Kanker nasofaring adalah salah satu jenis kanker yang berkembang di bagian
kepala dan leher, khususnya di nasofaring. Nasofaring merupakan bagian atas
tenggorokan (faring) yang terhubung dengan bagian belakang hidung.
Nasofaring memiliki bentuk yang menyerupai ruang kotak. Fungsi dari nasofaring
sendiri adalah sebagai jalur pernapasan dari hidung ke tenggorokan, yang
kemudian diteruskan menuju paru-paru.
Umumnya, penyakit ini sulit dideteksi pada fase awal perkembangannya. Hal ini
disebabkan karena gejala kanker ini mirip-mirip dengan penyakit lain dan harus
melewati pemeriksaan lebih lengkap agar terdeteksi.
Sel-sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti sistem kelenjar
getah bening, darah, dan yang paling sering terdampak adalah tulang, paru-paru,
dan hati.
Apabila terdeteksi sejak dini, peluang untuk sembuh atau menambah angka
harapan hidup sebanyak 5 tahun akan lebih besar.
Penyakit ini merupakan salah satu jenis kanker yang cukup jarang terjadi. Pada
beberapa negara di seluruh dunia, perkiraan angka kejadian penyakit ini adalah 8-
25 dari 100.000 orang setiap tahunnya.
Kanker jenis ini lebih banyak ditemukan di negara-negara Asia Tenggara, Timur
Tengah, dan Afrika Utara. Kasus kejadiannya lebih jarang dijumpai pada orang-
orang dari kelompok ras kulit putih.
Selain itu, penyakit ini umumnya lebih sering menyerang pasien berjenis kelamin
laki-laki dibanding perempuan, dengan rasio sekitar 2:1.
Pasien kanker nasofaring paling banyak terdiagnosis pada usia transisi dari anak-
anak menuju remaja, serta usia 50-60 tahun. Namun, banyak pula penderitanya
yang berasal dari kelompok usia 30-an.
Penyakit ini dapat diatasi dengan cara mengenali faktor-faktor risiko yang ada.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai kanker jenis ini, Anda dapat
berkonsultasi dengan dokter Anda.
Jenis
Terdapat tiga jenis karsinoma nasofaring. Ketiga jenis ini pertama kali berkembang
di sel-sel epitel yang terdapat di dinding nasofaring. Namun, ketiganya memiliki
bentuk sel yang berbeda apabila dilihat dengan mikroskop:
Jenis nonkeratin tak terdiferensiasi adalah yang paling banyak ditemukan pada
penyakit ini. Sel-sel nonkeratin umumnya merespon dengan lebih baik apabila
diobati.
Selain tiga jenis yang paling umum terjadi di atas, terdapat pula dua jenis sel
kanker lainnya yang dapat berkembang di nasofaring:
Dalam beberapa kasus, ada pula pertumbuhan tumor di nasofaring bersifat jinak
dan tidak berbahaya. Tumor ini biasanya tidak akan menyebar ke bagian tubuh lain
dan ditangani dengan prosedur yang berbeda dari penanganan kanker biasa.
Benjolan biasanya bertekstur keras dan tidak terasa sakit. Kondisi ini disebabkan
karena sel kanker kemungkinan menyebar ke kelenjar getah bening yang terdapat
di leher.
Radang tenggorokan
Kesulitan bernapas atau berbicara
Mimisan
Hidung tersumbat
Kehilangan pendengaran
Sering terjadi infeksi telinga
Sakit kepala
Penglihatan terganggu
Wajah terasa kaku atau mati rasa
Infeksi telinga lebih umum terjadi pada penderita anak-anak dan jarang ditemukan
pada orang dewasa. Jika Anda mengalami kondisi ini, padahal Anda sebelumnya
tidak pernah memiliki infeksi telinga, mintalah dokter untuk memeriksa nasofaring
Anda.
Beberapa gejala yang disebutkan di atas bisa jadi pertanda adanya masalah
kesehatan lain yang lebih umum dan tidak terlalu serius. Namun, akan lebih baik
apabila Anda memeriksakan diri ke dokter agar penyakit dapat terdeteksi lebih
cepat.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan
dokter Anda.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya,
segera konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang
bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisi
kesehatan Anda, selalu periksakan diri ke dokter atau pusat layanan kesehatan
terdekat.
Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin dapat terjadi apabila Anda
terserang kanker nasofaring:
Sel karsinoma nasofaring yang telah berkembang lebih pesat dapat menyebar ke
jaringan-jaringan sekitar nasofaring, seperti tenggorokan, tulang, dan otak.
Sel karsinoma nasofaring juga dapat bermetastasis dan menyebar ke bagian tubuh
lainnya, seperti tulang, paru-paru, dan hati.
Penyebab
Pada dasarnya, sel-sel kanker berkembang akibat adanya mutasi genetik yang
memicu pertumbuhan sel secara tidak terkendali.
Kondisi ini menyebabkan munculnya tumor pada organ yang terdampak. Selain
itu, sel-sel kanker dapat menyebar ke jaringan lain di sekitar organ, bahkan
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Proses ini disebut dengan metastasis.
Pada kanker nasofaring, perkembangan sel kanker umumnya dimulai pada sel-sel
yang berada di sepanjang permukaan nasofaring. Hingga saat ini, para ahli belum
mengetahui apa penyebab pasti penyakit ini.
Akan tetapi, kanker ini diyakini memiliki kaitan yang erat dengan virus Epstein-
Barr (EBV), meskipun fenomena ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Walaupun infeksi EBV merupakan salah satu faktor risiko kanker ini, tidak semua
orang dengan EBV akan terserang kanker ini. Tidak begitu jelas mengapa beberapa
orang dengan semua faktor risiko tidak mengalami kanker atau mengapa orang
tanpa faktor risiko dapat mengalami kanker.
Faktor-faktor risiko
Kanker nasofaring adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja dari berbagai
golongan usia dan kelompok ras. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.
Memiliki salah satu atau semua faktor risiko bukan berarti Anda dipastikan akan
terkena penyakit ini. Ada pula kemungkinan Anda tetap mengalami kanker meski
tidak memiliki satupun faktor risiko.
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang memicu Anda terkena kanker ini:
1. Usia
Penyakit ini memang dapat menyerang pasien dari berbagai kelompok umur.
Namun, angka kejadiannya lebih banyak ditemukan pada pasien remaja, dewasa
berusia 30 tahun ke atas, dan lansia berusia 50-60.
2. Jenis kelamin
Kanker jenis ini lebih banyak ditemukan pada pasien berjenis kelamin pria
dibanding dengan wanita.
3. Ras
Orang-orang yang berasal dari keturunan Asia Tenggara, Afrika Utara, dan Timur
Tengah memiliki peluang lebih besar untuk terserang penyakit ini.
4. Keturunan keluarga
Jika Anda memiliki anggota keluarga yang menderita kanker jenis ini, risiko Anda
untuk terserang pun lebih tinggi.
Kemungkinan Anda untuk terserang kanker ini lebih besar apabila Anda telah
terinfeksi virus EBV.
Mengonsumsi banyak makanan seperti ikan atau daging yang diasinkan pada usia
muda dapat meningkatkan risiko menderita kondisi ini.
Hal ini disebabkan karena reaksi kimia pada makanan yang diasinkan dapat
memengaruhi kesehatan rongga hidung, yang berpotensi meningkatkan risiko
munculnya kanker.
Jika Anda aktif merokok dan minum minuman beralkohol lebih dari batas wajar,
peluang Anda untuk terkena penyakit ini lebih besar.
Jika Anda mengalami tanda-tanda atau gejala yang telah disebutkan sebelumnya,
segera periksakan diri Anda ke dokter secepat mungkin.
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter biasanya akan mulai dengan melakukan
pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Dokter juga akan menanyakan beberapa
pertanyaan, seperti kapan gejala muncul dan riwayat penyakit Anda.
Selain itu, dokter akan memeriksa apakah ada pembengkakan atau benjolan di
leher Anda. Untuk mendapatkan hasil diagnosis yang lebih akurat, beberapa tes
tambahan akan direkomendasikan, seperti:
1. Tes endoskopi
Jika dokter menduga Anda menderita kanker, dokter akan menyarankan Anda
untuk menjalani tes endoskopi.
Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan tabung kecil dengan kamera melalui
hidung Anda. Dengan tabung ini, dokter dapat melihat bagian dalam hidung dan
tenggorokan Anda untuk mengetahui adanya kelainan.
2. Biopsi
Dokter juga mungkin akan mengambil sedikit sampel jaringan nasofaring Anda
untuk diteliti di laboratorium. Biopsi umumnya dilakukan dengan endoskopi.
Setelah Anda terdiagnosis dengan kanker nasofaring, dokter akan melakukan tes
pengambilan gambar untuk menentukan stadium kanker yang Anda derita. Tes
pengambilan gambar meliputi:
Pilihan penanganan kanker tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis kanker,
stadiumnya, ukuran tumor, serta kondisi kesehatan Anda.
1. Terapi radiasi
Pada kanker jenis ini, terapi radiasi biasanya dilakukan dengan prosedur radiasi
eksternal. Dalam beberapa kasus, terapi radiasi dapat dikombinasikan dengan
kemoterapi.
Efek samping dari prosedur ini adalah kulit kemerahan, rambut rontok, dan mulut
kering.
2. Kemoterapi
Kemoterapi untuk mengobati kanker jenis ini biasanya dilakukan dengan tiga cara:
3. Operasi
Prosedur bedah atau operasi merupakan alternatif yang jarang dipilih. Biasanya,
operasi dilakukan untuk mengangkat kelenjar getah bening di leher yang telah
terdampak sel-sel kanker.
Namun, dalam beberapa kasus, prosedur bedah dilakukan untuk mengangkat tumor
di nasofaring.
Pengobatan di rumah
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda
mengatasi kanker nasofaring:
Mulut kering (xerostomia) adalah akibat umum dari terapi radiasi untuk kanker
nasofaring, menyebabkan berbagai infeksi pada mulut dan kesulitan makan,
menelan dan berbicara, juga dapat meningkatkan masalah kesehatan gigi. Anda
dapat meringankan kondisi mulut kering dan komplikasi jika Anda:
Menyikat gigi beberapa kali sehari dengan sikat gigi yang berbulu halus.
Beri tahu dokter apabila mulut Anda menjadi sangat sensitif untuk
mentoleransi sikat gigi yang lembut.
Kumur mulut dengan larutan air hangat, garam dan baking soda. Kumur
dengan larutan ini setelah makan.
Jaga mulut agar tetap lembap dengan air dan permen bebas gula. Minum air
sepanjang hari untuk menjaga mulut tetap lembap. Permen atau permen
karet bebas gula dapat menstimulasi mulut untuk menghasilkan air liur.
Pilihlah makanan yang lembap. Hindari makanan yang kering. Lembapkan
makanan kering dengan saus, gravy, kaldu, mentega atau susu.
Hindari makanan atau minuman asam dan pedas. Pilihlah makanan dan
minuman yang tidak mengiritasi mulut. Hindari minuman berkafein dan
beralkohol.