LP DEMAM TYPOID
LP DEMAM TYPOID
A. PENGERTIAN
Thypoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella
thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella
Thypoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
B. ETIOLOGI
Etiologi thypoid adalah salmonella thypi, basil gram negatif bergerak dengan rambut
dan ada dua sumber penularan salmonella thypi yaitu pasien dengan carier. Carier
adalah orang yang sembuh dari demam thypoid dan masih terus mengekskresi
salmonella thypi dalam tinja dan air kemih selama lebihdari 1 tahun.
C. PATOFISIOLOGI
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly
Feses dan muntah pada penderita thypoid dapat menularkan kuman salmonella thypi
kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana
lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat.
tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi kemudian kuman tersebut
masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Setelah itu, kuman masuk ke
lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi
masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limfoid. Di dalam jaringan
limfoid ini kuman berkembang biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel – sel
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada thypoid disebabkan oleh
berperan pada patogenesis thypoid. Karena membantu proses inflamasi lokal pada
merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang
meradang.
D. MANIFESTASI KLINIK
Masa tunas typhoid adalah 10 -14 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan
1.Minggu 1
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari. Dengan
keluhan dan gejala demam, nyeri otot , nyeri kepala, anorexia, dan mual, batuk,
2.Minggu 2
Pada minggu ke 2 gejala sudah jelas terlihat dapat berupa demam, bradikardi, ,idah
E. KOMPLIKASI
1.Komplikasi intestinal
a)Perdarahan usus
b)Perporasi usus
c)Ileus paralitik
hemolitik
F. PENATA LAKSANAAN
1.Perawatan
a)Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam hilang atau 14 hari untuk mencegah
b)Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya transfusi bila ada
komplikasi perdarahan
2.Diet
a) Diet yang sesuai, tinggi kalori dan tinggi protein serta tidak mengandung banyak
serat
c) Setelah bebas demam, diberi makan bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim
d) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari
a) Kloramphenikol
b) Tiampenikol
c) Kotrimoxazol
1. Cuci tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan
makana
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Pemeriksaan leukosit
Pada kebanyakan kasus demam thypoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi
berada pada batas – batas normal bahkan kadang – kadang terdapat leukosit walaupun
tidak ada kompikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu, pemeriksaan jumlah
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapidapat kembali
3.Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid tetapi bila biakan darah
negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid. Hal ini dikarenakan
4.Uji widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin).
Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukkan adanya aglutinin dalam serum
klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh salmonella typhi, klien
A. Aglutinin O yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman)
kuman)
c)Aglutinin Vi yang dibuat karena rangsangan antigen Vi yang berasal dari simpai
kuman
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukkan titernya
untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar kemungkinan klien menderita
typhoid
I. PROGNOSIS
Prognosis kurang baik bila terdapat gejala klinis yang berat seperti dehidrasi, asidosis,
perforasi usus, dan gizi buruk. Prognosis demam tiphoid tergantung dari umur,
keadaan umum, derajat kekebalan tubuh, jumlah vurulensi salmonella serta cepat dan
tepatnya pengobatan.
1. Pengkajian
Faktor prespitasi dari demam typhoid adalah disebabkan oleh salmonella thyposa dan
lalat, feses dan muntah serta diperberat bila klien makan tidak teratur.
bersih dan pedas, tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, dari wc dan
meningkatnya suhu tubuh terutama pada malam hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak
2. Diagnosa keperawatan
A. Resiko tinggi ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan peningkatan suhu tubuh
Tujuan :
Ketidakseimbangan volume cairan tidak terjadI
Kriteria hasil :
Membran mukosa dalam batas normal, bibir lembab, TTV dalam batas normal,
tanda – tanda dehidrasi tidak ada
Intervensi Rasional
1. Monitor TTV 1.Merupakan indikator secara dini tentang
2. Monitor intake dan output hipovolemia
cairan serta konsentrasi urine 2.Sebagai salah satu kesan adanya
3.Beri cairan sedikit demi dehidrasi dan membutuhkan peningkatan
sedikit tapi sering cairan
3.Untuk meminimalkan hilangnya cairan
B. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang tidak adekuat
Tujuan :
Ø Nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
Ø Nafsu makan bertambah
Ø BB stabil / ideal
Ø Peristaltik usus normal
Ø Nilai laboratorium normal
Ø Konjungtiva dan membran mukosa tidak pucat
Intervensi Rasional
1.Kaji status nutrisi anak 1.Memberikan gambaran tentang status
2.Kaji makanan yang disukai nutrisi anak
dan tidak disukai anak 2.Dapat membantu untuk memenuhi
3.Anjurkan kepada orang tua kebutuhan nutrisi dari anak
untuk memberikan makanan 3.Dengan makan sedikit tapi sering dapat
sedikit demi sedikit tapi sering memenuhi nutrisi anak secara bertahap
4. Berikan makanan sesuai 4.Diet yang sesuai dapat membantu proses
dengan diet yang diberikan penyembuhan dan pemenuhan nutrisi
atau tidak merangsang muntah 5.Memberikan informasi tentang
5. Timbang BB tiap hari kebutuhan diet atau ketidakefektifan terapi
6. Pertahankan kebersihan 6. Mulut yang bersih dapat meningkatkan
mulut anak nafsu makan anak
Mansjoer, arif, dkk, (2000). Kapita selekta kedokteran edisi ketiga. Jilid 2. FKUI. Jakarta :
Media Ausculapius
Suriadi, S.kep. MSN & Rita Yuliani, S.kep. M. Psi (2006). Asuhan keperawatan pada anak.
Edisi 2. Jakarta. ISBN 979-95115-4-2
Suriadi, dkk. 2001. Asuhan keperawatan pada anak. Edisi I. CV sagung : Jakarta