Anda di halaman 1dari 10

Studi Tarekat |1

BAB II

TAREKAT SAMMANIYAH
A. PENDIRI
Muhammad bin ‘Abd al-Kasim al-Madani al-Syafi’I al-Samman ia lahir di
Madinah dari keluarga Quraisy. Di kalangan murid dan pengikutnya, ia lebih dikenal
sebagai al-Sammani atau Muhammad Samman. Sambil mengajar di Sanjariyah,
tampaknya Syaikh Samman banyak menghabiskan hidupnya di Madinah dan tinggal
di rumah salah satu Khalifah yaitu Abu Bakar al-Siddiq.1
Syaikh Samman terkenal sebagai tokoh tarekat yang zuhud, saleh, keramat dan
dengan segala keanehan yang ia miliki. Kepribadiannya yang aneh itu sudah terlihat
sejak ia belum balig. Orang tuanya sangat memperhatikannya dalam masalah makan,
minum, pakaian, tidur dan belajar agama. Suatu ketika orang tuanya menghidangkan
makan Syaikh Samman di atas meja makan. Beberapa waktu kemudian, orang tuanya
membuka tutup saji dan mendapati makanan yang di hidangkan tadi masih utuh tidak
di makan oleh beliau dan kejadian itu berlangsung berulang kali. Karena orang tuanya
merasa khawatir dengan prilaku anaknya tersebut, orang tuanyapun melaporkan
kejadian tersebut kepada guru Syaikh Samman. Guru itu menjawab: “jangan khawatir,
anakmu itu akan menjadi seorang wali”.2
Sejak masa kanak-kanak ia belajar agama dengan para ulama yang beradar di
sekitar Madinah, dalam usia delapan tahun ia sudah al-Qur’an. Pada masa itu orang
tuanya membelikan kopiah yang bersulam emas, tetapi ia lepas karena Nabi melarang
muslim memakai emas. Seperti itulah sikap Syaikh Samman sejak kecil yang
memperlihatkan tada-tanda kewalian. Ia suka melakukan uzlah dan khalwat serta
berziarah ke kuburan kaum muslimin dan muslimat. Perilaku ini terus berlanjut
hingga ia akil balig.
Saat remaja ia sudah menjadi guru agama di Madrasah Sanjariyah di Madinah
yang didatangi banyak murid dari negeri-negeri jauh. Sambil mengajar, ia juga masih
menimba ilmu kepada gurunya, Sulaiman al-Kurdi Al-Syafi’I, yang juga merupakan
guru bagi sekelompok murid Melayu-Indonesia pada abad 18. Hal ini yang kemudian
membentuk dirinya menjadi menganut mazhab Syafi’i.3

1
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat-Tarekat Mutabarah Di Indonesia, (Jakarta :
Kencana, 2011), Cet. 4, h. 182.
2
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat…, h. 185.
3
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat…, h. 186.
Studi Tarekat |2

Berbekal pengalamannya belajar tarekat, ia lalu mendirikan tarekatnya sendiri.


Meski ditengarai ia tidak mengubah dari apa yang ada dalam Tarekat Khalwatiyah,
sesungguhnya tarekatnya merupakan racikan dari berbagai tarekat. Ia deklarasikan
tarekatnya dengan nama Al-Muhammdiyah, yang kemudian lebih dikenal dengan
nama Tarekat Sammaniyah.4
Ia menyusun ratib-nya sendiri, wirid-wirid, tawasul dan berbagai suluk yang
dipesankan kepada murid-muridnya dalam jamaah “tarekat zikir Samman”.
Kewenangannya melakukan penyusunan semua itu adalah karena ia merupakan
seorang sufi al-ariff billah dan mursyid dalam sebuah tarekat. Tarekatnya kemudian
menyebar ke silayah Sudan, Etiopia dan Asia Tenggara. Ia pernah bepergian ke Yama
dan Mesir (1174/1760) untuk mendirikan cabang-cabang Sammaniyah dan mengajari
murid-muridnya zikir Sammaniyah.5
Syaikh Samman tidak hanya menarik bagi para murid yang sedang berguru di
sekitar Madinah, tetapi juga raja-raja di berbagai wilayah. Diriwayatkan bahwa raja
Rum, raja Mesir, raja Syam, raja Hindia, raja Makkah dan raja Madinah telah
mengirimi Syaikh Samman harta kekayaan. Juga para saudagar kaya tak ketinggalan
untuk memberi sedekah berupa emas kepada Syaikh. Semua kekayaan itu diserahkan
seluruhnya kepada para fakir miskin tanpa ada secuil pun Syaikh Samman
menyimpannya.
Ketertarikan mereka terhadap Syaikh Samman menggambarkan bahwa ia
merupakan tokoh sufi yang sangat disegani. Kabar tetang drinya digambarkan
sedemikian rupa yang sarat dengan daya mistis. Gambaran itu konon bersumber dari
karamah yang dimilikinya. Karamah Syaikh Samman ini membuat para pengikutnya
melakukan pengkultusan atas dirinya. Syaikh Samman meninggal pada hari rabu, 2
Zulhijjah 1189 H/ 1775 M dalam usianya 57 tahun setelah sakit selama 17 hari. Ia
dimakamkan di Baqi’, Madinah, tempat istri-istri Nabi Muhammad dan para sahabat
Nabi dimakamkan.6
B. SEJARAH TAREKAT SAMMANIYAH
Tarekat ini didirikan oleh Muhammad bin ‘Abd al-Kasim al-Madani al-Syafi’I
al-Samman pada tahun 1130-1189/1718-1775. Syaikh Samman sebenarnya tidak
hanya menguasai bidang tarekat seja tetapi juga bidang-bidang ilmu Islam yang lain.

4
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat…, h. 186.
5
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat…, h. 187.
6
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat…, h. 188.
Studi Tarekat |3

Pada masa berikutnya Syaikh Samman akhirnya membuka cabang Tarekat


Kahlwatiyah. Namun cabang tarekat ini mendapat warna kental dari Musthaffa Al-
Bakri. Tidak banyak perubahan dari apa yang ia lakukan denga tarekat ini. Dalam
salah satu karyanya Risalah Al-Nafahat al-Ilahiyyah al-Kafffiyyah Suluk al-Thariqat
Al-Muhammadiyah terlihat bahwa ia tidak mengubah sama sekali peribadatan Tarekat
Khalwatiyah. Samman sendiri mendeklarasikan terkatnya dengan nama al-
Muhammadiyah, yang artinya jalan Nabi Muhammad.
Dalam ia mendiri tarekat ia tidak berhenti sampai di situ. Ia sebenarnya juga
belajar berbagai tarekat selain Tarekat Khalwatiyah. Ia juga di pengaruhi oleh Tarekat
Naqsyabandiyah, terutama dipengaruhi oleh ‘Abd al-Ghani al-Nabulusi yang
merupakan tokoh besar dari Tarekat Naqsyabandiyah yang juga menjadi salah satu
guru Musthafa Al-Bakri. Al-Nabulusi juga terkenal selain sebagai pengarang
prosuktif adalah pembela Ibn Al-‘Arab dan ‘Abd al-Karim al-Jilli. Sementara itu,
Tarekat Syadziliyah yang terkenal dengan hizib-hizib-nya, juga dipelajari oleh
Samman sebagai tarekat yang mewakili tradisi tasawuf Maghribi.7
Dari berbagai ajaran tarekat itu, Samman lalu meracinya dengan memadukan
teknik-teknik zikir, bacaan-bacaan lain dan ajaran mistis semua tarekat tersebut
dengan beberapa tambahan, yaitu qashidah dan bacaan lain yang ia susun sendiri.
racikan berbagai tarekat ini lalu menjadi satu nama, Tarekat Sammaniyah. Pola
tarekat yang tidak genuine atau asli ini bukanlah persoalan baru di dunia tasawuf.
Maksunya, Samman bukanlah satu-satunya orang yang membentuk ajaran tarekat
yang tidak asli. Adalah Muhammad Utsman Al-Mirghani yang mendirikan Tarekat
Khalwatiyah yang merupakan penggabungan Naqsyabandiyah, Qadiriyah,
Syadziliyzh, Junaidiyah, dan Mirghaniyah. Samman juga berusaha memadukan
tarekat yang ia dirikan dengan tradisi dari berbagai penjuru dunia.8
C. AJARAN TAREKAT SAMANIYAH
1. Tawassul
Tawassul berasal dari kata fi’il madhiwassala, yang artinya mendekatkan diri
dengan suatu perataraan (wasilah). Maka dari kata wasilah itu masyarakat lebih
mengenal dengan kata tawassul. Tawassul adalah mendekatkan dengan suatu
perantaraan atau menjadikan sesuatu yang menurut Allah mempunyai nilai,
derajat kedudukan yang tinggi, untuk dijadikan sebagai perantara agar doa dapat

