Anda di halaman 1dari 6

IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TEPUNG TERIGU

YANG DIJUAL SECARA TERBUKA


(Studi di Pasar Legi Jombang)

Wiwik Pujiati*Ruliati**Lusyta Puri Ardhiyanti***

ABSTRAK

Pendahuluan : Tepung terigu merupakan bahan baku makanan yang sangat diterima di
masyarakat luas sebagai bahan pembuat aneka olahan berbagai macam produk makanan.
Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir/biji gandum yang di
haluskan, yangmana tepung terigu mengandung pati dalam jumlah yang teralif tinggi.
Tujuan : penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat jamur Aspergillus sp pada
tepung terigu yang dijual secara terbuka di Pasar Legi Jombang. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Bakteriologi prodi DIII Analis Kesehatan dengan Metode : penelitian
deskriptif, populasi penelitian yaitu 15 tepung terigu yang dijual secara terbuka di Pasar Legi
Jombang, teknik sampling menggunakan purposive sampling dan sampel berjumlah 5 tepung
terigu yang dijual secara terbuka di Pasar Legi Jombang dengan kriteria inklusi dan ekslusi.
Instrumen penelitian menggunakan mikroskop. Teknik pengolahan data meliputi coding dan
tabulating dengan analisa data menggunakan rumus untuk mengklarifikasikan karakterikstik
data. Hasil : identifikasi jamur Aspergillus sp pada tepung terigu yang dijual secara terbuka
di Pasar Legi Jombang diperoleh presentase 100% positif terkontaminasi jamur Aspergillus
sp. Kesimpulan : Penelitian ini adalah tepung terigu yang dijual secara terbuka di Pasar Legi
Jombang didapatkan hasil keseluruhan sampel tepung terigu positif terkontaminasi oleh
jamur Aspergillus sp dengan berbagai spesies diantaranya yaitu Aspergillus niger,Aspergillus
flavus, dan Aspergillus fumigatus.

Kata kunci : Tepung terigu, Aspergillus sp

IDENTIFICATION OF Aspergillus sp FUNGUS IN WHEAT FLOUR


WHICH SOLD OPEN
(Study in Legi Jombang Market)

ABSTRACT

IntroductionWheat flour is a food raw material that is widely accepted in the wider
community as a material for making various processed food products. Wheat flour is flour or
fine powder derived from wheat grains which are pureed, whereby wheat flour contains
starch in a hight effective amount. Aim : The purpose of this study was to find out whether
there was Aspergillus sp on wheat flour which was sold openly in Jombang Legi Market.
Method : This research was conducted at the Bacteriology Laboratory of DIII Health
Analisyt study program with a descriptive research design, the study population was 15
wheat flour sold openly in the Legi Jombang Market, a sampling technique using purposive
sampling and a sample of 5 wheat flour which sold open in the Legi Jombang Market with
inclusion and exclusion criteria. Research instruments were using a microscope. Data
processing techniques includeed coding and tabulating with data analysis using formulas to
clanty data characteristics. Result : Identification of fungi Aspergillus sp on wheat flour sold
openly at Legi Jombang Market obtained a percentage of 100% positive contaminated with
the fungus Aspergillus sp.Conclusion: This study is the wheat flour which is sold openly in
Jombang Legi Market shows that the overall positive wheat flour sample is contaminated by
Aspergillus sp with various species including Aspergillus Niger, Aspergillus Flavus, and
Aspergillus Fumigatus.
Keywords : Wheat flour, Aspergillus sp

PENDAHULUAN hal tersebut dapat menyebabkan


terkontaminasinya bahan makanan. Salah
Di Indonesia, tepung terigu merupakan satu mikroorganisme yang dapat
bahan baku makanan yang sangat diterima mengkontaminasi bahan pangan tepung
masyarakat luas sebagai bahan pembuat terigu yaitu jenis fungi.Aspergillusadalah
aneka olahan berbagau macam produk salah satu jenis fungi yang termasuk dalam
makanan. Tepung terigu adalah tepung kelas Ascomycetes yang memiliki daerah
atau bubuk halus yang berasal dari penyebaran paling luas serta melimpah di
bulir/biji gandum yang dihaluskan, alam, selain itu Aspergillus merupakan
yangmana tepung terigu tersebut kontaminan umum di berbagai substrat di
mengandung pati dalam jumlah yang daerah tropis dan subtropis (Dina, K.2016).
cukup tinggi. Sifat kimia, biologis dan fisik
dari tepung sangat memungkinkan Nutrisidalam tepung selama penyimpanan
berbagai macam mikroorganisme dapat sangat memungkinkan fungi untuk tumbuh
tumbuh dengan baik pada bahan pangan dan berkembangbiak. Apabila faktor-faktor
yang biasanya bersifat sangat spesifik dan abiotik memenuhi syarat, maka fungi dapat
sangat tergantung jenis bahan serta kondisi tumbuh dan berkembangbiak dalam
tertentu dari penyimpanannya (Pratiwi dan tepung. Hal tersebut sesuai dengan
Anjarsari, 2002). pernyataan (Syarief dan Halid 1993),
bahwa selama penyimpanan atau pada
Tepung terigu yang dijual secara terbuka kondisi tertentu tepung terigu sangat
dikemas menggunakan kemasan kantong memungkinkan mengeluarkan mikotoksin.
plastik dipasaran, secara perlahan-lahan
tetap masih dapat ditembus oleh udara
melalui pori-pori plastik (Winarno dkk., BAHAN DAN METODE PENELITIAN
1980 dalam Bawinto dkk., 2015).
Ditambah dengan kemasan yang mudah Metode pengambilan sampel yang di
dibuka dan dapat berhubungan dengan gunakan yaitu Purposive Sampling dan
udara luar sehingga mendukung terjadinya sampel yang digunakan yaitu sebanyak 5
kontaminasi jamur melalui udara pada tepung terigu terigu dari 15 sampel tepung
tepung terigu. Amelia, (2015) menyatakan terigu di Pasar Legi Jombang. Waktu
bahwa spora Aspergillus terdapat di tanah penelitian dilakukan pada bulan Juli 2018
dan di udara bebas. Kemasan kantong dan desain penelitian yang digunakan
plastik yang dijual di pasar memiliki adalah deskriptif. Bahan yang digunakan
kondisi lingkungan yang kondusif bagi adalah media SDA (Sabouraud Dextrose
pertumbuhan jamur. Penyimpanan pada Agar).
kantong plastik yang tidak kedap udara
telah menghasilkan limgkungan dengan
oksigen berlimpah sehingga mamicu jamur
untuk tumbuh dan menghasilkan aflatoksin
(Rahmianna dan Purnomo 2015).

Tingkat kerusakan selama penyimpanan


salah satunya adalah sirkulasi udara dalam
penyimpanan, suhu dan kelembapan ruang
simpan (Nasrianto, dkk 2004).Adanya
mikroorganisme yang tumbuh disuatu
bahan pangan sangat berpengaruh terhadap
penurunan kualitas produknya. Yangmana
HASIL PENELITIAN
Jenis Spesies Jumlah Presentase (%)
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi cara Aspergillus 5 71,40
pengambilan sampel tepung Niger
terigu yang dijual secara terbuka Aspergillus 1 14,30
di Pasar Legi Jombang. Fumigatus
Aspergillus 1 14,30
Alat Jumla Persentase Flavus
h (%) Jumlah 7 100.00
Sendok plastik 5 100 Sumber: Data Primer, 2018

Sendok - - Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa


Logam hampir seluruh sampel yang diteliti
Jumlah 5 100,00 terdapat jamur Aspergillus niger yangmana
Sumber : Data Primer, 2018 didapatkan jumlah presentase sebanyak
71,40%, jenis jamur Aspergillus fumigatus
Berdasarkan tabel 5.1 tentang spesifikasi dan Aspergillus flavus diperoleh presentase
alat yang digunakan untuk pengambilan yang sama yaitu 14,30%.
sampel tepung terigu yang dijual secara
terbuka di Pasar Legi Jombang didapatkan Tabel 5.4 Hasil identifikasi jamur
hasil (100%) tepung terigu diambil Aspergillus sp pada tepung terigu
menggunakan alat sendok plastik. yang dijual secara terbuka di
Pasar Legi Jombang, Juli 2018.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi bersadarkan
Pertumbuhan Aspergillus sp
hasil pemeriksaan jamur Samp A. A. A. A.
Aspergillus sp pada tepung terigu Keterangan
el Flavu Fumigatu Nige Terreu
yang dijual secara terbuka di s s r s
Pasar Legi Jombang. Tumbuh
jamur
T1 - + + - Aspergillus sp
Hasil Jumlah Persentase Tumbuh
Identifikasi (%) jamur
Positif 5 100 T2 - - + - Aspergillus sp
Negatif - - Tumbuh
jamur
Jumlah 5 100,00 T3 + - + - Aspergillus sp
Tumbuh
Sumber : Data Primer, 2018 jamur
T4 - - + - Aspergillus sp
Berdasarkan tabel 5.2 bahwa keseluruhan Tumbuh
dari sampel tepung terigu yang dijual jamur
secara terbuka positif terkontaminasi oleh T5 - - + - Aspergillus sp
Jamur Aspergillus sp yaitu sebanyak 5
sampel (100%).
PEMBAHASAN
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Hasil
identifikasi jamur Aspergillus sp Berdasarkan hasil penelitian yang
pada tepung terigu yang dijuak dilakukan dari 6 sampel tepung terigu yang
secara terbuka di Pasar Legi dijual secara terbuka di Pasar Legi
Jombang berdasarkan spesies Jombang didapatkan hasil positif pada
jamur yang ditemukan. semua sampel tepung terigu. Adapun jenis-
jenis spesies jamur Aspergillus sp yang
teridentifikasi yaitu meliputi Jamur
Aspergillus niger, Aspergillus flavus dan
Aspergillus fumigatus.
digunakan pada saat produksi tepung
Salah satu pertumbuhan jamur Aspergillus terigu , atau sendok yang dipakai untuk
sp pada sampel tepung terigu dipengaruhi mengambil tepung terigu. Seperti yang di
oleh faktor suhu, Suhu adalah salah satu ungkapkan oleh Christen & Cohen (1950)
faktor yang dapat mempengaruhi op cit weidenborner, et al (2000) bahwa
pertumbuhan jamur, suhu akan spora jamur dapat tertinggal dalam tepung
mempengaruhi reaksi kimiawi dan reaksi terigu selama beberapa tahun terutama
enzimatis pada mikroba yang berpengaruh selama proses penyimpanan karena
pada pertumbuhan mikroba. Selain itu, misellium jamur yang sudah berada dalam
suhu juga akan mempengaruhi kecepatan bulir gandum akan menempel pada lapisan
tumbuh pada mikroba. perikarp gandum dan konidianya akan
melekat erat pada permukaan biji sehingga
Temperatur suhu juga berhubungan dengan akan terikut dalam penggilingan, spora
kelembapan karena semakin tinggi suhu selanjutnya akan tumbuh sesuai kondisi
maka kelembapan semakin rendah dan penyimpanan, kondisi penjual yang tidak
sebaliknya, semakin rendah suhu maka memperhatikan tata letak barang dengan
kelembapan akan semakin tinggi. Bahan dengan benar juga menambah potensi
pangan yang disimpan pada kelembapan terkontaminasinya bahan pangan.
yang rendah dapat mengalami kerusakan
pada permukaannya karena jamur, dan Penjelasan diatas dapat memberikan
bakteri tertentu. gambaran bahwa faktor-faktor tertentu
dapat memberikan kontribusi yang cukup
Kontaminasi bahan makanan pada berarti terhadap pertumbuhan
umumnya di pengaruhi oleh lama waktu mikroorganisme pada tepung terigu
penyimpanan, waktu penyimpanan yang khususnya jamur Aspergillus sp. Dalam
terlalu lama akan menyebabkan kerusakan penelitian ini, 100% positif terdapat jamur
yang lebih besar akibat pertumbuhan dan Aspergillus sp pada tepung terigu yang
perkembangbiakan jamur kontaminasi dijual secara terbuka di Pasar Legi
pada tepung terigu, Menurut polutu (2013), Jombang.
kontaminasi dapat terjadi melalui proses
pembuatan, penyimpanan dan distribusi.
Segala sesuatu yang dapat berkontak SIMPULAN DAN SARAN
dengan bahan pangan secara langsung atau
tidak langsung, bisa merupakan sumber Simpulan
kontaminasi mikrobial. Pada awal
penyimpanan bisa saja tepung terigu Identifikasi jamur Aspergillus sp pada
tersebut sudah terkontaminasi, hal ini tepung terigu yang dijual secara terbuka di
dikarenakan, tepung terigu merupakan pasar legi Jombang didapatkan hasil
produk yang berasal dari serealia dan telah keseluruhan dari tepung terigu positif
mengalami beberapa tahapan pengolahan terkontaminasi oleh jamur Aspergillus sp
tertentu. Jamur dapat hadir ketika masih dengan berbagai spesies yaitu Aspergillus
dalam bentuk bulir gandum yang bisa niger, Aspergillus flavus, dan Aspergillus
sebagai penyakit atau hama pada tanaman fumigatus.
gandum itu sendiri, proses pengolahan dari
produksi semuanya mampu mempengaruhi Saran
tingkat kontaminasi jamur, karena jamur
ini memiliki hifa yang mampu dengan 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
mudah berterbangan dan berpindah dari Hasil dari penelitian ini adalah
satu tempat ke tempat lain dengan bantuan keseluruhan dari sampek tepung
angin atau serangga. terigu yang dijual secara terbuka di
pasar legi jombang ini terkontaminasi
Spora-spora jamur dapat berasal ketika oleh jamur Aspergillus sp. baiknya
proses penggilingan, udara, alat-alat yang dilakukan pemeriksaan lanjutan
dengan metode lain sepaya Bogasari. 2011. Seputar Tepung Terigu. (di
mendapatkan hasil yang lebih baik akses pada 6 Oktober 2012).
dan memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan Dina, K. 2016, Identifikasi Pertumbuhan
jamur, seperti cara pengambilan Aspergillus sp pada Roti Tawar
sampel secara spesifik. yang Dijual di Kota Padang
Berdasarkan Suhu dan Lama
2. Bagi masyarakat Penyimpanan, Jurnal Kesehatan
Diharapkan masyarakat dapat Andalas, Padang.
memilih tepung terigu yang memiliki
kualitas yang lebih baik, tepung terigu Handayani & Setyaningsih., 2006,
dengan kemasan, terdapat masa Identifikasi Jamu dan Deteksi
kadaluwarsa pada kemasan, dan Aflatoksin B1 terhadap Petis
memilih tepung terigu yang tidak Udang Komersial, ISSN: 1412-
menggumpal. 033X Juli 2006.

3. Bagi Dinas Kesehatan Nasrianto, H., Mulyati, A.H dan


Dari hasil penelitian yang telah Rachmawati, E. 2004.
dilakukan diharapkan petugas dari Kandungan Aflatoksin (B1, B2,
dinas kesehatan melakukan G1, G2) pada Kacang Tanah
pengawasan pada penjual tepung ( Araelus hypogea L ) yang
terigu dan melakukan pembinaan beredar di pasar Tradisional
bahan pangan yang dikonsumsi Daerah Jabotabek.
masyarakat melalui BPOM.
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
2004, Tentang Keamanan Mutu
KEPUSTAKAAN dan Gizi Pangan.

Aptindo. 2012. Pertumbuhan Indonesia Pratiwi dan Anjar, 2002. Deteksi


Tahun 2012 – 2030 dan Ergosterol Sebagai Indikator
Overview IndustriTepung Terigu KontaminasiCendawan Pada
Nasional Tahun 2012. Jakarta. Tepung Terigu, Vol. XIII, No.3
Th.2002
Badan Standarisasi Nasional. 2009.
Standar Nasional Indonesia Rahmianna, A.A.,J. Purnomo, dan E.
(SNI) StandartMutu Tepung Yusnawan. 2015. Assessment
Terigu(SNI 01-3751-2000/Rev). aflatoxin of groundnut variental
Jakarta: tolerant to aflatoxin
DepartemenPerindustrian. contaminationin Indonesia.
Procedia Food Science, 3: 330-
Bawinto, A.S., Mongi, E dan Ksenger, 339
B.E. 2015. Analisa Kadar Air,
pH, Organoleptik, dan Kapang Syarif, R. & H.Halid, 1993. Teknologi
pada Produk Ikan Tuna (Tunnus Penyimpanan Pangan. Arcan.
sp) Asap di kelurahan Girian Jakarta
Bawah, Kota Bitung, Sulawesi
Utara, Jurnal Media Teknologi
Hasil Perikanan.

Anda mungkin juga menyukai