Anda di halaman 1dari 40

BAB I

KONSEP DASAR KIMIA DALAM KEPERAWATAN

A. PEMBAHASAN

PENGERTIAN KONSEP DASAR KIMIA DALAM KEPERAWATAN

Ilmu Kimia adalah Ilmu yang mempelajari mengenai komposisi,


struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul
serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk
membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia sering disebut
sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain,
seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi,
kedokteran, bioinformatika, dan geologi . Koneksi ini timbul melalui
berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari
berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan
penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom
dan molekul.

Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat


melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam
hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia
tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia,
yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain.
Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti
ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen
elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah.
Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya
merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak
dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi
elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi
elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga
menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu
reaksi, seperti dalam spektroskopi. Semua materi normal terdiri dari
atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk atom;
proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk
menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion,
molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan
sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-
zat kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena
atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu
terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi
secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di
atas suatu suhu tubuh Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan
energi, fase, atau komposisi kimianya. Materi dapat digolongkan
dalam 4 fase, urutan dari yang memiliki energi paling rendah adalah
padat, cair, gas, dan plasma. Dari keempat jenis fase ini, fase plasma
hanya dapat ditemui di luar angkasa yang berupa bintang, karena
kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat memiliki struktur
tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya
lemah lain yang mencoba merubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang
terbatas, tanpa struktur, dan akan mengalir bersama gravitasi. Gas
tidak memiliki ikatan dan bertindak sebagai partikel bebas.
Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas;
pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu menjadi
partikel unsur. Satu cara untuk membedakan ketiga fase pertama
adalah dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki
volume dan bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi
tanpa bentuk yang tetap, sedangkan gas tidak memiliki baik volume
ataupun bentuk yang tetap. Air yang dipanaskan akan berubah fase
menjadi uap air.

Air (H2O) berbentuk cairan dalam suhu kamar karena molekul-


molekulnya terikat oleh gaya antarmolekul yang disebut ikatan
Hidrogen. Di sisi lain, hidrogen sulfida (H2S) berbentuk gas pada suhu
kamar dan tekanan standar, karena molekul-molekulnya terikat
dengan interaksi dwikutub (dipole) yang lebih lemah. Ikatan hidrogen
pada air memiliki cukup energi untuk mempertahankan molekul air
untuk tidak terpisah satu sama lain, tapi tidak untuk mengalir, yang
menjadikannya berwujud cairan dalam suhu antara 0 °C sampai 100
°C pada permukaan laut. Menurunkan suhu atau energi lebih lanjut
mengizinkan organisasi bentuk yang lebih erat, menghasilkan suatu
zat padat, dan melepaskan energi. Peningkatan energi akan
mencairkan es walaupun suhu tidak akan berubah sampai semua es
cair. Peningkatan suhu air pada gilirannya akan menyebabkannya
mendidih (lihat panas penguapan) sewaktu terdapat cukup energi
untuk mengatasi gaya tarik antarmolekul dan selanjutnya
memungkinkan molekul untuk bergerak menjauhi satu sama lain.

B. Cabang-Cabang Ilmu Kimia

1. Kimia Analisis

Mempelajari tentang analisis bahan-bahan kimia yang terdapat


dalam suatu produk.

2. Kimia Fisik
Fokus kajiannya berupa penentuan energi yang menyertai terjadinya
reaksi kimia, sifat fisis zat serta perubahan senyawa kimia.

3. Kimia Organik

Mempelajari bahan-bahan kimia yang terdapat dalam makhluk hidup.

4. Kimia Anorganik

Kebalikan dari kimia organik; mempelajari benda mati.

5. Kimia Lingkungan

Mempelajari tentang segala sesuatu yang terjadi di lingkungan,


terutama yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan dan cara
penanggulangannya.

6. Kimia Inti ( Radiokimia )

Mempelajari zat-zat radioaktif.

7. Biokimia

Cabang ilmu kimia yang sangat erat kaitannya dengan ilmu biologi.

8. Kimia Pangan

Mempelajari bagaimana cara meningkatkan mutu bahan pangan.

9. Kimia Farmasi

Fokus kajiannya berupa penelitian dan pengembangan bahan-bahan


yang mengandung obat.
C. Perawat Terampil dan Tepat Saat Memberikan Obat.

Tidak sekedar memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui
pembuluh darah, namun juga mengobservasi respon klien terhadap
pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek
samping obat sangat penting untuk dimiliki perawat.

Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan


mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika
membutuhkan pengobatan.Dengan demikian : perawat membantu klien
membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama
tenaga kesehatan lainnya.

Obat adalah substansi yang berhubungan fungsi fisiologis tubuh dan


berpotensi mempengaruhi status kesehatan. Pengobatan / medikasi
adalah obat yang diberikan untuk tujuan terapeutik / menyembuhkan.
Obat dapat diklasifikasikan melalui beberapa cara, antara lain berdasarkan
: bahan kimia penyusunnya, efek yang ditimbulkan baik didalam
laboratorium maupun tubuh manusia.

Pemberian Obat. Perawat harus memperhatikan hal berikut :

Ø Interpretasikan dengan tepat resep obat yang dibutuhkan

Hitung dengan tepat dosis obat yang akan diberikan sesuai dengan
resep

Ø Gunakan prosedur yang sesuai dan aman, ingat prinsip 5 benar dalam
pengobatan
Ø Setelah memvalidasi dan menghitung dosis obat dengan benar,
pemberian obat dengan akurat dapat dilakukan berdasarkan prinsip 5
benar.

D. PRINSIP 5 BENAR PENGOBATAN :

Ø Benar Klien

Dipastikan dengan memeriksa identitas klien, dan meminta klien


menyebutkan namanya sendiri

· Hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat,

· Hak klien untuk menolak penggunaan sebuah obat

Ø Benar Obat

· Berarti klien menerima obat yang telah diresepkan

· Tanggung jawab perawat untuk mengikuti perintah yang tepat

· Menghindari kesalahan, label obat harus dibaca tiga kali

1. pada saat melihat botol atau kemasan obat,

2. sebelum menuang / mengisap obat dan

3. setelah menuang / mengisap obat

Ø Benar Dosis Obat

· Dosis yang diberikan untuk klien tertentu.


· Dalam kebanyakan kasus, dosis diberikan dalam`

· Batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.

· Perawat harus menghitung setiap dosis obat secara akurat, dengan


mempertimbangkan variable berikut

· Tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan (diminta),

· Dalam keadaan tertentu, berat badan klien juga harus


dipertimbangkan, misalnya 3 mg/KgBB/hari.

Ø Benar Waktu Pemberian

· dimana obat yang diresepkan harus diberikan.

· Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari,


seperti b.i.d (dua kali sehari) , t.i.d (tiga kali sehari), q.i.d (empat
kali sehari), atau q6h (setiap 6 jam), sehingga kadar obat dalam
plasma dapat dipertahankan.

· Jika obat mempunyai waktu paruh (t ½ ) yang panjang, maka obat


diberikan sekali sehari. Obat-obat dengan waktu paruh pendek
diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu yang tertentu .

· Beberapa obat diberikan sebelum makan dan yang lainnya diberikan


pada saat makan atau bersama makanan

Ø Benar Cara Pemberian

· Perlu untuk absorpsi yang tepat dan memadai


· rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :

1. Oral (melalui mulut) : cairan, suspensi,pil, kaplet , atau kapsul


2. Sublingual (di bawah lidah untuk absorpsi vena)
3. Topikal (dipakai pada kulit)
4. Inhalasi (semprot aerosol)

5. Instilasi (pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina)

6. Empat rute parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular dan


intravena.
BAB II

ATOM ION DAN MOLEKUL DALAM TUBUH

B. ATOM

Atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom
(nucleus ) yang mempunyai muatan positif dan dikelilingi oleh awan
electron yang bermuatan negative. Inti atom mengandung campuran
proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral.
Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron
yang sama bersifat netral. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah
proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom
menentukan unsure kimia atom tersebut, dan jumlah neutron
menentukan isotop unsure tersebut. Salah satu sifat yang membedakan
berbagai jenis atom unsure disebut dengan massa atom. Dan setiap
unsure dapat berada dalam berbagai bentuk isotop, dimana atom-atom
isotop yang sama adalah identik.
Atom-atom dalam keadaan menyendiri atau tunggal tidak memiliki
sifat-sifat tertentu, seperti warna, wujud, massa jenis, daya hantar
listrik, titik didih, titik leleh dan sebagainya. Sifat-sifat itu baru muncul
jika atom-atom dalam jumlah besar bergabung membentuk kumpulan
atom dengan cara-cara tertentu. Contohnya, grafit dan intan. Karena
grafit bersifat lunak, hitam, dan tidak tembus pandang. Sedangkan
intan, sangat keras dan tembus pandang. Tetapi, kedua zat tersebut
dibentuk oleh atom dari unsure yang sama dengan cara berikatan
berbeda. Atom yang dimaksud adalah atom karbon. Contoh unsur-
unsur logam yang tergolong atom seperti, natrium, kalsium, tembaga,
emas dan besi. Sedangkan unsur-unsur non logam seperti, helium,
neon, argon, krypton, xenon, dan radon.
Atom merupakan partikel paling kecil yang masih mempunyai sifat
unsur. Menurut para ahli fisika, jari-jari suatu atom sekitar 3 – 15 nm (1
nm = 10-9 meter). Model atom telah beberapa kali mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Teori atom pertama kali dikemukakan oleh John Dalton pada tahun
1803, yaitu atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi
lagi. Kemudian diketahui bahwa atom ternyata terdiri atas partikel-
partikel yang lebih kecil lagi yaitu proton, elektron, dan neutron.
Partikel penyusun atom itu disebut partikel subatom atau partikel dasar
atom. Proton merupakan partikel subatom yangbermuatan positif,
ditemukan oleh Eugen Goldstein pada tahun 1886. Elektron merupakan
partikel subatom yang bermuatan negatif, ditemukan oleh Joseph John
Thomson pada tahun 1897.
Neutron merupakan partikel subatom yang tidak bermuatan,
ditemukan oleh James Chadwick padatahun 1932. Model atom terus
berkembang mulai dari model atom Dalton, Thomson, Rutherford,
Bohr, sampai dengan model atom modern yang kita gunakan sekarang.
Keberadaan partikel terkecil yang menyusun materi, pertama kali
diajukan dua orang ahli filsafat Yunani, yaitu Leucippus dan Demokritus
sekitar 450 tahun sebelum Masehi. Istilah atom berasal dari Bahasa
Yunani “ ἄτομος “ / átomos, “ α-τεμνω “, “ a “ yang berarti tidak dan “
tomos “ berarti terbagi. Jadi atom adalah partikel-partikel yang sangat
kecil dan tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-
bagi lagi. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-
dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak
dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia.

1. Teori Atom Dalton (1808)

Unsur tersusun oleh partikel yang sangat kecil disebut atom. Semua
atom pada unsur yang identik memiliki ukuran, massa dan sifat kimia yang
sama. Atom suatu unsur berbeda dari atom unsur yang lainnya Senyawa
tersusun oleh atom dari satu atau lebih unsur. Jumlah relatif atom dari
setiap unsur pada senyawa selalu sama Reaksi kimia hanya melibatkan
penyusunan atom kembali. Atom tidak dapat dibentuk dan diciptakan
melalui reaksi kimia

2. TEORI ATOM RUTHERPORD’S

- Muatan positif atoms terkonsentrasi pada inti

- proton (p) memiliki muatan berlawan (+) dari elektron (-)

- massa p : 1840 x massa e- (1.67 x 10-24 g)


3.TEORI ATOM CHADWICK (1932)

atom H - 1 p; atom He - 2 p

massa He/massa H seharusnya = 2

perbandingan massa He/massa H = 4

neutron (n) adalah netral (bermuatan = 0)

massa n ~ massa p = 1,67 x 10-24 g

4. Menurut John Dalton,

· Setiap unsure yang tediri atas partikel-partikel terkecil yang tidak


dapat dibagi-bagi lagi disebut atom

· Semua atom dari unsure yang sama memiliki ukuran dan massa yang
sam. Atom-atom dari unsure yang berbeda memiliki massa yang
berbeda. Sehingga banyaknya macam atom sama dengan banyaknya
macam unsure.

· Atom-atom tidak dapat dirusak, dimusnahkan atau diciptakan melalui


reaksi kimia

· Melalui reaksi kimia, atom-atom dari pereaksi akan memiliki susunan


yang baru dan akan saling terikat satu sama lain.
C. MOLEKUL DAN ION

1 MOLEKUL

Molekul adalah sekumpulan atom atau gabungan dari atom-atom


yang berikatan satu sama lain baik dari unsure yang sama maupun
berbeda. Jika atomnya berasal dari unsure yang sama maka molekul
tersebut disebut molekul unsure. Jika molekul tersusun atas dua atau
lebih atom dari yang berbeda maka disebut molekul senyawa. Contoh dari
molekul unsure seperti unsur oksigen, unsure hydrogen, unsure nitrogen,
ozon dan belerang. Sedangkan contoh dari molekul senyawa seperti
karbon dioksida dan air. Karena air tersusun atas dua atom unsure
hydrogen dan satu atom unsure oksigen.

Molekul adalah suatu kumpulan yang terdiri sedikitnya dua atom dalam
susunan tertentu yang terikat bersama oleh gaya-gaya kimia (disebut juga
ikatan kimia).

Metabolisme merupakan aktivitas hidup yang selalu terjadi pada setiap sel
hidup. Pada metabolisme sel, bahan dan energi diperoleh dari lingkungan
sel yang berupa cairan, misalnya darah. Cairan yang mengelilingi sel
disebut cairan ekstrasel. Cairan ini terdiri dari ion dan gas berikut :

1. Gas O2 dan CO2

2. Ion anorganik (terutama Na+ , Cl- , K+ , Ca++ , HCO3- , PO4-3 )

3. Zat organic, yaitu makanan dan vitamin

4. Hormon.
Mekanisme pertukaran zat dalam sel dengan cairan ekstrasel melalui lima
cara :

1. Difusi, yaitu proses pemindahan cairan atau gas melalui selaput atau
membrane dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.

2. Osmosis, yaitu proses pemindahan cairan pelarut dari konsentrasi


rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi melalui membrane yang tidak
dapat ditembus zat yang larut.

3. Transport aktif, yaitu gerak molekul melalui membrane sel melawan


arah arus difusi alami

4. Endositosis, yaitu memasukkan sesuatu dari luar ke dalam sel dan


menyelubunginya dengan membrane sel, lalu membentuk vesikel di dalam
sitoplasma.

5. Eksositosis, yaitu transportasi sesuatu ke luar sel dengan


penyelubungan oleh membrane sel kemudian dilepas di luar sel.

2.2.2 JENIS-JENIS MOLEKUL

1. Molekul Diatomik

Contoh O2 N2, Cl,2

2. Molekul Poliatomik

Contoh Ozon (O3), Air (H2O), amonia (NH3)

2.4 ION
2.2.1 PENGERTIAN ION

Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang mengandung jumlah proton
dan elektoron yang berbeda bersifat positif atau negative dan bermuatan
listrik. Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron
disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif,
yang kehilangan satu atau lebih elektron disebut kation, karena tertarik ke
katoda. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok
atom yang terionisasi ditandai dengan tikatas n+ atau n-, di mana n adalah
jumlah elektron yang hilang atau diperoleh.
Pada awal abad ke-19, Dalton mengungkapkan bahwa partikel terkecil dari
materi adalah atom. Namun, pada pertengahan abad ke-19 banyak hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa banyak zat yang tidak disusun oleh
atom, melainkan oleh partikel-partikel bermuatan yang disebut ion.
Karena ukuran atom ini sekitar ukuran atom dan molekul. Dengan
demikian, partikel terkecil dari materi tidak hanya berbentuk atom dan
molekul, tetapi juga berbentuk ion Ion
pertama kali diteorikan oleh Michael Faraday sekitar tahun 1830, untuk
menggambarkan bagian molekul yang bergerak ke anoda atau katoda.
Namun, mekanisme peristiwa ini baru dideskripsikan pada tahun 1884
oleh Svante August Arrhenius dalam disertasi doktornya di University of
Uppsala. Muatan electron merupakan
jumlah muatan terkecil yang disebut dengan muatan dasar. Muatan ion
besarnya satu kali atau beberapa kali muatan dasar. Unsure logam
membentuk ion-ion bermuatan positif ( kation ), seperti ion litium, ion
natrium, ion kalium, ion kalsium dan ion magnesium. Sedangkan unsure
bukan logam membentuk ion-ion bermuatan negative ( anion ), seperti ion
fluoride, ion klorida, ion bromide, ion iodide, ion oksida, ion sulfide dan
ion nitride. Zat-zat yang tersusun atas ion memiliki muatan listrik netral,
karena jumlah muatan positif dan negatifnya sama, seperti natrium klorida
( NaCl ).

Interaksi ion Na+ dan ion Cl– terhadap molekul air.


Ion adalah sebuah atom atau sekelompok atom yang mempunyai muatan
total positif.

Bagian dari ion, yaitu :

1. Kation : ion yang bermuatan positif bila atom neutral kehilangan


satu/lebih elektron

2. Anion : ion yang bermuatan negatif Bila atom neutral menerima


1/lebih elektron

2.2.2 Jenis-jenis Ion :

1. Ion monoatom

mengandung hanya satu atom contoh Na+, Cl-, Ca2+, O2-, Al3+ N3-

2. Ion poliatomik

tersusun oleh lebih dari satu atom contoh OH-, CN-, NH4+, NO3-

2.2.3 Rumus Molekul Dan Rumus Struktur Serta Model Untuk Empat
Molekul Yang Umum

1. Rumus molekul menunjukkan tepat jumlah atom dari setiap unsur


pada unit terkecil setiap zat.
2. Rumus empiris menunjukkan rasio keseluruhan atom yang paling
sederhana pada suatu zat.

3. Senyawa ionik tersusun oleh gabungan kation dan anion

2.2.4 Senyawa

Senyawa adalah terdiri dari dua unsur atau lebih yang secara kimiawi
bergabung dalam proporsi yang pasti/tetap berdasarkan massanya

Contoh senyawa : Air, Protein, Lemak, Karbohidrat.

A. PENAMAAN SENYAWA

1. Senyawa Molekul

• nonlogam atau nonlogam + metaloid

• nama umum

• H2O, NH3, CH4, H2S dst

• unsur sebelah kiri tabel periodik disebut pertama

• Unsur yang terbawah dari kelompok disebut pertama

• JIka lebih dari satu senyawa dapat dibentuk dari unsur yang sama ,
digunakan awalan untuk menunjukkan jumlah setiap jenis atom

• Unsur terakhir diberi akhiran –ida.


2. ASAM DAN BASA

Asam dapat didefinisikan sebagai zat yang menghasilkan ion hidrogen (H+)
saat dilarutkan di dalam air.

HCl

• Zat murni, hidrogen klorida

• Dilarutkan dalam air (H+ Cl-), asam klorida

Asam okso yaitu asam yang mengandung hidrogen, oksigen dan unsur
yang lain.

HNO3 (ASAM NITRIT)

H2CO3 (ASAM KARBONAT)

H2SO4 (ASAM SULFUR)

HClO3 (ASAM KLORAT

B. REAKSI KIMIA

Menyetarakan Persamaan Kimia

1. Identifikasi semua reaktan dan produk kemudian tulis rumus molekul


yang benar masing-masing pada sisi kiri dan kanan dari persamaan.

Etana bereaksi dg oksigen membentuk karbon dioksida dan air

C2H6 + O2 CO2 + H2O


2. Ubah koefisien (angka di depan rumus molekul) tetapi jangan ubah
subskripnya (angka dalam rumus molekul).

2C2H6 BUKAN C4H12

3. Pertama-tama, carilah unsur yang muncul hanya sekali pada tiap sisi
persamaan dengan jumlah atom yang sama pada tiap sisi.

4. Periksa untuk memastikan bahwa jumlah atom adalah sama pada


kedua sisi persamaan.

BAB III

KONSEP DASAR LARUTAN

3.3 KONSEP DASAR LARUTAN

Ø Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat.

Ø Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut.

Ø Zat yang jumlahnya lebih banyak disebut zat pelarut

LARUTAN

ZAT TERLARUT

ZAT PELARUT

SOFT DRINK (I)


H2O

GULA, CO2

UDARA (g)

N2

O2, Ar,CH4

SOLDER (s)

Pb

Sn

PROSES PELARUTAN DARI SUDUT PANDANG MOLEKUL

Ø Jika tarik-menarik zat terlarut dengan zat pelarut lebih kuat dari tarik
menarik zat pelarut dengan zat pelarut dan tarik menarik zat terlarut
dengan zat terlarut, maka proses pelarutan yg akan berlangsung.

Ø Elektrolit adalah suatu zat, yang ketika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.

Ø Nonelektrolit merupakan zat yang tidak menghantarkan arus listrik


ketika dilarutkan dalam air.

Reaksi Oksidasi-Reduksi
reaksi transfer electron

2Mg 2Mg2+ + 4e- reaksi oksidasi (hilangnya e-)

O2 + 4e- 2O2- reaksi reduksi (penangkapan e-)

2Mg + O2 + 4e- 2Mg2+ + 2O2- + 4e-

2Mg + O2 2MgO

3.3.1 Bilangan Oksidasi

Jumlah muatan yang dimiliki suatu atom dalam molekul (senyawa

ionik) jika elektron-elektronnya berpindah seluruhnya

1. Setiap atom dalam unsur bebas (dlm keadaan tdk tergabung) memiliki
bilangan oksidasi nol.

Na, Be, K, Pb, H2, O2, P4 = 0

2. Pada ion monoatomik, bilangan oksidasinya sesuai dengan muatan ion


tersebut.

Li+, Li = +1; Fe3+, Fe = +3; O2-, O = -2

3. Bilangan oksidasi oksigen biasanya –2. Pada H2O2 dan O22- adalah –
1.

4.

4.3.2 Ada 2 Reaksi Dalam Larutan, Yaitu:


· Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan,
temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat-
zat kimia yang bersangkutan akan turun.

· Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem,


temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat-
zat kimia yang bersangkutan akan naik.

Berdasarkan jenuh atau tidaknya larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

· Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung zat terlarut (solute)
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan
kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi
apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh
( masih dapat larut).

· Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah zat


terlarut (solute) yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan pelarut
(solute) padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi
maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp
berarti larutan tepat jenuh.

· Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang


mengandung lebih banyak zat terlarut (solute) daripada yang diperlukan
untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi
melarutkan zat terlarut (solute) sehingga terjadi endapan. Larutan sangat
jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan
lewat jenuh (mengendap).
Berdasarkan sifat kualitatif, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

· Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak zat
terlarut (solute) dibanding pelarut (solvent).

· Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit zat terlarut
(solute) dibanding pelarut (solvent).

4.3.3 KONSENTRASI LARUTAN

Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam sejumlah


tertentu larutan. Secara fisika konsentrasi dapat dinyatakan dalam %
(persen) atau ppm (part per million) = bpj (bagian per juta). Dalam kimia
konsentrasi larutan dinyatakan dalam molar (M), molal (m) atau normal
(N).

a) Persen massa (% b/b)

Persen massa menyatakan perbandingan massa zat terlarut (solute)


terhadap massa larutan % Solute = 100 %

b) Persen volum (% v/v)

c) Persen volum menyatakan perbandingan zat terlarut (solute)


terhadap volum larutan

% solute = 100 %

d) Persen massa/volum (% b/v)


Persen massa per volum menyatakan perbandingan massa zat terlarut
(solute) terhadap volume larutan

% 100 %

e) Persen volum/massa (% v/b)

Persen volum per massa menyatakan perbandingan volum zat terlarut


(solute) terhadap massa larutan

% 100 %

f) Molaritas (M)

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan

M= x

g) Molalitas (m)

Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilo gram
(1000 gram) pelarut.

m= x

h) Normalitas (N)

Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut dalam setiap liter


larutan.

