Anda di halaman 1dari 19

1.

Dialiser yang membrane terbentuk dari cellulose, bentuknya merupakan lempengan atau
plate, adalah jenis dialiser
A. Coil Dialiser
B. Pararel Plate Dialiser [Hal. 30]
C. Capilary Dialiser
D. Hollow Fiber (HF)
E. High Flux Dialiser
2. Pipa-pipa atau selang yang mengalirkan darah dari pasien ke dialiser dan yang membawa
darah dari dialiser kembali ke pasien disebut...
A. Dialiser
B. Priming Volume
C. Blood Line (AVBL) [Hal. 33]
D. Fistula
E. Cairan Dialisat
3. Yang tidak termasuk komponen tambahan yang ada pada mesin HD adalah
A. Program Ultrafiltrasi
B. Blood Pump (Pompa Darah)
C. Kontrol Ultrafiltrasi
D. K.t/V monitor
E. Blood Volume monitor [Hal. 36]
4. Air untuk dialysis tidak harus mutlak 100% steril, karena membran dialiser pada umumnya
merupakan barier yang efektif untuk bakteri atau zat endoktosin. Jumlah bakteri yang
diperbolehkan minimal adalah kurang dari...
A. 200 koloni [Hal. 187)
B. 400 koloni
C. 100 koloni
D. 500 koloni
E. 300 koloni
5. Indikasi transfusi PRC, kecuali
A. HCT ≤ 20%
B. Hb <8 g/dL dengan gangguan hemodinamik atau gejala klinik lain
C. Pasien dengan perdarahan aktif dengan keluhan yang nampak jelas
D. Hb<7 g/dL
E. Pasien dengan nilai saturasi transferin >20% (Hal. 113 & 116)
6. Pernyataan di bawah ini yang paling benar terkait metode pemberian EPO adalah
A. EPO dapat diberikan pada jaringan normal menggunakan injeksi subcutan
B. EPO dapat diberikan 30 menit setelah hemodialisis
C. Biasa diberikan pada daerah abdomen, penting untuk berpindah tempat injeksi,
dibawah tempat biasanya untuk mengurangi reaksi kulit setempat
D. Intravena melalui selang darah
E. Sebagian besar pemberian EPO secara subcutan, yang mempunyai absorbsi lambat
dan lebih efektif. (Hal. 114)
7. Faktor penyebab anemia pada pasien CKD adalah
A. Denonisasi eritrosit
B. Defisiensi cyanocobalamin (Hal. 112 & 115)
C. Mineralisasi eritrosit
D. Defisiensi thiamin
E. Masa hidup eritrosit yang panjang
8. Di bawah ini yang termasuk manajemen anemia pada pasien CKD
A. Transfusi darah, pemberian EPO, makan makananan yang berwarna hijau
B. Transfusi darah, makan makananan yang berwarna hijau, suplemen vitamin B1
C. Transfusi darah, makan makananan yang berwarna hijau, suplemen vitamin B12
D. Transfusi darah, pemberian EPO, suplemen vitamin B1
E. Transfusi darah, pemberian EPO, suplemen vitamin B12
9. Indikasi pemberian transfusi pemberian darah
A. Hb<8 g/dL tanpa gangguan hemodinamik
B. Konjungtiva pasien tidak anemis
C. Hb<7 g/dL (Hal. 116)
D. Pasien mengeluh lemas dan lesu
E. Perdarahan akut tanpa gangguan hemodinamik
10. Menurut konsensus PERNEFRI, target Hb pada pasien yang diberikan EPO adalah
A. 10 g/dL
B. 10 – 11 g/dL
C. 10 – 12 g/dL (Hal. 114)
D. >12 g/dL
E. 11 – 12 g/dL
11. Target kreatinin mingguan pada pasien peritoneal dialysis dengan kriteria PET low atau
low average membrane adalah
A. > 2/minggu dengan nilai minimal 1,7/minggu
B. > 1,8/minggu
C. > 60 L/minggu
D. > 50 L/minggu (Hal. 160)
E. UF > 1 L/hari
12. Bukan penyebab masuknya kuman ke dalam peritoneum
A. Cara penggantian cairan yang salah
B. Pemakaian masker yang tidak tepat
C. Infeksi di exite site dan atau saluran
D. Cara mencuci tangan yang benar (Hal. 152)
E. Lingkungan yang tidak bersih
13. Migrasinya ujung kateter keluar dari panggul dan tidak berada di dalam pelvis merupakan
