Anda di halaman 1dari 5

STANDAR AUDIT (SA) 300:

PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Meta Trisanti
PPAK 34 Mega Kuningan

A. RINGKASAN SA 300
SA 300 merupakan standar audit yang khusus menjelaskan terkait dengan
tanggung jawab auditor yang bertugas untuk membuat perencanaan audit atas
laporan keuangan, dengan konteks bahwa audit yang akan dilakukan merupakan audit
berulang. SA ini menjabarkan dengan detail terkait definisi, manfaat hingga aktivitas-
aktivitas perencanaan audit yang harus dilakukan auditor ketika akan mengaudit
laporan keuangan. Berikut adalah penjelasannya:

1. Definisi dan Peran dari Perencanaan Audit Atas Laporan Keuangan


Perencanaan suatu audit merupakan proses yang melibatkan penetapan strategi
audit secara menyeluruh untuk perikatan tersebut dan proses pengembangan rencana
audit. Sifat dan luas aktivitas suatu perencanaan audit akan bervariasi sesuai dengan
ukuran dan kompleksitas entitas (klien), pengalaman terdahulu anggota tim perikatan
dengan entitas, serta perubahan kondisi yang terjadi selama perikatan audit.
Melalui perencanaan audit yang baik, tentunya akan memberikan manfaat bagi tim
perikatan yang akan melakukan audit atas laporan keuangan, berikut peran/manfaat
yang akan diperoleh: (1) Membantu auditor untuk mencurahkan perhatian yang tepat
terhadap area yang penting dalam audit; (2) Membantu auditor dalam identifikasi dan
menyelesaikan berbagai masalah yang potensial dengan tepat waktu; (3) Membantu
auditor dalam mengorganisasi dan mengelola perikatan audit dengan baik;
(4) Membantu dalam pemilihan anggota tim perikatan dengan tingkat kemampuan dan
kompetensi yang tepat dan penugasan pekerjaan yang tepat sesuai dengan
kompetensi anggota perikatan tersebut; (5) Membantu (jika relevan) dalam
pengkoordinasian hasil pekerjaan yang dilakukan oleh auditor komponen dan pakar.
2. Aktivitas Perencanaan Audit
a) Strategi Audit Secara Keseluruhan
Penetapan strategi audit secara keseluruhan perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan,
melalui strategi audit secara keseluruhan dapat membantu auditor dalam
menentukan:
• Sumber daya yang dialokasikan untuk area audit tertentu, seperti penggunaan
aggota tim dengan pengalaman yang tepat untuk area berisiko tinggi
• Jumlah anggota sumber daya yang dialokasikan untuk area audit tertentu,
seperti menentukan jumlah anggota tim yang ditugasi untuk mengamati perhitungan
fisik persediaan yang sifatnya material
• Kapan sumber daya tersebut dialokasikan
• Bagaimana sumber daya tersebut dikelola, diarahkan dan disupervisi, seperti
kapan akan dimulai dan diakhiri sebuah rapat tim.
Berikut adalah penetapan strategi audit secara keseluruhan yang harus dilakukan
oleh auditor ketika akan melakukan audit, antara lain:
• Mengidentifikasi karateristik perikatan yang mendefinisikan ruang lingkupnya.
Contohnya adalah mengidentifikasi kerangka pelaporan keuangan yang menjadi dasar
penyusunan informasi atas laporan keuangan yang diaudit; mengidentifikasi cakupan
audit yang diharapkan, termasuk jumlah dan lokasi komponen yang dicakup; dan sifat
segmen bisnis yang diaudit.
• Memastikan tujuan pelaporan perikatan untuk merencanakan waktu audit dan
sifat komunikasi yang disyaratkan. Contohnya adalah memastikan jadwal pelaporan
entitas, seperti pelaporan interim dan pelaporan final; dan melakukan pembahasan
dengan manajemen tentang komunikasi yang diharapkan atas status pekerjaan audit
selama perikatan berlangsung.
• Mempertimbangkan faktor-faktor yang menurut pertimbangan profesional
auditor signifikan dalam mengarahkan usaha tim perikatan. Contohnya adalah
penentuan tingkat materialitas; dan cara auditor menekankan kepada anggota tim
perikatan tentang kebutuhan untuk selalu memiliki sikap kritis dalam berpikir serta
menggunakan skeptisme profesional dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
audit.
• Memastikan sifat, saat, dan luas sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan perikatan. Contohnya adalah penanggaran perikatan, termasuk
pertimbangan yang tepat atas lamanya waktu yang dibutuhkan untuk area yang
mengandung risiko kesalahan penyajian material yang lebih tinggi.
b) Rencana Audit
Rencana audit merupakan proses yang lebih rinci daripada strategi audit secara
menyeluruh, hal ini dikarenakan rencana audit akan mencakup sifat, saat dan luas
prosedur audit yang akan dilaksanakan oleh anggota tim perikatan. Dalam
pengembangan rencana audit, auditor harus mempertimbangkan hal berikut:
• Sifat, saat, dan luas prosedur penilaian risiko yang direncanakan
• Sifat, saat, dan luas prosedur audit lanjutan yang direncanakan pada tingkat
asersi
• Prosedur audit lainnya yang direncanakan dan harus dilaksanakan agar
perikatan tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh SA.
Perencanaan atas prosedur audit akan dilakukan selama pelaksanaan audit seiring
dengan perkembangan rencana audit untuk perikatan tersebut. Contohnya adalah
perencanaan atas prosedur penilaian risiko oleh auditor terjadi pada awal proses
audit, akan tetapi perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur audit selanjutnya yang
spesifik bergantung pada hasil prosedur penilaian risiko.

