Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENYAKIT THYPOID

KELOMPOK I KELAS A TINGKAT II


1. NURAPNI PO7131121004
2. ANGGRIANINGSI PO7131121003
3. CRISTA ASTRID SUNIA PO7131121039
4. RANI SALSABILAH PO7131121027
5. NUR FADILLAH K. PO7131121024

DOSEN PENGAMPU :
SRI REJEKI PETTALOLO, S.Gz.,RD.,M.Gizi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PALU JURUSAN GIZI
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi,
biasanya melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Penyakit akut
ditandai oleh demam berkepanjangan, sakit kepala, mual, kehilangan nafsu
makan, dan sembelit atau kadang-kadang diare. Gejala seringkali tidak spesifik
dan secara klinis tidak dapat dibedakan dari penyakit demam lainnya (WHO,
2018). Dari data WHO di dapatkan perkiraan jumlah kasus demam tifoid
mencapai angka antara 11 dan 21 juta kasusdan 128.000 hingga 161.000 kematian
terkait demam tifoid terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Penyakit serupa tetapi
seringkali kurang parah, demam paratipoid, disebabkan oleh Salmonella
Paratyphi.
Demam tifoid di Indonesia masih merupakan penyakit endemik dan
menimbulkan pertanyaan kesehatan yang serius. Jumlah kejadian demam tifoid
diketahui lebih tinggi di negara yang berkembang di daerah tropis seperti di
Indonesia. Tifus Demam hubungannya dengan individu higiene dan sanitasi
lingkungan. Anak itu paling mudah menderita demam tifoid, meski gejala yang
dialami anak lebih ringan dari orang dewasa. Beberapa negara berkembang yang
masih menjadi daerah endemis demam tifoid, kasus yang terjadi biasanya karena
minum air yang terkontaminasi dan sanitasi yang buruk. Infeksi terjadi jika
mengkonsumsi makanan yang disediakan oleh pasien demam tifoid yang tidak
membersihkan tangan dengan benar setelah ke toilet. Infeksi juga dapat terjadi
pada air minum yang telah menjadi bakteri Salmonella.

B. Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi penyakit Thypoid
2) Untuk mengetahui patofisiologi penyakit Thypoid
3) Untuk mengetahui etiologi penyakit Thypoid
4) Untuk mengetahui pengkajian gizi penyakit Thypoid
5) Untuk mengetahui intervensi penyakit Thypoid
BAB II
GAMBARAN UMUM PENYAKIT THYPOID

1. Pengertian penyakit Thypoid


Typhoid abdominalis merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada usu halus
yang disebabkan oleh salmonella thypii yang dapat ditularkan melalui makanan, mulut,
atau minuman yang terkontaminasi. Demam Typhoid (entric fever) adalah infeksi akut
yang biasanya mengenai saluran cerna, dengan gejala demam kurang lebih dari 1
minggu, gangguan pencernaan, dan gangguan kesadaran. Demam typhoid atau typhoid
abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya menyerang saluran cerna (usus
halus) dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna dan
gangguan kesadaran.

2. Patofisiologi penyakit Thypoid


Salmonella thypi masuk dan merusak tubuh manusia melalui makanan yang
tercemar, sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi diserap
melalui usus, melalui pembuluh limfe lalu masuk kedalam peredaran darah sampai ke
organ-organ lain, terutama hati dan limpa. Basil yang tidak dihancurkan
berkembangbiak dalam hati dan limpa sehingga organ organ tersebut akan membesar
disertai dengan rasa nyeri pada perabaan, kemudian basil masuk kembali kedalam darah
(bacterima) dan menyebar kesuluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus
halus, sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong pad amukosa diatas plak nyeri ;
tukak tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan perforasi usus disebabkan oleh
endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan
pada usus.

3. Etiologi penyakit Thypoid


Penyebab dari penyakit demam typhoid adalah salmonella typhosa yang
memeliki ciri-ciri kuman bergerak dengan bulu getar dan tidak berspora basil gram
negatif dan mempunyai 3 jenis antigen paling sedikit yaitu antigen H (Hegella), antigen
O (somatik yang terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), dan antigen Vi
BAB III
ASUHAN GIZI
1. Pengkajian gizi
Penulisan diagnosa medis berdasarkan data anamnesa yang didapatkan.
Penulisan diagnosa berdasarkan Diagnosa medis yang terdapat pada referensi Asuhan
Gizi di Puskesmas 2015 Halaman 13 meliputi domain intake (N.I) domain klinik
(N.C), dan domain behaviour (N.B) dan dihubungkan dengan hasil anamnesa.
2. Intervensi gizi
a. Tujuan pemberian diet
• Memberikan makanan yang cukup dan tidak membebani saluran pencernaan.
• Mencegah penurunan berat badan.
b. Prinsip diet
• Energi tinggi
• Protein tinggi
• Lemak rendah
• Karbohidrat cukup
• Cairan tinggi
• Na dan K tinggi
• Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya (mula-
mula lunak kemudian makanan biasa)
• Tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun
menimbulkan banyak gas
c. Syarat diet
• Energi diberikan lebih tinggi karena kenaikan energi basal
• Protein diberikan tinggi karena karena terdapat peningkatan pemecahan
protein dan peningkatan kebutuhan system imun akibat peradangan seperti :
leukosyt dan sebagainya
• Cairan diberikan tinggi karena banyak kehilangan cairan melalui pernafasan,
muntah, diare, keringat dan kebutuhan untuk untuk menstabilkan suhu tubuh
• Elektrolit (mineral) terutama Na dan K diberikan tinggi untuk koreksi
keseimbangan akibat demam. 5. Bentuk makanan sebaiknya diberikan
minimal lunak dan berlaku syarat-syarat pengolahan menurut konsistensi
lunak serta pemilihan bahan makanan menurut syarat bentuk makanan lunak.
• Pada kondisi demam diberikan makanan dalam bentuk olahan menggunakan
cairan lebih banyak (berkuah) atau banyak
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Typhoid adalah infeksi bakteri akut yang disebabkan oleh salmonella typhii

yang menyerang usus halus. Demam typhoid merupakan suatu infeksi akut yang

menyerang system pencernaan terutama pada bagian usus halus yang di sebabkan oeh

bakteri salmonella typhi. Dengan gejala demam selama 1-2 minggu yang ditandai

dengan demam tinggi nyeri pada bagian perut, dan mual muntah dan bisa menyebabkan

penurunan kesadaran.

B. Saran
Mengadakan penyuluhan cara hidup sehat dan pencegahan penyakit demam
tifoid kepada masyarakat, terutama masyarakat dengan pendidikan yang kurang.
Sebaiknya semua penderita tifoid dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapat perawatan
yang sempurna. Sebaiknya penderita tifoid mendapat pengobatan sesuai dengan dosis
dan ketentuan pengobatan, untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai