Anda di halaman 1dari 3

Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan Koping pada Klien dengan

Ketergantungan NAPZA

Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan ketergantungan


NAPZA, perlu dilakukan pengkajian secara menyeluruh. Pada model stress-adaptasi,
memandang perilaku manusia dari perspektif holistik yang mengintegrasikan
biologis, psikologis, dan aspek sosial budaya perawatan. Sifat holistik praktik
keperawatan jiwa memeriksa segala aspek dari individu, keluarga, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat digunakan untuk mengumpukan data karena pengkajian
pada model ini dilakukan dengan melihat aspek biologis, psikologis, dan aspek sosial
budaya perawatan yang diberikan [ CITATION Gai13 \l 1033 ]. Pengkajian yang
dilakukan meliputi faktor predisposisi, faktor presipitasi, sumber koping dan
mekanisme koping. Dalam pengkajian, adapun yang dapat diperhatikan yaitu riwayat
hidup, penampilan umum dan perilaku motorik, suasana hati dan yang
mempengaruhi, proses pemikiran dan konten, proses sensorium dan intelektual, harga
diri, peran dan hubungan, penilaian dan pengertian dalam suatu hal, dan
pertimbangan terkait fisiologisnya [ CITATION She11 \l 1033 ].

A. Pengkajian

Pada faktor predisposisi, faktor risiko yang dipengaruhi oleh jenis dan jumlah
sumber daya individu tersebut yang dapat digunakan untuk menangani stress. Faktor
predisposisi meliputi faktor biologis, psikologis, dan sosiokultural. Sedangkan, faktor
presipitasi merupakan hal atau stimulus yang dialami individu tersebut [ CITATION
Gai13 \l 1033 ]. Faktor biologis yang dilihat pada penyalahgunaan NAPZA masih
belum diketahui pasti tetapi pada faktor psikologis dikaitkan dengan hubungan terkait
masalah psikologis, seperti kecemasan, depresi, kepribadian antisosial dan
kepribadian ketergantungan. Adapun yang menyatakan bahwa pengguanan NAPZA
tersebut untuk mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit atau stress. Adapun
faktor sosiokultural yang mempengaruhi penggunaan NAPZA. Dalam kasus, dapat
dilihat terdapat faktor Presipitasi. Hal ini dilihat dari penyataan klien yang
menyatakan bahwa ia menggunakan NAPZA saat berusia 17 tahun. Klien diajak oleh
temannya namun klien menjadi ketergantungan dan akan menggunakan NAPZA jika
menghadapi suatu masalah. Sedangkan, pada faktor predisposisi tidak dijelaskan di
dalam kasus.

Sumber koping adalah potensial diri baik secara internal dan eksternal yang
dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan stressor yang diterima. Sumber
koping dalam mencapai kemampuan industri meliputi empat hal, yaitu kemampuan
individu, dukungan sosial, materi yang tersedia, dan kenyakinan pada dirinya
[ CITATION Gai13 \l 1033 ]. Dalam kasus, dapat dilihat bahwa kemampuan individu
ialah baik dari segi fisik namun dari psikologis klien kurang karena penilaian klien
terhadap sumber koping, NAPZA, merupakan sumber yang maldaptif. Dukungan
sosial yang diberikan cukup karena keluarga klien (orangtua dan istri) sudah sering
memberikan nasihat kepada klien. Materi yang tersedia dari klien terlihat cukup
karena klien bekerja. Keyakinan pada diri klien juga dinilai kurang karena
menghindari masalah.

Mekanisme koping merupakan sesuatu yang digunakan klien untuk


pertahanan diri baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam menghadapi
stressor yang dihadapinya [ CITATION Gai13 \l 1033 ]. Dalam kasus, dilihat bahwa
koping yang digunakan klien ialah NAPZA dan hal ini tentunya menjadi kebiasaan
maldatif. Setiap ada masalah yang dihadapi klien, klien akan menggunakan NAPZA.
Sehingga, hal ini menjadikan klien ketergantungan dengan NAPZA.

B. Diagnosis

Diagnosis yang diberikan sesuai dari data kasus yang ada, ialah
ketidakefektifan koping individu. Ketidakefektifan koping merupakan
ketidakmampuan seseorang dalam melakukan penilaian yang valid terhadap stressor,
ketidakadekuatan pilihan respons yang dipraktikkan, dan ketidakmampuan untuk
menggunakan sumber yang tersedia [ CITATION Wil14 \l 1033 ] . Pada kasus, hal ini
terlihat dari ketidakmampuan klien dalam menyelesaikan masalahnya dan meminta
bantuan pada seseorang. Kurangnya kemampuan penyelesaian masalah, kebiasaaan
destruktif pada diri sendiri dan berubahnya pola komunikasi juga menjadi penyebab
pada kasus yang ada. Faktor yang mungkin berhubungan oleh penyebab klien ialah
ketidakadekuatan kesempatan klien mempersiapkan diri menghadapi stressor dan
tidak percaya diri pada kemampuan menangani suatu situasi. Adapun dual diagnosis
yang merupakan seseorang dengan gangguan substansi dan penyakit mental berat.
Namun, dilihat dari kasus bahwa klien tidak mengalami penyakit mental berat
[ CITATION Tow09 \l 1033 ].

Daftar Pustaka

Stuart, G. W. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing tenth edition.


Missouri: Elsevier Mosby.

Townsend, M. C. (2009). Psychiatric mental health nursing: concepts of care in


evidence-based practice 6th edition. Philadelphia: F.A Davis Company.

Videbeck, S. L. (2011). Psychiatric-mental health nursing 5th edition. Philadelphia:


Lippincott Williams & Wilkins.

Wilkonson, J. (2014). Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA-I, Intervensi NIC,


Hasil NOC, Ed. 10. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai