (Marks, Mitja,
Solomon, Asiedu, & Mabey, 2014)
3. Environment (Lingkungan)
Riwayat alamiah penyakit meningitis dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap
pre-patogenesis, patogenesis, dan pasca-patogenesis.
1. Tahap Pre-patogenesis
1. Stadium Primer
Lesi primer atau yang disebut dengan “mother yaw” atau papula (lesi yang
menonjol) terbentuk di tempat masuknya organisme (seperti sebagai
abrasi mikro) setelah masa inkubasi 9-90 hari. Papula mungkin kemudian
berkembang menjadi lesi kecil seperti kembang kol kekuningan
(papiloma), yang tumbuh secara bertahap dan mengembangkan pusat
berlubang ditutupi dengan kerak kuning (ulkus dan ulseropapilloma).
Pada 65-85% kasus, lesi utama frambusia terlihat di kaki dan pergelangan
kaki. Namun, mereka dapat ditemukan di wajah, leher, ketiak, lengan,
tangan dan bokong. Lesi awal, yang sangat menular, dapat memakan
waktu 3-6 bulan untuk sembuh, meninggalkan bekas luka berlubang
dengan margin gelap (WHO, Eradication of Yaws, 2018).
10 | E p i d e m i o l o g i P e n y a k i t M e n u l a r F r a m b u s i a
2. Stadium Primer
Jika tidak diobati, lesi infeksi frambusia primer dan sekunder akan
sembuh secara spontan dan penyakit dapat memasuki masa laten dan
hamper tidak memiliki gejala. Frambusia laten hanya dapat dideteksi
sebagai hasil pengujian serologis (WHO, Eradication of Yaws, 2018).
4. Stadium Tersier
11 | E p i d e m i o l o g i P e n y a k i t M e n u l a r F r a m b u s i a
Perubahan skeletal terjadi pada stadium akhir penyakit frambusia.
Perubahan skeletal ini termasuk periostitis hipertrofi, hidrartrosis, osteitis
dan periostitis gumatosa, dan osteomielitis. Akibat frambusia yang paling
berbahaya, yang terjadi kira-kira 1 persen dari pasien yang tidak diobati,
adalah rhinofaringitis mutilans (gangosa), atau destruksi hebat dari tulang
nasal, maksila, bibir atas dan bagian tengah wajah dengan adanya
perforasi dari hidung dan palatum (Khairina, 2013).
12 | E p i d e m i o l o g i P e n y a k i t M e n u l a r F r a m b u s i a
E. ETIOLOGI DAN PENCEGAHAN
1. Promosi Keluarga
2. Pengendalian faktor risiko
3. Pemberian Obat Pencegahan secara Massal (POPM) Frambusia
4. Surveilans Frambusia
1. Promosi Kesehatan
13 | E p i d e m i o l o g i P e n y a k i t M e n u l a r F r a m b u s i a
kebersihan pribadi seperti mandi dengan menggunakan air dan sabun,
maka infeksi frambusia populasi dapat dihentikan. Promosi untuk
menghentikan penularan frambusia dilakukan dengan melakukan
kegiatan sosialisasi frambusia dan kampanye penggunaan air, sabun, dan
pemeliharaan kebersihan lingkungan. Melalui kegiatan promosi ini, maka
dapat meningkatkan pengetahuan umum tentang penularan frambusia dan
perilaku hidup bersih dan sehat komunitas.
14 | E p i d e m i o l o g i P e n y a k i t M e n u l a r F r a m b u s i a
kecuali yang ditunda pengobatanya seperti ibu hamil, penduduk dengan
penyakit bawaan atau mengalami alergi terhadap zat tertentu.
4. Surveilans Frambusia
15 | E p i d e m i o l o g i P e n y a k i t M e n u l a r F r a m b u s i a
untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien
untuk melaksanakan program Eradikasi Frambusia.
16 | E p i d e m i o l o g i P e n y a k i t M e n u l a r F r a m b u s i a
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Frambusia atau dengan nama lain patek, pian, dan yaws merupakan salah
satu penyakit menular yang paling umum menyerang anak-anak dan
disebabkan oleh kuman Treponema pallidum subspesies pertenue.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang
apa itu penyakit menular frambusia dan dapat kita praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.
17 | E p i d e m i o l o g i P e n y a k i t M e n u l a r F r a m b u s i a
DAFTAR PUSTAKA
18 | E p i d e m i o l o g i P e n y a k i t M e n u l a r F r a m b u s i a