RANGKI ASTIANI Obat dalam mencapai sel sasaran (ADME), obat harus mampu menembus membran biologis yang terdiri dari : – Beberapa lapis sel (kulit) – Selapis sel (usus halus) – Membran plasma (organella sel)
Penting mempelajari membran biologi
– Transfor listas membran – Sifat zat/membran biologi – Proses transfor STRUKTUR MEMBRAN (SINGER DAN NICOHOLSON, 1972) • MOSAIK CAIR • Polar terdapat diluar, kontak dengan lingkungan air (intra/ekstra sel) • Mempunyai permeabilitas selektif • 3 simensi asimetrik • Tebal ± 85 Ao PERMEABILITAS MEMBRAN - ZAT LARUT LEMAK, TIDAK TERIONISASI, MEMPUNYAI KOEFISIEN PARTISI TERTENTU - TIDAK LARUT LEMAK TETAPI BM KECIL, MELALUI PORI (FILTRASI) - Jika terikat pada karier - Benda yg dapat mengalami proses pinositosis Koefisien partisi KP = konsentrasi pada organik/konsentrasi pada aqueous Pengaruh KP pada proses absorpsi barbiturat KP, kloroform : air % terabsorpsi Barbitone 0,7 12 Phenobarbitone 4,8 20 Ciklobarbitone 13,9 24 Pentobarbitone 28,8 30 secibarbitone 50,7 40 TRANSFORT LINTAS MEMBRAN – DIFUSI PASIF – Transfort aktif – Transfort dengan kemudahan – Filtrasi – Trasfort dengan pasangan ion – pinositosis DIFUSI PASIF • TRANSFOR MELALUI MEMBRAN SEMIPERMIABEL • Mengikuti gradien konsentrasi • Untuk zat yang tidak bermuatan • Dapat mencapai keseimbangan • Obat harus bentuk larutan (dipengarui oleh KP) • Kecepatan mengikuti hukum Fick
Kec. Dif = - DKA/h (Cp – Ct)
D= konstanta K= KP FILTRASI • Menembus membran secara pasif melalui pori ( 4-7 Ao untuk membran seluler dan epitel usus serta 40 Ao untuk endotelium) • Kecepatan dipengarui oleh : – Tekanan hidrostatik – Luas permukaan dan tebal membran – Jumlah pori – Viskositas dan muatan listrik – Perbedaan konsentrasi – BM (bulat 150, memanjang 400 dapat difiltrasi) TRANSFORT SKTIF • Perlu karier spesifik • Perlu energi • Dapat melawan gradien konsentrasi, potensial elektrik • Dapat mengalami kejenuhan • Berjalan satu arah
Contoh : – Pompa Na +, K dan Ca, iodin – Tranfort heksosa/monosakarida, asam amino – Asam dan basa organik
Tranfort aktif lintas membran mengikuti persamaan
Michaelis-Menten PINOSITOSIS • Mekanisme seperti pagosistosis oleh leukosit • Zat berupa partikel kecil/cairan yg tidak larut DISTRIBUSI Setelah meninggalkan pembuluh darah obat menuju : – Reseptor – Depot lemak – Enzim (metabolisme) – Tempat ekskresi Yang mempengarui kecepatan distribusi – Pori-pori endotel – Kecepatan aliran darah – Ikatan protein – Affinitas obat dengan jaringan Ikatan obat dengan protein Plasma mengandung kira-kira 100 protein (13 ada diplasma, dengan konsentrasi lebih dari 1 g/L dan 6 yg dapat mengikat obat : – ALFA GLIKOPROTEIN – Lipoprotein – Imonoglobulin – Albumin (paling banyak, tempat ikatan obat yg utama) Ikatan obat dengan depot lemak • Ada variasi antar individu • Di jaringan lemak vaskularisasi minimal • Obat yang memunyai KP tinggi lebih mungkit TEMPAT DISTRIBUSI OBAT • Kompartement sentral (jantung, hati, apru- paru, ginajal dan kelenjar endokrin) = 70 % • Kulit, otot = 15 % • Tulang, jaringan lemak = 10 % • Ligament, tulang rawan, saluran cerna = 10 % DISTRIBUSI KE OTAK • SANGAT RENDAH, HANYA OBAT YANG nonPOLAR dan bebas • Endotel kapiler pembuluh darah otak dilapisi sel-sel glial (astrocytes) Distribusi lintas plasenta • Tidak menghalangi proses difusi • Permeabilitas berhubungan erat dengan usia kehamilan ( 25 um pada akhir kehamilan) • Keseimbangan darah ibu dan janin tercapai setelah 40 menit bedah cecar dilakukan 10-15 menit setelah ibu dibius