PENDAHULUAN
A. Kompetensi
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan mahasiswa untuk mampu mendeskripsikan
pedoman penskoran (tes) dan rubrik penilaian (non-tes)
B. Indikator
Setelah mengikuti pembelajaran pedoman penskoran (tes) dan rubrik penilaian, mahasiswa
mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan manfaat dari pedoman penskoran (tes) dan rubrik penilaian
(non-tes)
2. Menyebutkan jenis rubrik penilaian
3. Mengembangka n rubrik penilaian
URAIAN MATERI
A. Pengertian dan Manfaat dari Pedoman Penskoran dan Rubrik Penilaian
1. Pengertian dan manfaat dari pedoman penskoran (tes)
Dalam evaluasi pembelajaran diperlukan pedoman penskoran (tes) yang dapat
digunakan sebagai petunjuk menilai pekerjaan siswa. Pedoman penskoran adalah
pedoman yang digunakan untuk menentukan skor hasil penyelesaian pekerjaan siswa.
Skor ini kemudian ditafsirkan menjadi nilai. Kesulitan yang dihadapi adalah
menetapkan skor dengan tepat terhadap penyelesaian pekerjaan siswa, baik tugas,
ulangan, atau yang lain. Konsistensi penskoran sangat penting untuk pemerolehan hasil
penilaian antar siswa yang tidak bias dikarenakan penilaian guru yang tidak konsisten.
Menurut Charlotte Danielson dalam (Sumaryanta, 2015) Proses pengembangan
pedoman penskoran perlu memperhatikan aspek dan kriteria yang digunakan sebagai
kerangka untuk menentukan skor terhadap hasil kerja siswa. Aspek dan kriteria ini
harus didefinisikan dengan jelas dan benar sebagai pijakan dalam perumusan pedoman
penskoran lebih lanjut. Aspek belajar yang dinilai harus diselaraskan dengan
kompetensi yang dipelajari siswa sehingga dapat membimbing guru memberikan
penilaian yang akurat. Kriteria penilaian juga penting ditentukan dengan baik sebagai
pijakan menentukan standar penskoran yang akan ditetapkan dalam pedoman. Kriteria
yang jelas akan membantu pengembang untuk menghasilan pedoman penskoran yang
tepat sehingga penilaian yang dihasilkan akan berkeadilan. Akurasi dan keadilan
penilaian merupakan prasyarat mutlak untuk dapat dihasilkannya penilaian yang
objektif dan akuntabel, selaras dengan tuntutan penilaian menurut Permendikbud No.
66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian.
Dalam Permendikbud tersebut dijelaskan bahwa penilaian harus dilakukan
dengan objektif dan akuntabel, yaitu berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi oleh
faktor subjektivitas penilai serta harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal maupun eksternal sekolah. Pedoman penskoran yang baik akan membantu guru
menjawab kebutuhan terpenuhinya kedua prinsip penilaian tersebut. Pedoman
penskoran diperlukan baik untuk tes bentuk pilihan maupun uraian. Kedua bentuk tes
tersebut memerlukan pedoman yang jelas apa dan bagaimana penilaian dilakukan.
Manfaat dari pedoman penskoran itu sendiri digunakan sebagai pedoman menentukan
skor hasil kerja siswa sehingga diperoleh skor seobjektif mungkin. Oleh karena itu,
penting bagi guru mempelajari dengan baik pedoman penskoran serta langkah
mengembangkannya sehingga hasil penilaian yang diperoleh lebih akurat dan
berkeadilan.
Namun bisa juga ditambahkan kolom bobot nilai per kriteria. Seperti dibawah ini
Skala Penilaian Nilai Masing-
Bobot nilai masing
Kriteria/Domain Level 1 Level 2 Level…n setiap Kriteria/Domai
Skor 1 Skor 2 Skor…n kriteria n
2
Contoh Analytic Rubric: Misalkan kita ingin membuat rubrik penilaian tentang
presentasi mahasiswa.
Skala Penilaian Presentasi Mahasiswa Nilai
Kriteria/Domain Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Kriteria
>80 61-80 41-60 21-40 <20
Tanya Jawab/Sesi Mahasiswa Mampu menjawab Mahasiswa Mahasiswa Siswa tidak
Diskusi presentasi mampu pertanyaan dengan Presentasi kurang mampu menjawab
menjawab sesuai menyajikan fakta mampu mampu pertanyaan yang
dengan konsep yang meyakinkan menjawab menjawab telah diajukan.
pemahaman yang untuk mendukung pertanyaan, pertanyaan
ada pada buku mahasiswa namun tidak ataupun
pedoman/refferensi menyimpukan diberikan jawaban yang
serta didukung jawaban contoh atau diberikan
dengan contoh bukti-bukti fakta kurang sesuai
yang sesuai dengan untuk dengan
konsep tersebut mendukung pertanyaan
jawbaan yang diajukan
Isi materi Isi akurat dan Isi akurat dan Isi secara umum Isinya kurang Isinya tidak
lengkap, mampu lengkap. Para akurat, tetapi akurat, karena akurat atau terlalu
menggugah pendengar tidak lengkap. tidak ada data umum. Pendengar
pendengar untuk menambah Para pendengar faktual, tidak tidak belajar
mengambangkan wawasan baru bisa menambah apapun atau
pikiran. tentang topik mempelajari pemahaman kadang
tersebut. beberapa fakta pendengar menyesatkan.
yang tersirat,
tetapi mereka
tidak menambah
wawasan baru
tentang topik
tersebut.
Penyampaian/Gaya Penyampaian dari Pembicara tenang Secara umum Berpatokan Pembicara cemas
presentasi mahasiswa dan menggunakan pembicara pada catatan, dan tidak nyaman,
semangat, intonasi yang tenang, tetapi tidak ada ide dan membaca
menularkan tepat, berbicara dengan nada yang berbagai catatan
semangat dan tanpa bergantung yang datar dan dikembangkan daripada
antusiasme pada pada catatan, dan cukup sering di luar catatan, berbicara.
pendengar berinteraksi secara bergantung pada suara monoton Pendengar sering
intensif dengan catatan. diabaikan. Tidak
pendengar. Kadang‐ kadang terjadi kontak
Pembicara selalu kontak mata mata karena
kontak mata dengan pembicara lebih
dengan pendengar. pendengar banyak melihat ke
diabaikan. papan tulis atau
layar.
Total Nilai Skor total
2. Holistic Rubrics
Holistic Rubrics yaitu rubrik yang digunakan memberikan penilaian terhadap
keseluruhan atau holistic terhadap suatu mutu kinerja. Holistic rubrics digunakan bila
3
ada kesulitan atau tidak memungkinkan adanya pembagian penilaian suatu tugas ke
dalam criteria terpisah. Hal ini dapat terjadi karena adanya criteria saling berkaitan
dan tumpang tindih satu dengan lainnya. Seperti halnya tugas kreatif yang kompleks
yang mana pengerjaannya dapat didekati dengan ragam cara dan tugas tersebut tidak
dapat atau sulit dibagi ke dalam komponen atau kiteria penilaian. Untuk itu dibuat
penilaian holistic terhadap kinerja mahasiswa.
Bentuk dari table rubrik penilaian holistic secara umum sama dengan rubrik
analitic. Hanya saja yang membedakan yaitu ada dibagian dimensi/kriteia. Kalau pada
Analytic rubrics kriteria atau domain itu dibedakan dalam beberapa kriteria, kalau di
Holistic rubrics ini menilai secara keseluruhan, jadi menilai sesuatu itu secara utuh.
Contoh Holistic Rubric: Misalkan kita ingin membuat rubrik penilaian dalam
presentasi Mahasiswa
Skala Penilaian Presentasi Mahasiswa
Kriteria/Domain Bobot Nilai Kriteria
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
>80 61-80 41-60 21-40 <20
Kemampuan Deskripsi 35%
Komunikasi
Kemampuan Deskripsi 35%
Menghadapi
Pertanyaan
Kelengkapan Alat Deskripsi 10%
Peraga Pada
presentasi
Penguasaan Materi Deskripsi 35%
Contoh Rubrik Skala Persepsi: Misalkan kita ingin membuat rubrik penilaian tentang
suatu project mahasiswa.
Rubrik Penilaian Tugas Project Mahasiswa
4
Grade Capaian Skor/nilai Deskripsi dari Grade Capaian
Projek dibuat dengan standar professional sangat
tinggi. Secara teknis berfungsi secara penuh
memenuhi seluruh spesifikasi projek.
Menunjukkan kreativitas dan inovasi tingkat
Sangat Baik 80-100 tinggi kaitannya dengan fungsi dan
kegunaannya. Mempunyai nilai estetika tinggi.
Mutunya dikendalikan secara baik untuk
meyainkan brfungsi secara penuh dan tanpa
bukti kesalahan.
5
5. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang
tidak diharapkan. Deskripsi konsep atau keterampilan kinerja tersebut dapat diikuti
dengan memberikan angka pada setiap gradasi atau member deskripsi gradasi.
6. Melakukan uji coba perbandingan kinerja atau hasil kerja dengan rubrik yang sudah
dikembangkan.
7. Bersumber dari hasil penilaian terhadap kinerja dari uji coba tersebut kemudian
dilakukan revisi terhadap deskripsi kinerja maupun konsep dan keterampilan yang
akan diasesmen.
8. Mempertimbangkan untuk skala yang akan digunakan.
9. Terakhir adalah merevisi skala yang digunakan.
Berikut dibawah ini merupakan contoh untuk rubrik penilaian yang sering digunakan guru
dalam penilaian siswa, biasanya terdapat pada raport siswa, yakni rubrik penilaian
keterampialn dan penilaian pengetahuan :
6
7
8
PENUTUP
A. Rangkuman
Pedoman penskoran adalah pedoman yang digunakan untuk menentukan skor hasil
penyelesaian pekerjaan siswa. Pedoman penskoran yang baik akan membantu guru
menjawab kebutuhan terpenuhinya prinsip penilaian yang telah menjadi standar.
Rubrik penskoran merupakan pedoman yang kita ikuti untuk memastikan atau
menjamin bahwa penilaian kita terhadap respon atau jawaban murid yang bersifat
terbuka kita lakukan secara akurat, konsisten, dan adil.
Jenis rubric dapat dibagi dua, yaitu Analytic Rubrics dan Holistic Rubrics. Dalam
panduan KPT Dikti, Analytic Rubrics disebut sebagai Rubrik Deskriptif, juga
ditambah satu jenis rubric yaitu Rubrik Skala Persepsi.
9
2) Mengapa seorang pendidik harus memiliki kemampuan melakukan penilaian
dalam pembelajaran?
REFERENSI
Sumaryanta. (2015). Pedoman Penskoran. Indonesian Digital Journal of Mathematics and
Education., 2(3), 181–190.
Supratiknya, A. (2012). Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. In Universitas Sanata
Dharma (Vol. 28, Issue 12).
https://binus.ac.id/knowledge/2020/12/rubric/
10