Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putri Anyndita Sumitra

NIM : 22010319130024
Kelas : 1A
Program Studi : Farmasi

LOGAM TRANSISI

Unsur-unsur transisi sering didefinisikan sebagai unsur-unsur baik dalam atom


netralnya dan atau dalam atom senyawanya mengandung konfigurasi elekton belum penuh
pada orbital d, inilah yang berperan khas dalam sifat unsur-unsur transisi (Sugiyarto, 2012).
Ciri logam transisi adalah memilki subkulit d yang tidak terisi penuh atau mudah
menghasilkan ion-ion dengan subkulit d yang tidak terisi penuh. Ciri ini menyebabkan
beberapa sifat khas, meliputi warna yang unik, pembentukan senyawa paramagnetic,
aktivitas katalitik, dan terutama kecenderungan besar untuk membentuk ion kompleks
(Chang,2004).

Unsur-unsur transisi periode 4 yang jumlahnya 10 unsur dengan konfgurasi elektron


berturut-turut adalah
1. Skandium 21Sc : (18Ar) 3d1 4s2 6. Besi 6
26Mn : (18Ar) 3d 4s
2
2 2 7 2
2. Titanium 22Ti : (18Ar) 3d 4s 7. Nikel 27Mn : (18Ar) 3d 4s
3. Vanadium 23V : (18Ar) 3d3 4s2 8. Kobal 8
28Mn : (18Ar) 3d 4s
2
4 2
4. Krom 24Cr : (18Ar) 3d 4s 9. Tembaga 29Mn : (18Ar) 3d 4s1
10
5 2 10 2
5. Mangan 25Mn : (18Ar) 3d 4s 10. Seng 30Mn : (18Ar) 3d 4s

Sifat-sifat fisik periode ini (jari-jari, titik didih, titik leleh, energy inionisasi,
elektronegativitas) dari kiri ke kanan tidak menunjukan perubahan yang besar seperti pada
periode ketiga. Demikian pula sifat kereaktifannya cenderung hampir sama. Hal ini dapat
dimengerti apabila dilihat dari sususan eleketron terluarnya yang selalu berakhir dengan
dua elektron di sub tingkat energi 4s (Suyanto,dkk, 2004).

Karakteristik sifat-sifat unsur transisi ditentukan oleh elektron-elektron pada sub


tingkat energy 3d yang karena tingkat energinya berdekaran dengan 4s mudah terjadi
transisi elekronik. Beberapa sifar yang penting dari logam-logam transisi antara lain :
1. Ikatan logam anata atom-atomnya kuat sehingga umumnya berupa logam-logam yang
kuat dan keras tapi mudah dibentuk
2. Umumnya dapat membentuk senyawa dengan lebih dari satu macam bilangan oksidasi
(kecuali Sc dan Zn)
3. Sifat kemagnetannya ada yang bersifat paramagnetic (ditarik mefan magnet) loga yang
memiliki elektron tunggal pada orbital-orbital 3d, sedangkat yang tidak memiliki
elektron tunggal bersifat diamagnetic. Jika elektron tunggalnya cukup banyak, ditarik
magnet dengan kuat disebut ferromagnetic.
4. Dapat membentuk senyawa-senyawa berwarna
5. Dapat membentuk senyawa kompleks (Suyatno, dkk. 2004)

Pada logam-logam transisi misalnya periode 4 kekuatan ikatan logamnya


dipengaruhi oleh jumlah elektron tunggalnya. Logam transisi periode 4 yang paling keras
adalah krom (9 Mohs) karena elektron tunggalnya paling banyak (6 buah0, kemudian Mn
(7 Mohs), Fe (6 Mohs), Ni (4,5 Mohs), Cu (3Mohs) dan Zn yang tidak memilki elektron
tunggal kekerasannya hanya 2 Mohs (Suyatno, dkk. 2004).

Unsur transisi merupakan unsur logam yang cukup rekatif. Namun, dibandingkan
logam alkali (K) dan alkali tanah (Ca), unsur logam transisi kurang reaktif. Hal ini dapat
dilihat dari data energi ionisasi yang cukup besar dan harga jari-jari atom yang lebih kecil
daripada K dan Ca (Sutresna, 2008).

Oleh karena unsur-unsur transisi ini bersifat elektropositif (mudah elepaskan


elektron), bilangan oksidasinya selalu bertanda positif. Pada umumnya, bilagan oksidasi
maksimumnya sama dengan jumlah elektron pada subkulit 3d dan 4s (Sutresna, 2008).

Untuk logam transisi, kecenderungannya berbeda. Mulai dari scandium ke tembaga


muatan inti tentu saja bertambah tetapi ada tambahan elektron ke subkulit 3d bagian dalam.
Elektron-elektron 3d ini melindungi elektron 4s dari bertambah besarnya muatan inti
sedikit banyak lebih efektrif ketimbang elektron-elektro kulit terluar itu mampu saling
melingungi, jadi jari-jari atom tidak cepat turun. Karena itu pula, elektronegativitas dan
energy ionisasi hanya naik sedikit dari scandium ke tembaga ketimbang dari natrium ke
argon pada periode ketiga (Chang,2004).
Unsur pada transisi periode keempat tidak hanya elektron valensi pada subkulit 4s
yang dapat dilepaskan, tetapi juga elektron pada subkulit 3d. proses perlepasan elektron,
mula-mula terjadi pada elektron yang terletak pada kulit terluar (4s) sehingga terbentuk
bilangan oksidasi +1 atau +2. Pelepasan elektron berikutnya, yaitu elektron dari subkulit 3d
memungkinkan terbentuknya beberapa bilangan oksidasi (Sutresna, 2008).

Beberapa kegunaan logam-logam transisi periose keempat misalnya titianium


merupakan logam yang tahan panas digunnakan sebagai bahan untuk camputan badan
pesawat terbang dan pesawat luar angkasa. Senyawa TiO 2 digunakan sebagai katalis yang
dbaik pada berbagai reaksi. Vanadium digunakan untuk membuat baja Vanadium, senyawa
V2O5 digunakan sebagai katalis pada proses kontak (pembuatan asam sulfat). Managan
digunakan pada pembuatan baja Mn, senyawa MnO2 disebut batu kimia yang digunankan
pada serbuh batu baterai. Kalium permanganate KMnO 4, merupakn senyawa yang di
labolatorium digunakan sebagai oksidator, dan dalam kehidupan sehati-hati digunakan
sebagai antiseptic dikenal dengan larutan PK (Permabangan Kalium). Nikel digunakan
sebagai campuran pada aliase besi maupun tembaga. Nikel banyak digunakan pada
berbagai industry. Yang terakhir adalah seng. Seng digunakan untuk lapisan tahan karat
pada atap dan talang ait serta untuk bahan kaleng dan elektroda pada suatu baterai.
Paduannya dengan tembaga menghasilkan kuningan (Suyatno,dkk. 2004).

Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 2/Edisi Ketiga. Erlangga:
Jakarta

Sutresna, Nana. 2008. Kimia untuk Kelas XII Semester 1. Grafindo: Bandung.

Suyatno,dkk. 2004. Kimia SMA Kelas 3. Grasindo: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai