Setelah tengok kanan kiri, ternyata korban itu bukan aku saja. Isu globalisasi
berdampak pada mereka yang memiliki idealis tinggi. Saat membangun pilar kebenaran
tendangan sana-sini. Mengikuti arus dan membenarkan pendapat umum adalah hal paling
mudah. Para maha ini menjadi kebingungan, sulit mencari arah, lupa jati diri. Bung Karno
mengatakan "Suatu bangsa apabila kehilangan jati dirinya, maka bangsa tersebut tidak akan
mampu bertahan hidup, bahkan akan punah”. Sedang Musthafa Al-Ghulayyani dalam kitab
Jazariyyah juga mengatakan bahwa “Sesungguhnya di tangan pemuda hari ini adalah
perkara-perkara umat dan masa depan umat ada pada pemuda hari ini”. Lalu bagaimana aku
dan kebanyakan yang lain memegang masa depan negara ini? Apakah Indonesia “masih”
Indonesia kelak?
Seratus tahun kemerdekaan adalah angka proses panjang yang dilalui negera dalam
membangun kesejahteraannya. Menurut Presiden Jokowi 100 tahun Indonesia merdeka
adalah waktu negara ini untuk mencapai puncak kejayaannya. Di iming-imingi bonus
demografi menurut BPS Proporsi penduduk usia produktif 15-64 tahun pada 2045 tercapai
66,6 persen. Memunculkan visi generasi Inonesia Emas 2045. BAPPENAS merancang visi
Indonesia emas 45 dengan skenario pertumbuhan ekonimi yang memperkirakan PBD
Indonesia menjadi peringkat ke 4 dan dengan pendapatan perkapita 47.000 dolar. Siapa tidak
terpesona dengan impian dan cita-cita ini?. Benih harapan itu muncul. Presiden Jokowi telah
merancang 3 langkah menuju Indonesia Emas, yaitu pertama adalah pembangunan
infrastruktur, kedua pembangunan industri pengolahan (meningkatkan nilai tambah produk)
dan ketika meningkatkan jasa pariwisata.
Dampak langkah pembangunan tak lepas dari sisi positif dan negatif diberagam
bagian. Kemudian harus ada bagian yang mengalah. Siapa lagi yang bisa dijarah haknya demi
pembangunan kalau bukan alam dan lingkungan sekitar. aku menjadi penonton bagaimana
perubahan lingkungan harus dikorbankan, karna kemaslahatan umat. Diam-diam aku
mengiyakan pernyataan malaikat, manusia dibumi adalah perusak. Ketika ingin menyatakan
keberatan, yang dihadapkan orang kelaparan dan kemiskinan. Ketika pesimis pada usaha
mengeduk bumi dikatakan tidak peduli pada kemajuan bangsa. Hasilnya aku mengikuti hal
yang paling mudah mengikuti arus dan membenarkan pendapat umum.
Pemikiran ini yang membuahkan aku menyadari, kalau aku bukan korban masa kini.
Tapi aku memiliki idealis, tapi tertutupi kondisi dilematis. Terkuak satu persatu benang siapa
aku diposisiku. Keresahan ini ternyata disadari banyak kalangan, tapi kurang gencar
disuarakan. Ternyata bukan lingkunganku yang mempengaruhi pandanganku. Tapi aku yang
tidak bisa menyaring informasi yang membentuk aku sebagai MAHASISWA.
Solusi dalam menempuh indonesia yang kaya ini adalah penerapan pembangunan
berkelanjutan secara maksimal. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi
kebutuhan dari generasi yang akan datang. Sehingga pembangunan memiliki daya dukung
yang menjaga kelestarian hidup.
Disinilah muncul idealis bersama mimpi bahwa, aku bisa menjadi bagian generasi
indonesia emas. Pemahaman persiapan indonesia emas harus didasari konsep pembangunan
berkelanjutan. Kekurangan konsep ini terletak dari penerapannya. Maka peran mahasiswalah
yang mampu menjadi kontrol sosial, sebagai pengawas jalannya pembangunan dan pencetus
inovasi agar solusi konkrit pada pemanfaatan alam dan langkah presiden dapat berasaskan
kelestarian lingkungan.
Aku harus jadi bagian dalam menyuarakan ketidakadilan bagi lingkungan maupun
rakyat kecil yang tertindas dalam misi ini. Berpartisipasi dari hal yang kecil sebagai influence
kalangan pemuda. Kebaikan akan selalu diberikan jalan, yakinku. Beberapa teman berjuang
di jalannya masing-masing untuk jadi lilin-lilin kegelapan generasi Z. Seperti pembangunan
NYIA beberapa mahasiswa menyuarakan hak rakyat terhadap penggusuran tanah yang
dimilikinya dan mengkritisi proyek yang dicanangkan masih belum ada amdal. Atau
mahasiswa ITB Tim Kuya Navinata yang berhasil membuat karya tulis membangun dan
mengembangkan Reklamasi Pantai yang efektif, inovatif, ramah lingkungan serta dapat
diimplementasikan di Indonesia. Ada pula yang membangun komonitas Green Generation
Indonesia oleh Pandu Dharma Wicaksono salah satu tokoh inspiratif dalam event Indonesia
Green Award (IGA) tahun 2015. Lalu bagaimana dengan aku? aku masih melakukan
kegiatan kecil. berkecimpung di jurusan kehutanan, meyeretku pada berbagai kegiatan.
Seperti aksi peduli lingkungan, Penanaman pohon, Pencinta alam, aksi switch off dan masih
banyak lainnya. Tapi kegiatan ini masih perlu direnungkan, karena tokoh-tokoh dan teman
sebaya menginspirasi untuk membangun kepedulian itu menggunakan hati, bukan karena
pamer diri atau menambah CV. Bimbingan dan arahan tentu dibutuhkan.
http://nasional.kompas.com/read/2017/03/27/15123691/ini.strategi.jokowi.menuju.indonesia.
emas.2045.
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/10/19/oy2c9f382-catatan-minus-
jokowijk-dari-pembangunan-infrastruktur
https://ftsl.itb.ac.id/mahasiswa-ftsl-dominasi-kompetisi-lkti-dedikasi-2015/
https://umk.ac.id/informasi/berita/2284-kalpataru-untuk-mahasiswa-pengabdi-lingkungan
Biodata diri:
Jurusan : Kehutanan
Email : Firdiya.nur.f@ugm.mail.ac.id
No Hp : 082223083202