Anda di halaman 1dari 11

Pedoman Penskoran dan Rubrik Penilaian

Ririt Rahma Wati (20201006031106)


Sinta Rohmawati (202010060311012)
Fathur Rohman D. K. (202010060311041)
Nuning Rahmania F. (202010060311052)

PENDAHULUAN
A. Kompetensi
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan mahasiswa untuk mampu mendeskripsikan
pedoman penskoran (tes) dan rubrik penilaian (non-tes)
B. Indikator
Setelah mengikuti pembelajaran pedoman penskoran (tes) dan rubrik penilaian, mahasiswa
mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan manfaat dari pedoman penskoran (tes) dan rubrik penilaian
(non-tes)
2. Menyebutkan jenis rubrik penilaian
3. Mengembangka n rubrik penilaian

URAIAN MATERI
A. Pengertian dan Manfaat dari Pedoman Penskoran dan Rubrik Penilaian
1. Pengertian dan manfaat dari pedoman penskoran (tes)
Dalam evaluasi pembelajaran diperlukan pedoman penskoran (tes) yang dapat
digunakan sebagai petunjuk menilai pekerjaan siswa. Pedoman penskoran adalah
pedoman yang digunakan untuk menentukan skor hasil penyelesaian pekerjaan siswa.
Skor ini kemudian ditafsirkan menjadi nilai. Kesulitan yang dihadapi adalah
menetapkan skor dengan tepat terhadap penyelesaian pekerjaan siswa, baik tugas,
ulangan, atau yang lain. Konsistensi penskoran sangat penting untuk pemerolehan hasil
penilaian antar siswa yang tidak bias dikarenakan penilaian guru yang tidak konsisten.
Menurut Charlotte Danielson dalam (Sumaryanta, 2015) Proses pengembangan
pedoman penskoran perlu memperhatikan aspek dan kriteria yang digunakan sebagai
kerangka untuk menentukan skor terhadap hasil kerja siswa. Aspek dan kriteria ini
harus didefinisikan dengan jelas dan benar sebagai pijakan dalam perumusan pedoman
penskoran lebih lanjut. Aspek belajar yang dinilai harus diselaraskan dengan
kompetensi yang dipelajari siswa sehingga dapat membimbing guru memberikan
penilaian yang akurat. Kriteria penilaian juga penting ditentukan dengan baik sebagai
pijakan menentukan standar penskoran yang akan ditetapkan dalam pedoman. Kriteria
yang jelas akan membantu pengembang untuk menghasilan pedoman penskoran yang
tepat sehingga penilaian yang dihasilkan akan berkeadilan. Akurasi dan keadilan
penilaian merupakan prasyarat mutlak untuk dapat dihasilkannya penilaian yang
objektif dan akuntabel, selaras dengan tuntutan penilaian menurut Permendikbud No.
66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian.
Dalam Permendikbud tersebut dijelaskan bahwa penilaian harus dilakukan
dengan objektif dan akuntabel, yaitu berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi oleh
faktor subjektivitas penilai serta harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal maupun eksternal sekolah. Pedoman penskoran yang baik akan membantu guru
menjawab kebutuhan terpenuhinya kedua prinsip penilaian tersebut. Pedoman
penskoran diperlukan baik untuk tes bentuk pilihan maupun uraian. Kedua bentuk tes
tersebut memerlukan pedoman yang jelas apa dan bagaimana penilaian dilakukan.
Manfaat dari pedoman penskoran itu sendiri digunakan sebagai pedoman menentukan
skor hasil kerja siswa sehingga diperoleh skor seobjektif mungkin. Oleh karena itu,
penting bagi guru mempelajari dengan baik pedoman penskoran serta langkah
mengembangkannya sehingga hasil penilaian yang diperoleh lebih akurat dan
berkeadilan.

2. Pengertian dan manfaat dari rubik penilaian (non tes)


Sistem penskoran terhadap hasil belajar murid berupa informasi terbuka yang
dikumpulkan dengan teknik penilaian nontes disebut rubrik alias kriteria penskoran.
Menurut Chatterji (Supratiknya, 2012) Rubrik atau kriteria penskoran (non tes) adalah
“guidelines that we use to ensure that our judgments of open-ended responses are
accurate, consistent, and fair” artinya, rubrik atau kriteria penskoran merupakan
pedoman yang kita ikuti untuk memastikan atau menjamin bahwa penilaian kita
terhadap respon atau jawaban murid yang bersifat terbuka kita lakukan secara akurat,
konsisten, dan adil. Penilaian disebut akurat dalam arti bahwa yang kita beri skor
sungguh-sungguh unsur-unsur hasil belajar penting yang menjadi tujuan pembelajaran,
dan bukan hal-hal lain. Penilaian disebut konsisten dalam arti bahwa kriteria yang kita
pakai untuk menilai hasil belajar dari murid ke murid tetap atau sama, tidak berubah-
ubah. Dengan begitu penilaian kita juga akan bersifat adil, dalam arti hasil belajar
seluruh murid dalam satu mata pelajaran yang sama dinilai pada unsur-unsur yang sama
dan dengan menggunakan kriteria penilaian yang sama pula.
Penggunaan rubrik sebagai pedoman penilaian juga menjamin keakuratan
dalam arti memungkinkan guru melakukan “finer discriminations in performances that
vary in degrees of quality”. Artinya, manfaat penggunaan rubrik penilaiain menjamin
guru mampu melakukan pembedaan secara lebih cermat atau lebih teliti terhadap
variasi kualitas kinerja atau hasil kerja murid. Manfaat dari rubik penilaian (non tes)
yang lain yaitu:
1) Penilaian objektif, konsisten dan berkriteria jelas
2) Memberikan informasi bobot penilaian
1
3) Siswa dapat mengukur pencapaian dengan rubik
4) Siswa mendapatkan feedback yang cepat dan tepat
5) Sebagai instrumen refleksi pembelajaran
6) Sebagai pedoman penilaian

B. Jenis-jenis rubrik penilaian


Jenis rubric dapat dibagi dua, yaitu Analytic Rubrics dan Holistic Rubrics. Dalam panduan
KPT Dikti, Analytic Rubrics disebut sebagai Rubrik Deskriptif, juga ditambah satu jenis
rubric yaitu Rubrik Skala Persepsi.
1. Analytic Rubrics
Analytic rubrics yaitu jenis rubrik yang digunakan untuk menilai setiap criteria
secara terpisah, selanjutnya mengkombinasikan penilaian dari setiap criteria untuk
memberikan penilaian terhadap mutu kinerja secara keseluruhan.
assessment tugas‐tugas pada rubrik ini dapat dibagi ke dalam domain atau
criteria. Masing‐masing criteria dapat diberi bobot penilaian sesuai dengan pentingnya
kriteria teersebut untuk mencapai hasil.

Element-element yang ada pada Analytic Rubrics


Skala Penilaian Nilai Masing-
Kriteria/Domain masing
Level 1 Level 2 Level…n
Kriteria/Domain
Skor 1 Skor 2 Skor…n
Deskripsi Deskripsi
Kriteria 1 Deskripsi 1.n
1.1 1.2
Deskripsi Deskripsi
Kriteria 2 Deskripsi 2.n
2.1 2.2
Deskripsi Deskripsi
Kriteria…n Deskripsi n.n
n.1 n.2
Total Nilai Skor total

Namun bisa juga ditambahkan kolom bobot nilai per kriteria. Seperti dibawah ini
Skala Penilaian Nilai Masing-
Bobot nilai masing
Kriteria/Domain Level 1 Level 2 Level…n setiap Kriteria/Domai
Skor 1 Skor 2 Skor…n kriteria n

Kriteria 1 Deskripsi 1.1 Deskripsi 1.2 Deskripsi 1.n …%

Kriteria 2 Deskripsi 2.1 Deskripsi 2.2 Deskripsi 2.n …%

Kriteria…n Deskripsi n.1 Deskripsi n.2 Deskripsi n.n …%

Total Nilai Skor total

2
Contoh Analytic Rubric: Misalkan kita ingin membuat rubrik penilaian tentang
presentasi mahasiswa.
Skala Penilaian Presentasi Mahasiswa Nilai
Kriteria/Domain Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Kriteria
>80 61-80 41-60 21-40 <20
Tanya Jawab/Sesi Mahasiswa Mampu menjawab Mahasiswa Mahasiswa Siswa tidak
Diskusi presentasi mampu pertanyaan dengan Presentasi kurang mampu menjawab
menjawab sesuai menyajikan fakta mampu mampu pertanyaan yang
dengan konsep yang meyakinkan menjawab menjawab telah diajukan.
pemahaman yang untuk mendukung pertanyaan, pertanyaan
ada pada buku mahasiswa namun tidak ataupun
pedoman/refferensi menyimpukan diberikan jawaban yang
serta didukung jawaban contoh atau diberikan
dengan contoh bukti-bukti fakta kurang sesuai
yang sesuai dengan untuk dengan
konsep tersebut mendukung pertanyaan
jawbaan yang diajukan
Isi materi Isi akurat dan Isi akurat dan Isi secara umum Isinya kurang Isinya tidak
lengkap, mampu lengkap. Para akurat, tetapi akurat, karena akurat atau terlalu
menggugah pendengar tidak lengkap. tidak ada data umum. Pendengar
pendengar untuk menambah Para pendengar faktual, tidak tidak belajar
mengambangkan wawasan baru bisa menambah apapun atau
pikiran. tentang topik mempelajari pemahaman kadang
tersebut. beberapa fakta pendengar menyesatkan.
yang tersirat,
tetapi mereka
tidak menambah
wawasan baru
tentang topik
tersebut.
Penyampaian/Gaya Penyampaian dari Pembicara tenang Secara umum Berpatokan Pembicara cemas
presentasi mahasiswa dan menggunakan pembicara pada catatan, dan tidak nyaman,
semangat, intonasi yang tenang, tetapi tidak ada ide dan membaca
menularkan tepat, berbicara dengan nada yang berbagai catatan
semangat dan tanpa bergantung yang datar dan dikembangkan daripada
antusiasme pada pada catatan, dan cukup sering di luar catatan, berbicara.
pendengar berinteraksi secara bergantung pada suara monoton Pendengar sering
intensif dengan catatan. diabaikan. Tidak
pendengar. Kadang‐ kadang terjadi kontak
Pembicara selalu kontak mata mata karena
kontak mata dengan pembicara lebih
dengan pendengar. pendengar banyak melihat ke
diabaikan. papan tulis atau
layar.
Total Nilai Skor total

2. Holistic Rubrics
Holistic Rubrics yaitu rubrik yang digunakan memberikan penilaian terhadap
keseluruhan atau holistic terhadap suatu mutu kinerja. Holistic rubrics digunakan bila

3
ada kesulitan atau tidak memungkinkan adanya pembagian penilaian suatu tugas ke
dalam criteria terpisah. Hal ini dapat terjadi karena adanya criteria saling berkaitan
dan tumpang tindih satu dengan lainnya. Seperti halnya tugas kreatif yang kompleks
yang mana pengerjaannya dapat didekati dengan ragam cara dan tugas tersebut tidak
dapat atau sulit dibagi ke dalam komponen atau kiteria penilaian. Untuk itu dibuat
penilaian holistic terhadap kinerja mahasiswa.
Bentuk dari table rubrik penilaian holistic secara umum sama dengan rubrik
analitic. Hanya saja yang membedakan yaitu ada dibagian dimensi/kriteia. Kalau pada
Analytic rubrics kriteria atau domain itu dibedakan dalam beberapa kriteria, kalau di
Holistic rubrics ini menilai secara keseluruhan, jadi menilai sesuatu itu secara utuh.

Contoh Holistic Rubric: Misalkan kita ingin membuat rubrik penilaian dalam
presentasi Mahasiswa
Skala Penilaian Presentasi Mahasiswa
Kriteria/Domain Bobot Nilai Kriteria
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
>80 61-80 41-60 21-40 <20
Kemampuan Deskripsi 35%
Komunikasi
Kemampuan Deskripsi 35%
Menghadapi
Pertanyaan
Kelengkapan Alat Deskripsi 10%
Peraga Pada
presentasi
Penguasaan Materi Deskripsi 35%

Total Nilai Skor total

3. Rubrik Skala Persepsi


Rubrik skala persepsi adalah pedoman penilaian yang memiliki tingkatan
kriteria penilaian yang tidak dideskripsikan, namun tetap diberikan skala penilaian
atau skor penilaian.

Element-element yang ada pada Rubrik Skala Persepsi


Grade Capaian Skor/nilai Deskripsi dari Grade Capaian

Grade 1 Nilai grade 1 Deskripsi 1

Grade 2 Nilai grade 2 Deskripsi 2

Grade n Nilai grade n Deskripsi 3

Contoh Rubrik Skala Persepsi: Misalkan kita ingin membuat rubrik penilaian tentang
suatu project mahasiswa.
Rubrik Penilaian Tugas Project Mahasiswa

4
Grade Capaian Skor/nilai Deskripsi dari Grade Capaian
Projek dibuat dengan standar professional sangat
tinggi. Secara teknis berfungsi secara penuh
memenuhi seluruh spesifikasi projek.
Menunjukkan kreativitas dan inovasi tingkat
Sangat Baik 80-100 tinggi kaitannya dengan fungsi dan
kegunaannya. Mempunyai nilai estetika tinggi.
Mutunya dikendalikan secara baik untuk
meyainkan brfungsi secara penuh dan tanpa
bukti kesalahan.

Projek dibuat dengan standar professional tinggi


dengan tingkat fungsi yang baik dan memenuhi
sebagian besar spesifikasi projek. Menunjukkan
Baik 65-79 kreativitas dan inovasi tinggi serta atraktif dan
secara estetika menarik. Terdapat sedikit eror
dan secara alami eror ini adalah minor (kecil).

Projek ini dibuat dengan standard professional


mencukupi dengan tingkat fungsional memadai
dan secara umum memenuhi spesifikasi,
Cukup 55-64 walaupun terdapat bukti‐bukti kesalahan atau
masalah. Ada beberapa bukti kreativitas dan
inovasi walaupun tidak terlihat jelas.

Projek ini dapat terselesaikan namun kurang


dapat diterima. Secara fungsional masih
Kurang 45-54 bermasalah dan tidak memenuhi persyaratan.
Hanya sedikit bukti kreativitas dan inovasi dan
masih banyak kesalahan.

Projek belum terselesaikan dan dibawah standard


Sangat industry. Kurang/tidak berfungsi dan gagal
<45
Kurang/gagal memenuhi persyaratan yang diinginkan projek.

C. Mengembangkan Rubrik Penilaian


Dalam mengembangkan rubrik penilaian terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan
dalam pengembangan. Donna Szpyrka dan Ellyn B. Smith (1995) menyebutkan bahwa ada 9
langkah-langkah dalam pengembangan rubrik penilaian, yakni :
1. Menentukan konsep, keterampilan, atau kinerja yang akan diasesmen.
2. Mendefinisikan dan menentukan urutan konsep yang akan diasesmen ke dalam
rumusan atau definisi yang menggambarkan aspek kognitif dan aspek kinerja.
3. Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas yang dinilai.
4. Menentukan skala yang akan dinilai.

5
5. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang
tidak diharapkan. Deskripsi konsep atau keterampilan kinerja tersebut dapat diikuti
dengan memberikan angka pada setiap gradasi atau member deskripsi gradasi.
6. Melakukan uji coba perbandingan kinerja atau hasil kerja dengan rubrik yang sudah
dikembangkan.
7. Bersumber dari hasil penilaian terhadap kinerja dari uji coba tersebut kemudian
dilakukan revisi terhadap deskripsi kinerja maupun konsep dan keterampilan yang
akan diasesmen.
8. Mempertimbangkan untuk skala yang akan digunakan.
9. Terakhir adalah merevisi skala yang digunakan.

Berikut dibawah ini merupakan contoh untuk rubrik penilaian yang sering digunakan guru
dalam penilaian siswa, biasanya terdapat pada raport siswa, yakni rubrik penilaian
keterampialn dan penilaian pengetahuan :

6
7
8
PENUTUP
A. Rangkuman
Pedoman penskoran adalah pedoman yang digunakan untuk menentukan skor hasil
penyelesaian pekerjaan siswa. Pedoman penskoran yang baik akan membantu guru
menjawab kebutuhan terpenuhinya prinsip penilaian yang telah menjadi standar.
Rubrik penskoran merupakan pedoman yang kita ikuti untuk memastikan atau
menjamin bahwa penilaian kita terhadap respon atau jawaban murid yang bersifat
terbuka kita lakukan secara akurat, konsisten, dan adil.
Jenis rubric dapat dibagi dua, yaitu Analytic Rubrics dan Holistic Rubrics. Dalam
panduan KPT Dikti, Analytic Rubrics disebut sebagai Rubrik Deskriptif, juga
ditambah satu jenis rubric yaitu Rubrik Skala Persepsi.

B. Soal Latihan (Buat dalam Bentuk Pilihan Ganda dan Uraian)


1. Mengapa guru harus membuat rubrik?
Jawab: Rubrik adalah alat bagi guru untuk menetapkan kriteria penilaian untuk
tugas. Tidak hanya berguna bagi para guru, alat ini juga bermanfaat bagi
siswa. Rubrik mendefinisikan secara tertulis apa yang diharapkan dari siswa untuk
mendapatkan nilai tertentu pada suatu tugas.
2. Bagaimana kriteria penilaian yang baik digunakan dalam pembelajaran?
Jawab: Kriteria penilaian hasil pembelajaran antara lain: Dikembangkan dengan
mengacu pada 3 aspek: pengetahuan, keterampilam dan sikap. Menggunakan
berbagai cara didasarkan pada tuntutan kompetensi dasar. Mengacu pada tujuan
dan fungsi penilaian (sumatif, formatif).
3. Mengapa tes essay membutuhkan rubrik penilaian?
Jawab: Sistem penilaian essai dengan rubrik penilaian dapat memberikan
alternatif cara penilaian untuk dapat mempercepat proses penilaian jawaban ujian
essai. Secara umum penilaian essai dilakukan dengan mengukur kesamaan
jawaban antara jawaban peserta didik dengan kunci jawaban.
4. Fungsi dari rubrik penilaian adalah ...
a. memberi nilai dan masukan
b. pengisi waktu luang
c. mempersulit guru
d. mempersulit siswa
5. Yang merupakan jenis rubric penilaian adalah...
a. Holystic rubric
b. Analitic rubric
c. Rubrik Skala Persepsi
d. Rubrik Anak Nakal
C. Tugas
1) Bagaimana upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan pemberian nilai
terhadap sikap siswa dalam proses pembelajaran?

9
2) Mengapa seorang pendidik harus memiliki kemampuan melakukan penilaian
dalam pembelajaran?

REFERENSI
Sumaryanta. (2015). Pedoman Penskoran. Indonesian Digital Journal of Mathematics and
Education., 2(3), 181–190.
Supratiknya, A. (2012). Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. In Universitas Sanata
Dharma (Vol. 28, Issue 12).
https://binus.ac.id/knowledge/2020/12/rubric/

10

Anda mungkin juga menyukai