1. LATAR BELAKANG
Di Indonesia diperkirakan jumlah penduduk kelompok lanjut usia (lansia) adalah
14.9 juta pada tahun 2000. Penyakit utama pada kelompok lanjut usia di Indonesia adalah
penyakit tulang dan sendi, kardiovaskuler, infeksi saluran pernapasan dan gangguan
metabolisme. Data dirumah sakit maupun di masyarakat menunjukkan penyakit kardiovaskuler
yang terdiri dari penyakit jantung koroner, penyakit jantung hipertensi dan stroke adalah
penyebab utama kematian pada kelompok lanjut usia. Penelitian-penelitian
menunjukkan bahwa salah satu faktor yang dapat menyebabkan
timbulnya penyakit kardiovaskuler adalah gangguan kadar lemak dalam darah
(dislipidemia). Dislipidemia adalah gangguan /perubahan pada kadar lemak dalam darah.
Gangguan itu dapat berupa peningkatan kadar total kolesterol atau hiperkolesterolemia, penurunan
kadarHigh Density Lipoprotein(HDL), peningkatan kadar Low Density Lipoprotein(LDL), atau
peningkatan kadar trigliserida dalam darah (hipertrigliserida).
Pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2004 terhadap 656 responden di 4 kota besar
di Indonesia (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Padang) didapatkan keadaan dislipidemia berat
(total kolesterol >240 mg/dL) pada orang berusia diatas 55 tahun didapatkan paling banyak di
Padang dan Jakarta (>56%), diikuti oleh mereka yang tinggal di Bandung (52,2%) dan
Yogyakarta (27,7%). Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa prevalensi dislipidemia lebih
1
banyak didapatkan pada wanita (56,2%) dibandingkan pada pria (47%). Dari keseluruhan wanita
yang mengidap dislipidemia tersebut ditemukan prevalensi dislipidemia terbesar pada rentang
usia 55-59 tahun (62,1%) dibandingkan yang berada pada rentang usia 60-69 tahun (52,3%) dan
berusia diatas 70 tahun (52,6%).(1)
2. PERMASALAHAN
Masih banyaknya penduduk di Kelurahan Bangka yang belum menyadari betapa
pentingnya permasalahan mengenai dislipidemia.
3. TUJUAN
Penyuluh ingin memberikan pengetahuan mengenai dislipidemia kepada masyarakat
sehingga dapat tercapainya status kesehatan masyarakat yang lebih baik serta agar dapat
menambah pengetahuan masyarakat tentang dislipidemia dengan segala faktor risikonya.
4. MANFAAT
a. Bagi Penyuluh
Melatih kemampuan dalam memberikan penyuluhan dan melatih kemampuan dalam
berinteraksi dengan masyarakat.
b. Bagi Sasaran
Memperoleh pengetahuan seputar DISLIPIDEMIA mulai dari pengertian hingga
pengobatan dan pencegahannya, sehingga dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-
hari agar tercapai status kesehatan masyarakat yang baik.
5. METODE
Metode yang dipergunakan adalah metode sokratik, dimana sasaran diberikan
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mengemukakan pendapat
sehingga mereka dapat turut berperan aktif dalam penyuluhan tersebut dan terbinanya
komunikasi dua arah.
6. MEDIA
2
a. Cetak : leaflet tentang dislipidemia
b. Elektronik : speaker dan slide power point dengan menggunakan LCD
7. SASARAN
Semua warga yang berusia 20 tahun keatas.
8. PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal :Selasa / 27 September 2013
Waktu : Pukul 09.00 WIB - selesai
Tempat :Puskesmas Kelurahan Bangka
PROSES PELAKSANAAN
No Tahapan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan - Mengucapkan salam Membalas salam
kegiatan pertemuan - Perkenalan dokter muda sebagai memperhatikan sambutan
penyaji penyuluhan dan menyimak penjelasa
- Penjelasan tujuan program yang diberikan.
penyuluhan yang akan
dilakukan
2. Pemberian - Penjelasan tentang definisi Menyimak dan
penyuluhan dislipidemia memperhatikan penjelasan
- Penjelasan tentang gejala yang diberikan serta
dislippidemia mencari keterangan yang
- Penjelasan tentang pengobatan diberikan pada brosur yang
dislipidemia telah dibagikan sebelum
- Penjelasan tentang pencegahan penyuluhan
dislipidemia
3 Tanya jawab Memberi kesempatan pada peserta Memberikan cukup banyak
untuk mengajukan pertanyaan pertanyaan mengenai materi
yang sudah dijelaskan.
3
4 Penutup - Menyimpulkan semua materi Menyimak dan membalas
yang telah dijelaskan salam.
- Salam penutup
HASIL KEGIATAN
1. Sebagian besar peserta penyuluhan antusias mendengarkan penyuluhan yang disampaikan
oleh dokter muda FK Trisakti yang sedang menjalani kepaniteraan IKM di Puskesmas
Kecamatan Mampang Prapatan.
2. Kesan penyuluhan menarik, karena banyaknya pertanyaan yang diutarakan oleh peserta
penyuluhan kepada tim penyaji. Peserta cukup memahami materi yang disampaikan.
3. Lampiran materi penyuluhan terlampir.
1. Anwar Bahri. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. 2004.
Available at http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3503/1/gizi-bahri3.pdf.
accessed on September 05, 2013.
2. Aru W. Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid III. Jakarta : Balai
Penerbitan FKUI : 2006.
3. Adam JMF, Soegondo S, Semiardji G, Adriansyah H. Petunjuk praktis penatalaksanaan
dislipidemia. 2004. FKUI: PB PERKENI.
4. National Heart Lung and Blood Institute. Cholesterol Guidelines. 2004. Available at
http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/cholesterol/index.htm. accessed on September 05,
2013.
5. Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit jilid 2. 4th ed.
Jakarta: EGC. 1995.
6. US National Library and Medicine. 2012. Available at http://www.nlm.nih.gov/. accessed
on Se[tember 05, 2013.
4
MATERI PENYULUHAN
PENGERTIAN
Dislipidemia adalah kalainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun
penurunan fraksi lipid dalam plasma. Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan
kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan atau trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL
Tabel Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserid menurut NCEP
ATP III 2001 (mg/dl).
GEJALA KLINIS
Dislipidemia sendiri tidak menimbulkan gejala tetapi dapat mengarah ke penyakit jantung dan
pembuluh, seperti penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh arteri perifer.Trigliserid
tinggi dapat menyebabkan pankreatitis akut.Kadar LDL yang tinggi dapat menyebabkan
xanthelasma kelopak mata, arcus corneae.
Dislipidemia sering disertai dengan keadaan lain yang tergabung dalam sindroma
5
metabolik. Keadaan-keadaan tersebut antara lain :
-. Obesitas sentral
-. Resistensi insulin atau intoleransi glukosa
-. Keadaan prothrombotic seperti peningkatan fibrinogen dan plasminogen activator inhibitor di
darah
-. Peningkatan tekanan darah (130/85 mmHg atau lebih)
-. Keadaan proinflamasi (seperti peningkatan high-sensitivity C-reactive protein di dalam darah)
Penyebab dasar dari keadaan ini adalah overweight/obesitas, inaktivitas fisik, dan faktor genetik.
Plak aterosklerosis menyebabkan tiga jenis utama penyakit kardiovaskular:
- Penyakit arteri koroner: plak Stabil di angina penyebab jantung arteri (nyeri dada saat
aktivitas). Plak pecah tiba-tiba dan pembekuan otot penyebab jantung mati. Ini adalah
serangan jantung, atau infark miokard.
- Penyakit Cerebrovascular: Ruptur plak di arteri otak menyebabkan stroke, dengan potensi
kerusakan otak permanen. Penyumbatan sementara di arteri juga dapat menyebabkan
serangan iskemik transien (TIA), yang peringatan tanda-tanda stroke, namun tidak ada
cedera otak.
- Penyakit arteri perifer: Penyempitan pada arteri-arteri dari kaki yang disebabkan oleh
plak. Penyakit arteri perifer menyebabkan sirkulasi yang buruk. Hal ini menyebabkan
nyeri dan penyembuhan luka berjalan lama. Pada penyakit berat dapat menyebabkan
amputasi.
Xanthoma adalah kondisi kulit dimana lemak tertentu ada di bawah permukaan
kulit.Xanthomas yang umum, khususnya di kalangan dewasa yang lebih tua dan orang
dengan lipid darah tinggi.Xanthomas berbeda dalam ukuran. Beberapa sangat kecil,
sementara yang lain lebih besar dari 3 inci dengan diameter. Mereka mungkin muncul di
manapun pada tubuh, tetapi yang paling sering terlihat di siku, sendi, tendon, lutut, tangan,
kaki, atau bokong.Xanthelasma palpebra, jenis umum xanthoma yang muncul di kelopak
mata dan dapat terjadi tanpa kondisi medis yang mendasari, belum tentu terkait dengan
kolesterol tinggi atau lipid.Sebuah xanthoma tampak seperti luka atau benjolan di bawah
6
kulit.Biasanya datar, lembut untuk disentuh, dan kuning dalam warna.Memiliki tajam, tepi
yang berbeda.
Pancreatitis akut.Bisa disebabkan oleh trgigliserida yang tinggi.Gejala utama dari mendadak
(akut) pankreatitis adalah mendadak nyeri sedang sampai berat di daerah atas perut
(perut).Kadang-kadang rasa sakit ringan.Tapi rasa sakit mungkin merasa seolah-olah itu
membosankan melalui perut ke belakang. Duduk atau bersandar ke depan kadang membuat
rasa sakit lebih sedikit. Gejala lain dari serangan pankreatitis adalah: Mual dan muntah,
Demam, denyut jantung meningkat Berkeringat, Menguningnya kulit pada sklera (jaundice),
dan Shock.
PENATALAKSANAAN
A. TERAPI NON-FARMAKOLOGIS
Terapi nutrisi. Pasien dengan kadar kolesterol LDL dan dan kolesterol total yang tinggi
dianjurkan untuk mengurangi asupan lemak total dan lemak jenuh (saturated fatty acid),
dan meningkatkan asupan lemak tidak jenuh rantai tunggal dan ganda (mono dan poly
unsaturated fatty acid). Dan pada pasien yang kadar TG-nya tinggi perlu mengurangi
asupan karbohidrat, alcohol, dan lemak.
Aktifitas fisik. Sebelum melakukan aktifitas hendaknya dinilai dulu kemampuannya dan
kondisinya. Untuk orang tua, sebaiknya jalan santai cukup membantu memperbaiki
dislipidemia. Sedangkan pada pasien dengan hipertensi berat sebaiknya tidak meakukan
olah raga berat. Dari beberapa penelitian terbukti bahwa aktifitas fisik yang teratur dapat
meningkatkan kadar kolesterol HDL dan apoA1, menurunkan kadar TG dan kolesterol
7
LDL, meningkatkan sensitifitas insulin, memperbaiki toleransi glukosa, meningkatkan
kebugaran, serta menurunkan berat badan.
Pada sindroma metabolic sebaiknya berat badannya harus segera dikurangi dengan latihan fisik,
terapi nutrisi medic, dan obat penurun berat badan seperti orlistat dan sibutramin dengan
pemantauan 4-6 bulan dengan perubahan gaya hidup. Pada DM atau PJK, mulailah dengan terapi
farmakologis.
B. TERAPI FARMAKOLOGIS
Apabila 6 bulan menjalani terapi nonfarmakologis maka dilakukan evaluasi. Apabila belum
mencapai kadar LDL sasaran yang diharapkan, berarti intervensi nonfarmakologis mesti
ditingkatkan dan diintensifkan. Setelah 6 minggu sesudahnya dilakukan evaluasi ulang. Apabila
belum mencapai target maka diberikan terapi farmakologis dengan tetap menjalankan terapi
nonfarmakologis.
8
Colestyramin, colestipol, dan colesevelam.Obat ini tidak diserap di usus, mengikat asam empedu
di usus halus, dan dikeluarkan bersama tinja.Menurunkan jumlah kolesterol darah dengan
mengikat kolesterol dari empedu untuk dibuang. Dosisnya adalah 8-16 g/hari kolestiramin, 10-20
gr/hari colestipol, 6,5 gr/hari colesvelam. Obat ini sudah agak jarang digunakan.
4. Asam nikotinik
Memilliki efek samping cukup banyak maka jarang digunakan.Dengan obat nisapan yang
efeknya lepas lambat efek samping sudah mulai berkurang.Obat ini menghambat kerja enzim
hormone sensitive lipase di jaringan adipose.Dengan demikian mengurangi jumlah asam lemak
bebas.Secara tidak langsung pembentukan LDL dan VLDL di hati yang berbahan dasar asam
lemak dapat dikutangi.Sehingga lipid darah berkurang.Diduga juga meningkatkan jumlah HDL
dalam darah yang paling baik.Oleh sebab itu golongan ini dinamakan broad spectrum lipid
lowering agent.Efek samping yang paling sering ialah fluching (perasaan panas pada muka dan
badan. Untuk mencegah sebaiknya dgunakan dosis yang rendah, selama 1 minggu 375 mg/hari
ditingkatkan sampai dosis maksimal 1500-200 mg/hari. Hasilnya sangat baik jika
dikombinasikan dengan HMG CoA reductase inhibitor.
5. Ezetimibe
9
Obat baru yang digunakan bersama HMG CoA reductase inhibitor.Bekerja sebagai penghambat
selektif penyerapan emak di usus yang berasal dari makanan atau empedu.obat ini tidak
mempengaruhi absorbsi TG, asam lemak, asam empedu atau vitamin larut lemak.Dapat
mnurunkan kolesterol LDL 17-18%, dan menurunkan kolesterol total dan apoB, serta dapat
meningkatkan HDL.
KOMPLIKASI
1. Atherosklerosis
10
2. Penyakit jantung koroner
PENCEGAHAN
Usaha pencegahan penyakit kardiovaskular sangat penting. Yang harus dilakukan adalah:
1. Mempertahankan pola makan yang sehat dan seimbang (meningkatkan porsi sayuran +
buah dan membatasi konsumsi lemak dan karbohidrat)
2. Melakukan kegiatan fisik yang sesuai dengan umur dan kemampuan
3. Mempertahankan berat badan sesuai dengan umur dan tinggi badan
4. Hentikan merokok.
11
Untuk kelompok ini penderita disarankan kolsterol LDL <160 mg/dl.Terapi nonfarmakologis
dengan terapi nutrisi medis dan latihan fisik merupakan terapi yang utama.Bila sudah 3 bulan
tidak mencapai sasaran tambahkan obat statin.
Sasaran kadar kolesterol kelompok ini adalah < 130 mg/dl. Jika kadar kolesterol LDL 130-159
mg/dl, sebagian besar pasoen dapat mencapai sasaran dengan terapi nonfarmakologis.
Mulai obat hipolipidemik (statin / resin / asam nikotinat dan teruskan terapi nonfarmakologis)
6 minggu bila sasaran LDL belum tercapai intensifkan pemberian obat (tingkatkan dosis
statin / tambah dengan resin / asam nikotinat) 6 minggu bila sasaran LDL belum tercapai
juga intensifkan obat / rujuk ke spesialis (obati factor resiko) tiap 4-6 bulan pemantauan
respond an ketaatan berobat.
PENCEGAHAN SEKUNDER
Penderita menurunkan kolesterol sampai < 100 mg/dl.Pada pasien ini sebaiknya dimulai terapi
gizi medis dikombinasikan terapi farmakologis. Pemberian statin saat setelah terjadi serangan
IMA 24 jam pertama dengan kadar LDL dan kolesterol total yang sebenarnya.(3)
12
LAMPIRAN
13
14
15