penyebab dari
A. Hidrothotaks
B. Omentum kateter
C. Malposisi kateter (Hal. 155)
D. Kateter kinking
E. Kateter entrapment
14. Disebut apakah bila kateter peritoneal terperangkap pada perlengketan peritoneal atau
omentum sehingga membentuk relung cairan
A. Kateter kinking
B. Hemoperitoneum
C. Malposisi kateter
D. Omentum wrapment
E. Kateter entrapment (Hal. 155)
15. Peralatan CAPD yang harus selalu dijaga kebersihan dan kepatenannya serta perlu
dilakukan penggantian tiap 6 bulan sekali disebut
A. Transfer set (Hal. 152)
B. Ultra clamp
C. Mini cap
D. Tunnel kateter
E. Kateter tenckoff
16. Kapan pemeriksaan PET minimal dilakukan
A. 4 minggu post PD (Hal. 160)
B. 5 minggu post PD
C. 3 minggu post PD
D. 2 minggu post PD
E. 6 minggu post PD
17. Besarnya kalori yang terdapat pada cairan dialisat terutama polyethylene glycol dapat
menyebabkan
A. Overload cairan
B. Perasaan kenyang (Hal. 156)
C. Hernia
D. Kebocoran cairan dialisat
E. Nyeri perut
18. Bukan merupakan faktor yang mempengaruhi adekuasi PD
A. Volume cairan dialisat
B. Konsentrasi dialisat
C. Fungsi residu ginjal
D. Kemandirian pasien (Hal. 161-162)
E. Status transport membran peritoneal
19. Kasus
Tn “S”umur 60 tahun (perkiraan berat badan 70 kg), datang ke RS “Pantas Husada” dengan
kesadaran CM keluhan sesak nafas. Dan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan
data TD = 190/100 mmHg, N = 112 x/mnt, S = 36,7 °C, RR = 28 x/menit. Ekstremitas
edema +/+, konjungtiva anemis (+), RBB +/+. Nafa kussmaul (+), perdarahan (-)

Data hasil laboratorium didapatkan:


Ureum 316 mg/dL Hasil AGD
Kreatinin 18 mg/dL PH 7,06
Hb 6,5 g/dL pCO2 37,1 mmHg
K 6,7 pO2 147,8 mmHg
HCO3 10 mmol/L
Dari hasil konsultasi dengan KGH, pasien diminta untuk HD cito dengan prescribsi
Waktu : 3 jam
QB : 180 ml/mnt
QD : 500 ml/menit
Transfusi : 3 kolf durante HD
Dialisat : Bicarbonat

Pasien juga diberikan terapi,


• Drip insulin 10 IU dalam D40%
• Nebulizer Ventolin
• Injeksi Furosemide 1 amp.
• Injeksi Ca Glukonas 1 amp.
Dari hasil AGD Tn “S” dapat disimpulkan bahwa Tn “S” mengalami
A. Asidosis respiratorik
B. Hiperkalemia
C. Asidosis metabolik
D. Alkalosis respiratorik
E. Alkalosis metabolik
20. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat mencegah terjadinya dialysis disequilibrium
syndrome adalah
A. Pengunaan dialisat asetat
B. Waktu dialysis diperpanjang
C. Aliran dialysat co-current (Hal. 63)
D. Penggunaan dialiser dengan luas permukaan membran yang besar
E. Penggunaan QB yang tinggi
21. Kasus
Tn “S”umur 60 tahun (perkiraan berat badan 70 kg), datang ke RS “Pantas Husada” dengan
kesadaran CM keluhan sesak nafas. Dan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan
data TD = 190/100 mmHg, N = 112 x/mnt, S = 36,7 °C, RR = 28 x/menit. Ekstremitas
edema +/+, konjungtiva anemis (+), RBB +/+. Nafa kussmaul (+), perdarahan (-)

Data hasil laboratorium didapatkan:


Ureum 316 mg/dL Hasil AGD
Kreatinin 18 mg/dL PH 7,06
Hb 6,5 g/dL pCO2 37,1 mmHg
K 6,7 pO2 147,8 mmHg
HCO3 10 mmol/L

Dari hasil konsultasi dengan KGH, pasien diminta untuk HD cito dengan prescribsi
Waktu : 3 jam
QB : 180 ml/mnt
QD : 500 ml/menit
Transfusi : 3 kolf durante HD
Dialisat : Bicarbonat
Pasien juga diberikan terapi,
• Drip insulin 10 IU dalam D40%
• Nebulizer Ventolin
• Injeksi Furosemide 1 amp.
• Injeksi Ca Glukonas 1 amp.
Nafas kusmaul pada Tn “S” terjadi karena
A. Bendungan paru
B. Peningkatan kadar HCO3-
C. Gangguan regulasi CO2
D. Kompensasi tubuh untuk mengurangi asidosis
E. Gangguan suplai oksigen jantung
22. Pencegahan hipotensi dari sisi prosedur dialisis adalah
A. Penggunaan dialisat asetat
B. Penggunaan temperatur dialisat yang rendah (Hal. 61)
C. Natrium dialisat disetting 135 – 140 mEq/L
D. Diit rendah natrium
E. Penggunaan temperatur dialisat yang tinggi
23. Jika pasien mengalami sindrom uremik, tanda dan gejala yang khas adalah
A. Pusing dan sulit tidur
B. Adanya mual, muntah dan nafas bau amoniak (Hal. 15)
C. Kekakuan otot
D. Kembung
E. Pasien mengalami kerontokan rambut
24. Setelah 1 jam dilakukan tindakan hemodialisis, tiba-tiba Ny. “S” berteriak, memegang
telinga, merasa berdenging, kemungkinan pasien mengalami...
A. First use syndrome
B. Alergi heparin
C. Gangguan pada hemodinamik
D. Disequilibrium syndrome
E. Emboli udara (Hal. 71)
25. Di bawah ini merupakan penatalaksanaan gatal pada pasien PGK adalah
A. Gunakan dialisat asetat
B. Cek kadar kalsium, phosphor dan hormon paratiroid (Hal. 66)
C. Berikan suplemen vitamin C
D. Terapi ultraviolet terutaram UVA
E. Ganti dialiser dengan bahan selulosa
26. ADQI mengeluarkan system klasifikasi AKI dengan kriteria Risk, Injury, Failure, Loss,
End stage (RIFLE). Berikut adalah kategori yang menggambarkan prognosis gangguan
ginjal yaitu
A. Gangguan urin output
B. Penurunan fungsi ginjal menetap selama lebih dari 4 minggu (Hal. 10)
C. Peningkatan kadar Cr serum
D. Penurunan LFG
E. Penurunan fungsi ginjal menetap selama lebih dari 3 minggu
27. Seorang pasien datang ke UGD RS. B dengan keluhan sesak (nafas kusmaul), hasil
pengkajian tidak ditemukan tanda overhidrasi, anemia dan resiko trauma. Data
laboratorium: disimpulkan asidosis metabolik. Pemberian oksigen pada pasien di atas yang
tepat adalah...
A. Non-Rebreathing Masker
B. Rebreathing Masker
C. Sungkup oksigen (simple mask)
D. Nasal kanul
E. Binasalkanul
28. Tidak termasuk dalam penyebab GGK pre renal
A. Keracunan oleh obat-obatan atau racun (Hal. 14)
B. Terbendungnya arteri renalis oleh bekuan darah
C. Ginjal kurang mendapatkan suplai darah
D. Dehidrasi yang parah
E. Bisa disebabkan oleh trauma
29. Pengkajian yang tepat untuk mengidentifikasi overhidrasi pada pasien GGK adalah
A. Menilai BB
B. Menilai Capillary Refill Time (CRT)
C. Mengukur derajat edema
D. Mengukur JPV
E. Menilai Ronchi
30. Kondisi vesikolitiasis/batu kandung kemih termasuk dalam penyebab GGA
A. Intra-renal
B. Post-renal
C. Penyebab karena penyakit lain
D. Pre-renal
E. Penyebab kegagalan diit
31. Berikut ini pernyataan yang salah terkait renal support dan renal replacement:
A. Saat melakukan intervensi HD renal support tergantung kebutuhan individu
sedangkan renal replacement tergantung pada parameter biokimia
B. Indikasi renal support sempit sedangkan renal replacement luas
C. Indikasi renal support luas sedangkan renal replacement sempit
D. Lama TGP pada renal support sementara sedangkan renal replacement selamanya
(rutin).
E. Tujuan renal support adalah membantu ginjal dan organ lain sedangkan renal
replacement menggantikan sebagian fungsi ginjal
32. Manakah yang bukan termasuk terapi berkesinambungan
A. Hemofiltrasi (CAVH, CVVH)
B. SLED (Hal. 82)
C. Peritoneal dialisis akut
D. Hemodialisis (CAVHD, CVVD)
E. Hemodiafiltrasi (CAVHDF, CVVHDF).
33. Penggabungan atau pencangkokan antara tekni IHD dengan CRRT disebut
A. Hybrid dialisis (Hal. 82)
B. Hemofiltrasi
C. Peritoneal dialisis
D. Hemodialisis
E. Hemodiafiltrasi
34. Pernyataan yang salah mengenai efek osmolaritas plasma yang meningkat pada tindakan
dialisis
A. Natrium yang tinggi akan berpindah dari kompartemen dialisat ke kompartemen
darah
B. Kadar bicarbonat dalam darah akan lebih cepat turun (Hal. 87)
C. Volume vaskuler bertambah
D. Menarik cairan ekstravaskuler masuk ke intravaskuler
E. Mempertahankan tekanan darah pada pasien SLED
35. Mengatur penarikan cairan setiap jam sesuai dengan kondisi pasien merupakan tindakan
A. Sequential hemodialisis
B. Profilling Ultrafiltrasi (Hal. 88)
C. Profilling Bicarbonat
D. Konveksi
E. Difusi
36. Penilaian kelayakan dialiser re-use untuk bisa dipakai ulang dengan mengukur Fiber
Bundle Volume (FBV) atau Total Cell Volume (TCV). Dikatakan alat tersebut tidak layak
pakai apabila FBV/TCV
A. < 90%
B. 100%
C. < 80% (Hal. 172)
D. < 20%
E. 90%
37. Berikut adalah tahapan proses reprocessing adalah
A. Rinsing - Testing - Cleaning - Sterilisation – Storage
B. Cleaning – Testing – Rinsing - Sterilisation – Storage
C. Rinsing – Cleaning - Testing - Sterilisation – Storage (Hal. 171-174)
D. Cleaning – Rinsing - Sterilisation – Testing – Storage
E. Cleaning – Rinsing – Testing - Sterilisation – Storage
38. Sebelum dialiser digunakan kembali, berikut bukan hal yang perlu dilakukan saat
pengecekan secara visual
A. Tidak ada kebocoran
B. Port tertutup rapat
C. Volume priming (Hal. 174)
D. Dialiser terlihat bersih
E. Label sudah tepat
39. Disinfektan yang digunakan untuk mengisi kompartemen darah dan dialisat menggunakan
A. High level disinfektan (Hal. 173)
B. Middle level disinfektan
C. Asam paraasetat 2%
D. Low level disinfektan
E. Formalin 5%
40. Tekanan yang diberikan pada kompartemen darah pada saat melakukan test kebocoran
adalah
A. 4-5 bar
B. 1-2 bar (Hal. 173)
C. 5-6 bar
D. 3-4 bar
E. 2-3 bar
41. Penjelasan yang tepat terkait dengan akses AV-Fistula
A. Penyambungan arteri dan vena buatan untuk keperluan HD pada pasien gagal ginjal
terminal
B. Penyambungan vena dan vena untuk keperluan HD pada pasien gagal ginjal
terminal
C. Penyambungan arteri dan vena prostetik maupun biological untuk keperluan HD
D. Penyambungan arteri dan vena untuk keperluan HD pada pasien gagal ginjal
terminal (Hal. 37-38)
E. Pemasangan alat khusus pada pembuluh darah arteri dan vena untuk keperluan HD
42. Perawatan paska post-operatif
A. Hindari pemakaian aksesoris di area AVF, pakaian terlalu ketat
B. Hindari infus dan mengukur TD di area AVF
C. Area anastomosis jangan tertindih saat tidur
D. Bergerak terbatas dan bersifat protektif terhadap area tangan yang dilakukan operasi
(Hal. 41)
E. Pasien diminta melatih tangan (penggunaan seluruh tangan daripada hanya
menggerakkan jari-jari tangan, gunakan untuk aktifitas biasa, latihan fisik secara
wajar).
43. Salah satu fungsi penting pemeriksaan nadi (Allen Test) sebelum pembuatan AV-Fistula
A. Menentukan lokasi
B. Menentukan lama operasi
C. Memastikan kekuatan vaskuler (Hal. 40)
D. Mencegah aneurisma
E. Menurunkan resiko steal-syndrome
44. Tujuan utama menjaga hidrasi yang baik pada pasien sebelum dilakukan operasi AV-
Fistula adalah
A. Mencegah resiko infeksi
B. Menjaga kekuatan vaskuler yang dianastomosikan (Hal. 40)
C. Mencegah trombosis karena aliran yang rendah dan turbulensi
D. Mencegah aneurisma
E. Mencegah stenosis
45. Pernyataan tidak tepat tentang perawatan AV-Fistula paska-operasi
A. Melakukan latihan paska operasi
B. Menghindari benturan dan tekanan
C. Tangan yang dilakukan operasi AV-Fistula jangan digerakkan dan harus dijaga
dengan baik.(Hal. 41)
D. Pasien diajarkan deteksi mandiri terkait tanda-tanda keberhasilan dan kelangsungan
AV-Fistula akses
E. Pasien disarankan melakukan deteksi terhadap tanda infeksi
46. Pernyataan yang kurang tepat dalam teknik kanulasi adalah
A. APD: Pelindung tangan dan wajah, masker, pakai terutama saat kanulasi, memulai
dan mengakhir HD (Hal. 42)
B. Gunakan tindakan aseptik dan antiseptik dengan sempurna
C. Pada kanulasi pertama/inisiasi penggunaan heparin tidak disarankan
D. Setelah disinfeksi biarkan 30-60 detik, biarkan sampai mengering, jika tersentuh
pasien/perawat dalam kondisi tidak steril maka ulangi disinfeksi.
E. Tusuk dengan tegas, lembut dan pasti, jika ragu-ragu jangan lakukan kanulasi tapi
kaji dan pastikan ulang area kanulasi.
47. Teknik kanulasi yang tepat adalah
A. Sejauh mungkin dengan anastomosis dan jika aliran kecil turunkan kecepatan aliran
darah/QB
B. Titik penusukan yang sama (button-hole) bisa dilakukan walaupun dengan jarum
AV-Fistula yang biasa
C. Diwajibkan arah jarum sejajar atau searah
D. Jarak jarum minimal antara akses arteri (inlet) dan vena (outlet) sekitar 5-7 cm dari
anastomosis (Hal. 43)
E. Sedekat mungkin dengan anastomosis untuk mendapatkan aliran yang besar
48. Hipoksia di jaringan tangan setelah fistula dibuat disebut
A. Aneurisma
B. Thrombosis
C. Thief syndrome
D. Steal-Syndrome (Hal. 47)
E. Stenosis
49. Perhitungan adekuasi dialisis umumnya mengukur nilai
A. Bersihan toksin uremik (Hal. 75)
B. Penurunan kalium
C. Penurunan berat badan
D. Tercapainya target ultrafiltrasi
E. Pencapaian berat kering
50. Perhitungan Kt/V berdasarkan asumsi bahwa urea berada pada satu kompartemen tubuh
disebut
A. Single Pool Kt/V (Hal. 77)
B. Standard Kt/V
C. Double Pool Kt/V
D. Weekly Kt/V
E. Equilibred Kt/V
51. Untuk mengukur adekuasi dialisis, seorang perawat akan mengambil sampel darah pada
saat
A. Post HD saja
B. Intra HD
C. Pre HD dan Post HD disesi dialisis yang sama (Hal. 79-80)
D. Pre HD saja
E. Pre HD dan Post HD disesi dialisis yang berbeda
52. Nilai URR seorang pasien HD 75%, jika diketahui nilai ureum post HD adalah 100 mg/dL,
berapakah nilai ureum pre HD
A. 400 mg/dL (Hal. 77-78)
B. 200 mg/dL
C. 500 mg/dL
D. 150 mg/dL
E. 300 mg/dL
53. Tn. B dilakukan HD 2X/minggu dengan program 5 jam QB 200 ml/mnt, QD 500 ml/mnt,
heparin standar, Ultrafiltrasi goal 2500 ml, akses AV-Shunt. Hasil pemeriksaan URR 77%.
Untuk mencapai target adekuasi dialisis (80%). Apa yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan adekuasi pasien tersebut
A. Meningkatkan UF
B. Meningkatkan QB
C. Menurunkan QB
D. Menurunkan UF
E. Meningkatkan TMP
54. Yang dimaksud klirens dialiser adalah
A. Kemampuan membaran untuk membersihkan darah dari suatu solut (Hal. 24)
B. Kemampuan membran untuk melewatkan air
C. Jumlah air yang melewati membran setiap menit
D. Kemampuan melewatkan molekul sedang
E. Jumlah darah yang mengisi penuh kapiler dialiser.
55. Berikut ini adalah rumus

spKt
= [ - In(R – 0,008 x t)] + [4 – 3,5 x R)x(UF/W)]
V
Niali R pada rumus tersebut didapatkan dari
A. Nilai ureum pre
B. Nilai ureum pre + nilai ureum post
C. Nilai ureum post / nilai ureum pre (Hal. 77)
D. Nilai ureum pre X nilai ureum post
E. Nilai ureum post
56. Kecepatan perpindahan solut toksin yang paling tinggi di antara kompartemen pada saat
proses hemodialysis, terjadi antara
A. Dialiser ke ektravaskuler
B. Intersisial ke intraseluler
C. Ektraseluler ke dialiser (Hal. 76)
D. Intraseluler ke dialiser
E. Intersisial ke dialiser
57. Pernyataan yang tepat terkait ukuran ginjal manusia
A. Bagian anteriornya adalah diafragma
B. Organ ginjal berbentuk seperti kacang (bean) berat setiap ginjal ±150 gram dengan
Panjang 10 -12 cm [Hal. 2]
C. Terletak intraperitoneal
D. Ginjal menerima 5-15% dari CO melalui arteri renalis yang berasal dari Aorta
abdominalis
E. Ginjal kiri lebih rendah di banding ginjal kanan
58. Unit fungsional ginjal disebut juga
A. Glomerulus
B. Nefron [Hal. 4]
C. Loop of henle
D. Neuron
E. Tubulus
59. Bagian nefron yang berfungsi menyaring air, glukosa , asam amino, garam dan urea untuk
membentuk urin primer adalah
A. Kapsula bowman
B. Uretra
C. Loop of henle
D. Tubulus
E. Glomerulus [Hal. 4]
60. Dalam anatomi ginjal bagian yang identik dengan kerja membran dialiser dalam HD
adalah
A. Uretra
B. Ureter
C. Kelenjar adrenal
D. Nefron
E. Kelenjar adrenal
61. Hormon yang membantu pematangan sel darah merah adalah
A. Calcitrol
B. Renin
C. Erythropeitin [Hal. 5]
D. Hydroxyvitamin
E. Angiotensin
62. Dibawah ini termasuk fungsi ginjal yang digantikan oleh tindakan HD
A. Pematangan sel darah merah
B. Degradasi insulin
C. Metabolisme CA dan P
D. Memperbaiki asam basa
E. Mengatur tekanan darah melalui renin
63. Berikut adalah alasan pada pasien yang menjalani HD regular di berikan suplemen
calcium
A. Pengganti renin
B. Memperbaiki asam basa
C. Masalah dengan degredasi insulin
D. Kehilangan erytropoetin
E. Mengganti calcitrol
64. Gambaran pemeriksaan AGD yang menujukkan gangguan
A. pH yang meningkat
B. CO2 yang menurun
C. HCO2 yang menurun
D. PO2 yang menurun
E. HCO2 yang meningkat
65. Ginjal pengatur utama dalam menjaga keseimbangan cairan dengan mengeluarkan cairan
melalui urin pada orang dewasa sebanyak
A. 1200 – 1500 cc [Hal. 96]
B. 2000 cc
C. 1000 cc
D. 1700 cc
E. 800 cc
66. Salah satu pernyataan dibawah ini bukan tanda dan gejala hypernatremia
A. Halusinasi
B. Haus
C. Demam
D. Mual [Hal. 103]
E. Selaput lender lengket dan kering
67. Salah satu tanda/gejala pasien yang kehilangan cairan adalah
A. Diare
B. Anoreksia
C. Depresi
D. Lemah, denyut cepat, isi ulang tapi terlambat [Hal. 100]
E. Berkeringat
68. Bukan elektrolit utama dalam cairan tubuh adalah
A. Kalsium (Ca2+)
B. Pospor [Hal. 97]
C. Mengnesium (Mg2+)
D. Natrium (Na2)
E. Kalium (K+)
69. Komplikasi akut yang disebabkan karena endotoksin dalam air RO tinggi adalah
A. Gangguan saraf pusat
B. Hard water syndrome
C. Sepsis [Hal. 72]
D. Nyeri dada
E. Anemia
70. Blood leak minor dapat diketahui melalui
A. Test pack
B. Hemastix test [Hal. 58]
C. Melihat bercak-bercak darah pada dialyzat line di dialyzer
D. Melihat bercak darah dengan bakteri
E. Residu tes
71. Penyebab terjadinya blood leak adalah
A. Kerusakan atau rusaknya membrane dialiser dan selama priming menggunakan
tekananan tinggi [Hal. 57]
B. Air RO kotor
C. Kesalahan pencampuran dialysate
D. Suhu dialysat terlalu dingin
E. Kesalahan cairan dialisat
72. Pasien yang mengalami hemolysis darahnya tidak boleh dimasukkan, karena bisa
menyebabkan
A. Anemia
B. Overload
C. Hyperkalemia [Hal. 65]
D. Hypermatremia
E. Hyperglikemia
73. Perawat sedang melakukan observasi intra HD mendegar mesin alarm, dan tampak
peringatan tekanan vena meningkat. Yang perlu dilakukan pertama kali adalah
A. Menurunkan QB menjadi 300 cc/menit
B. Menekan tombol reset pada mesin
C. Menjalankan QB dengan kecepatan yang sesuai
D. Memastikan patensi akses vaskuler outlet
E. Menekan tombol mute pada mesin
74. Seorang perawat HD berupaya memperbaiki patensi akses vaskuler inlet agar aliran darah
sesuai yang diinginkan. Tujuan perawat tersebut adalah
A. Memberikan kenyamanan kepada pasien
B. Mencapai waktu dialysis yang direncanakan
C. Mencapai target ultrafiltrasi
D. Mencapai target tekanan darah yang diharapkan
E. Mencapai target adekuasi dialisis
75. Perawat sedang mempersiapkan sirkuit HD. Saat ini dia sedang melakukan pembilasan
sirkuit dengan larutan normal salin. Tujuan tindakan ini adalah
A. Membuang ureum
B. Membuang sisa metabolism
C. Membebaskan udara dari sirkuit hemodialisa
D. Mengisi dialiser
E. Membuang kalium
76. Salah satu penyebab peningkatan nilai arterial pressure adalah [Hal. 55]
A. Flow inlet berkurang
B. Selang darah arterial terlipat
C. Akses outlet terlepas
D. Banyak bekuan darah dalam dialyzer
E. Penurunan UF rate
77. Jumlah NACL yang mengisis penuh lumen kapiler dialyzer dan AVBL disebut
A. Volume bubble trap
B. Volume sekuncup
C. Volume segment pump
D. Volume primming [Hal. 32]
E. Volume sirkut
78. Untuk memantau pembekuan darah dalam sirkuit HD, seorang perawat dapat melakukan
A. Observasi TMP
B. Observasi tekanan darah
C. Pembilasan menggunakan larutan salin
D. Observasi tekanan arterial
E. Observasi tekanan venous
79. Protein yang dibutuhkan pada pasien dialysis harus bernilai biologi tinggi seperti
A. Kacang-kacangan
B. Tumbuhan dan sayuran
C. Makanan berserat tinggi
D. Ikan dan hewan, serta susu [Hal. 127]
E. Karbohidrat
80. Protein bernilai biologi rendah adalah
A. Mentega
B. Tumbuhan dan sayuran, kacang-kcangan [Hal. 127]
C. Karbohidrat
D. Makanan berserat tinggi
E. Ikan dan hewan, susu
81. Peningkatan berat badan interdialitik yang dianjurkan adalah
A. 1,5 kg atau < 3% BB [Hal. 127]
B. 2 kg atau < 5% BB
C. 2,5 kg atau <5% BB
D. <5% BB
E. 2,5 kg atau <3% BB
82. Penyebab terjadinya malnutrisi pada pasien HD adalah kecuali
A. Terlalu banyak minum
B. Nafsu makan menurun
C. Adanya pembatasan makanan
D. Dialysis tidak adequate
E. Ikut terbuang saat HD melalui dializer
83. Penatalaksanaan untuk mencegah terjadinya Sindrom Disequilibrium Dialisis pada saat
proses hemodialisis, adalah
A. Memperpanjang waktu HD sampai dengan 6-7 jam
B. Laji aliran darah (QB) dipercepat, minimal 250 ml/menit
C. Menggunakan dialyser dengan area permukaan kecil [Hal. 63]
D. Memberikan cairan isotonic durante HD
E. Semua jawaban diatas salah
84. Gangguan sirkulasi tidur – bangun pada pasien hemodialisis adalah gambaran khas dari
efek
A. Hypoalbumin
B. Hypercalsemia
C. Hypotensi
D. Uremia [Hal. 143]
E. hyperposfatemia
85. Yang bukan termasuk pengkajian yang dilakukan terhadap gangguan neurologi pada
pasien hemodialisis, adalah
A. Penilaian Neurologis
B. Menilai fungsi masing-masing saraf kranial
C. Nilai keseimbangan dan simetris
D. Menilai fungsi otak besar untuk keseimbangan dan koordinasi [Hal. 144]
E. Tingkat kesadaran
86. Yang termasuk dengan Hipotensi Posturnal adalah
A. Hipotensi yang terjadi Ketika berubah posisi berdiri dari posisi duduk [Hal. 144]
B. Hipotensi yang terjadi karena pasien tidak merubah posisi dalam 4 jam
C. Hipotensi yang terjadi pada awal tindakan hemodialisis
D. Merupakan hipotensi yang terjadi pada malam hari
87. Yang bukan termasuk hal-hal yang berpengaruh pada aspek social pasien yang menjalani
dialysis, adalah
A. Fungsi seksual
B. Emosi
C. Gaya hidup
D. Perubahan peran
E. Lingkungan [Hal. 136]
88. perubahan gaya hidup yang dialami pasien hemodialisis yang menyebabkan gangguan
psikologis, antara lain [Hal. 136]
A. Ketakutan dan perasaan berduka
B. Perubahan diet
C. Rutin ke RS untuk menjalani hemodialisis
D. Berhenti bekerja dan lebih banyak dirumah
E. Pembatasan air
89. Yang bukan merupakan pendekatan pada pasien hemodialisis yang mengalami gangguan
psikology adalah
A. Caring
B. Menghindari pemeriksaan tanpa indikasi
C. Menghilangkan depresi dan kecemasan
D. Hubungan empati antar pasien dan pemberi pelayanan dengan memahami gejala
yang berkaitan dengan psikosomatik
E. Caring
90. Bantuan Ketika ada anggota kelompok yang mengalami kecemasan saat hemodialisa,
teman dalam kelompok dapat terjadi support koping yang dapat menenangkannya,
merupakan contoh dari support
A. Instrumental support
B. Esteem support
C. Companionship support
D. Emotional support [Hal. 138]
E. Informational support
91. Filter yang berfugsi untuk menyaring partikel zat terlarut dan zat lain dengan ukuran
tertentu adalah
A. Hefa filter
B. Filter RO
C. Filter Dializer
D. Filter Sedimen [Hal. 80]
E. Filter mikro
92. Salah fungsi komponen pretreatment dari sistem pengolahan air adalah
A. Meningkatkan debit air
B. Melindungi sitem RO dari kerusakan [Hal. 181]
C. Menurunkan tekanan air
D. Meningkatkan jumlah ion
E. Meningkatkan tekanan air
93. Salah satu kontaminasi pada saluran air RO yang paling sulit dihilangkan adalah
A. Bakteri
B. Perubahan pH
C. Terbentuknya biofilm [Hal. 184]
D. Kontaminasi ion
E. Virus
94. Water softener berfungsi untuk melembutkan air, dengan cara meningkatkan ion yang
mengkontaminasi air, ion yang paling utama harus di eliminasi adalah
A. Mg2 dan Na+
B. Na+ dan Ca2+
C. Na dan CI
D. Ca2+ dan K+
E. Ca2+ dan Mg2+ [Hal. 181]
95. Air harus selalu bergerak dalam sistem pengolahan air, karena air yang diam
meningkatkan risiko
A. Kontaminasi kimia
B. Pertumbuhan bakteri [Hal.179]
C. Kontaminasi fisik
D. Perubahan jumlah air
E. Perubahan pH
96. Pemanfaatan air RO yang tepat di unit HD adalah sebagai berikut, kecuali
A. Membuat dialisat
B. Melarutkan kosentrat dialisat
C. Membersihkan dialyzer
D. Membuat desinfektan
E. Mencuci tangan [116]
97. Bukan jenis pemeriksaan laboratorium pada CKD – MBD
A. Kalsium (ca) plasma
B. Fosfat (P) plasma
C. Fe, TIBC [Hal.122]
D. Hormonparetiroid (HPTi)
E. Kadar alkalin fosfatase total (AFP)
98. Diit rendah fosfor yang dapat dilaksanakan dalam tatalaksana CKD-MBD diantaranya
A. Menurunkan asupan cairan
B. Mengurangi konsumsi makanan yang diawetkan, cola, protein
C. Membatasi dan mengatur frekwensi makan
D. Mengurangi konsumsi karbohidrat
E. Menurangi konsumsi sayuran
99. Tata laksana kalsifikasi secara umum
A. Adekuasi hemodialisis
B. Kendalikan kadar : Pospor, Kalsium, dan HPTI [124]
C. Cegah asidosis metabolik
D. Kendali albumin darah
E. Perkecil proses peradangan
100. Kondisi yang disebabkan kalsifikasi jaringan pada CKD – MBD adalah
A. Fraktur [119]
B. Ca x P meningkat
C. Hpti meningkat
D. Ph local jaringan meningkat
E. Jejas jaringan lokal
101. Proses berpindahnya solute yang terjadi bersamaan dengan proses ultrafiltasi Disebut
A. Konveksi [Hal.23]
B. Difusi
C. Filtrasi
D. Osmosis
E. Transportasi aktif
102. Enzim yang bertanggung jawab untuk mengubah angiotensin menjadi angiotensin I adalah
A. Renin [Hal. 97]
B. Lipase
C. Aldosterone
D. Tripsin
E. ADH
103. Anion utama yang terdapat di ICF adalah
A. Fosfat [Hal.97]
B. Kalsium
C. Magnesium
D. Natrium
E. Kalium
104. Mengaktifkan sistem enzim, terutama metabolisme vitamina B dan pemanfaatan kalium,
kalsium dan phosphor adalah merupakan fungsi dari
A. Klorida
B. Magnesium [Hal.98]
C. Bikarbonat
D. Kalium
E. Fosfor
105. Proses pasif dimana solute bergerak melalui membrane sel dari area dengan kosentrasi
lebih tinggi ke area kosentrasi lebih rendah
A. Filtrasi
B. Transportasi aktif
C. Osmosis
D. Konveksi
E. Difusi [Hal.94]
106. Hemoglobin yang terlalu tinggi saat hemodialysis dapat menyebabkan
A. Blood flow rate
B. Transmembrane pressure
C. Low arterial pressure
D. High venous pressure
E. Clotting [Hal.56]
107. Apa saja yang harus dilakukan perawat dalam monitoring intra HD, kecuali
A. Monitoring akses
B. Monitoring mesin
C. Monitoring status [Hal. 54]
D. Monitoring dialisat
E. Monitoring pasien
108. Adanya gangguan pada bubble trap vena yang menyebabkan tekanan positif meningkat,
dapat dimonitor pada
A. Blood flow rate
B. Venous pressure [Hal. 56]
C. Fistula pressure
D. Arterial pressure
E. Negative pressure
109. Berapa nilai normal conductivity
A. 13 – 15
B. 12,5 – 14,5
C. 13 – 14,5
D. 13,8 – 14,5 [Hal. 57]
E. 13,8 – 15
110. Di bawah ini merupakan monitoring yang kita lakukan pada saat sirkuit dialisat, Kecuali
A. Conductivity
B. Venous Pressure [Hal. 56]
C. Blood Leak
D. Katup Bypass
E. Suhu dialisat

SEMANGAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai