Anda di halaman 1dari 33

19

4. Prosedur Perawatan Umum Isuzu Panther

1). SARINGAN UDARA

Mesin ini menggunakan saringan udara dengan tipe kering. Prosedur


untuk membersihkan element disesuaikan dengan kondisinya.

Element Kotor Berdebu

Menyemprot elemet dengan udara tekan dari arah dalam diputar, teka-
nan udara tidak melebihi 7 kg/

Gambar 4. Membersihkan filter udara

PEMBAHASAN

Saringan udara berfungsi sebagai penyaring udara yang berdebu dan ke-
luar sudah berupa udara yang bersih. Tujuan dari pembersihan saringan udara
agar mengurangi penyebab tenaga mesin berkurang dan bahan bakar yang bo-
ros serta dapat mengurangi gejala asap gas buang hitam yang ditimbulkan oleh
kotoran atau debu yang tertinggal dalam saringan udara. Untuk pengantian sa-
ringan udara setiap 20.000 km.

2). SISTEM PELUMASAN

Saringan Oli Utama( Element Kertas Tipe Contridge )


20

Prosedur Penggantian

Gambar 5. Letak filter oli

1. Mengendurkan baut pembuangan untuk mengeluarkan oli


2. Menunggu beberapa menit kemudian menggecangkan kembali baut
pembuangan
3. Mengendurkan saringan oli dengan memutarnya berlawanan arah jarum jam
menggunakan kunci saringan

Gambar 6. Melepas filter oli


4. Membersihkan tempat pemasangan saringan oli, agar saringan oli yang baru
tepat dipasang dengan sebaik-baiknya
5. Mengoleskan oli mesin ke “O” ring
6. Memutar searah jarum jam saringan oli yang baru sampai “O” ring terpasang
dengan baik
21

7. Menggunakan kunci saringan oli dan tambah putaran sebanyak satu seperdela-
pan putaran
8. Memeriksa ketinggian oli mesin dengan menggunakan stik oli yang terpasang
pada mesin dan tambah sesuai spesifiksinya .

Gambar 7. Memeriksa ketinggian oli


9. Menghidupkan mesin dan memeriksa kebocoran oli dari saringan oli

Pengantian oli mesin lit (US/UK gal)

5.2 (1,35/1,41)

PEMBAHASAN

Pelumas berfungsi sebagai pendingin mesin, mengurangi gesekan antar


logam yang bersingungan , mengeluarkan kotoran dari mesin dan melapisi lo-
gam agar mengurangi karat. Tujuan pemeriksaan jumlah oli untuk mendeteksi
apakah oli itu berkurang atau bertambah, bila berkurang kemungkinan keboco-
ran pada pada sistem pelumasan. Dan apabila bertambah kemungkinan saat
pengisian oli berlebih atau sistem pelumasan kemasukan air dari cairan pen-
dingin yang bocor. Pengantian saringan oli bertujuan untuk memastikan agar
tekanan oli tidak berkurang akibat dari kotoran yang menyumbat aliran naik ke
bagian yang perlu dilumasi dan oli pelumas selalu bersih sebelum digunakan
untuk melumasi bagian komponen yang perlu pelumasan. Pengantian saringan
oli setiap 5000 km. Pemeriksaan oli juga diperlukan apabila oli sudah berwarna
22

hitam pekat dan kekentalan sudah berubah maka perlu pengantian oli mesin.
Pengantian oli setiap 2500 km sesuai spesifikasi.

3). SISTEM BAHAN BAKAR


a. Saringan bahan bakar

Prosedur penggantian

1. Mengendurkan saringan solar yang bekas dengan memutar berlawanan arah


jarum jam menggunakan kunci saringan.

Gambar 8. Melepas filter bahan bakar


2. Membersihkan tempat pemasangan agar saringan baru dapat dipasang dengan
sebaik – baiknya

Gambar 9. Tempat filter bahan bakar


3. Mengoleskan oli mesin ke O ring
4. Memasukkan solar kedalam saringan yang baru untuk memudahkan pembuan-
gan angin.
23

5. Memutar saringan oli sampai permukaannya berhubungan dan hati – hati jan-
gan sampai solar tumpah.
6. Memutar saringan oli dengan menambah 1/3 sampai 2/3 putaran

Gambar 10. Mengoleskan oli ke O ring filter bahan bakar

7. Mengendurkan baut pembuangan angin pada over flow valve pompa injeksi
8. Mempompakan pompa tangan sampai solar dan angin keluar
9. Menggencangkan kembali baut pembungan angin
10. Mempompa pompa tangan beberapa kali untuk memeriksa kebocoran solar

Gambar 11. Menggendorkon baut pembungan angin

Pembahasan

Mengganti saringan bahan bakar untuk memastikan agar aliran bahan


bakar selalu lancar menuju pompa injeksi dan mencegah aliran bahan bakar
tersumbat akibat kotoran yang tertinggal di saringan yang dapat mengganggu
putaran stasioner yang tidak rata, dan tenaga mesin kurang.
24

b. Prosedur pembuangan Air

Lampu akan menyala apabila ketinggian air dalam water separator me-
lebihi spesifikasi mengeluarkan air dan kotoran dari water separator dengan
prosedur sebagai berikut

Gambar 12. Prosedur pembungan air


1. Meletakan ujung selang plastik kedalam tempat penampungan.
2. Mengendurkan tutup pembuangan (1).
3. Mengoprasikan pompa priming (2) beberapa kali untuk mengeluarkan airnya.
4. Setelah mengeluarkan air, menggecangkan tutup pembuangan (1).
5. Mengoprasikan pompa priming beberapa kali dan memeriksa kebocoran solar.
6. Memeriksa lampu indicator water separator harus mati.

Gambar 13. Pompa Priming

Pembahasan
25

Udara di sistem bahan bakar dapat menggakibatkan bahan bakar tidak


dapat menggalir ke pompa bahan bakar, sehingga mesin susah hidup dan
mengganggu stasioner mesin.

c. Pemeriksaan Nozzle

Menggunakan nozzle tester untuk memeriksa tekanan nozzle dan kon-


disi pengabutan apabila tekanan nozzle di bawah atau diatas angka spesifikasi,
nozzle harus diganti atau disetel.

Gambar 14. Pemeriksaan Nozzle dengan nozzle tester

Tekanan awal nozzle / ( / )


185 (2,631/18,130)
Apabila kondisi pengabutan tidak baik, nozzle harus diganti atau diperbaiki.
Kondisi pengabutan

(1) Baik
(2) Tidak baik ( lubang tersumbat)
(3) Tidak baik ( menetes)
26

Gambar 15. Bentuk pengabutan

PEMBAHASAN

Pemeriksaan tekanan nozzle untuk memeriksa bentuk pengabutan dan


tekanan yang dihasilkan. Tekanan nozzle sesuai spesifikasi maka hasil penga-
butan akan baik. Pemeriksaan bentuk pengabutan yang buruk berakibat pada
stasioner yang tidak rata. Pengabutan halus akan menyebabkan bahan bakar
terlalu banyak berkumpul disekitar ujung pengabut, hal ini homogenitas tidak
tercapai. Bila ini terjadi maka uap bahan bakar ada yang tidak mendapatkan
oksigen yang memadai, dampaknya gas buang akan semakin banyak mengan-
dung asap hitam. Dan ini merupakan kerugian proses pembakaran, sebabter-
dapat karbon yang tidak memproduksi panas. Bila pengabutan kasar, penyeba-
ran bahan bakar akan baik namun proses penguapan akan terhambat. Dam-
paknya hasil pembakaran akan terdapat Hc berupa asap hitam pekat. Ini pun
kerugian proses pembakaran karena terdapat karbon yang tidak menghasilkan
kalor. Kondisi Campuran bahan bakar dan udara tidak homogen sehingga te-
kanan hasil pembakaran tidak maksimal. Sehingga mesin tenaga berkurang
dan kebutuhan bahan bakar akan lebih banyak serta hasil campuran bahan ba-
kar yang tidak homogen tersebut menghasilkan gas buang berwarna hitam.
Apabila kondisi pengabutan menetes setelah penginjeksian bahan bakar ma-
ka berakibat carbon, carbon berasal dari sisa bahan bakar sesudah proses in-
jeksi bahan bakar tersebut menjadi panas karena panas pembakaran diruang
pembakaran.
27

d. Penyetelan Nozzle Pengabutan


1. Menjepit injection nozzle holder (1) ke dalam ragum (2)
2. Menggunakan kunci untuk membuka mur pengunci nozzle (3)

Gambar 16. Mencepit nozzle holder ke ragum

3. Membuka nozzle holder dari ragum


4. Membuka nozzle (4) spacer (5) spring seat(6) Spring (7) dan shim penyetelan
(8).
5. Memasang shim penyetelan yang baru, spring, spring seat, spacer, nozzle dan
mur pengikat
6. Menjepit nozzle holder ke dalam ragum
7. Menggecangkan mur pengikat nozzle holder sesuai dengan spesifikasi torsinya

Gambar 17. Bagian nozzle


8. Membuka nozzle holder dari ragum
9. Memasang nozzle holder ke nozzle tester
10. Memberi tekanan pada nozzle tester untuk memeriksa terbukanya nozzle pada
tekanan spesifikasi
28

Apabila nozzle tidak terbuka pada tekanan spesifikasi menambah atau mengu-
rangi shim untuk menyetelnya

Gambar 18. Pemeriksaan Nozzle dengan nozzle tester


Referensi
Menambah atau mengurangi satu shim nozzle tekanan bertambah atau berku-
rang kira-kira 3,77 /

Shim penyetelanyang tersedia mm(in)

Range 0,5 – 1,5


(0,02 – 0,06)
Penambahan 0,025 (0,001)
Total jumlah shim 41

Gambar 19. Bagian Nozzle


29

Peringatan :

Pengujian nozzle dengan bentuk kabutan dan tekanan yang tinggi dengan
mudah dapat menyentuh kulit jauhi tangan dari alat pengujian nozzle setiap
saat

e. Prosedur Membersihkan Nozzle


1. Membersihkan jarum nozzle (1) dan nozzle body (2) dengan Mengoleskan
Compound, Oxodized Crome dan Animal oil

Gambar 20. Membersihkan nozzle

Catatan:

Peringatan jangan Mengoleskan Oxodized chrome dan animal oil yang


berlebih di sekitar area jarum nozzle dapat menggakibatkan jarum nozzle
dan body berongga dan aus berlebih

2. Membersihkan jarum dan body nozzle dengan solar yang bersih setelah mem-
bersihkan

f. Membuang Angin
1. Mengendurkan baut pembuang angin pada overflow valve pompa injeksi
2. Menggoprasikan pompa priming sampai solar bercampur dengan udara dan
keluar dari baut pembungan angin
3. Menggecangkan baut pembungan angin
30

4. Menggoprasikan pompa tangan beberapa kali dan memeriksa kebocoran solar

Gambar 21. Proses Pembungan Angin

4). SISTEM PENDINGINAN


a. Pemeriksaan jumlah air pendingin

Memeriksa ketinggian air pendingin dan tambah air radiator dari tangki
candangan bila perlu, apabila ketinggian air pendingin kurang dari batas
“MIN” memeriksa sistem pendinginan dari kebocoran kemudian tambah airnya
sampai “MAX”

Catatan :
Jangan menggisi terlalu penuh ke tangki candangan. Membuka tutup
radiator mutlak bila diperlukan. Memeriksa air pendingin pada waktu mesin
dingin. Lihat pada tabel sebelah kiri untuk perbandingan yang benar antara
campuran air pendingin dengan anti beku

Gambar 22. Tangki cadangan air


31

Tabel. Perbandinagn antara campuran air pendingin dengan anti beku

b. Pemeriksaan Sistem Pendinginan

Memasang alat penguji tutup radiator pada radiator, memberikan


tekanan pada sistem pendinginan untuk memeriksa kebocoran, tekanan
pengujian tidak melebihi tekanan spesifikasi

Tekanan pengujian ⁄ (psi/kPa)


2 (28.45 196 )

Gambar 23. Pemeriksaan sistem pendinginan


32

c. Pemeriksaan Tutup Radiator


Tutup radiator di desain untuk memelihara tekanan air pendingin
didalam sistem pendingin pada 1,05 / . Memeriksa tutup radiator
menggunakan alat penguji tutup radiator, tutup radiator harus diganti. Apabila
tekanannya tidak sesuai dengan spesifikasi selama prosedur pemeriksaan

Tekanan tutup radiator


Katup Tekanan / ( / )
0,9- 1,2 ( 12,8-17,1/88,2 – 117,6)
Katup negatif
( referensi) / ( / )
0,01- 0,004 ( 0,14 -0,57/0,98 – 3,92)

Gambar 24. Pemeriksaan tutup radiator

PEMBAHASAN
Tujuan pemeriksaan ini untuk memastikan bahwa tutup radiator tidak
rusak saat diperiksa dengan alat uji. Didalam tutup radiator terdapat dua katup
yaitu katup tekan dan katup vakum. Jika terjadi kegagalan fungsi katup teka-
nan ini maka tutup radiator tidak dapat menjaga tekanan tinggi di dalam ruang
sirkulasi, akibatnya air di ruang sirkulasi akan cepat mendidih dan berubah
menjadi uap air yang dapat dengan mudah lolos dari ruang sirkulasi air sehing-
ga air radiator sering berkurang walau mesin tidak bermasalah dan indikator
temperatur juga tidak menunjukan panas yang significant. Atau sebaliknya jika
tekanan yang berlebih di dalam ruang sirkulasi tidak dapat di lepas ke udara
33

melalui reservoir maka di dalam ruang sirkulasi air akan terjadi tekanan tinggi
di luar kemampuan parts-parts kendaraan tersebut. Yang terjadi adalah indika-
tor temperatur akan menunjukan "hot " , parts-parts yang tidak tahan terhadap
tekanan tinggi akan menggembang dan akhirnya meletus/meledak atau bocor
seperti selang radiator, seal water pump bocor bahkan radiator itu sendiri yang
bocor.
Fungsi Vacum Valve : Jika terjadi kegagalan fungsi ini maka tutup ra-
diator tidak dapat membuka ketika terjadi pendinginan di dalam ruang sirkulasi
air, hal ini menggakibatkan air dari tabung reservoir tidak dapat masuk kembali
ke ruang sirkulasi air. Ketika dingin dan saat di check volume air radiator akan
terlihat berkurang padahal temperatur pada indikator temperatur normal. Se-
dangkan volume air di tabung reservoir akan penuh terus akibat dari katup va-
kum rusak sehingga saat terjadi vakum air tidak dapat menggalir ke radiator.

d. Pengujian Bekerjanya Thermostat


1. Thermostat harus seluruhnya terendam di dalam air
2. Memanaskan air
Panas air harus konstan dan jangan langsung thermostat dicelupkan ke dalam
air yang panas
3. Memeriksa temperatur pertama terbukanya katup

Thermostat pertama terbuka pada


temperatur ℃ (℉)

82 ( 180)
Memeriksa thermostat terbuka penuh pada temperatur
Thermostat terbuka
penuh pada temperatur ℃ (℉)
95 (203)
Posisi terbuka penuh ketinggian
Katup mm ( in)
8 (0,31)
34

Gambar 25. Pengujian bekerjanya thermostat

PEMBAHASAN
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menggetahui kerja thermostat pada
saat mesin dingin dan mesin dalam kondisi kerja. Saat mesin dingin maka
thermostat harus menutup dibawah 82 ℃ karena air pendingin akan
bersirkulasi di dalam blok mesin untuk proses pendingian ke water jaket maka
saat ini thermostat akan menutup dan thermostat akan membuka pertama pada
suhu 82 ℃ dan terbuka penuh pada suhu 95 ℃ akan bersirkulasi ke radiator
untuk proses pendinginan oleh aliran udara melalui sirip - sirip dan air
pendingin yang sudah didinginkan akan bersirkulasi.

e. Penyetelan V-Belt
Memeriksa tegangan V-Belt dengan menekan bagian tengah V-Belt
dengan kekuatan 10 kg
Defleksi tali
Kipas mm (in)
10 (0,39)
Memeriksa V-Belt dari retakan dan kerusakan
(1) Damper puli poros engkol
(2) Puli altenator
(3) Puli kipas pendingin
(4) Puli pompa oli atau puli penghubung
35

(5) Puli kompresor atau puli penghubung

Gambar 26. V-Belt

f. V-Belt Pendingin
Tegangan V-Belt disetel dengan menggerakan altenator. Tekan bagian
tengah V-Belt dengan kekuatan 10 kg
(1) Puli kipas pendingin
(2) Damper puli poros engkol
(3) Puli altenator

Gambar 27. V-Belt pendingin

Pembahasan
Tujuan penyetelan V-Belt pendingin ini untuk memastikan bahwa V-
Belt benar - benar tidak kendor. Bila kendor maka berakibat V-Belt dan puli
berputar slip yang akan mengganggu proses pendingin air di radiator dan
pompa air yang diputar lewat puli kipas akan berakibat sirkulasi air di dalam
pendingin tidak berjalan dengan baik serta bunyi yang kasar di V-Belt tersebut
36

g. V-Belt Kompresor A/C


Menggerakkan puli penghubung untuk menyetel tegangan V-Belt
kompresor. Apabila kendaraan dilengkapi dengan power steering gerakan
pompa oli tekan bagian tengah V-Belt dengan kekuatan 10 kg
(1) Damper puli poros engkol
(2) Puli pompa oli atau puli penghubung

Gambar 28. V-Belt kompresor

Pembahasan
Tujuan penyetelan V-Belt ini agar putaran puli kompresor dan puli
poros engkol sama , bila kentor maka berakibat putaran kedua puli tersebut
akan terjadi slip yang akan menggangu pada sistem AC.

h. V-Belt Pompa Oli Power Steering


Menggerakkan pompa oli untuk menyetel tegangan V-Belt pompa
Model yang dilengkapi dengan A/C. kedua V-Beltharus diganti satu set Tekan
bagian tengah tali dengan kekuatan 10 kg
(1) Damper puli poros engkol
(2) Puli pompa oli
(3) Puli kompresor atau puli penghubung
37

Gambar 29. V-Belt Pompa Oli Power Steering

5). PENGONTROLAN MESIN


Penyetalan putaran stasioner
1. Menarik rem parkir dan ganjal roda penggerak
2. Meletakkan transmsisi dalam keadaan netral
3. Menghidupkan mesin dan berikan mesin menjadi panas dan temperatur
naik 70 -80℃

Gambar 30. Posisi Penetralan Transmisi


4. Melepaskan kabel pengontrol mesin dari tangki pengontrol
5. Memasang tachometer ke mesin
6. Memeriksa putaran stasioner, apabila putaran mesin diluar spesifikasi, setel
putaran stasioner
Kecepatan putaran stasioner rpm
Type 4JA1 750±50
38

a. Penyetelan Putaran Stasioner


1. Mengendurkan mur pengunci mur baut putaran stasioner (1) pada pompa
injeksi.
2. Menyetel putaran stasioner sesuai dengan spesifiksinya dengan memutar baut
penyetel putaran stasioner (2)
3. Menggunci baut penyetel putaran stasioner dengan mur pengunci.
4. Memeriksa bahwa kabel pengontrol putaran stasioner telah kencang ( bebas
dari kendor )

Gambar 31. Penyetelan putaran stasioner

b. Pemeriksaan Putaran Fast Idle Control Device (FICD)


FICD digunakan untuk menambah kecepatan mesin pada kecepatan
idling, karena ada penambahan beban pada mesin dengan dinyalakannya air
conditioner atau alat lainnya.
Tipe Vacuum
Pada FICD tipe vacuum, diaphragm FICD akan menggerakkan control
lever pompa injeksi untuk menggatur kecepatan idling. Diaphragm tersebut
digerakkan oleh tekanan negatif yang ditimbulkan oleh pompa vakum mesin.
1. Memasang tachometer ke mesin
2. Melepaskan selang vacum (1) dari fast idle actuator(5) pada pompa injeksi
3. Melepaskan selang vacuum (2) dari vacuum switching valve (3) dan
mengghubungkan ke fast idle actuator (5) sambungkan vacuum sekarang
dihubungkan langsung dari pompa vacuum (4) ke fast idle actuator
39

4. Memeriksa putaran fast idle. Apabila putaran mesin diluar spesifikasi, setel
putaran fast idle.

Putaran Fast Idle rpm


850 – 950

Gambar 32. Pemasangan selang vakum ke fast idle

c. Penyetelan Putaran Fast Idle


1. Mengendurkan baut breket actuator fast idle

Gambar 33. Penyetelan putaran fast idle


2. Setel putaran fast idle dengan memggerakkan breket sctuator, sehingga celah
“S’’ menjadi 1 -2 mm
3. Menggecangkan baut breket
40

Gambar 34. Menyetel Breket Sctuator

d. Kontrol Akselerasi
Penyetelan kabel pengontrol akselerasi
1. Mengendurkan baut penjepit kabel akselerasi(1)
2. Memeriksa tombol pengatur putaran stasioner pada waktu mesin hidup
3. Menahan lever akselerasi (2) dalam posisi tertutup penuh dan renggangkan
kabel pengontrol (3) dalam arah yang ditunjukkan tanda panah untuk membuka
kekendorannya

Gambar 35. Penyetelan kabel pengontrol akselerasi

e. Penyetelan Pedal Akselerasi


1. Menahan thorttle valve posisi terbuka penuh
2. Menggunakan baut penahan (1) untuk menyetel celah antara ujung baut
penahan dan bagian bawah pedal gas (2)
41

Celah baut penahan akselerasi mm(in)


0 – 3 ( 0 – 0,14 )

Gambar 36. Penyetelan Pedal Akselerasi

6). PENYETELAN CELAH KATUP


1. Menempatkan silinder NO. 1 atau No. 4 pada akhir langkah kompresi dengan
mememutar poros engkol sampai tanda pada puli segaris dengan tanda pada
jarum petunjuk.

Gambar 37. Tanda Posisi Top Pada Puli

2. Memeriksa mur breket poros rocker arm dari kekendoran, menggecangkan mur
breket poros arm yang kendor, sebelum menyetel celah katup.
Torsi mur breket Poros
rocker arm kg.m(lb. ft/N.m)
5,5 ± 0,5 ( 39, 8 ±3,6/ 53,9±4,9 )
42

Gambar 38. Pengencangan mur breket poros rocker arm

3. Memeriksa push rod pada katup buang dan katup masuk pada No. 1 apakah
dapat bermain apabila push rod pada katup buang dan katup masuk silinder No,
1 di TMA pada akhir langkah kompresi. Apabila push rod pada katup buang
dan katup masuk silinder No. 1 tidak dapat bermain /ketekan bahwa piston No.
4 berada di TMA pada akhir langkah kompresi.
Setel celah katup pada silinder No. 1 atau No. 4 di TMA pada akhir langkah
kompresi.
Celah katup ( dingin ) mm ( in )
0.4 ( 0.016 )

Gambar 39. Penyetelan celah katup

4. Mengendurkan setiap baut penyetel celah katup seperti dalam gambar .


43

5. Memasukan alat pengukur celah /feller gauge dengan tebal yang ditentukan
antara rocker arm dan ujung batang katup.

Gambar 40. Bagian posisi celah katup yang disetel saat langkah kompresi 1

6. Memutar baut penyetel celah katup sampai alat pengukur celah /feller menjadi
seret.
7. Mengecangkan mur pengunci secukupnya.
8. Memutar poros engkol 360°
9. Menempatkan kembali tanda pada puli poros engkol dengan tanda pada jarum
penunjuk di TMA.
10. Menyetel celah katup yang belum disetel seperti urutan dalam gambar.41

Gambar 41. Bagian posisi celah katup yang disetel saat akhir langkah
kompresi 4
44

PEMBAHASAN
Tujuan penyetelan celah katup ini adalah memugkinkan bahwa celah
katup sesuai dengan spesifikasi yang telah tentukan oleh pabrik, apabila Celah
katup yang terlalu rapat, akan menggakibatkan terbukanya katup menjadi lama,
pengisian udara kedalam ruang bakar dan silinder menjadi lebih banyak (jika
katup masuk yang terlalu rapat), pembuangan gas bekas menjadi sangat bersih
(jika katup buang yang terlalu rapat), Mesin tidak mau stasioner. Celah katup
yang terlalu renggang, menggakibatkan terbukanya katup menjadi singkat,
pengisian udara ke dalam ruang bakar dan silinder terlalu kurang (jika katup
masuk yang terlalu renggang), mesin sulit dihidupkan, pembuangan gas bekas
tidak bersih (jika katup buang yang terlalu renggang), hidupnya mesin tidak
sempurna dan timbul suara ngelitik dari arah katup pada saat mesin hidup,
mesin tidak bertenaga dan cepat panas, dan mesin tidak mau stasioner

7). PENYETELAN KETEPATAN PENGABUTAN ( TIMING)


1. Memeriksa bahwa garis pada flange pompa injeksi harus segaris dengan garis
pada timing gear case

Gambar 42. Posisi Garis flange dan garis gear case

2. Menepatkan silinder No. 1 di TMA pada akhir langkah kompresi dengan


memutar poros engkol sampai tanda pada puli poros engkol (1) di TMA segaris
dengan tanda pada jarum penunjuk (2)
Catatan :
45

Memeriksa push rod pada katup masuk dan buang pada silinder No. 1,
apakah dapat bermain, apabila push rod pada katup masuk dan buang
silinder No. 1 dapat bermain, bahwa piston No.1 di TMA pada akhir
langkah kompresi

Gambar 43. Posisi TMA dengan tanda puli poros engkol

1. Melepaskan pipa tekanan tinggi dari pompa injeksi


2. Membuka satu baut dari kepala distributor
3. Memasang static timing gauge (3). Jarum pada gauge di tekan ke dalam
kurang lebih 1 mm.

Gambar 44. Distributor terpasang static timing gauge

4. Memutar poros engkol sampai piston pada silinder No. 1 berada 30 - 40 derajat
sebelum TMA.
5. Menset jarum timing ke posisi ‘’0’’.
46

Gambar 45. Posisi poros engkol di titik TMA

6. Menggerakan sedikit puli poros engkol kedua arah untuk memeriksa bah-
wa indikator gauge stabil.
7. Memutar poros engkol searah jarum jam dan membaca alat pengukur serta
tanda timing pada puli poros engkol (12°pada puli ) (1) segaris dengan pointer
(2)
Standar pembacaan mm (in)
0,5 (0,02)

Gambar 46. Tanda timing pada puli poros engkol

Apabila timing diluar spesifikasi maka mengikuti langkah sebagai berikut


8. Mengendurkan timing mur pengikat pada brecket pompa injeksi.
9. Menyetel sudut pemasangan pompa injeksi.
47

Apabila Apabila
melebihi kurang
dari dari
standar standar
Penggerak
A R
gigi
A. Gerakan pompa injeksi mendekati mesin.
R. Gerakan pompa injeksi menjauhi mesin.

Gambar 47. Menyetel timing pengabutan pompa injeksi

PEMBAHASAN
Tujuan pemeriksaan timing injeksi adalah bahwa timing injeksi sesuai
dengan specifikasi. Apabila timing injeksi terlalu maju dari spesifikasi maka
akan menyebabkan detonasi , yaitu tekanan yang melonjak sebelum waktunya.
Kondisi ini disebabkan karena saat bahan bakar diinjeksikan, temperatur udara
hasil kompresi belum memenuhi syarat untuk membakar bahan bakar.
Sehingga saat bahan bakar mulai terbakar sudah terjadi jumlah yang lebih
banyak. Hal ini yang menyebabkan tekanan di dalam silinder mendadak tinggi.

8). PENGUKURAN TEKANAN KOMPRESI


1. Menghidupkan mesin dan biarkan temperaturnya naik mencapai 70° − 80° C.
2. Membuka bagian bagian berikut
48

 Glow plug
 Fuel cut solenoid connector
3. Memasang adaptor dan compression gauge ke lubang glow plung silinder No.
1.

Gambar 48. Pengukuran kompresi dengan kompresi tester

4. Menstater mesin selama 10 detik kemudian berhenti sebentar untuk


menistirahatkan stater lalu mulai stater hingga jarum pada alat ukur tidak
menunujukan kenaikan pengukuran atau jarum bergerak stabil.

/ ( / ) at
Tekanan
200 rpm
kompresi

Standar Batas
31 22
( 441/3,038) ( 313/2,156)

5. Menggulangi prosedur ( langkah 3 dan 4 ) untuk silinder lainnya.


49

Gambar 49. Jarum kompresi tester menunjukan hasil pengukuran


PEMBAHASAN
Tujuan pengukuran kompresi untuk memastikan bahwa tekanan
kompresi sesuai standar. Bila tidak sesuai standar maka menimbulkan
gangguan berupa putaran stasioner tidak stabil, tenaga berkurang, bahan bakar
boros, asap gas buang berwarna putih, suara mesin tidak normal penyebab
gangguan tersebut berupa gaskaet kepala silinder terbakar cylinder liner aus ,
piston ring aus dan dudukan katup aus atau retak. Apabila angka pengukuran
lebih kecil dari batas spesifikasi maka mengecek keseluruhan bagian kepala
silinder dan ring apakah ada kebocoran.

9). SISTEM PEMANASAN


Prosedur sistem pemeriksaan
1. Melepas thermo switch pada thermostat oulet pipe.

Gambar 50. Thermo switch

2. Memutar kunci kontak ke posisi ‘’ON’’.


50

Apabila sistem pemanasan bekerja sebagaimana mestinya, relay glow akan


berbunyi klik kurang lebih 15 detik setelah kunci kontak ‘’ON’’.

Gambar 51. Relay glow plung

3. Mengukur tegangan terminal glow plung dengan alat penguji rangkaian/


multimeter segera setelah kunci kontak pada posisi “ON”.

Tegangan terminal Glow Plug V


Approx 11

Gambar 52. Pengukuran tegangan busi pijar


PEMBAHASAN
Tujuan pemeriksaan ini bertujuan bahwa relay bekerja, dengan cara
mendengarkan bunyi saat kunci kintak ON . apabila relay tidak bunyi berarti
tidak bekerja, kemungkinan yang terjadi sekring utama putus, kunci kontak
51

koslet atau tidak berhubungan, glow relay rusak atau tidak terhubung, glow
timer rusak atau tidak terhubung, thermoswitch rusak.
Pengujian rangkaian/ multimeter segera setelah kunci kontak pada
posisi “ON” pertujuan untuk memastikan bahwa terdapat tegangan di glow
plug. Umumnya tegangan lebih rendah dari tegangan baterai, ini dimaksudkan
untuk menggatasi bila sedang dilakukan start mesin yang akan terjadi
tegangan baterai 12 volt akan turun menjadi kurang lebih 9 volt, dan tegangan
kerja busi pemanas dapat berkisar antara 5,5 volt sampai 9 volt. Saat
pemeriksaan tegangan , jika tegangan kerja di bawah spesifkasi maka pemanas
tidak berfungsi secara efektif untuk memanaskan ruang bakar, apabila ini
terjadi pada salah satu silinder maka berakibat mesin sulit dihidupakan pada
waktu dingin, hidup pincang pada waktu idle, dan banyak mengeluarkan asap
berwarna putih dari kenalpot. Apabila tegangan kerja terlalu besar dari
spesifikasi maka akan merusak busi pijar.

Anda mungkin juga menyukai