Anda di halaman 1dari 5

Amalan Rabu Wekasan

Posted by saifur ashaqi

» artikel pilihan

» Monday, 30 December 2013

Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir pada bulan Shafar. Dalam kitab “Kanzun
Najah” karangan Syekh Abdul Hamid dari Kudus yang pernah mengajar di Makkatul
Mukaramah. Dalam kitab tersebut diterangkan bahwa telah berkata sebagian ulama ‘arifin
dari ahli mukasyafah (sebutan ulama sufi tingkat tinggi), bahwa setiap hari Rabu di akhir
bulan Shafar diturunkan ke bumi sebanyak 320.000 macam malapetaka dan bencana. Bagi
orang yang melaksanakan shalat Rebo Wekasan atau shalat tolak bala pada hari tersebut
sebanyak 4 raka’at satu kali salam atau 2 kali salam dan pada setiap raka’at setelah membaca
surat al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat al-Kautsar 17 kali, surat al-Ikhlas 5 kali,
surat al-Falaq 2 kali dan surat an-Nas 1 kali. Setelah selesai shalat dilanjutkan membaca
surah yasin 1x dan membaca do’a tolak bala. Ataupun mengadakan istighotsah dan
shalawatan bersama-sama di Masjid, Musholla dan Majlis lain, maka orang tersebut akan
terbebas dari semua malapetaka dan bencana yang sangat dahsyat tersebut.
Keterangan-keterangan tersebut memang tidak ada dalam Qur’an dan Hadits, namun
hanya bersumber pada pendapat ahli mukasyafah (ulama sufi). Maka dari itu, muncullah dua
pendapat tentang Rebo Wekasan, sebagian ulama mengatakan amalan Rebo Wekasan tidak
dianjurkan dengan alasan tidak ada Hadits yang menerangkannya. Sebagian lagi ada yang
membolehkan melakukan shalat Rebo Wekasan, membaca yasin, shalawat dan amalan lain,
dengan dalih melakukan amalan tersebut termasuk melakukan keutamaan amal (Fadhailul
‘amal).
Mungkin ada pertanyaan, bagaimana dengan firman Allah Ta’ala, yang artinya:
’’Kaum ‘Ad pun mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-
ancaman-Ku, Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat
kencang pada hari nahas yang terus menerus. yang menggelimpangkan manusia seakan-akan
mereka pokok korma yang tumbang” (QS. al-Qamar :18-20).
Imam al-Bagawi dalam kitab tafsir Ma’alim al-Tanzil menceritakan, bahwa kejadian
itu (fi yawmi nahsin mustammir) tepat pada hari Rabu terakhir bulan Shafar. Orang Jawa
pada umumnya menyebut Rabu itu dengan istilah Rebo Wekasan. Hematnya, penafsiran ini
hanya menunjukkan bahwa kejadian itu bertepatan dengan Rabu terakhir bulan Shafar dan
tidak menunjukkan bahwa hari itu adalah kesialan (bencana) yang terus menerus.
Al-Imam Abdul Hamid Quds (Mufti dan Imam Masjidil Haram), dalam kitabKanzun
Najah Was-Suraar Fi Fadhail Al-Azmina Wash-Shuhaar menyatakan, “Banyak Wali Allah yang
mempunyai pengetahuan spiritual yang tinggi mengatakan bahwa pada setiap tahun, Allah
menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada
hari Rabu terakhir di bulan Shafar, yang dikenal dengan Rabu Wekasan. Oleh sebab itu, hari
tersebut menjadi hari yang terberat di sepanjang tahun. Maka barangsiapa yang melakukan
shalat sunnah 4 rakaat, di mana setiap rakaat setelah al-Fatihah dibaca surat al-Kautsar 17
kali lalu surat al-Ikhlash 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Naas masing-masing sekali; lalu
setelah salam membaca do’a Rebo Wekasan, maka Allah dengan Kemurahan-Nya akan
menjaga orang yang bersangkutan dari semua bala bencana yang turun di hari itu sampai
sempurna setahun”.
Ada juga riwayat yang ditulis dalam salah satu kitab Tasawuf, disitu dijelaskan “ Suatu
hari Rasulullah saw. dan para sahabatnya sedang mengadakan syukuran makan bersama.
Menyelinaplah salah seorang munafik perempuan di dapur tempat syukuran itu dilaksanakan
dengan pura-pura membantu para istri-istri sahabat yang sedang memasak makanan.
Padahal ia berniat buruk untuk meracuni makanan yang akan dihidangkan kepada Rasulullah
saw. dan para sahabatnya. Setelah ia berhasil menaruh racun di dalam makanan tersebut, ia
langsung pergi. Saat malaikat Jibril as. memberitahu Rasulullah saw. tentang racun tersebut
dan Rasulullah saw. belum sempat memberitahu kepada para sahabatnya, keluarlah makanan
yang akan dihidangkan itu di hadapan Rasulullah dan para sahabatnya. Salah satu sahabat
ada yang sudah sangat lapar sehingga langsung menyantap makanan yang sudah diracun itu
sebelum Rasulullah memberitahukannya. Ina lillahi wa Inna ilaihi Raji’un, akhirnya sahabat
Rasulullah itu menghembuskan nafas terakhir setelah memakan makanan yang telah diracun
oleh salah seorang perempuan munafik”. Dan hari kejadian tersebut terjadi pada hari Rabu
terakhir bulan Shafar atau orang Islam Jawa biasa menyebutnya Rebo Wekasan atau
Pungkasan.
Dari keterangan dan peristiwa itulah, beberapa ulama Ahlussunnah wal
Jama’ah menganjurkan kepada umat Islam untuk melakukan amalan-amalan yang positif
yang bernilai ibadah di hari Rabu terakhir bulan Shafar, seperti shalat sunnah, yasinan, baca
al-Qur’an, shalawatan dan lain sebagainya. Hal ini sebagai ikhtiar manusia agar terhindar
dari berbagai macam bencana yang menimpa dirinya sendiri, keluarga, saudara maupun
bangsanya. Tidaklah salah kalau seorang hamba memohon kepada Rabb-nya agar terhindar
dari berbagai macam bala dan bencana terutama di hari Rabu terakhir bulan Shafar atau
lebih dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan/Pungkasan.
Dan hari Rabu terakhir bulan Shafar pada tahun ini bertepatan dengan Tahun Baru
Masehi, yang mungkin sebagian rakyat Indonesia merayakannya dengan hal-hal yang
negatif. Ini akan menjadi sebuah hal yang bisa dikatakan dilematis dan kontradiktif. Kalau
kita mengamini pendapat ulama yang tersebut diatas (Syaikh Imam Abdul Hamid), maka
sebaiknya kita dan bangsa ini bisa merenung dan instropeksi diri dengan memperbanyak
dzikir, baca Qur’an dan shalawat di hari Rabu terakhir bulan Shafar ini. Agar kita dan bangsa
ini terhindar dari berbagai macam bencana terutama bencana alam, seperti banjir, gempa
bumi, tanah longsor dan lain-lain.

Wallahu A’lamu bi Muradih

“ Hiasilah Rabu Wekasan dan Tahun Baru Masehi Ini Dengan Amalan Yang Bernilai
Ibadah, Agar Kita Dan Bangsa Ini Terhindar Dari Berbagai Macam Bencana “
ISLAMNUSANTARA.COM – Hari rabu terakhir di bulan safar jatuh pada besok 9 Desember 2015
atau 27 Safar 1437 Hijriah. Rabu terakhir bulan safar disebut juga Rebo Wekasan di beberapa
daerah, seperti di Jogja disebut Rabu Pungkasan atau di daerah Banten sebagai Rebo Kasan. Rebo
Wekasan merupakan sebuah tradisi di masyarakat Muslim terutama di Jawa, Sunda, Kalimantan
Selatan, dan Bangka Belitung. Nama Rebo Wekasan sendiri diambil dari nama hari Rabu terakhir di
bulan Safar.
Beberapa daerah tersebut mempercayai bahwa rabu terakhir di bulan safar itu adalah hari sial.
Sehingga mereka harus melakukan ritual-ritual tertentu untuk menolak bala’ yang jatuh pada hari itu.
Sementara menurut `ulama besar, Imam Abdul Hamiid Quds, mufti dan imam Masjidil Haram
Makkah pada awal abad 20 dalam bukunya “Kanzun Najah was-Suraar fi Fadail al-Azmina wasy-
Syuhaar” mengatakan, “Banyak Awliya Allah yang mempunyai Pengetahuan Spiritual telah
menandai bahwa setiap tahun, 320 ribu penderitaan (Baliyyat) jatuh ke bumi pada hari Rabu terakhir
di bulan Safar.” Beberapa ulama mengatakan bahwa ayat Alquran, “Yawma Nahsin Mustamir” yang
artinya “Hari berlanjutnya pertanda buruk” merujuk pada hari ini.
Bulan Safar sebenarnya bukanlah bulan sial. Sebab, mitos Safar bulan sial ini sudah dibantah oleh
Rasulullah Muhammad SAW yang menyatakan bahwa bulan Safar bukanlah bulan sial.
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada penyakit menular (yang berlaku tanpa
izin Allah), tidak ada buruk sangka pada sesuatu kejadian, tidak ada malang pada burung hantu,
dan tidak ada bala (bencana) pada bulan Safar (seperti yang dipercayai).”
Adapun amalan-amalan dan do’a hari Rabu terakhir di bulan safar yakni sebagai berikut:
Disunnahkan melakukan shalat 4 raka’at
Tata cara sholatnya dapat dilakukan secara sendiri sendiri atau ber jama’ah.
Jumlah raka’at = 4 raka’at dengan 2 kali salam dengan bacaan setelah al fatihah :
Surat al kautsar (17x)
Surat al Ikhlas (5x)
Surat al Falaq dan an Nas masing masing (1x)
Niat Sholat : Usholli sunnatal lidaf’il balaa rokatainii lillaahi ta’ala
Artinya : Aku berniat shalat menghilangkan balai dua raka’at sunnat karena Allah SWT
Waktu pelaksanaannya dimulai dari hari selasa Ashar atau maghrib sampai Ashar atau maghrib hari
rabu. Sebaiknya dilakukan setelah matahari terbit atau sebelum waktu dhuha di hari rabu.
Bismilaahir rahmaanir rahiim
Wa shallallaahu alaa sayyidinaa muhammadin wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Allaahumma yaa syadiidal quwa wa yaa syadidal mihaal yaa aziiza dzallat Li’izzatika jamii’u khalqika
ikfinii min jamii’I khalqika yaa muhsinu yaa mujammilu yaa mutafadh-dhilu yaa mun’imu yaa
mukrimu yaa man laa ilaaha illa anta bi rahmatika yaa arhamar raahimiin Allaahumma bisirril hasani
wa akhiihi wa jaddihi wa abiihi ikfinii syarra haadzal yawma wa maa yanzilu fiihi yaa kaafii
fasayakfiyukahumul-laahu wa huwas-samii’ul ‘aliim. Wa hasbunallaahu wa ni’mal wakiilu wa laa
hawla wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim. Wa shallallaahu ta’aalaa ‘alaa sayyidinaa
muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wasallam
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga shalawat dan salam
Allah senantiasa tercurah pada junjungan kami, Nabi Muhammad saw, keluarga dan para
sahabatnya. Allahumma, Ya Allah, Tuhan Yang Maha Memiliki Kekuatan dan Keupayaan; Ya Allah,
Tuhan Yang Mahamulia dan karena Kemuliaan-Mu itu, menjadi hinalah semua makhluk ciptaan-Mu,
peliharalah aku dari kejahatan makhluk-Mu; Ya Allah, Tuhan Yang Maha Baik Perbuatan-Nya; Ya
Allah, Tuhan Yang Memberi Keindahan, Keutamaan, Kenikmatan dan Kemuliaan; Ya Allah, Tiada
Tuhan kecuali hanya Engkau dengan Rahmat-Mu Yang MahaPenyayang.
Allaahumma, Ya Allah, dengan rahasia kemuliaan Sayyidina Hasan ra dan saudaranya (Sayyidina
Husein ra), serta kakeknya (Sayyidina Muhammad saw) dan ayahnya (Sayyidina `Ali bin Abi Thalib
ra), peliharalah aku dari kejahatan hari ini dan kejahatan yang akan turun padanya; Ya Allah, Tuhan
Yang Maha Memelihara, cukuplah Allah Yang Maha Memelihara lagi Maha Mengetahui untuk
memelihara segalanya. Cukuplah Allah tempat kami bersandar; tiada daya dan upaya kecuali atas
izin Allah Yang Maha Tinggi lagi MahaAgung. Amin.
Amalan dan Adab harian bulan Safar
Adab Harian di Bulan Safar. Sebaiknya dilakukan dilakukan awrad berikut ini setiap hari: Syahadat 3
kali, Istighfar 300 kali, Banyak bersedekah. Awrad tersebut bermanfaat sebagai perlindungan
terhadap 70.000 bala (kutukan) yang dijatuhkan kepada umat manusia di bulan ini. Mawlana Syekh
Nazim QS juga berpesan untuk berhati-hati terhadap kesulitan yang terjadi pada hari Rabu terakhir
di bulan Safar.

Anda mungkin juga menyukai