Anda di halaman 1dari 8

Soal Modul 02 Topik 05 Water Treatment

1. Komponen water pre-treatment dalam pengolahan air hemodialisis yang baik


terdiri dari :
A. Pompa air, carbon filter, sand filter, cartridge filter, ozone disinfection
B. Pompa air, carbon filter, sand filter, cartridge filter, ultraviolet irradiator
C. Pompa air, cartridge filter, carbon filter, sand filter, dan water softener
D. Pompa air, cartridge filter, carbon filter, sand filter, dan hot disinfection
function
E. Pompa air, sub microne filter, cartridge filter, carbon filter, sand filter
Jawaban : C
2. Kebutuhan air untuk hemodialisis untuk satu kali tindakan dan persiapan
adalah :
A. 200 liter
B. 250 liter
C. 300 liter
D. 150 liter
E. 350 liter
Jawaban : D
3. Angka kuman yang diperbolehkan dalam air untuk hemodialisis, sesuai
Permenkes RI No. 7 tahun 2019 adalah :
A. < 150 CFU /ml
B. < 100 CFU/ml
C. < 300 CFU/ml
D. < 130 CFU/ml
E. ≤ 200 CFU/ml
Jawaban : E

4. Konsentrasi maksimal dari bahan pencemar aluminium dalam air hemodialisis


yang diperbolehkan adalah :
A. 0,01 mg/liter
B. 0,05 mg/liter
C. 0,1 mg/liter
D. 0,5 mg/liter
E. 0,25 mg/liter
Jawaban : A

5. Frekuensi pengukuran hitung koloni / total viable microbial count, sesuai ISO
dan AAMI adalah :
A. Reverse Osmosis dan tangki penampungan setiap setahun sekali
B. Dialisat setiap 3 bulan sekali
C. Dari loop: mesin pertama dan mesin terakhir dari loop, setiap bulan.
D. Minimal 2 tahun sekali semua mesin
E. Ketika prosentase rejeksi dibawah 90%
Jawaban : C

6. Frekuensi pengukuran analisis air (sumber air/ air kota dan air yang telah
diolah) sesuai ketentuan ISO dan AAMI adalah :
A. Setiap 2 tahun
B. Ketika Reverse Osmosis dipasang
C. Setiap 5 tahun
D. Setiap 3 tahun
E. Setiap 1,5 tahun
Jawaban B

7. Berdasarkan PERMENKES RI no 7 Tahun 2019 pemeriksaan kesadahan


(magnesium dan kalsium) dilakukan :
A. Setiap setahun sekali
B. Setiap 2 tahun sekali
C. Setiap 3 tahun sekali
D. Sebelum dan sesudah pengolahan setiap 6 bulan sekali
E. Setiap sebulan sekali
Jawaban D

8. Berdasarkan PERMENKES RI no 7 Tahun 2019 pemeriksaan Klorin


dilakukan:
A. Setiap sebulan sekali
B. Setiap 3 bulan sekali
C. Sebelum dan sesudah pengolahan setiap 6 bulan sekali
D. Setiap setahun sekali
E. Setiap penggunaan alat baru dan setiap pergantian shift dialysis
Jawaban E

9. Berdasarkan PERMENKES RI no 7 Tahun 2019 pemeriksaan Bakteria


(jumlah kuman) dilakukan:
A. Ketika prosentase rejeksi dibawah 90%
B. Setiap 3 bulan sekali
C. Setiap penggunaan alat baru dan setiap setiap sebulan sekali
D. Sebelum dan sesudah pengolahan setiap 6 bulan sekali
E. Minimal 2 tahun sekali semua mesin
Jawaban C

10. Berdasarkan PERMENKES RI no 7 Tahun 2019 pemeriksaan Endotoksin


(jumlah endotoksin) dilakukan:
A. Setiap penggunaan alat baru dan setiap setiap sebulan sekali
B. Saat perubahan Reverse Osmosis (RO)
C. Sebelum dan sesudah pengolahan setiap 6 bulan sekali
D. Setiap 3 bulan sekali
E. Minimal 2 tahun sekali semua mesin
Jawaban A

11. Berdasarkan PERMENKES RI no 7 Tahun 2019 pemeriksaan kimia dan


logam berat dilakukan:
A. Ketika prosentase rejeksi dibawah 90%
B. Setiap penggunaan alat baru, setiap setiap 6 bulan sekali, atau saat
penggantian Reverse Osmosis
C. Setiap setahun sekali
D. Setiap 3 bulan sekali
E. Setiap pergantian shift dialysis
Jawaban B

Modul 02 Topik 07 Komplikasi Tindakan Hemodialisis

1. Termasuk manifestasi klinis akibat komplikasi teknik selama prosedur


dialisis adalah :
A. Aritmia
B. Mual muntah
C. Nyeri dada
D. Gatal gatal
E. Hemolisis
Jawaban : E

2. Komplikasi non teknis yang paling sering didapatkan selama prosedur


dialisis adalah :
A. Aritmia jantung
B. Kram otot
C. Demam
D. Hipotensi
E. Hipertensi intradialitik
Jawaban : D

3. Definisi Hipertensi Intradialitik adalah :


A. Peningkatan tekanan darah sistolik paska dialisis ≥ 20 mmHg
B. Tekanan darah paska hemodialisis ≥ 140/90 mmHg
C. Tekanan darah paska dialisis ≥ 170/90 mmHg
D. Tekanan darah paska dialisis ≥ 160/90 mmHg
E. Tekanan darah sistolik paska dialisis – Tekanan darah sistolik predialisis
≥ 10 mmHg
Jawaban : E
4. Definisi Hipotensi Intradialitik adalah :
A. Penurunan tekanan darah sistolik ≥ 10 mmHg
B. Penurunan mean arterial pressure ≥ 20 mmHg
C. Tekanan darah saat dilakukan dialisis ≤ 90/60 mmHg
D. Tekanan darah saat dilakukan dialisis ≤ 80/60 mmHg
E. Penurunan tekanan darah sistolik ≥ 20 mmHg
Jawaban : E

5. Termasuk faktor predisposisi penting kram otot antara lain :


A. Hipervolemia
B. Kecepatan UF rendah
C. Hipotensi
D. Menggunakan dialisat tinggi Natrium
E. Pasien makan saat dilakukan dialisis
Jawaban : C

6. Penyebab hipotensi intradialisis antara lain


A. Disfungsi sel endotel
B. Hipokalemia
C. Hiperurisemia
D. Suhu dialisat tinggi
E. Calcium ion yang tinggi
Jawaban D

7. Penyebab Hipertensi Intradialitik antara lain:


A. Anemia
B. Dialisis singkat (kecepatan ultrafiltrasi tinggi)
C. Makan selama tindakan hemodialisis
D. Bufer asetat
E. Calcium ion yang tinggi
Jawaban E

8. Penatalaksanaan hipertensi intradialitik meliputi:


A. Posisi Trendelenberg
B. Pemberian infus albumin
C. Pemberian cairan isotonik
D. Menurunkan kadar kalsium diaisat
E. Pemberian cairan koloid
Jawaban D

9. Penatalaksanaan hipotensi intradialitik meliputi:


A. Dialisat isoosmotik
B. Tambahkan waktu dialisis dan ultrafiltrasi
C. Turunkan konsumsi garam
D. Pemberian cairan isotonik
E. Turunkan kadar kalsium diaisat
Jawaban D

10. Penatalaksanaan terhadap Sindrom Disequilibrium antara lain:


A. Posisi Trendelenberg
B. Pemberian cairan isotonik
C. Pemberian cairan koloid
D. Menurunkan kadar kalsium diaisat
E. Memberikan cairan hipertonik, misalnya manitol
Jawaban E

MODUL 02 Topik 08 Adekuasi Hemodialisis

1. Berdasarkan USRDS angka harapan hidup pasien dialisis:


A. ± 8 tahun untuk usia 40-44 tahun
B. ± 6 tahun untuk usia 60-64 tahun
C. ± 7 tahun untuk usia 45-50 tahun
D. ± 5 tahun untuk usia 55-60 tahun
E. ± 10 tahun untuk usia 50-54 tahun
Jawaban : A

2. Target adekuasi hemodialisis berdasarkan PNPK Terapi Pengganti Ginjal


Kemenkes RI 2015 adalah :
A. Sp Kt/V 1,2 untuk HD 2 kali seminggu
B. sp Kt/V 1,8 untuk HD 2 kali seminggu
C. Sp Kt/V 1,6 untuk HD 3 kali seminggu
D. Sp Kt/V 1,4 untuk HD 3 kali seminggu
E. Sp Kt/V 1,5 untuk HD 3 kali seminggu
Jawaban : B

3. Rumus Penghitungan Urea Reduction Ratio (URR) adalah


A. Urea postdialisis – Urea predialisis x 100
B. Urea predialisis - Urea postdialisis x 100
C. Urea predialisis X 100
Urea post dialisis
D. Urea predialisis – urea post dialisis x 100
Urea predialisis
E. Urea postdialisis – urea pre dialisis x 100
Urea postdialisis
Jawaban :D
4. Penyebab Delivered Dialysis Dose lebih rendah dari Prescribed Dialysis
Dose adalah:
A. Sampel darah (urea) post dialisis diambil dari jalur vena
B. Sampel darah post dialisis (urea) tercampur infus NS
C. Volume distribution area (V) yang rendah
D. Sampel darah (urea) predialisis diambil setelah HD mulai
E. Kecepatan aliran darah tinggi
Jawaban : D

5. Penyebab tersering kematian pasien dialisis adalah :


A. Infeksi
B. Berhenti dialisis
C. Penyakit Kardiovaskular
D. Hipoglikemia
E. Hiperglikemia
Jawaban : C

6. Faktor resiko berkurangnya residual renal function (RRF) antara lain:


A. Hipertensi intradialitik
B. Hiperkalemia
C. Sindroma disekuilibrum
D. Aktivasi sistem imun akibat membran yang bioinkompatibel dan air
dialisat yang tidak murni
E. Hipernatremia
Jawaban D
7. Penyebab Delivered Dialysis Dose melebihi Prescribed Dialysis Dose adalah
A. Kecepatan aliran darah rendah
B. Performa dialiser tidak baik
C. Kecepatan aliran dialisat rendah
D. Sampel darah (urea) post dialysis diambil dari jalur vena
E. Resirkulasi akses
Jawaban D
8. Target adekuasi hemodialisis 3x per minggu sesuai PNPK Terapi Pengganti
Ginjal Kemenkes RI 2015 adalah :
A. sp Kt/V 1,2
B. sp Kt/V 1,8
C. sp Kt/V 1,6
D. sp Kt/V 2,4
E. sp Kt/V 1,4
Jawaban A
MODUL 03 TOPIK 16: KOMPLIKASI INFEKSI PADA CAPD
1. Penyebab tersering infeksi exit side/ tunnel adalah:
A. Overload syndrome
B. Diare
C. Infeksi saluran kencing
D. Tidak menggunakan antibiotik topikal profilaksis
E. Hyperkalemia
Jawaban D
2. Organisme yang paling sering menyebabkan infeksi exit side/ tunnel adalah
A. Streptococcus
B. Mycobacterium Tuberculosis
C. Staphylococcus Aureus
D. Pseudomonas
E. Escherichia Coli
Jawaban C
3. Penatalaksanaan infeksi pada exit side/ tunnel selain kasus yang disebabkan
oleh infeksi methicillin-resistant S.aureus (MRSA) meliputi :
A. Pemberian antibiotika golongan sefalosporin generasi III intravena selama
5 hari
B. Pemberian antibiotika oral sefalosporin generasi pertama selama 14 hari
C. Pemberian antiseptik topikal
D. Pemberian antibiotika topikal
E. Mengangkat krusta/keropeng
Jawaban B
4. Tanda dan Gejala yang paling sering diapatkan pada kasus peritonitis pada
pasien dengan CAPD adalah
A. Nyeri perut
B. Demam
C. Cairan dialisat berwarna keruh
D. Mual muntah
E. Diare
Jawaban C
5. Diagnosa peritonitis pada pasien dengan CAPD ditegakkan berdasarkan
kriteria hasil pemeriksaan sebagai berikut :
A. Analisa cairan dialisat WBC > 200/LPB
B. Analisa cairan dialisat > 40% PMN
C. Analisa cairan dialisat WBC > 250/LPB
D. Analisa cairan dialisat WBC > 100/LPB
E. Analisa cairan dialisat > 60% PMN
Jawaban D
6. Syarat bahan kultur cairan dialisat adalah:
A. Cairan dialisat dengan dwell time minimal 1 jam
B. Kultur dilakukan paling lambat 1 jam setelah drainase
C. Cairan dialisat dengan dwell time minimal 3 jam
D. Kultur dilakukan paling lambat 2 jam setelah drainase
E. Kultur dilakukan paling lambat 3 jam setelah drainase
Jawaban B
7. Rekomendasi lama terapi antibiotika pasien CAPD dengan peritonitis
berdasarkan hasil kultur adalah sebagai berikut:
A. Stafilokokus Koagulase-negatif, lama terapi 10 hari
B. Stafilokokus Aureus, lama terapi 21 hari
C. Enterokokus, lama terapi 12 hari
D. Streptokokus, lama terapi 21 hari
E. Pseudomonas, lama terapi 14 hari
Jawaban C
8. Termasuk pemeriksaan penunjang untuk menegakkan peritonitis pada pasien
dengan CAPD adalah :
A. Kultur urin
B. Pewarnaan Gram
C. PET Scan
D. Faal Hemostasis
E. Urinalisa
Jawaban B

Anda mungkin juga menyukai