BERBASIS KOMPUTER
BERBASIS KOMPUTER
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dan kebutuhan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan terutama dokumentasi asuhan keperawatan. Jurnal ini mengenai sistem
informasi keperawatan berbasis komputer yang dilakukan melalui studi pustaka dan jurnal.
Sistem informasi keperawatan melalui dokumentasi asuhan keperawatan elektronik adalah
bagian dari rekam medik elektronik (Electronic Health Records) yang tidak lain adalah
subsistem dari sistem informasi rumah sakit. Sistem informasi sangat dipengaruhi oleh elemen
pelaku sistem dan elemen komponen, sistem informasi keperawatan berbasis komputer dapat
dikombinasi dengan teknologi lain misalnya smart card dengan barcode, teknologi nirkabel dan
personal digital assistant. Sistem informasi keperawatan tidak hanya dalam bentuk dokumentasi
asuhan keperawatan elektronik tetapi dapat dikembangkan pada perencanaan ketenagaan sampai
dengan pengembangan tenaga, penjadwalan shift, penilaian kinerja, jenjang karir, pengujian
kompetensi, penghitungan angka kredit, renumerasi, perencanaan alat dan logistik, undangan
rapat elektronik, survey dalam pengendalian mutu pelayanan keperawatan.
B. Kajian Literatur dan Pembahasan Sistem Informasi Keperawatan berbasis komputer
1. Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Karakteristik sistem, memiliki komponen, batas sistem
(boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung sistem (interface), masukan
sistem (input), keluaran sistem (output), pengolah sistem (process), sasaran sistem. Klasifikasi
Sistem terdiri atas sistem abstrak, sistem fisik, sistem alamiah, sistem buatan manusia, sistem
tertentu (deterministic system), sistem tak tentu (probabilistic system), sistem tertutup (close
system), sistem terbuka (open system). Pelaku sistem terdiri dari kelompok pemakai,
manajemen, pemeriksa, penganalisa sistem, pendesain sistem, programmer, personel
pengoperasian. Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan
(building block), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output,
komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan
komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain
membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
a. Komponen input
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode
dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-
dokumen dasar.
b. Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah
ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
c. Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
d. Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk
menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
e. Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi
berfungsi sebagai tempat untuk menampung data base atau lebih mudah dikatakan sebagai
sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem
informasi.
1) Input Hardware digunakan untuk mentransmisikan data ke processing dan storage
hardware. Peralatan yang paling populer untuk memasukkan data yaitu kombinasi
antara keyboard dan layar monitor, mouse, scanner, voice recognition device, hard
writing recognition device, machine data input (misalnya: modem), light pen, dan bar
code reader.
2) Processing Hardware meliputi peralatan yang bertugas untuk menghitung,
membandingkan dan melaksanakan instruksi-instruksi khusus. Dalam Central
Processing Unit (CPU) terdapat control unit, Arithmetic Logic Unit (ALU), dan sistem
memory yang kadang-kadang disebut main memory. Kontrol unit mengambil instruksi-
instruksi dari sistem memori dan menterjemahkannya. ALU melaksanakan instruksi
yang telah diterjemahkan. Sistem memori digunakan untuk menyimpan instruksi data
dan instruksi program. Untuk menghubungkan CPU dengan peralatan komputer lainnya
digunakan data bus atau processor channel. Kapasitas komputer dapat diukur dari
kecepatan pemrosesan dan kemampuan ALU untuk memanipulasi data dalam 1 cycle.
Kecepatan pemrosesan dapat dinyatakan dalam cycle per second (biasanya dalam
satuan MHz) atau dalam instruksi per second, biasanya dalam satuan millions of
instructions per second (MIPS). Ada dua jenis dasar processor memory, yaitu read only
memory (ROM) yang bersifat non-volatile dan random access memory (RAM) yang
bersifat volatile (isi RAM akan hilang jika power off).
3) Storage Hardware RAM dipakai untuk menyimpan data atau program yang sedang aktif
diproses. RAM tidak dapat dipakai sebagai storage hardware karena kapasitas RAM
terbatas dan RAM bersifat volatile, dimana data akan hilang jika sistem shut down.
Sebagai penggantinya dipakai external magnetic media untuk menyimpan data dan
program yang sedang tidak aktif diproses.
Media penyimpanan data:
(1) Magnetic storage hardware:
(a) Disk storage digunakan sebagai medium storage dalam industri sistem informasi terdiri
atas tracks dan sectors yang merupakan tempat menyimpan data secara magnetik data
dibaca dan direkam dengan menggunakan read/write heads.
(b) Tape storage merupakan storage yang berbentuk magnetic tape harganya relatif lebih
murah, tetapi data hanya dapat diakses secara berurutan.
(2) Optical storage hardware mempunyai kapasitas yang tinggi, compact, dan durable
storage tetapi untuk merubah data, dan lebih mahal. Ada tiga macam optical storage
hardware, yaitu: CD-ROM (compact disk-read only memory), populer digunakan pada
multimedia dan WORM (write-once/read-many), Erasable optical disks, dapat dibaca
dan ditulisi.
4) Output Hardware
Printer dengan berbagai jenis dan model, voice output, plotter dan layar monitor.
f. Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan memanipulasi data
yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
g. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan
satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat
lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut Database Management System(DBMS).
h. Komponen control
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi. Beberapa pengendalian perlu dirancang
dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah
ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
Elemen-elemen yang disebutkan diatas adalah sebuah pondasi untuk membangun sebuah
sistem informasi berbasis komputer, sangat mempengaruhi keberhasilan dalam menjalankan
sebuah sistem informasi.
Selain faktor sistem sendiri yang berpengaruh terhadap pengembangan sistem informasi
dalam keperawatan, maka karena perawat sebagai pelaku/pemakai dalam sistem informasi perlu
sebuah manajemen perubahan untuk mengelola perubahan dari sistem informasi yang bersifat
manual menjadi teknologi komputer. Tidak semua teknologi komputer tepat dalam pelayanan
keperawatan, karena pelayanan keperawatan merupakan hubungan antar manusia dan komputer
bukanlah pengganti perawat, tetapi posisi komputer disini hanya membantu mengerjakan
pekerjaan yang dapat dilakukan oleh sebuah alat dan perawat dapat lebih memfokuskan
pelayanan keperawatan secara langsung. Komputer bukan pembatas antara perawat dan
kliennya.
Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, (2003) beberapa institusi
kesehatan yang menerapkan sistem komputer, setiap perawat dalam tugasnya dapat menghemat
sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokumentasi keperawatan dan meningkat
keakuratan dalam dokumentasi keperawatan. Diikuti dari hasil penelitian di RS Universitas
Kyorin Jepan, sebanyak 83% responden menyatakan pelaporan insiden kesalahan medis dengan
administrasi data base (Electronics Health Record) dapat menghemat waktu dan mudah untuk
menganalisa struktur asuhan keperawatan. (Seto, R et al, 2009). Rumah Sakit Mikkeli Finlandia
sejak tahun 2003 s.d. 2004 mengembangkan sistem informasi pendokumentasian keperawatan
dan hasilnya sangat membantu proses asuhan keperawatan (Kivekas, E and Raija EH, 2009).
Berbagai data hasil penelitian di luar sana telah begitu banyak dilakukan, dukungan
pemerintah melalui peraturan telah ada tetapi sistem informasi keperawatan berbasis komputer
masih belum membumi, sistem ini masih seperti barang langka. Jika di analisa dari sudut pelaku
sistem informasi yang terdiri dari kelompok pemakai, manajemen, pemeriksa, penganalisa
sistem, pendesain sistem, programmer, personel pengoperasian maka perlu mensosialisasikan
manfaat dan betapa mudahnya untuk menggunakan sistem informasi ini terutama kepada
pemakai dan manajemen karena kelompok pelaku lainnya telah beberapa langkah lebih maju dan
siap berada di sistem informasi.
C. Kesimpulan dan Rekomendasi
1. Kesimpulan
a. Diantara beberapa elemen sistem informasi maka elemen pelaku sistem (kelompok pemakai,
manajemen, pemeriksa, penganalisa sistem, pendesain sistem, programmer, personel
pengoperasian) dan elemen komponen (komponen input, komponen model, komponen
output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis
data, dan komponen kontrol) mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keberhasilan
penerapan sistem informasi.
b. Dokumentasi asuhan keperawatan elektronik sebagai bagian dari rekam medik elektronik
(Electronic Health Records) berdampak positif dapat terhadap mutu pelayanan dan dapat
dipertanggungjawabkan, menghemat waktu dan mengurangi penggunaan kertas (paper
less). Membantu mengurangi permasalahan ketidaklengkapan pengisian rekam medik.
c. Sistem informasi keperawatan berbasis komputer dapat dikombinasi dengan teknologi lain
misalnya smart card dengan barcode, teknologi nirkabel dan Personal Digital Assistant
(PDA).
2. Rekomendasi
Sistem informasi keperawatan tidak hanya dalam bentuk dokumentasi asuhan
keperawatan elektronik tetapi dapat dikembangkan pada perencanaan ketenagaan sampai dengan
pengembangan tenaga, penjadwalan shift, penilaian kinerja, jenjang karir, pengujian kompetensi,
penghitungan angka kredit, renumerasi, perencanaan alat dan logistik, undangan rapat
elektronik, survey dalam pengendalian mutu pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
American Nursing Association ANA (2008), Developing telehealth Protocol: A Blueprint for
Success Washington DC . American Nurses Publication.
Delaney, (2001). Health Informatics and Oncology Nursing. Oncology Nursing Journal 17 (1) 2-
6
Kivekas, E and Raija-E, H (2009). The Development and the Trial of the Nationally
Standardized Electronic Nursing Documentation (NSEND)in Southern Savos Hospital District.
Connecting Health and Humans K. Saranto et al. (Eds.)IOS Press.
Peterson, H., & Jelger, U.G. (1988). Hospital information systems. In M.J. Ball, NewYork:
Springer.
Saba, V. K. & McCormick, K. A. (2001). Inti komputer untuk perawat (4th ed). New York:
McGraw Hill, p 184.Simpson 2006
Saranto, K & Kinnunen UM, .(2009). Evaluating nursing documentation research designs and
methods: systematic review. Journal of Advanced Nursing
Seto, R et al, (2009). Development of the Incident Reporting System Using the Nursing
Administrative Database. Connecting Health and Humans K. Saranto et al. (Eds.) IOS Press.
Sortlife dan Blois, (2001) The Computer meet Medicine: Emerge of Discipline . Medical
Informatics: Computer Application in Healthcare 3-40 New York Springer.
http://muhamadagunggumelar.blogspot.com/2014/10/sistem-informasi-keperawatan-
berbasis.html