retroplasenta yang luas bisa menyebabkan koagulopati konsumtif yang fatal bagi
ibu.
Klasifikasi
Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja (ruptura sinus marginalis),
dapat pula terlepas lebih luas (solusio plasenta luas), atau bisa seluruh permukaan
maternal plasenta terlepas (solusio plasenta totalis). Perdarahan yang terjadi dalam
tetapi, ada kalanya walaupun jarang, perdarahan tersebut tidak keluar melalui
pecah karenanya.
bawah rahim.
Dalam klinis solusio plasenta dibagi ke dalam beran ringannya gambaran klinik
sesuai dengan luasnya permukaan plasenta yang terlepas, yaitu solusio plasenta
ringan, solusio plasenta sedang dan solusio plasenta berat. Yang ringan biasanya
baru diketahui setelah lahir dengan adanya hematoma yang tidak luas pada
permukaan maternal atau ada ruptura sinus marginalis. Pembagian secara klinik
ini baru definitif bila ditinjau rertospektif karena solusio plasenta sifatnya
berlangsung secara progresif yang berarti solusio plasenta ringan bisa berkembang
menjadi lebih berat dari waktu ke waktu. Keadaan umum penderita bisa menjadi
Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25 % atau ada yang menyebutlan kurang
dari 1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml.
tumpahan darah yang keluar terlihat seperti pada haid bervariasi dari sedikit
dari plasenta previa kecuali warna darah yang kehitaman. Komplikasi terhadap
Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25%, tetapi belum mencapai
separuhnya. Jumlah darah yang keluar lebih banyak dari 250 ml tetapi belu
mencapai 1.000 ml. umumnya pertumpahan darah terjadi ke luar dan ke dalam
bersama-sama. Gejala dan tanda sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut yang
Luas plasenta yang terlepas sudah melebihi 50% dan jumlahd arah yang keluar
telah mencapai 1.000 ml atau lebih. Pertumpahan darah bisa terjadi ke luar dan ke
penderita buruk disertai syok, dan hampir semua janinnya telah meninggal.
Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal yang ditandai pada oliguria biasanya
telah ada.
Insiden
Melihat latar belakang yang sering dianggap sebagai faktor resiko diyakini bahwa
antenatal sejalan dengan semkin menurunnya jumlah ibu hamil usia dan paritas
Transportasi yang lebih mudah memberi peluang pasien cepat sampai ke tujuan
sehingga keterlambatan dapat dihindari dan solusio plasenta tidak sampai menjadi
berat dan mematikan bagi janin. Dalam kepustakaan dilaporkan insidensi solusio
plasenta 1 dalam 155 sampai 1 dalam 235 persalinan (yang berarti <0,5%) di
negara-negara Eropa untuk solusio plasenta yang tidak sampai mematikan janin.
Untuk solusio yang lebih berat sampai mematikan janin insidensinya lebih rendah
1 dalam 830 persalinan (1974-1989) dan turun menjadi 1 dalam 1.550 persalnin
(1988-1999). Namun, insidensi solusio palasenta diyakini lebih tinggi di tanah air
Sebab yang primer dari solusio plasenta tidak diktehui, tetapi terdapat beberapa
keadaan patologik yang terlihat lebih sering bersama dengan atau menyertai
solusio plasenta dan dianggap sebagai faktor resiko. (lihat di tabel xxx). Usia ibu
dan paritas yang tinggi beresiko lebih tinggi. Perbedaan suku kelihatan
rendah dan solusio plasenta rekurens. Dalam Kategori fisik termasuk trauma
tumpul pada perut, umumnya karena kekerasan dalam rumah tangga atau
tinggi dan kelainan sistem pembekuan darah seperti trombofilia. Yang terakhir
adalah yang termasuk kategori sebab iatrogenik seperti merokok dan kokain.
Patofisiologi
Sesungguhnya solusio plasenta merupakan hasil akgir dari suatu proses yang
bersmula dari suatu keadaan yang mampu memisahkan vili-vili korialis plasenta
dari tempat implantasinya pada desidua basalis sehingga terjadi perdarahan. Oleh
Dalam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel (apoptosis) yang
disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit ibu yang dapat
dalam vaskular vili berujung kepada iskemia dan hipoksia setempat yang
tipis yang tetap melekat pada miometrium. Dengan demikian, pada tingkat
permulaan sekali dari proses terdiri atas pembentukan hematom yang bisa
menyebabkan pelepasan yang lebih luas, kompresi dan kerusakan pada plasenta
sekelilingnya yang berdekatan. Pada awalnya mungkin belum ada gejala kecuali
hematom pada bagian belakang plasenta yang baru lahir. Dalam beberapa
vagina (revealed hemorrhage). Perdarahan tidak bisa berhenti karena uterus yang
lagi mengandung tidak dapat berkontraksi untuk menjepit arteria spiralis yang
Terdapat beberapa keadaan yang secara teoritis dapat berakibat kematian sel
dan hipoksia yang berujung dengan kematian sel. Salah satu kerja
yang kuat, maka sebagai hasil akhir terjadilah iskemia dan hipoksia yang
darah.
solusio plasenta.
Gambaran klinik
ringannya atau luas permukaan maternal plasenta yang terlepas. Belum ada uji
coba yang khas untuk menentukan diagnosisnya. Gejala dan tanda klinis yang
klasik dari solusioplasenta adalah terjadinya perdarahan yang berwarna tua keluar
melalui vagina (80% kasus), rasa nyeri perut dan uterus tegang terus-menerus
mirip his partus prematurus. Sejumlah penderita bahkan tidak menunjukkan tanda
atau gejala klasik, gejala yang lahir mirip tanda persalinan prematur saja. Oleh
sebab itu, kewaspadaan atau kecurigaan yang tinggi diperlukan dari pihak
pemeriksa.
sekali melahirkan gejala. Pada keadaan yang sangat ringan tidak ada gejala
inspeksi plasent setelah partus. Rasa nyeri pada perut masih ringan dan
darah yang keluar masih sedikit, sehingga belum keluar melalui vagina.
previa kecuali darah yang keluar berwarna merah segar pada plasenta
previa. Tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu ataupun janin masih
baik. Pada inspeksi dan auskultasi tidak dijumpai kelainan kecuali pada
palpasi sedikit terasa nyeri lokal pada tempoat terbentuk hematom dan
perut sedikit tegang tapi bagian-bagian janin masih dapat dikenal. Kadar
atau berat.
Gejala-gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut
antara 150 sampai 250 mg/100ml dan mungkin kelainan pembekuan darah
Rasa nyeri dan tegang perut jelas sehingga palpasi bagian-bagian anak
sukar. Rasa nyeri datangnya akut kemudian menetap tidak bersifat hilang
timbul seperti pada his yang normal. Perdarahan pervaginam jelas dan
keringat dingin. Keadaan janin biasanya sudah gawat. Pada stadium ini
bisa jadi telah timbul his dan persalinan telah dimulai. Pada pemantauan
Perut sangat nyeri dan tegang sangat keras seperti papan (defance
darah dalam rahim pada kategori concealed hemorrhage. Jika dalam masa
kencang dan berkilat. Pada auskultasi DJJ tidak terdengar lagi akibat
buruk disertai syok. Adakalanya keadaan umum ibu jauh lebih buruk
ginjal. Kadar fibrinogend arah rendah yaitu kurang dari 150 mg% dan
Diagnosis
yaitu perdarah melalui vagina, nyeri pada uterus, kontraksi tetanik uterus, dan
padda solusio plasenta terdapat kelainan DJJ ada pemeriksaan dengan CTG.
prematur ataupun dengan perdarahan tidak banyak dengan perut tegang, tetapi
janin telah meninggal. Diagnosis definitif hanya bisa ditegakkan secara
plsenta previa, tetapi pada solusio plasenta pemeriksaan dengan USG tidak
desidua dan mioma semuanya bisa mirip dengan solusio plasenta dan memberikan
hasil pemeriksaan positif palsu. Di samping itu, solusio plasenta sulit dibedakan
dengan plasenta itu sendiri. Pemeriksaan ulang pada perdarahan baru sering bisa
membantu karena gambaran USG dari darah yang telah membeku akan berubah
menurut waktu menjadi lebah eksogenik pada 48 jam kemidian menjadi hipogenik
Penggunaan color doppler bisa membantu diagnosis solusio plasenta dimana tidak
terdapat sirkulasi darah yang aktif padanya, sedangkan pada kompleksitas lain,
mioma dan kontraksi uterus, terdapat sirkulasi darah yang aktif padanya. Pada
kontraksi uterus terdapat sirkulasi aktif di dalamnya, pada mioma sirkulasi aktif
terdapat lebih banyak pada bagian perifer daripada tengahnya. Pulsed wave
Alfa-feto-protein serum ibu (MSAFP) dan hCG serum ibu ditengarai bisa
keutuhan anatomik dari plasenta. Peninggian kadar MSAFP tanpa sebab lain yang
neural tube defect, juga pada perempuan yang beresiko rendah terhadap kematian
dan PJT.
darah ibu tidak merupakan uji coba yang berguna pada diagnosis solusio plasenta
plasenta, bukan dari ruang intervillus dimana darah janin berdekatan sekali
Komplikasi
plasenta pada janin berupa angka kematian perinatal yang tinggi. Sindroma
Sheehan terdapat pada beberapa penderita yang terhindar dari kematian setelah
mendeira syok yang berlangsung lama yang menyebabkan iskemia dan nekrosis
yang paling sering terjadi pada solusio plasenta. Solusio plasenta berulang
dilaporkan juga bisa terjadi pada 25% perempuan yang pernah menderita solusio
Trombin yang ribentuk dipakai untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin untuk
membentuk lebih banyak bekuan darah terutama pada solusio plasenta berat.
fibrinolisis dari plasmin ini maka fibrin yang terbentuk akan dihancurkannya.
lain pihak penghancuran fibrin oleh plasmin memicu perombakan lebih banyak
fibrinogen menjadi fibrin agar darah bisa membeku. Dengan jalan ini pada solusio
plaenta berat dimana telah terjadi perdarahan melebih 2.000 ml dapat dimengerti
persedian fibrinogen lambat laun mencapai titik kritis (<150 mg/100 ml darah)
dan terjadi hipofibrinogenemia. Pada kadar ini telah terjadi gangguan pembekuan
memanjangnya waktu pembekuan melebihi 6 menit dan bekuan darah yang telah
terbentuk mencair kembali. Pada keadaan yang lebih parah darah tidak mau
Pada keadaan yang berat ini telah terjadi kematian janin dan pada pemeriksaan
yaitu diatas 100 g. Untuk menaikkan kembali kadar fibrinogen ke tingkat di atas
nilai kritis lebih disukai memberikan transfusi darah segar sebanyak 2.000 ml
fibrinogen.
Kegagalan fungsi ginjal akut bisa terjadi apabila keadaan syok hipovolemik yang
Penyebab kegagalan fungsi ginjal pada solusio plasenta belum jelas, tetapi
Curahan jantung yang menurun dan kekekjangan pembuluh darah ginjal akibat
Penyakit hipertensi akut atau kronik yang sering bersama atau bahkan sebagai
penyebab solusio plasenta berperan memperburuk fungsi ginjal pada waktu yang
sama. Keadaan yang umum terjadi adalah nekrosis tubulus-tubulus ginjal secara
akut yang menyebabkan kegagalan fungsi ginjal (acute tubular renal failure).
Apabila korteks ginjal ikut menderita anoksia karena iskemia dan nekrosis yang
prognosisinya sangat buruk. Transfusi darah ytang cepat dan banyak serta
pemberian infus elektrolit seperti larutan ringer laktat dapat mengatasi komplikasi
ini dengan baik. Pemantauan fungsi ginjal melalui pengamatan diuresis dalam
rangka mengatasi oligouria dan ucji coba gungsi ginjal lain sangat berperan
yang demikian kemudian disebut uterus Couvelaire. Uterus Couvelaire yang tidak
sangat berat masih dapat berkontraksi dengan baik jika isinya telah keluar, dan
akan berkontraksi jika diberi oksitosin. Dengan perkataan lain, uterus Couvelaire
umumnya tidak akan menyebabkan perdarahan dalam kala tiga dan kala empat
dan oleh karena itu bukan semua uterus Couvelaire merupakan indikasi
histerektomi.
mengalami perdarahan banyak dan akut seperti padea syok. Peredaran darah ke
plaenta juga menurun apabila telah terbentuk hematoma retroplasenta yang luas.
Pada keadaan yang begini darah dari arteriola spiralis tidak lagi bisa mengalir ke
oksigen oleh darah janin yang berda dalam kapiler vili berkurang yang pada
janin dan kematian janin tanpa terduga. Gawat janin oleh hipoksia disebabkan
oleh insufisiensi fungsi plasenta yang umumnya sudah terjadi pada solusio
plasenta sedang dan pada solusio plasenta berat umumnya telah terjadi kematian
janin.
Fetal-to-Maternal Hemorrhage
Pada solusio plasenta perdarahan yang terjadi umumnya berasal dari peredaran
darah ibu. Namun, pada sekitar 20% solusio plasenta terutama bila solusio
demikian rupa sampai sejumlah kapiler vili ikut rusak dan terjadi perdarahan yang
berasal dari sirkulasi janin masuk ke dalam ruang intervillus dari plasenta untuk
dari desidua dan plasenta masuk ke dalam sirkulasi maternal dan mendorong
Penanganan
Semua pasien yang tersangka menderita solusio plasenta harus dirawat inap di
rumah sakit yang berfasilitas cukup. Ketika masuk segera dilakukan pemeriksaan
darah lengkap termauk kadar Hb dan golongan darah serta gambaran pembekuan
darah dengan memeriksa waktru pembekuan, PT, aPTT, kadar fibrinogen, kadar
Manakala diagnosis belum jelas dan janin hidup tanpa tanda-tanda gawat janin,
maka observasi ketat dengan kesiagaan dan fasilitas yang bisa segera diaktifkan
atau belum, dan tanda-tanda gawat janin. Penanganan terhadap solusio plasenta
penyakit, usia kehamilan, serta keadaan ibu dan janinnya. Bilamana janin masih
hidup hidup dan cukup bulan, dan bilamana persalinan pervaginam belum ada
transfusi darah dan kristaloid yang cukup diikuti persalinan yang dipercepat untuk
stimulasi partus pada kasus yang ringan atau janin telah mati atau langsung
dengan bedah sesar pada kasus yang berat atau telah terjadi gawat janin.
janin, tetapi pada umumnya persalinan preterm tidak terhindarkan baik spontan
sebagi komplikasi solusio plasenta maupun atas indikasi obstetrik yang timbul
setelah beberapa hari dalam rawatan. Terhadap pemberian tkolisis masih terdapat
Pada kasus dimana telah terjadi kematian janin dipilih persalinan pervaginam
kecuali ada perdarahan berat yang tidak teratasi dengan transfusi darah yang
banyak atau ada indikasi obstetrik lain yang menghendaki persalinan dilakukan
pasca salin sekalipun pada keadaan masih ada gangguan koagulasi. Harus diingat
bahwa koagulopati berat merupakan faktor resiko tinggi bagi bedah sesar
Pemberian oksitosin dan amniotomi adalah dua hal yang sering dilakukan pada
kerugian dari kedua metode ini belum ada bukti yang mendukung.
Prognosis
Solusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik bagi ibu hamil dan lebih
buruk lagi bagi janin jika dibandingkan dengan plasenta previa. Solusio plasenta
ringan masih mempunyai prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada
dan morbiditas perinatal yang tinggi di samping morbiditas ibu yang lebih berat.
Solusio plasenta berat memppunyai prognosis paling buruk terhadap ibu lebih-
lebih pada janinnya. Pada solusio plasenta sedang dan berat prognosisnya juga
bergantung pada kecepatan dan ketepatan bantuan medik yang diperoleh pasien.
Trasnfusi darah yang banyak dengan segera danterminasi kehamilan tepat waktu