N= xnx

i) ppm

ppm menyatakan massa (Mg) zat terlarut (solute) dalam tiap Kg larutan

ppm =
BAB IV

KONSEP VISKOSITAS

4.4 PENGERTIAN VISKOSITAS

Viskositas (kekentalan) adalah salah satu sifat fisik dari suatu cairan atau
materi cair. Viskositas juga merupakan hambatan terhadap aliran suatu
cairan yang didefinisikan sebagai rasio antara tegangan geser (shear
stress) terhadap laju geser (shear rate) (Astawan, 2002). Kekentalan
merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk
mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan
lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air,
alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang
mengalir lambat seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai
viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan kecepatan
mengalirnya suatu cairan (Sutiah, et al., 2008).

Vikositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk


mengalir; makin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi fiskositas adalah suhu, tekanan, berat molekul,
konsentrasi dan densitas.

Faktor suhu berbanding terbalik dengan viskositas dimana semakin tinggi


suhu maka viskositasnya akan semakin kecil sedangkan bila suhunya
rendah maka viskositasnya besar. Ini disebabkan karena pada suhu tinggi
ada beberapa jenis ikatan antar molekul pada larutan gliserol yang putus
atau renggang, sehingga gaya antar molekul berkurang dan
mengakibatkan viskositas juga berkurang. Faktor tekanan berbanding
lurus dengan viskositas dimana viskositas akan bertambah bila tekanan
naik. Faktor berat molekul berbanding lurus terhadap viskositas. Ini
disebabkan karena pada cairan yang memiliki berat molekul besar akan
mengakibatkan gaya antar molekul pada cairan tersebut akan meningkat
sehingga mengakibatkan viskositas cairan tersebut juga semakin besar,
dengan kata lain waktu alir yang dibutuhkan untuk melewati pipa juga
semakin lambat. Konsentrasi berbanding lurus dengan viskositas, ini
disebabkan semakin banyak konsentrasi zat terlarut dalam larutan maka
gaya gesek antar cairan akan makin besar.Zat terlarut yang memiliki
konsentrasi tinggi akan memiliki gaya tekan ke dinding lebih besar
dibanding dengan konsentrasi kecil. Faktor densitas berbanding lurus
dengan viskositas.

Viskositas dapat diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan


viskometer. Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk
menentukan viskositas antara lain dengan metode Viskometer Ostwald,
Viskometer Hoppler, Viskometer Cup dan Bob, dan Viskometer Cone dan
Plate. Namun, Metode yang paling sederhana dan mudah yang dapat
digunakan untuk mengukur suatu cairan dengan viskositas rendah adalah
dengan metode Ostwald. Pada percobaan ini menggunakan viskometer
Ostwald dimana prinsip kerjanya dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan untuk lewat antara 2 tanda ketika ia mengalir
karena gravitasi melalui viskometer Ostwald.

Pada percobaan akan ditentukan viskositas gliserol menggunakan


viskometer Oswald dengan konsentrasi yang berbeda-beda 5%, 10%, 15%,
dan X% (larutan gliserol yang belum diketahui konsentrasinya), dan
aquades sebagai larutan pembanding. Dari percobaan didapatkan
viskositas gliserol 5% 1,016 x 10-3 N/m2s, gliserol 10% 1,059 x 10-3
N/m2s, dan gliserol 15% 1,079 x 10-3 N/m2s. Hasil yang didapatkan sesuai
dengan teori dimana semakin besar konsentrasi maka viskositasnya
semakin besar. Dengan memplot konsentrasi vs viskositas didapatkan
persamaan garisnya y = 6.10-6X + 0.001, dari persamaan tersebut maka
nilai X dapat ditentukan yaitu 4.83%.

Viskositas dapat ditentukan oleh suatu metode yang akan mengukur daya
tahan (untuk mengalir) yang diberikan oleh cairan. Untuk cairan – cairan
biasa telah menjadi kebiasaan menentukan waktu yang dibutuhkan oleh
suatu contoh cairan supaya mengalir pada temperatur yang telah diatur
melalui suatu tabung kapiler vertikal yang kecil dan waktu ini
diperbandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu
pekerjaan yang sama oleh cairan rujukan. Banyak tabung viskositas yang
telah dibuat secara kapiler dan hampir seluruhnya merupakan perbaikan
dari tipe Ostwald (Ansel, 1989).

Viskositas disebabkan karena kohesi antara partikel zat cair. Zat cair ideal
tidak mempunyai viskositas. Zat cair kental seperti sirup atau oli,
mempunyai viskositas besar, sedangkan zat cair encer seperti air
mempunyai viskositas kecil. Viskositas zat cair dapat dibedakan menjadi
dua yaitu viskositas dinamik (µ) atau viskositas absolute dan viskositas
kinematis (Wyllie, 1992).

Cara Menentukan Viskositas Suatu Zat Menggunakan Alat Yang


Dinamakan Viskometer. Ada Beberapa Tipe Viskometer Yang Biasa
Digunakan Antara Lain :

· Viskometer ostwald/kapiler. Viskositas dari cairan Newton bisa


ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut
untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi melalui
suatu tabung kapiler vertikal yang dikenal sebagai viskometer oswald.

· Vikometer bola jatuh. Dalam tipe viskometer ini, suatu bola gelas
atau bola besi jatuh ke bawah dalam suatu tabung gelas yang hampir
vertikal, mengandung cairan yang diuji pada temperatur konstan. Laju
jatuhnya bola yang mempunyai kerapatan dan diameter tertentu adalah
kebalikan fungsi vikositas sampel tersebut (Martin, 1993).

· Viskometer Cup dan Bob. Prinsip kerjanya sampel digeser dalam


ruangan antaradinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana
bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah
terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di
sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan
konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkab bagian tengah zat
yang ditekan keluar memadat.

· Viskometer Cone dan Plate. Cara pemakaiannya adalah sampel


ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di
bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam
kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang


merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang
lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki
viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir
dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos,
Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika dari suatu
aliran viskos sebagai : Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah konstan
sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida
Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan
kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan
viskositas.

Besar gaya F yang diperlukan untuk menarik keping atas melawan gaya
gesekan yang diakibatkan fluida kental sehingga keping atas bergerak
dengan kecepatan tetap v bergantung pada beberapa faktor. Makin besar
lus keping A yang bersentuhan dengan fluida, makin besar gaya F yang
diperlukan sehingga gaya sebanding dengan luas sentuh ( F ∞ A ). Untuk
luas sentuh A yang tertentun ternyata kelajuan v yang lebih besar
memerlukan gaya Fyang lebih besar, sehingga gaya sebanding dengan
kelajuan ( F ∞ v ). Gaya juga berbanding terbalik dengan jarak y antara
keping atas dan keping bawah. Makin besar jarak, makin kecil gaya yang
diperlukan untuk kelajuan dan lus sentuh yang tetrtentu.

Ketiga pernyataan tersebut dapat digabungkan bersama dengan


pernyataan F ∞ Av/y. Yang menyatakan hubungan ini dengan bantuan
konstanta kesebandingan η (huruf yunani dibaca eta), yang disebut
koefisien viskositas. Besar gaya F yang diperlukan untuk menggerakan
suatu lapisan fluida dengan kelajuan tetap v untuk luas lapisan A dan
letaknya pada jarak y dari suatu permukaan yang tidak bergerak,
dinyatakan oleh:

Dengan η adalah koefisien viskositas, yang dinyatakan dalam satuan kg m-


1 s-1 atau pascal sekon (Pa s).

Secara matematis, besarnya viskositas dinyatakan dengan gaya yang


diperlukan untuk menggerakan lapisan fluida:

F = kηv

Dengan:
F = gaya untuk menggerakan lapisan fluida (N)

v = kecepatan fluida (m/s)

η = koefisien viskositas (Ns/m2)

Zat cair yang kental memiliki η> dari zat cair yang encer. Menurut hukum
stokes: “Benda yang bergerak dengan kecepatan v tertentu dalam fluida
kental akan mengalami gaya gesekan oleh fluida”.

Koefisien k bergantung pada bentuk geometri benda. Untuk benda yang


berbentuk bola sehingga k = 6πr

F = 6πηrv (dikenal dengan gaya Stokes)

Dengan r = jari-jari (m)

Jika benda dijatuhkan bebas dalam suatu fluida kental, benda tidak hanya
mendapatkan gaya apung, tapi juga mendapatkan gaya yang berlawanan
dengan gerak benda yaitu gaya gesekan fluida (gaya Stokes). Benda yang
tercelup memilki kecepatan yang semakin besar dan pada suatu saat
dicapai kecepatan terbesar yang nilainya tetap. Kecepatan tetap ini
disebut dengan kecepatan terminal (vT).

4.4.1 Konsep Viskositas

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki
tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu
fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-
menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul.

Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak
goreng, oli, madu dkk. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan
minyak goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalir
lebih cepat daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu
fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin
kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng paha ikan
di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika
dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental
zat gas tersebut.

Perlu diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil
(rill = nyata). Fluida riil/nyata tuh fluida yang kita temui dalam kehidupan
sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil
berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam
kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk
membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita
pakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis). Mirip seperti kita
menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam kehidupan
sehari-hari sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku.
Tujuannya sama, biar analisis kita menjadi lebih sederhana.

Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m2 =


Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien
viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan
dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk
mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie
Poiseuille (baca : pwa-zoo-yuh).

1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2

Teori Dasar Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang mendasari


diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut.
Viskositas sering diartikan sebagai kekentalan. Viskositas sebenarnya
disebabkan oleh kohesi dan pertukaran momentum molekuler di antara
lapisan-lapisan fluida dan pada waktu berlangsungnya aliran, efek ini
terlihat sebagai tegangan tangensial atau tegangan geser di antara lapisan
yang bergerak. Akibat adanya gradien kecepatan, akan menyebabkan
lapisan fluida yang lebih dekat pada plat yang bergerak, dan akan
diperoleh kecepatan yang lebih besar dari lapisan yang lebih jauh. Cairan
yang mempunyai viskositas lebih tinggi akan lebih lambat mengalir
didalam pipa dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih rendah.

Aplikasi Teori Aplikasi dari viskositas adalah pelumas mesin. Pelumas


mesin ini biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli merupakan bahan
penting bagi kendaraan bermotor. Oli yang dibutuhkan tiap-tiap tipe
mesin kendaraan berbeda-beda karena setiap tipe mesin kendaraan
membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan ini adalah
bagian yang sangat penting sekali karena berkaitan dengan ketebalan oli
atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir.
4.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Viskositas

· Berat Molekul

Terjadi hubungan langsung non-linier antara berat molekul dan viskositas


larutan pada konsentrasi yang sama.miolekul-molekul yang mudah
berasosiasi mempunyai viskositas yang besar

· Konsentrasi

Biasanya terjadi hubungan langsung non-linier antara konsentrasi dan


viskositas suatu larutan pada suhu tertentu. Semakin besar konsentrasi
suatu bahan maka viskositasnya semakin besar

· Temperatur

Untuk fluida cair semakin tinggi temperatur viskositas yang dimiliki


semakin kecil, sedangkan untuk gas semakin tinggi temperatur viskositas
yang dimilikinya semakin besar

Ø Peristiwa jatuhnya bola dalam air

Ø Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padata

yang dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan


peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair.
Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat
cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian
melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair
4.4.3 Aplikasi Viskositas

A. Viskositas Darah

Darah termasuk fluida Non-Newtonian , artinya viskositas berubah


berkaitan dengan kecepatan alir. Sangat penting dalam klinik , untuk
memantau viskositas darah.

B. Hematocrit

Meningkatnya persentase sel darah merah (RBCs) di atas normal dalam


pembuluh darah mencapai sekitar 50% . Bandingkan dalam pembuluh
kapiler diameter (6µ),sel darah merah terdeformasi, diameter membesar.

C. Laju Geseran

Bila laju geseran tinggi, maka eritrosit yang mengalir di pusat pembuluh
bergerak sejajar, maka laju aliran menjadi cepat, sifat aliran darah disini
menjadi Newtonian dengan viskositas konstan.

D. Diameter pembuluhdan Viskositas Darah

Bandingkan untuk mengukur viskositas darah manusia dalam pembuluh


dengan diameter 575 µ dan 40 µ dengan menggunakan tekanan 100 mm
Hg. Panjang setiap pembuluh kapiler sebanding dengan diameter.

E. Temperatur

Pada umumnya pengukuran viskositas darah dibandingkan dengan air. Air


pada temp. 37oC, dengan viskositas 0,697cP dan darah dengan viskositas
relatif 2,5 pada temp. 37oC.

F. Pengaruh Temperatur
Sangat mudah fluida dan darah mengalir pada temperatur tinggi.
Kenaikan 1oC temperatur tubuh berakibat sekitar 2% berkurang viskositas
darah. Bila darah temperatur antara 35o C sampai 22oC, viskositas
meningkat 26,13%. Bila temperatur meningkat 36,5 oC sampai 39,5 oC ,
viskositas darah berkurang 10,38%.

4.4.4 Cara Mengukur Viskositas

Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan


viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara
lain :

a) Viskometer kapiler / Ostwald

Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang


dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika
mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari
cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu
zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda
tersebut (Moechtar,1990).

b) Viskometer Hoppler

Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi


keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui
tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola
merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Moechtar,1990).

c) Viskometer Cup dan Bob

Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari


bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-
tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras ini
menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini
disebut aliran sumbat (Moechtar,1990).

d) Viskometer Cone dan Plate

Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,


kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan
oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam
ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar
(Moechtar,1990).

4.4.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Viskositas

1. Suhu

Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas
akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya
gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan menurun kekentalannya.

2. Konsentrasi larutan

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan


dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar
partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.

3. Berat molekul solute

Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan


adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang
berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas.

4. Tekanan

Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.


DAFTAR PUSTAKA

Jasjfi. E, Ir. M.Sc, 1996, Kimia Dasar, Edisi ke-6, Penerbit Erlangga, Jakarta :
14 – 25.

Srikini, et al, 2004, Buku Penuntun Biologi SMA Kelas XII, Jilid 3, Penerbit
Erlangga, Jakarta : 20.

Markam Soemarmo, et al, 2008, Kamus Kedokteran, Edisi ke-5, Penerbit


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

WWW.Wikipedia.com. Jum’at, 4 April 2009.

WWW.images.micron.com. Selasa, 14 April 2009.

http://mastugino.blogspot.co.id/2013/11/atom-ion-molekul.html

http://setiyanisetiyani.blogspot.co.id/2013/10/makalah-kimia-dasar-
larutan_27.html

http://ndrasendana.blogspot.co.id/2014/10/penentuan-viskositas-
larutan-newton.html
http://bandycom.blogspot.co.id/2011/02/peran-kimia-dalam-
keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai