Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

BERBASIS KOMPUTER

REVIEW JURNAL OLEH:


03 PEBRUARI 2020
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

BERBASIS KOMPUTER

ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dan kebutuhan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan terutama dokumentasi asuhan keperawatan. Jurnal ini mengenai sistem
informasi keperawatan berbasis komputer yang dilakukan melalui studi pustaka dan jurnal.
Sistem informasi keperawatan melalui dokumentasi asuhan keperawatan elektronik adalah
bagian dari rekam medik elektronik (Electronic Health Records) yang tidak lain adalah
subsistem dari sistem informasi rumah sakit. Sistem informasi sangat dipengaruhi oleh elemen
pelaku sistem dan elemen komponen, sistem informasi keperawatan berbasis komputer dapat
dikombinasi dengan teknologi lain misalnya smart card dengan barcode, teknologi nirkabel dan
personal digital assistant. Sistem informasi keperawatan tidak hanya dalam bentuk dokumentasi
asuhan keperawatan elektronik tetapi dapat dikembangkan pada perencanaan ketenagaan sampai
dengan pengembangan tenaga, penjadwalan shift, penilaian kinerja, jenjang karir, pengujian
kompetensi, penghitungan angka kredit, renumerasi, perencanaan alat dan logistik, undangan
rapat elektronik, survey dalam pengendalian mutu pelayanan keperawatan.

Kata kunci: Teknologi Informasi keperawatan, jaringan komputer.

A.    Latar Belakang


Sistem informasi pelayanan kesehatan berbasis elektronik dimulai di akhir tahun 1970
digambarkan sebagai sistem modular yang dirancang dengan spesifik berfokus untuk
perencanaan pasien pulang secara elektronik atau semacam instruksi untuk tes diagnostik
(Peterson & Jelger, 1988). Pemikiran sistem informasi keperawatan berbasis komputer berawal
sebagai salah satu solusi dari pendokumentasian proses keperawatan yang tidak lengkap karena
tingginya beban kerja perawat. Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan
keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak
disertai pendokumentasian yang lengkap (Hariyati, RT., 1999).  Pendokumentasian asuhan
keperawatan yang tidak benar memberi peluang pelayanan yang tidak baik dan dapat merugikan
klien.
Sistem informasi keperawatan berbasis komputer dapat meningkatkan pelayanan kepada
pasien dan membuat pelayanan keperawatan lebihbermakna, karena  mengurangi kerja dengan
kertas (paperless) dan meningkatkan komunikasi serta menghemat waktu perawat,
meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien. Informatika kesehatan berfokus pada ilmu
tentang cara memperoleh, menyimpan, mempresentasikan, menyebarluaskan dan menggunakan
data serta informasi untuk keperluan pelayanan kesehatan, memecahkan masalah, dan membuat
keputusan (Sortlife dan Blois, 2001). Tujuannya adalah meningkatkan penggunaan data
kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan, riset dan pendidikan (Delaney, 2001).
Fokusnya lebih pada pengelolaan informasi yang sangat efektif menggunakan komputer karena
perkembangan teknologinya sangat pesat dan semakin tinggi kemampuan teknologi komputer
disertai semakin murah biaya pemanfaatannya. Komputer telah menghasilkan jaringan
komunikasi yang kuat yang dapat digunakan organisasi untuk melakukan akses informasi
dengan cepat, tidak terbatas pada ruang dan waktu.
Sistem informasi keperawatan dan kesehatan telah dikembangkan di berbagai negara.  
Pengembangan sistem informasi kesehatan juga telah dilakukan di Yordania (Hasna, F. 2008).
Di Skotlandia telah mengembangkan portal untuk mendukung peningkatan informasi kesehatan
sejak tahun 2009 (Strachan, 2009). Indonesia sendiri secara hukum telah ditetapkan melalui
kebijakan Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan Dan
Strategi Nasional Pengembangan E-Government dan kebijakan pemerintah khususnya Inpres
No.1 Tahun 2006 tentang Pengembangan Pendayagunaan Telematika di Indonesia.

B.    Kajian Literatur dan Pembahasan Sistem Informasi Keperawatan berbasis komputer
1.      Sistem  Informasi
Sistem  informasi merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Karakteristik sistem, memiliki komponen, batas sistem
(boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung sistem (interface), masukan
sistem (input),  keluaran sistem (output), pengolah sistem (process),  sasaran sistem. Klasifikasi
Sistem terdiri atas sistem abstrak, sistem fisik, sistem alamiah, sistem buatan manusia, sistem
tertentu (deterministic system), sistem tak tentu (probabilistic system), sistem tertutup (close
system), sistem terbuka (open system). Pelaku sistem terdiri dari  kelompok pemakai,
manajemen,  pemeriksa, penganalisa sistem, pendesain sistem, programmer, personel
pengoperasian. Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan
(building block), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output,
komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan
komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain
membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
a.       Komponen input
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode
dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-
dokumen dasar.
b.      Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah
ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
c.       Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
d.      Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk
menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,  menghasilkan dan
mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
e.       Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi
berfungsi sebagai tempat untuk menampung data base atau lebih mudah dikatakan sebagai
sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem
informasi.
1)     Input Hardware digunakan untuk mentransmisikan data ke processing dan storage
hardware. Peralatan yang paling populer untuk memasukkan data yaitu kombinasi
antara keyboard dan layar monitor, mouse, scanner, voice recognition device, hard
writing recognition device, machine data input (misalnya: modem), light pen, dan bar
code reader.
2)   Processing Hardware meliputi peralatan yang bertugas untuk menghitung,
membandingkan dan melaksanakan instruksi-instruksi khusus. Dalam Central
Processing Unit (CPU) terdapat control unit, Arithmetic Logic Unit (ALU), dan sistem
memory yang kadang-kadang disebut main memory. Kontrol unit mengambil instruksi-
instruksi dari sistem memori dan menterjemahkannya. ALU melaksanakan instruksi
yang telah diterjemahkan. Sistem memori digunakan untuk menyimpan instruksi data
dan instruksi program. Untuk menghubungkan CPU dengan peralatan komputer lainnya
digunakan data bus atau processor channel. Kapasitas komputer dapat diukur dari
kecepatan pemrosesan dan  kemampuan ALU untuk memanipulasi data dalam 1 cycle.
Kecepatan pemrosesan dapat dinyatakan dalam cycle per second (biasanya dalam
satuan MHz) atau dalam instruksi per second, biasanya dalam satuan millions of
instructions per second (MIPS). Ada dua jenis dasar processor memory, yaitu read only
memory (ROM) yang bersifat non-volatile dan random access memory (RAM) yang
bersifat volatile (isi RAM akan hilang jika power off).
3)    Storage Hardware RAM dipakai untuk menyimpan data atau program yang sedang aktif
diproses. RAM tidak dapat dipakai sebagai storage hardware karena kapasitas RAM
terbatas dan RAM bersifat volatile, dimana data akan hilang jika sistem shut down.
Sebagai penggantinya dipakai external magnetic media untuk menyimpan data dan
program yang sedang tidak aktif diproses.  
Media penyimpanan data:
(1) Magnetic storage hardware:
(a) Disk storage digunakan sebagai medium storage dalam industri sistem informasi terdiri
atas tracks dan sectors yang merupakan tempat menyimpan data secara magnetik data
dibaca dan direkam dengan menggunakan read/write heads.
(b) Tape storage merupakan storage yang berbentuk magnetic tape harganya relatif lebih
murah, tetapi data hanya dapat diakses secara berurutan.
(2) Optical storage hardware  mempunyai kapasitas yang tinggi, compact, dan durable
storage tetapi untuk merubah data, dan lebih mahal. Ada  tiga macam optical storage
hardware, yaitu: CD-ROM (compact disk-read only memory), populer digunakan pada
multimedia dan WORM (write-once/read-many), Erasable optical disks, dapat dibaca
dan ditulisi.
4) Output Hardware
Printer dengan berbagai jenis dan model,  voice output, plotter dan layar  monitor.
f.       Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan memanipulasi data
yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
g.      Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan
satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat
lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut Database Management System(DBMS).
h.      Komponen control
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi. Beberapa pengendalian perlu dirancang
dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah
ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Elemen-elemen yang disebutkan diatas adalah sebuah pondasi untuk membangun sebuah
sistem informasi berbasis komputer, sangat mempengaruhi keberhasilan dalam menjalankan
sebuah sistem informasi.

1.      Sistem Informasi Keperawatan


Sistem informasi keperawatan difokuskan pada data dan struktur, manajemen informasi
dan teknologi termasuk database yang dibutuhkan untuk mengelola informasi secara efektif.
Namun juga termasuk penggunaan teori dari linguistik, antarmuka manusia-mesin, konsep
pengambilan keputusan, kognitif, komunikasi, teknik, kepustakaan, dan dinamika organisasi
(Saba & McCormick 2006). Sistem informasi keperawatan adalah ilmu  khusus yang
mengintegrasikan keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu informasi untuk mengelola dan
mengkomunikasikan data, informasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan dalam praktek
keperawatan. (ANA, 2008).  Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari berbagai
aspek sehingga dapat dihasilkan sebuah informasi, pada prinsipnya hal mendasar yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan sistem adalah  produktifvitas, realibilitas, maintabilitas dari
sistem tersebut

Penggunaan teknologi informasi selama dekade terakhir cenderung meningkat, tetapi


banyak juga dari sistem ini mengalami kegagalan (Despont-Gros et al, 2005). Kegagalan terkait
dengan realisasi biaya (Sicotte et al. 1998). Beberapa alasan dapat menyebabkan kegagalan
adopsi teknologi informasi dalam perawatan. Kegagalan sistem informasi telah dikaitkan dengan
komunikasi efektif, kompetensi pengguna, intuitif dari desain sistem, sistem manajemen
perubahan (Lorenzi & Riley 2000, Alexander et al 2007). Menurut kerangka yang
dikembangkan oleh Ammenwerth et al. (2006), kegagalan untuk mengadopsi sistem teknologi
informasi keperawatan disebabkan individu pengguna akhir (misalnya kecemasan terhadap
komputer, motivasi), atribut teknologi (misalnya kegunaan, kinerja) dan atribut tugas klinis dan
proses menggunakan aplikasi teknologi informasi  (kompleksitas tugas). Kegagalan teknologi
informasi  sering disebabkan oleh kurangnya komunikasi antara pengguna dan desainer (Bussen
& Myers,  1997) dalam Courtney, KL,. Et al (2008). 

Selain faktor sistem sendiri yang berpengaruh terhadap pengembangan sistem informasi
dalam keperawatan, maka karena perawat sebagai pelaku/pemakai dalam sistem informasi perlu
sebuah manajemen perubahan untuk mengelola perubahan dari sistem informasi yang bersifat
manual menjadi teknologi komputer.  Tidak semua teknologi komputer tepat dalam pelayanan
keperawatan, karena pelayanan keperawatan merupakan hubungan antar manusia dan komputer
bukanlah pengganti perawat, tetapi posisi komputer disini hanya membantu mengerjakan
pekerjaan yang dapat dilakukan oleh sebuah alat dan perawat dapat lebih memfokuskan
pelayanan keperawatan secara langsung.  Komputer bukan pembatas antara perawat dan
kliennya.

2.      Aplikasi Sistem Informasi Keperawatan Berbasis Komputer


Banyak sistem informasi dalam keperawatan yang dapat dilakukan berbasis komputer
seperti perencanaan ketenagaan sampai dengan pengembangan tenaga, penjadwalan shift,
penilaian kinerja, pengujian kompetensi, penghitungan angka kredit, renumerasi, perencanaan
alat dan logistik, undangan rapat elektronik, survey dalam pengendalian mutu pelayanan
keperawatan dan yang sekarang sedang berkembang adalah sistem informasi pendokumentasian
asuhan keperawatan berbasis komputer sistem ini dapat menjadi bagian dari sistem informasi
rumah sakit dan menjadi rekam medik elektronik. Teknologi yang digunakan dalam sistem
informasi ini sebagai dasar adalah komputer dan perangkat aksesoris pendukungnya sistem ini
juga dapat dikombinasi dengan:
a.    Teknologi penyimpan portable seperti smart card dengan barcode untuk mengakses rekam
medik elektronik ketika klien kembali membutuhkan pelayanan pada instansi kesehatan dan
kartu tersebut menjadi milik klien. Selain jenis smart card dengan barcode ada juga radio
frequency identifier (RFID) yang memungkinkan pengidentifikasian identitas melalui radio
frekuensi. Jika menggunakan barcode, rumah sakit masih memerlukan barcode reader, maka
penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan alat tersebut. Setiap barang (misalnya
obat ataupun berkas rekam medis) yang disertai dengan RFID akan mengirimkan sinyal terus
menerus ke dalam database komputer. Sehingga pengidentifikasian akan berjalan secara
otomatis.
b.    Teknologi nirkabel, pada teknologi ini komputer tidak dihubungkan melalui jaringan kabel
tetapi melalui local area network (LAN) sehingga pemakai dapat mengakses informasi ke
berbagai komputer di pelayanan kesehatan dari satu tempat tanpa terganggu oleh mobilitas 
kabel.
c.    Komputer genggam, penggunaan komputer genggam/Personal Digital assistant (PDA)
sangat menghemat waktu dan tempat, karena melalui sistem PDA ini perawat dapat mengisi
rekam medik klien tanpa harus duduk di depan komputer. 
Meskipun demikian canggihnya teknologi pendukung sistem informasi dalam keperawatan
tak akan ada maknanya bagi profesi bila sistem kesatuan bahasa belum distandarkan dengan
baik.  Teknologi komputer hanya bisa digunakan dengan bahasa standar dan hal ini berdampak
baik bagi profesi keperawatan Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan komputer
sebaiknya mengikuti prinsip-prinsip pendokumentasian, serta sesuai dengan standar
pendokumentasian internasional seperti NANDA, NIC & NOC. Selain sebagai alat menilai
kualitas dokumentasi asuhan keperawatan dalam mengevaluasi perkembangan klien, sistem
dokumentasi elektronik yang menggunakan istilah keperawatan terstruktur dapat memperluas
lingkup penelitian dokumentasi (Saranto, K & Kinnunen UM, 2009). Kesatuan bahasa saja tidak
cukup tetapi motivasi dan sikap positif dari perawat dalam menggunakan sistem informasi
menjadi sangat penting. Sebuah penelitian deskriptif dari 100 personil keperawatan pada rumah
sakit di Southwest Florida dilakukan untuk menilai kebutuhan mereka, preferensi, dan persepsi
yang terkait dengan Electronic Health Records (EHRs) ditemukan bahwa sikap perawat sangat
positif tentang penggunaan EHRs untuk meningkatkan dokumentasi klinis (Moody, et al, 2004).

Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, (2003) beberapa institusi
kesehatan yang menerapkan sistem komputer, setiap perawat dalam tugasnya dapat menghemat
sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokumentasi keperawatan dan meningkat
keakuratan dalam dokumentasi keperawatan. Diikuti dari hasil penelitian di RS Universitas
Kyorin Jepan, sebanyak 83% responden menyatakan pelaporan insiden kesalahan medis dengan
administrasi data base (Electronics Health Record) dapat menghemat waktu dan mudah untuk
menganalisa struktur  asuhan keperawatan. (Seto, R et al, 2009). Rumah Sakit Mikkeli Finlandia
sejak tahun 2003 s.d. 2004 mengembangkan sistem informasi pendokumentasian keperawatan
dan hasilnya sangat membantu proses asuhan keperawatan (Kivekas, E and Raija EH, 2009).

Berbagai data hasil penelitian di luar sana telah begitu banyak dilakukan, dukungan
pemerintah melalui peraturan telah ada tetapi sistem informasi keperawatan berbasis komputer
masih belum membumi, sistem ini masih seperti barang langka. Jika di analisa dari sudut pelaku
sistem informasi yang terdiri dari  kelompok pemakai, manajemen,  pemeriksa, penganalisa
sistem, pendesain sistem, programmer, personel pengoperasian maka perlu mensosialisasikan
manfaat dan betapa mudahnya untuk menggunakan sistem informasi ini terutama kepada
pemakai dan manajemen karena kelompok pelaku lainnya telah beberapa langkah lebih maju dan
siap berada di sistem informasi.
C.    Kesimpulan dan Rekomendasi
1.                 Kesimpulan
a.      Diantara beberapa elemen sistem informasi maka elemen pelaku sistem (kelompok pemakai,
manajemen,  pemeriksa, penganalisa sistem, pendesain sistem, programmer, personel
pengoperasian) dan elemen komponen (komponen input, komponen model, komponen
output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis
data, dan komponen kontrol) mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keberhasilan
penerapan sistem informasi.
b.     Dokumentasi asuhan keperawatan elektronik sebagai bagian dari rekam medik elektronik
(Electronic Health Records) berdampak positif dapat terhadap mutu pelayanan dan dapat
dipertanggungjawabkan, menghemat waktu dan mengurangi penggunaan kertas (paper
less).  Membantu mengurangi  permasalahan ketidaklengkapan pengisian rekam medik.
c.      Sistem informasi keperawatan berbasis komputer dapat dikombinasi dengan teknologi lain
misalnya smart card dengan barcode, teknologi nirkabel dan Personal Digital Assistant
(PDA).

2.                 Rekomendasi
Sistem informasi keperawatan tidak hanya dalam bentuk dokumentasi asuhan
keperawatan elektronik tetapi dapat dikembangkan pada perencanaan ketenagaan sampai dengan
pengembangan tenaga, penjadwalan shift, penilaian kinerja, jenjang karir, pengujian kompetensi,
penghitungan angka kredit, renumerasi, perencanaan alat dan logistik, undangan rapat
elektronik, survey dalam pengendalian mutu pelayanan keperawatan.
 
DAFTAR PUSTAKA
American Nursing Association ANA (2008), Developing telehealth Protocol: A Blueprint for
Success Washington DC . American Nurses Publication.

Courtney, KL,. Et al (2008). Information technology from novice to expert: implementation


Implications. Journal of Nursing Management, 2008, 16, 692–699.

Delaney, (2001). Health Informatics and Oncology Nursing. Oncology Nursing Journal 17 (1) 2-
6

Hasna, F. (2008). Nursing information systems in Jordan. International Journal of Nursing


Practice 2009; 15: 69–73.

Kivekas, E and Raija-E, H (2009). The Development and the Trial of the Nationally
Standardized Electronic Nursing Documentation (NSEND)in Southern Savos Hospital District.
Connecting Health and Humans K. Saranto et al. (Eds.)IOS Press.

Moody, LE et al (2004). Electronic Health Records Documentation in Nursing: Nurses'


Perceptions, Attitudes, and Preferences. Medscape Journal electronik

Peterson, H., & Jelger, U.G. (1988). Hospital information systems. In M.J. Ball, NewYork:
Springer.

Saba, V. K. & McCormick, K. A. (2001). Inti komputer untuk perawat (4th ed). New York:
McGraw Hill, p 184.Simpson 2006

Saranto, K & Kinnunen UM, .(2009). Evaluating nursing documentation research designs and
methods: systematic review. Journal of Advanced Nursing

Seto, R et al, (2009). Development of the Incident Reporting System Using the Nursing
Administrative Database. Connecting Health and Humans K. Saranto et al. (Eds.) IOS Press.

Sortlife dan Blois, (2001) The Computer meet Medicine: Emerge of Discipline . Medical
Informatics: Computer Application in Healthcare 3-40 New York Springer.

Strachan, H and Dallest, K.(2009). An Electronic Portal to Support Using Information to


Improve Healthcare. Connecting Health and Humans K. Saranto et al. (Eds.).IOS Press.

http://muhamadagunggumelar.blogspot.com/2014/10/sistem-informasi-keperawatan-
berbasis.html

Anda mungkin juga menyukai