Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ma Ry

Nim : G99182012

Hari/tanggal : Senin, 16 Maret 2020

Judul

SOLUSIO PLASENTA/ABRUBTIO PLACENTA

Definisi

Terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya
yang normal pada sebelum waktunya yakni antara minggu 20 dan lahirnya anak. Plasenta
secara normal terlepas setelah bayi lahir.

Gambar 1. Solusio Plasenta

Klasifikasi

Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja (ruptura sinus marginalis), dapat pula
terlepas lebih luas (solusio plasenta parsialis), atau bisa seluruh permukaan maternal plasenta
terlepas (solusio plasenta totalis).

1. Solusio plasenta parsialis

Bila hanya sebagian plasenta terlepas dari tepat pelekatnya

2. Solusio plasenta totalis

Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat pelekatnya

Solusio plasenta dengan perdarahan tertutup terjadi jika

1. Bagian plasenta sekitar perdarahan masih melekat pada dinding Rahim


2. Selaput ketuban masih melekat pada dinding Rahim
3. Perdarahan masuk ke dalam kantong ketuban setelah selaput ketuban pecah
4. Bagian terbawah janin, umumnya kepala, menempel ketat pada segmen bawah Rahim

Secara klinis solusio plasenta dibagi ke dalam berat ringannya gambaran klinik sesuai dengan
luasnya permukaan plasenta yang terlepas:
a. Solusio plasenta ringan
Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% atau ada yang menyebutkan kurang dari
1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml. Gejala-gejala sukar
dibedakan dari plasenta previa kecuali warna darah yang kehitamam. Komplikasi terhadap
ibu dan janin belum ada.
b. Solusio Plasenta Sedang
Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25%, namun belum mencapai separuhnya
(50%). Jumlah darah yang keluar lebih banyak dari 250 ml tetapi belum mencapai 1000 ml.
Gejala-gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti nyeri pada perut yang terus-menerus, denyut
janin menjadi cepat, hipotensi, dan takikardi.
c. Solusio Plasenta Berat
Luas plasenta yang terlepas sudah melebihi 50%, dan jumlah darah yang keluar melebihi
1000 ml. Gejala dan tanda klinik jelas, keadaan umum disertai syok, dan hampir semua
janinnya telah meninggal. Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal yang ditandai pada
oligouri biasanya telah ada.
Etiologi
Sebab primer dari solusio plasenta tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa keadaan patologik
yang terlihat lebih sering bersama dengan atau menyertai solusio plasenta dan dianggap
sebagai faktor resiko seperti:
1. Meningkatnya usia dan paritas
2. Preeklampsia
3. Hipertensi kronik
4. Ketuban pecah dini
5. Kehamilan ganda
6. Hidroamnion
7. Wanita perokok
8. Trombofilia
9. Penggunaan kokain
10. Riwayat solusio plasenta
11. Mioma dibelakang plasenta
12. Tranma abdomen dalam kehamilan
Patofisiologi
Solusio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang bermula dari suatu keadaan
yang mampu memisahkan vili-vili korialis plasenta dari tempat implantasinya pada desidua
basalis sehingga terjadi perdarahan. Oleh karena itu patofisiologinya bergantung pada
etiologi. Pada trauma abdomen etiologinya jelas karena robeknya pembuluh darah desidua2.
Dalam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel (apoptosis) yang disebabkan
oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit ibu yang dapat menyebabkan pembentukan
trombosis dalam pembuluh darah desidua atau dalam vaskular vili dapat berujung kepada
iskemia dan hipoksia setempat yang menyebabkan kematian sejumlah sel dan mengakibatkan
perdarahan sebagai hasil akhir. Perdarahan tersebut menyebabkan desidua basalis terlepas
kecuali selapisan tipis yang tetap melekat pada miometrium. Dengan demikian, pada tingkat
permulaan sekali dari proses terdiri atas pembentukan hematom yang bisa menyebabkan
pelepasan yang lebih luas, kompresi dan kerusakan pada bagian plasenta yang berdekatan.
Pada awalnya mungkin belum ada gejala kecuali terdapat hematom pada bagian belakang
plasenta yang baru lahir. Dalam beberapa kejadian pembentukan hematom retroplasenta
disebabkan oleh putusnya arteria spiralis dalam desidua. Hematoma retroplasenta
mempengaruhi penyampaian nutrisi dan oksigen dari sirkulasi maternal/plasenta ke sirkulasi
janin. Hematoma yang terbentuk dengan cepat meluas dan melepaskan plasenta lebih
luas/banyak sampai ke pinggirnya sehingga darah yang keluar merembes antara selaput
ketuban dan miometrium dan selanjutnya keluar melalui serviks ke vagina (revealed
hemorrhage). Perdarahan tidak bisa berhenti karena uterus yang lagi mengandung tidak
mampu berkontraksi untuk menjepit pembuluh arteria spiralis yang terputus. Walaupun
jarang terdapat perdarahan tinggal terperangkap di dalam uterus (concealed hemorrhage).
Nikotin dan kokain keduanya dapat menyebabkan vasokonstriksi yang bisa menyebabkan
iskemia dan pada plasenta sering dijumpai bermacam lesi seperti infark, oksidatif stres,
apoptosis, dan nekrosis, yang kesemuanya ini berpotensi merusak hubungan uterus dengan
plasenta yang berujung kepada solusio plasenta. Dilaporkan merokok berperan pada 15%
sampai 25% dari insidensi solusio plasenta. Merokok satu bungkus perhari menaikkan
insiden menjadi 40%.
Gejala klinis
Gejala dan tanda klinis yang klasik dari solusio plasenta adalah terjadinya perdarahan yang
berwarna tua keluar melalui vagina (80% kasus), nyeri perut dan uterus tegang terus-menerus
mirip his partus prematurus.
Pada solusio plasenta berat perut sangat nyeri dan tegang serta keras seperti papan (defence
musculare) disertai perdarahan berwarna hitam. Oleh karena itu, palpasi bagian-bagian janin
tidak mungkin dilakukan. Fundus uteri lebih tinggi daripada yang seharusnya karena telah
terjadi penumpukan darah di dalam uterus pada kategori concealed hemorrhage. Jika dalam
masa observasi tinggi fundus bertambah lagi berarti perdarahan baru masih berlangsung.
Pada inspeksi rahim terlihat membulat dan kulit di atasnya kencang. Pada auskultasi denyut
jantung janin tidak terdengar lagi akibat gangguan anatomik dan fungsi plasenta. Keadaan
umum menjadi buruk disertai syok. Adakalanya keadaan umum ibu jauh lebih buruk
dibandingkan perdarahan yang tidak seberapa keluar dari vagina. Kadar fibrinogen darah
rendah yaitu kurang dari 150 mg% dan telah ada tromobositopenia.
Komplikasi
Komplikasi solusio plasenta berasal dari perdarahan retroplasenta yang terus berlangsung
sehingga menimbulkan berbagai akibat pada ibu seperti anemia, syok hipovolemik,
insufisiensi fungsi plasenta, gangguan pembekuan darah, gagal ginjal. Sindroma Sheehan
terdapat pada beberapa penderita yang terhindar dari kematian setelah menderita syok yang
berlangsung lama yang menyebabkan iskemia dan nekrosis adenohipofisis sebagai akibat
solusio plasenta2.
Kematian janin, kelahiran prematur dan kematian perinatal merupakan komplikasi yang
paling sering terjadi pada solusio plasenta. Solusio plasenta berulang dilaporkan juga bisa
terjadi pada 25% perempuan yang pernah menderita solusio plasenta sebelumnya. Solusio
plasenta kronik dilaporkan juga sering terjadi di mana proses pembentukan hematom
retroplasenta berhenti tanpa dijelang oleh persalinan. Komplikasi koagulopati dijelaskan
sebagai berikut. Hematoma retroplasenta yang terbentuk mengakibatkan pelepasan
retroplasenta berhenti ke dalam peredaran darah. Tromboplastin bekerja mempercepat
perombakan protrombin menjadi trombin. Trombin yang terbentuk dipakai untuk mengubah
fibrinogen menjadi fibrin untuk membentuk lebih banyak bekuan utama pada solusio plasenta
berat. Melalui mekanisme ini apabila pelepasan tromboplastin cukup banyak dapat
menyebabkan terjadi pembekuan darah intravaskular yang luas (disseminated intravascular
coagulation) yang semakin menguras persediaan fibrinogen dan faktor-faktor pembekuan
lain.
Curah jantung yang menurun dan kekakuan pembuluh darah ginjal akibat tekanan
intrauterina yang meninggi menyebabkan perfusi ginjal sangat menurun dan menyebabkan
anoksia. Keadaan umum yang terjadi adalah nekrosis tubulus-tubulus ginjal secara akut
menyebabkan kegagalan fungsi ginjal2

Anda mungkin juga menyukai