PEMBAHASAN
Penilaian hasil belajar tidak hanya dilakukan dengan tes, tetapi dapat juaga dilakukan
melalui alat atau instrumen pengukuran bukan tes, seperti pedoman observasi, skala sikap,
daftar cek dan catatan anekdotal. Pedoman observasi baik untuk mengukur hasil belajar yang
mengutamakan penampilan atau ketrampilan dalam pendidikan profesional. Karena pada
umumnya hasil belajar yang bersifat ketrampilan sukar diukur dengan tes, maka digunakan
teknik pengukuran lain yang dapat memberi informasi yang lebih akurat.
Penilaian autentik (autentic assesment) atau penilaian kinerja (performance
assesment) merupakan suatu jenis penilaian yang meminta siswa untuk menunjukan kinerja
yang memperlihatkan ketrampilan-ketrampilan dan pengetahuan esensial yang
bermakna/penalaran untuk menyelesaikan tugas tertentu dan menampilkan kreasi mereka
untuk membuat produk tertentu.
Merujuk pada pengertian bahwa penilaian adalah proses pengumpulan , pengolahan,
dan pemaknaan data terkait dengan proses dan hasil belajar siswa, maka penilaian autentik
dapat berwujud sebagai catatan anekdot (jurnal harian), penilaian kinerja dan portofolio.
Penilaian autentik yang dimaksud dalam kurikulum nasional meliputi kombinasi berbagai
jenis penilaian, yaitu: penialaian sikan dan kinerja atau ketrampilan siswa melalui
pengamatan (menggunakan lembar pengamatan), penilaian sikap melalui format observasi
sikap, penilaian diri dan penilaian antar teman atau jurnal dan catatan anekdotal, penialaian
melalui tugas-tugas yang diberikan pada proses dan setelah pembelajaran dan penilaian
portofolio.
Penilaian terhadap kinerja dan produk siswa didasarkan pada perbandingan performa
atau kinerja siswa dengan kriteria. Penilaian kinerja tidak hanya dapat digunakan untuk
menilai individu siswa tetapi juga kelompok siswa. Tugas dirancang sedemikian rupa sesuai
tujuan pembelajaran, sehingga siswa melakukan unjuk kemampuan atau ketrampilan yang
menjadi target atau sasaran penilaian dalam pembelajaran.
Ada beberapa pilihan untuk mencatat atau merekam kemampuan dan ketrampilan
siswa melalui penilaian kinerja yang dinilai pada tabel 1.1, yaitu menggunakan daftar ceklis,
skala lajuan/peringkat, jurnal harian (catatan anekdotal atau catatan lapangan) dan catatan
mental. Pada masing-masing teknik tersebut terdapat kelemahan dan kelebihannya.
Tabel 1.1 teknik mencatat penilaian kinerja
No Keterlaksanaan
Aspek kinerja yang diamati
. Ya Tidak
A. Mengambil larutan
Memegang pipet seukuran
a. Posisi .. ..
b. Posisi
c. Memasukkan
d. Mengisap larutan
1. Tidak
2. Larutan
e. Menutup
f. Mengeringkan
g. Menurunkan
1. Tepat
2. melihat
B. Memindahkan larutan
a. meletakkan
1. posisi
2. posisi
b. mengeluarkan
1. melewati
2. tidak
c. mengemasi
Total skor
Daftar cek cukup tepat digunakan untuk menilai kinerja siswa bersifat motorik, yang
berkaitan dengan penggunaan alat-alat di laboratorium. Penggunaan alat selalu harus
dilakukan secara benar, karena menentukan hasil kerja. Karena itu, dalam penggunaan alat
tidak ada rentang kualitas kerja, namun apakah dikerjakan atau tidak, benar dilakukan atau
tidak.
Pada tabel 1.2, rincian posisi tangan terhadap pipet hanya dikatakan posisi “sudah benar”
tersebut dapat dirinci lagi dalam kalimat, jika dikhawatirkan menimbulkan salah tafsir atau
lengkapi dengan gambar penggunaan alat.
Contoh rubrik penilaian pada tabel 1.3 dapat digunakan sebagai template yang
umum untuk menilai kinerja siswa yang berkaitan dengan penyelesaian tugas atau
produk. Pada rubrik tersebut dapat dilihat bahwa setiap deskriptor memiliki gradasi
kualitas dengan skor yang berbeda-beda yaitu dari 0 hingga 5. Penggunaan rubrik diatas
masih bersifat multi tafsir, terutama bila digunakan oleh penilai yang berlainan dan agak
sulit dikomunikasikan kepada siswa apa yang dimaksud dengan pemahaman yang
lengkap, pemahaman yang cukup, pemahaman sebagian, dan seterusnya.
Sebagaimana diutarakan diatas, bahwa komponen penilaian autentik dapat
mencakup penugasan dan kriteria, maka sebelum siswa diminta untuk memperlihatkan
kinerjanya dalam melakukan sesuatu, maka harus dirancang sebuah tugas yang jelas
yang berisi apa yang harus dikerjakan siswa. Untuk dapat dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Identifikasikan dan pilih pengetahuan serta keterampilan yang harus dimiliki
siswa.
2. Rancanglah tugas atau kinerja yang harus ditunjukan siswa dengan
memerhatikan waktu, kompleksitas tugas, kontribusi tugas terhadap pencapaian
tujuan, peningkatan mutu, dan kemampuan siswa.
3. Susunlah rubrik penilaian sebagai pedoman bahwa siswa dapat belajar dan
meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.
4. Periksa kembali tujuan yang ingin dicapai sesuai sesuai kompetensi dasar yang
diharapkan. Hal ini diperlukan untuk menyamakan pedoman penskoran dengan
indikator dan pelaksanaan pembelajaran.
Walaupun suatu rubrik atau scoring rubrics sudah disusun sebaik-baiknya, tetapi
harus disadari bahwa tidak mungkin rubrik yang sudah disusun itu sempurna atau satu-
satunya kriteria untuk menilai kinerja siswa dalam bidang tertentu. Dari satu tugas saja
bisa disusun lebih dari satu rubrik. Oleh karena itu perlu pula dikembangkan juga alat
untuk menilai suatu rubrik yang telah disusun. Hal ini bertujuan untuk mencapai validitas
atau kesahihan alat ukur yang berbentuk rubrik.
Pertanyaan-pertanyyan berikut dapat digunakan sebagai patokan untuk menilai
suatu rubrik.
1. Apakah aspek-aspek yang diukur melalui rubrik berhubungan langsung dengan
kriteria yang dinilai?
2. Apakah rubrik tersebut mencakup keseluruhan aspek-aspek kinerja yang
dinilai?
3. Apakah kriteria yang dipilih sudah menggunakan standar yang secara umum
berlaku dalam bidang kinerja yang dinilai?
4. Apakah dimensi dan skala yang digunakan terdefinisi dengan baik?
5. Apakah skala numeric atau angka-angka yang digunakan itu sudah
menggambarkan perbedaan dari setiap kategori kinerja?
6. Apakah rubrik yang digunakan dipahami oleh siswa?
7. Apakah rubrik cukup adil dam bebas dari bias?
8. Apakah rubrik mudah digunakan, cukup praktis dan mudah diadministrasikan?
c. catatan lapangan atau anekdotal
anekdotal adalah catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan terhadap
siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar. Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat
kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa, misalnya kemampuan siswa untuk
bekerja sama, kemampuan siswa menggunakan peralatan secara aman, atau kemampuan
siswa untuk memilih bahan kerja yang tepat. Sealin itu juga dapat berisi deskripsi
perkembangan sikap siswa dalam proses pembelajaran. Supaya anekdotal dapat dimanfaatkan
secara maksimal maka sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Menentukan kompetensi yang akan diamati dan bagaimana mengamatinya. Misalnya,
guru akan mengamati kemampuan siswa mengorganisasi dan menerepkan prosedur
kerja yang benar, maka hal-hal yang perlu diamati adalah kerapian ruang kerja siswa,
penggunaan alat secara aman, dan penerapan prinsip-prinsip kenyamanan dalam
kerja.
2. Menentukan siswa yang akan diamati secara sistematis, karna guru tidak mungkin
mengamati seluruh siswa dalam 1 kali kegiatan belajar mengajar. Dengan cara
bergantian tersebut, semua siswa akhirnya akan dapat diamati dari pada mengamati
seluruh siswa dalam 1 kegiatan.
d. penilaian produk
penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu
produk. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk-
produk IPA, Teknologi dan seni. Produk yang dibuat adalah benda-benda yang bermanfaat
bagi diri siswa atau lingkungan siswa. Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya
saja tetapi juga proses pembuatannya.
Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi kekeliruan dalam
menyusun kisi-kisi instrumen penilaian. Penilaian hasil kerja biasa digunakan guru untuk
menilai : 1. Penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum keterampilan
berikutnya, 2. Tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang atau
kelas disekolah.