7
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat…, h. 183.
8
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat…, h. 184.
Studi Tarekat |4

dikabulkan. Sedangkan untuk orang yang melakukan tawassul disebut dengan


mutawassil. Sedangkan M. Nashiruddin al-Bani mengatakan bahwa tawassul
adalah merupakan sebuah kata yang memiliki arti mendekat kepada apa yang
dituju dan mencapainya dengan usaha.
Menurut Al-Fairuzabadi mengartikan tawassul adalah merupakan sebuah
bentuk amalan yang diamalkan, yang dengannya seseorang yang telah melakukan
amalan tersebut untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Amalan yang dimaksud Al-
Fairuzabadi adalah sebuah perantaraan.
Jadi Tawassul adalah mewujudkan perantaraan bagi menyampaikan sesuatu
maksud dan tidak mungkin seseorang sampai kepada maksud itu hendak
ditujuinya kecuali perantara yang sesuai dengannya. Dalam hal tawassul kepada
Allah Swt bermaksud menggunakan peraturan yang boleh mencapai keridhaan
dan pahala dari Allah Swt. Ia merupakan antara perkara yang diusahakan untuk
melakukannya oleh setiap orang beriman dengan cara dan sebab yang sesuai boleh
menyampaikan kepada Allah Swt.9
Syeikh Saman pernah berkata kepada dirinya tidak mati, hanya pindah dari
dunia ketempat yang tersembunyi. Walaupun sekiranya ia dianggap mati, maka ia
menyarankan untuk menziarahi kuburnya dan berzikir disana. Ia berpesan untuk
meminta berwasilah kepada-Nya ketika menghadapi suasana terdesak seperti yang
dilakukan oleh saat Muqran bin Abd al-Mu’in yang berlayar dari negeri Suarez
menuju Hujaz dimana kapal nya hampir tenggelam dan Allah datang untuk
menolong.
Tawassul sesungguhnya adalah memohon berkah kepada pihak-pihak tertentu
yang dijadikan wasilah (perantara) dalam tawassul. Objek tawassul adalah nabi
Muhammad, keluarganya dan sahabatnya, asma-asma Allah, para ulama, para ahli
tarekat, kedua orang tua dan lainnya. Sebagai bentuk kegiatan tarekat, tawassul
adalah lazim dipraktikkan yang diajarkan Tarekat Sammaniyah. Bersandar pada
sebuah hadis Nabi berbunyi Dzikr al-awliya’ a tanzil al-rahmah, artinya sebutlah
karamah para Wali Allah maka turun rahmah. Syaikh Samman berpesan agar
berwasilah kepadanya.10

9
Ridwanullah, “Tinjauan Umum Tentang Tawassul”, (Jurnal UIN SUSKA Riau,2017), h. 2-3.
10
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat…, h. 207
Studi Tarekat |5

2. Wahdat al-Wujud
Wahdatul Wujud terdiri dari dua kata yaitu wahdat dan al-wujud. Wahdat
artinya sendiri, tunggal sedangkan al-Wujud artinya ada. Jadi wahdatul Wujud
ialah bahwa antara manusia dan Tuhan pada hakikatnya adalah satu kesatuan
wujud. Menurut paham ini tiap-tiap yang ada mempunyai dua aspek yaitu aspek
luar disebut aspek al-Khalaq (Makhluk) dan aspek dalam disebut al-Hallaq
(Tuhan).
Paham wahdatul wujud dalam tasawuf berarti faham yang menyatakan bahwa
hakikatnya hanya satu yaitu Allah. Allah dan alam adalah satu hakikat. Makhluk
hanyalah bayangan dari wujud yang hakiki sehingga tidak ada wujud selain Allah.
Paham wahdatul wujud tersebut mengisyaratkan bahwa pada manusia ada unsur
lahir dan batin dan Tuhan ada unsur lahir dan batin. Unsur lahir manusia adalah
wujud fisiknya sedangkan unsur batinnya adalah roh atau jiwa yang tidak tampak
hal ini merupakan bayangan Tuhan. Unsur lahir Tuhan adalah sifat-sifat
ketuhanan tampak di Alam, sedangkan unsur batin Tuhan adalah Zat Tuhan. 11
Syaikh Samman adalah seorang sufi yang menganut aliran Wahdatul Wujud
yang mengalami ekstase dan terucapkan oleh syahthat. Syaikh Samman tergolong
seorang sufi yang banyak terucapkan oleh kalimat-kalimat syahtahat tetapi dirinya
tidak menyatakan al-Haqq, ia hanya mengaku dirinya Muhammad. Sehingga
corak wahdatul wujud ia anut dan syahtahat yang terucapkan tidak bertentangan
dengan syariat. Dalam ajaran sufi , wahdatul wujud akhir capai para sufi dalam
mujhadat. Sudah menjadi praktik tasawuf menjadi empat tataran: (1) Syari’at, (2)
tarekat, (3) makrifat, dan (4) hakikat Syari’at. Dalam hakikat Syaikh Muhammad
Samman disebutkan Syaikh Samman naik ke langit bertemu dengan nabi
Ibrahim.12
3. Nur Muhammad
Terminologi “Nur Muhammad” adalah istilah digunakan oleh para sufi yang
beraliran tasawuf falsafi. Nur Muhammad juga disebut sebagi haqiqah
Muhammadiyah. Posisi Muhammad sebagai nabi dan rasul dapat dikatakan
sebagai miniatur makhluk di alam semesta karena pada dirinya beliau
mendapatkan tajali Tuhan paling sempurna. Melalui Nur Muhammad, Tuhan

11
Yuliya Sari, “Konsep Wahdatul Wujud Hamzah Fansuri”, (Skripsi UIN Raden Intan Lampung,
2017),h.18.
12
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat…, h. 207.
Studi Tarekat |6

menciptakan segala sesuatu. Dasar keberadaan Nur Muhammad dihubungkan


dalam al-Quran dan Hadis.13
Syaikh Samman mengatakan bahwa Nur Muhammad adalah salah satu rahasia
dari seluruh rahasia Allah yang diberinya maqam. Nur Muhammad adalah
pertama kali mewujud sebelum lainnya berwujud, sedangkan wujudnya adalah
hakikat atau esensi wujud alam ini. Sebagai sufi, Syaikh Samman sudah
melakukan tahsfiyat (penyucian diri) yang amat keras sejak masa kanak-kanak
dengan melakukan takhali dan tahali. Hingga ia memperoleh tajalli. Dirinya yang
sudah menjalani tahsfiyat dikembangkan dalam kegiatan hidup sufi dengan
menempuh empat tataran yakni, syari’at, tarekat, makrifat, dan hakikat. Dalam
tataran hakikat ia memperoleh tajalli zat Allah. Sedangkan hati-nya diasah dengan
selalu berzikir kepada Allah.14
4. Insan Kamil
Insan kamil terdiri dari 2 kata yaitu Insan dan Kamil. Insan yaitu manusia dan
kamil yaitu sempurna. Jadi Insan kami berarti mansia yang sempurna.dalam
konsep tasawuf Insan kamil menurut Ibnu Arabi adalah manusia yang sempurna
dari segi wujud dan pengetahuannya. Kesempurnaan wujudnya ialah karena
manifestasi sempurna dari citra Tuhan, yang pada dirinya tercermin nama-nama
dan sifat Tuhan secara utuh. Adapun kesempurnaan dari segi pengetahuannya
ialah karena ia telah mencapai tingkat kesadaran tertinggi, yakni menyadari
kesatuan esensinya dengan Tuhan yang disebut ma’rifat. Kesempurnaan insan
kamil disebabkan karena pada dirinya Tuhan ber-Tajalli secara sempurna melalui
hakikat Muhammad. 15
Sudah disebutkan diatas, Syaikh Samman mengajarkan bahwa Nur merupakan
pangkal terbentuknya alam semesta dan wujudnya generasi segala makhluk.
dengan demikian, bersandar dari wujudnya generasi segala makhluk mempunyai
Nur Muhammad. Memang manusia dipandang sebagai makhluk yang mempunyai
kemampuan jasmani, rohani, dan kecerdasan untuk mendekati Tuhan dengan
bersatu dengan Tuhan melalui Nur Muhammad. Dalam segi Syari’at , wujud insan
kamil adalah Muhammad, sedangkan segi hakikat adalah Nur Muhammad.

13
Sofyan Abdurrahman, “Nur Muhammad Dalam Naskah Klasik”, Jurnal Agama,(Ponorogo: STAIN
Ponorogo), Vol, 6, No. 2, 2010, h. 14.
14
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat…, h. 209.
15
A. Mahmud, “Konsep Insan Kamil Jamil”, Jurnal Humaniora, Vol. 1, No. 2, (UIN Alauddin
Makasar, 2016), h. 23.
Studi Tarekat |7

Hubungan keduanya dapat digambarkan seperti: Nabi Muhammad merupakan


koridor menuju insan kamil yaitu hakikat tempat “ bayangan Tuhan”. 16
5. Syathahat
Syaikh Samman adalah seorang sufi yang telah menggabungkan antara syariat
dan tarekat. Syathahat yang terucapkan oleh Syeikh Samman tatkala ia menyatu
dengan Allah. Syathahat “terucapkan” oleh Syaikh Samman bukan “diucapkan”,
karena gagasannya datang dari Allah. Syaikh Samman hanya lidahnya
dipergunakan oleh-Nya. Bersatu dengan Allah berarti bersatu dengan Nur
Muhammad, karena Nur Muhammad itu Mazhar Allah (penampakkan diri Allah).
Bagi seorang sufi menyatu dengan Allah dapat terjadi sembarang waktu dan
tempat.17
D. MASA DEPAN TAREKAT SAMMANIYAH
Perkembangan Tarekat Sammaniyah sangat berkembang pesat bahkan sudah
ke berbagai penjuru wilayah Indonesia. seperti di daerah Sulawesi Selatan Tarekat
Sammaniyah memiliki pengikutnya banyak saat ini. Ketika pencalonan capres-
cawapres pada Mei 2004, organisasi tarekat ini secara formal menyatakan dukungan
terhadap salah satunya. Pimpinan Tarekat Khalwatiyah Samman menyatakan
dukungannya dan merestui pencalonan M. Jusuf Kalla sebagai wakil presiden
berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Perkembangan Tarekat
Sammaniyah sangat jelas sudah memasuki dunia politik.
Selain Sulawesi Selatan, denyut kehidupan Tarekat Sammaniyah juga terjadi
di Kalimantan Selatan. Daerah yang merupakan asal dari M.Arsyad al-Banjari, yang
menjadi murid Syeikh Samman, pada 1998 lalu melakukan haluan Syaikh Samman
yang ke-230. Halauan tersebut, dihadari sekitar tiga ribu umat Islam dari berbagai
pelosok Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, serta berasal dari Jakarta dan Solo.
Organsasi tarekat ini mengambil sebuah kegiatan tentang perkumpulan pengajian
Martapura, Kalimantan Selatan.18
Ada beberapa motivasi masyarakat masuk Tarekat Sammaniyah yaitu:
1. Ingin mendapat ilmu pengetahuan Agama
Masyarakat datang ke pengajian Tarekat Sammaniyah yang berlokasi
di komplek sekumpul bertujuan untuk menuntut dan menambah ilmu

16
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat…, h. 210.
17
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat…, h. 211.
18
Sri Mulyani, Mengenal Dan Memahami Tarekat…, h. 215.
Studi Tarekat |8

pengetahuan agama, karena mereka merasa pengetahuan yang dimiliki


masih kurang. Pengikut tarekat ini sadar bahwa menuntut ilmu agama di
wajibkan oleh ajaran Islam.
Pengikut Tarekat Sammaniyah mengaku, tumbuhnya kesadaran pada
diri itu setiap kali mengikuti pengajian, semakin bertambah pula kesadaran
dan keyakinan mereka terhadap ilmu pengetahuan agama. Kesadaran
mereka secara tidak langsung menumbuhkan sifat tanggung jawab untuk
selalu mengabdikan diri pada agama dan selalu meningkatkan kesadaran
untuk menuntut ilmu pengetahuan, sehingga tanpa diperintahkan dengan
sendirinya keinginan untuk menghadiri pengajian itu selalu muncul.
2. Ingin mendapatkan Ketenangan Batin
Masyarakat yang mengikuti pengajian Tarekat Sammaniyah di
komplek Sekumpul merasakan ketenangan batin. Ketentraman batin selalu
mereka rasakan ketika datang dan mengikuti pengajian tersebut. Karena
itu, minat mereka datang ke Komplek Sekumpul untuk mengikuti
pengajian tarekat. Ketenangan batin dan ketentraman dalam hidup
merupakan dambaan setiap orang. Pengikut Tarekat Sammaniyah
mengakui bahwa penampilan dan kewibawaan pada setiap orang berbeda-
berbeda, hal itu menuntup kemungkinan ada satunya yang menjadi
kekaguman masyarakat.
3. Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah
Menurut pengikut tarekat masuk Tarekat Sammaniyah karena
termotivasi untuk melakukan Silahturahmi. Pengajian Tarekat
Sammaniyah membuka peluang untuk dijadikan sarana silahturahmi dan
saling kenal mengenal antar sesama pengikut. Dengan demikian mereka
memanfaatkan kesempatan setiap sekali diadakan pengajian untuk
menciptakan kebersamaan untuk menggapai tujuan hidup sesuai dengan
ajaran Islam. 19

19
Fauzan Sholeh, “Perkembangan Tarekat Sammaniyah Di Kabupaten Banjar”, Jurnal Islam, Vol. 1,
No.1, (UIN Alauddin Makasar, 2017), h. 139.
Studi Tarekat |9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammad bin ‘Abd al-Kasim al-Madani al-Syafi’I al-Samman ia lahir di
Madinah dari keluarga Quraisy. Di kalangan murid dan pengikutnya, ia lebih dikenal
sebagai al-Sammani atau Muhammad Samman. Sejak masa kanak-kanak ia belajar
agama dengan para ulama yang beradar di sekitar Madinah, dalam usia delapan tahun
ia sudah al-Qur’an. Saat remaja ia sudah menjadi guru agama di Madrasah Sanjariyah
di Madinah yang didatangi banyak murid dari negeri-negeri jauh. Sambil mengajar, ia
juga masih menimba ilmu kepada gurunya, Sulaiman al-Kurdi Al-Syafi’I, yang juga
merupakan guru bagi sekelompok murid Melayu-Indonesia pada abad 18. Hal ini
yang kemudian membentuk dirinya menjadi menganut mazhab Syafi’i.
Ajaran tarekat Sammaniyah adalah (1) tawassul, yang artinya sebuah bentuk
amalan yang diamalkan, yang dengannya seseorang yang telah melakukan amalan
tersebut untuk mendekatkan diri kepada-Nya. (2) wahdatul wujud, artinya Paham
wahdatul wujud dalam tasawuf berarti faham yang menyatakan bahwa hakikatnya
hanya satu yaitu Allah. (3) Nur Muhammad, artinya Posisi Muhammad sebagai nabi
dan rasul dapat dikatakan sebagai miniatur makhluk di alam semesta karena pada
dirinya beliau mendapatkan tajali Tuhan paling sempurna. (4) insan kamil, artinya .
wujud insan kamil adalah Muhammad. (5) Syathahat, artinya Bersatu dengan Allah
berarti bersatu dengan Nur Muhammad, karena Nur Muhammad itu Mazhar Allah
(penampakkan diri Allah). Bagi seorang sufi menyatu dengan Allah dapat terjadi
sembarang waktu dan tempat.
S t u d i T a r e k a t | 10

DAFTAR PUSTAKA

A Mahmud. 2016 .“Konsep Insan Kamil Jamil”, Jurnal Humaniora. UIN Alauddin
Makasar.
Abdurrahman. Sofyan. 2010. “Nur Muhammad Dalam Naskah Klasik”. Jurnal
Agama. Ponorogo: STAIN Ponorogo.

Mulyani. Sri. 2011. Mengenal Dan Memahami Tarekat-Tarekat Mutabarah Di


Indonesia. Jakarta : Kencana.

Ridwanullah. 2017 .“Tinjauan Umum Tentang Tawassul”. Jurnal UIN SUSKA Riau.

Sari. Yuliya. 2016.“Konsep Wahdatul Wujud Hamzah Fansuri”. Skripsi UIN Raden
Intan Lampung.

Sholeh. Fauzan. 2017 .“Perkembangan Tarekat Sammaniyah Di Kabupaten Banjar”.


Jurnal Islam. UIN Alauddin Makasar.

Anda mungkin juga menyukai