c) Perubahan Terhadap Keputusan Perencanaan Selama Pelaksanaan Audit


Sebagai akibat dari berbagai peristiwa yang tak terduga, maka auditor
dimungkinkan akan memodifikasi strategi audit secara keseluruhan dan rencana audit.
Adanya modifikasi tersebut juga akan berdampak sifat, saat dan luas prosedur audit
yang telah direncanakan, sehingga juga perlu dimodifikasi. Salah satu penyebab
adanya perisiwa yang tak terduga tersebut mungkin disebabkan adanya perbedaan
informasi (sifatnya signifikan) yang menjadi perhatian auditor dengan informasi yang
tersedia ketika auditor merencanakan prosedur audit. Contohnya adalah bukti audit
yang diperoleh melalui pelaksanaan prosedur subtantif mungkin bertentangan dengan
bukti audit audit yang diperoleh melalui pengujian pengendalian.

d) Arahan, Supervisi, dan Penelaahan


Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk sifat, saat dan luas
arahan; dan supervisi anggota tim perikatan, dan penelaahan yang bervariasi:
• Ukuran dan kompleksitas entitas
• Area audit
• Risiko kesalahan penyajian material yang dinilai
• Kemampuan dan kompetensi setiap anggota tim perikatan dalam melaksanakan
pekerjaan audit.
3. Dokumentasi
Dalam proses perencanaan atas suatu audit laporan keuangan, auditor harus
memasukan hal-hal berikut ini dalam dokumentasi audit:
• Strategi audit secara keseluruhan. Contohnya adalah auditor dapat meringkas
strategi audit secara keseluruhan dalam bentuk suatu memorandum yang berisikan
keputusan-keputusan utama tentang ruang lingkup, saat, dan pelaksanaan audit
secara keseluruhan.
• Rencana audit. Dokumentasi atas rencana audit dapat berupa suatu catatan
atas sifat, saat, dan luas prosedur penilaian risiko yang direncanakan dan prosedur
audit lanjutan pada tingkat asersi sebagai respon atas risiko yang dinilai.
• Setiap perubahan signifikan yang dilakukan selama perikatan audit terhadap
strategi audit atau rencana audit secara keseluruhan, dan alas an atas perubahan
tersebut.
4. Pertimbangan Tambahan dalam Perikatan Audit Tahun Pertama
Auditor perlu melakukan aktivitas berikut sebelum melakukan atau memulai audit
tahun pertama:
• Melaksanakan prosedur terkait dengan penerimaan hubungan dengan klien dan
perikatan audit tertentu (SA 220).
• Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu, jika terjadi pergantian
auditor.
Selain itu, berikut adalah pertimbangan tambahan yang dapat dipertimbangkan
oleh auditor untuk perikatan audit tahun pertama terkait dengan strategi audit secara
keseluruhan dan rencana audit, antara lain:
• Kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan, membuat kesepakatan
dengan auditor pendahulu. Contohnya adalah menelaah kertas kerja auditor
pendahulu
• Mendiskusikan isu-isu utama yang ditemukan selama proses seleksi awal
auditor, dengan manajemen, serta mengkomunikasikan isu-isu tersebut kepada pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola dan bagaimana isu-isu tersebut
mempengaruhi strategi audit secara keseluruhan dan rencana audit
• Prosedur audit yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang tepat dan
cukup tentang saldo awal
• Prosedur-prosedur lain yang disyaratkan oleh sistem pengendalian mutu KAP
untuk perikatan audit tahun pertama. Contohnya adalah sistem pengendalian mutu
KAP yang mungkin mengharuskan adanya keterlibatan individu senior untuk menelaah
strategi audit secara keseluruhan sebelum memulai prosedur audit yang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai