Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH KIMIA DASAR

MATERI DAN PENGUKURAN, ATOM MOLEKUL DAN TABEL PERIODIK,


STOIKIOMETRI

Diusulkan oleh:

Adiva Dewangga 1906356512 2019


Afwan Miftakhulhusna 1906301356 2019
Alya Najwa 1906301362 2019
Alfredo Teja 1906356626 2019
Irfan Alvieri 1906356456 2019

UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019
Bab 1
Pendahuluan

Latar Belakang :
Bab 1 : Alat ukur mempunyai peran yang sangat besar dalam hampir semua
aktivitas kehidupan manusia. Dalam kegiatan pembangunan fasilitas umum, alat ukur
selalu dipakai dari saat dimulainya pembangunan, pelaksanaan komisioning, sampai masa
pengoperasian instalasi atau fasilitas serta pelaksanaan pemeliharaannya. Pada setiap
tahap kegiatan tersebut, semua alat ukur yang dipakai harus dipastikan fungsinya, apakah
alat tersebut telah bekerja dengan baik dan benar sehingga dapat dipercaya penunjukan atau
hasil bacaannya. Alat ukur yang dipakai dalam berbagai kegiatan dapat merupakan bagian
dari peralatan secara individu atau bagian dari peralatan di dalam suatu sistem operasi.
Dalam setiap kegiatan seringkali melibatkan berbagai macam jenis pengukuran yang
memerlukan berbagai jenis alat ukur (Akhadi,2012).
Bab 2 : Molekul yang terdiri dari atom-atom yang sama disebut molekul unsur,
sedangkan yang terdiri dari atom-atom yang berbeda disebut molekul senyawa. Ion adalah
atom atau molekul yang bermuatan listrik, dapat positif maupun negatif. Atom merupakan
bagian terkecil dari unsur. Atom bersifat tidak bermuatan (netral). Partikel materi adalah
bagian terkecil dari suatu materi. Setiap materi mengandung partikel-partikel kecil yang
menyusun zat tersebut yang dapat berupa atom, ion, dan molekul.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, manusia tidak
terlepas dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan ,olehnya para ilmuan selalu mengkaji
persoalan yang terjadi baik dalam lingkungan maupun alam secara keseluruhan. Dengan hal
tersebut sejarah perkembangan yang diangkat lewat latar belakang ini adalah sejarah
perkembangan system periodik unsur mulai dari pengelompokkan unsur-unsur yang sederhana
hingga pengelompokkan yang secara modern. Sistem priodik merupakan suatu cara untuk
mengelompokkan unsure-unsur berdasarkan sifatnya. Pengelompokkan unsur mengalami
sejarah perkembangan, sifat logam, non logam, hukum-hukum, golongan, peride, dan sifat-
sifat unsur dalam system periodik modern.
Bab 3 : Stoikiometri berasal dari kata-kata Yunani, Stochein (unsur) dan Metrein
(mengukur), berarti mengukur unsur-unsur, dalam hal ini adalah partikel-partikel atom, ion,
molekul atau elektron yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi
kimia. Stoikiometri, menyangkut cara (perhitungan kimia) untuk menimbang dan menghitung
spesi-spesi kimia atau dengan kata lain, stoikiometri adalah kajian tentang hubungan-hubungan
kuantitatif dalam reaksi kimia. Reaksi kimia biasanya antara dua campuran zat, bukannya antar
dua zat murni. Suatu bentuk yang paling lazim dan campuran adalah larutan reaksi kimia tlah
mempengaruhi kehidupan kita. Di alam sebagian besar reaksi berlangsung dalam larutan air.
Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercampur secara kuantitatif
stokiometri, artinya semua reaktan habis pada saat yang sama. Namun demikian terdapat suatu
reaksi dimana salah satu reaktan habis, sedangkan yang lain masih tersisa. Reaktan yang habis
disebut pereaksi pembatas. Dalam setiap persoalan stokiometri, perlu untuk menentukan
reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang dihasilkan.

Problem Statement
1. Apakah definisi dari tiap-tiap bab yang akan dibahas?
2. Bagaimana penjabaran secara detail dari tiap-tiap bab yang akan dibahas?

Informasi yang Diperlukan :


1. Definisi dari tiap-tiap bab yang dibahas
2. Penjabaran secara detail dari tiap-tiap bagian bab dan subab yang dibahas dengan
tinjauan dari referensi terpercaya.

Bab 2
Pembahasan
Pembahasan Bab 1 :
Materi adalah segala hal yang menempati ruang dan memiliki massa.
Materi memiliki wujud yang berebeda-beda, berdasar wujudnya, materi dapat dibedakan
menjadi:
Gas: Bentuk dan volumnya tidak tetap. Molekulnya terpisah jauh. Contoh: udara, uap
Liquid: Memiliki volum tetap dan bentuknya berubah menurut wadahnya. Molekulnya cukup
dekat untuk saling menempel. Contoh: air, minyak, madu
Solid: Memiliki bentuk dan volum tetap. Antar molekulnya kuat ikatannya. Contoh: kayu,
plastik, benang
Berdasar komposisinya, materi juga dapat diklasifikasikan:
Materi

Tidak Ya
Uniform?

Campuran Homogen
heterogen

Tidak Dapat dipisah Ya


secara fisik?

Zat Campuran
murni homogen (larutan)

Tidak Dapat terdekomp. Ya


dengan proses
kimia?

Unsur Senyawa

Campuran heterogen: kombinasi dua atau lebih zat, zat penyusunnya (komponen)
mempunyai identitas kimia dan sifat masing-masing. Dapat dibedakan secara makroskopis.
Contoh: tanah berkerikil, campuran air dan minyak,
Campuran homogen: kombinasi dua atau lebih zat, zat penyusunnya (komponen) mempunyai
identitas kimia dan sifat masing-masing. Sulit dibedakan partikel penyusunnya. Contoh:
Larutan garam, larutan gula, teh.
Unsur: zat yang tersusun oleh hanya satu jenis atom.
Senyawa: zat yang tersusun dari dua atau lebih unsur yang bersatu secara kimia dalam proporsi
tertentu, mengandung lebih dari satu jenis atom.
Sifat materi:
Sifat fisik: properti yang dapat diukur tanpa mengubah komposisi materi. Contoh: Warna, titik
didih, titik leleh.
Sifat kimia: properti yang dapat diamati dari perubahan kimia. Contoh: flammabilitas
(kemampuan zat untuk terbakar dengan adanya oksigen)
Perubahan fisika & kimia:
Perubahan fisika: Tampilan fisik berubah, namun komposisi tetap. Contoh: es meleleh, mobil
penyok
Perubahan kimia: perubahan menjadi zat lain lewat reaksi kimia. Contoh: kertas terbakar
Pengukuran
Pengukuran dapat dilakukan dengan satuan. Secara ilmiah, terdapat satuan-satuan dasar
yang disepakati secara Internasional. Satuan atau unit ini disebut SI Units (International System
of Units).
Selain unit diatas, terdapat unit lain yang merupakan turunan dari unit-unit tersebut, misalnya:
Berat: gaya yang diberikan gravitasi pada objek, satuannya kg.m.s-2
Volume: banyaknya ruang, satuannya m3, karena merupakan panjang ke 3 arah di ruang
dimensi
Kepadatan: merupakan perbandingan massa dan volume, satuannya adalah massa/volume
atau kg.m-3
Dalam menyatakan angka sangat besar atau sangat kecil, dapat digunakan Prefiks atau Notasi
Ilmiah
Prefiks

Notasi Ilmiah
Setiap angka hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam bentuk: N x 10n
misal: dalam 1 gram elemen hidrogen terdapat 602 200 000 000 000 000 000 000
atom Hidrogen, angka tersebut dapat dinyatakan dengan 6,022 x 1023
Cara penulisan ini desebut dengan notasi ilmiah
Angka Penting
Saat mengukur air, alat yang kita pakai tidak selalu dapat dengan tepat mengukur hal yang
diukur. Oleh karena itu, kita dapat menyatakan hasil pengukuran dengan hanya menyebutkan
sejumlah digit yang telah pasti ditambah digit terakhir yang memiliki derajat ketidakpastian
tertentu.
Contoh : volume air sebanyak ( 6,0 ± 0,1 ) mL. Artinya dari hasil pengukuran, diketahui air
terdapat sebanyak sekitar 5,9 mL sampai 6,1 mL .Digit angka pentingnya ada 2 yaitu 6 dan 0
dimana 0 tidak pasti.
Soal Pemicu 1
1. Dari bacaan diatas, dapat dipahami banyak sekali manfaat dari karbon. Jelaskan
dengan bahasa anda, apa yang anda ketahui tentang karbon, bagaimana bentuknya,
bagaimana susunan elektronnya?
Jawab: Karbon umumnya ditemukan dalam bentuk padat berupa arang, grafit, atau intan. Atom
karbon memiliki 6 elektron dengan 2 elektron di orbital s dan 4 elektron di orbital p. Empat
elektron terluar karbon mampu membentuk ikatan kovalen.
2. Dapatkah anda memperkirakan penghargaan Nobel bidang apakah yang diraih oleh
Richard Smalley, Robert Curl, dan Harry Kroto ?
Jawab:
Penghargaan Nobel dalam Kimia pada tahun 1996 untuk penemuan bentuk baru karbon,
buckminsterfullerene adalah molekul bundar dengan rumus C₆₀.
3. Apakah peran kimia dalam perkembangan carbon nanotubes? Jelaskan!
Jawab: Bersamaan dengan ilmu fisika, ilmu kimia dapat menciptakan carbon nanotubes dan
menemukan cara-cara menciptakan carbon nanotubes yang lebih efisien.
4. Apakah ada peran kimia dalam penemuan graphene ? Jelaskan !
Jawab :
Ada peran kimia dalam penemuan graphene, karena graphene sendiri ( atau dalam Bahasa
Indonesia yaitu grafena ) adalah alotrop karbon yang berbentuk lembaran tipis dimana ilmu
yang mempelajari mengenai atom dan karbon yaitu di dalam kimia.
5. Para peneliti mendapatkan hasil-hasil yang menajubkan seperti di atas setelah
melakukan pengkajian sesuai metode ilmiah. Apakah yang dimaksud dengan metode
ilmiah dan apa saja tahapan dari metode ilmiah?
Jawab: Metode Ilmiah merupakan suatu pendekatan sistematik untuk melakukan penelitian.
Tahapan metode ilmiah:
1. Definisikan masalah
2. Pelaksanaan percobaan
3. Melakukan pengamatan
4. Mencatat informasi atau data dalam sistem yang masuk dalam lingkup penelitian kita
5. Menyimpulkan data hasil penelitian

6. Salah satu tahapan dalam metode ilmiah adalah eksperimen yang menghasilkan
sejumlah data. Data ini dapat berupa kuantitas terukur dan atau kuantitas terhitung.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data ini adalah angka
penting. Mengapa ? Apa yang dimaksud dengan angka penting?
Jawab :
Angka penting ialah angka-angka yang dihasilkan dari suatu pengukuran yang telah dilakukan
menggunakan alat ukur tertentu. Angka penting merupakan faktor penting sebab ketika kita
mengukur suatu hal, alat ukur yang kita gunakan tida selalu dapat dengan tepat mengukur hal
yang diukur. Oleh karena itu, dengan adanya angka penting dan aturan-aturan yang terkandung
didalamnya, kita dapat menyatakan hasil pengukuran dengan lebih teliti lagi.
7. Penelitian menunjukkan bahwa karbon dapat membentuk struktur yang simetrik
pada kondisi tekanan dan suhu tertentu. Tekanan dan suhu adalah dua dari beberapa
besaran penting. Sebutkan jenis-jenis besaran yang Anda ketahui. Ada berapa skala
suhu yang anda ketahui? Jelaskan hubungan antara berbagai skala tersebut!
Jawab: Besaran pokok dan besaran turunan. Empay (Fahrenheit, Reamur, Celcius, dan Kelvin).
Celcius didapat dengan 0ºC sebagai titik beku air dan 100ºC sebagai titik didih air. Fahrenheit
dapat dibandingkan dengan Celcius dengan F-32=C*9/5. Reamur dapat dibandingkan dengan
Celcius dengan R=C*4/5. Kelvin dapat dibandingkan dengan Celcius dengan K=C-273,
dimana 0K adalah suhu terendah hipotetis.
8. Anda diminta untuk membuat skala suhu baru berdasarkan data data sifat fisik
naftalein

9. Carbon nanotubes dan juga grafena mempunyai sifat fisik dan sifat kimia unggul.
Apakah yang dimaksud dengan (a) sifat fisik (b) sifat kimia? Di antara beberapa sifat
carbon nanotubes dan grafena yang disebutkan diatas, manakah yang termasuk sifat
fisik? Manakah yang termasuk sifat kimia? Bagaimana perbedaan antara perubahan
fisika dan perubahan kimia?
Jawab: Sifat materi:
- Sifat fisik: properti yang dapat diukur tanpa mengubah komposisi materi. Contoh:
Warna, titik didih, titik leleh.
- Sifat kimia: properti yang dapat diamati dari perubahan kimia. Contoh: flammabilitas
(kemampuan zat untuk terbakar dengan adanya oksigen)
Sifat fisik: menghantar listrik, semikonduktor, modulus Young, fleksibilitas, kapileritas,
Sifat kimia: kemampuan menyimpan hidrogen
Perubahan fisika & kimia:
- Perubahan fisika: Tampilan fisik berubah, namun komposisi tetap. Contoh: es meleleh,
mobil penyok
- Perubahan kimia: perubahan menjadi zat lain lewat reaksi kimia. Contoh: kertas
terbakar

10. Sebelum aplikasi praktis dilakukan, banyak sekali yang harus dipelajari mengenai
bagaimana membentuk nanotubes dengan cara-cara yang dapat diprediksi, dan
bagaimana menggabungkan sejumlah besar nanotubes untuk membuat sirkuit yang
bermanfaat. Sebutkan salah satu dan jelaskan proses pembuatan Carbon Nanotubes?
Jawab:
Langkah-langkah pembentukan CNT tidak diketahui secara pasti. Mekanisme pertumbuhan
masih menjadi subyek kontroversi dan lebih dari satu mekanisme yang berjalan selama
pembantukann CNT. Salah satu mekanisme menyebutkan bahwa CNT terbentuk dalam 3
langkah (Laurent dkk,1998). Pertama sebuah percusor pembentuk CNT dan fullerenes
C2terbentuk pada permukaan partikel katalis logam. Partikel karbida metastabil ini kemudian
membentuk karbon batang secara cepat. Selanjutnya terjadi pembentukan dinding CNT
secara perlahan.
CNT dapat diperoleh dari 3 teknik yaitu [7] :
(a) Pancaran elektroda
Dilakukan dengan melewatkan uap di antara dua elektroda karbon yang umumnya
menghasilkan CNT impuritas yang tinggi (Takikawa, dkk., 2006).
(b) Teknik pencahayaan laser (laser ablation)
Dapat menghasilkan karbon nanotube yang bersih namun mahal (Guo, dkk., 1995).
(c). Chemical Vapour Deposition (CVD)
Metode ini merupakan metode yang paling mudah dilakukan, namun impuritas yang
dihasilkan cukup rendah. Impuritas dapat diminimalkan dengan proses purifikasi karbon
nanotube. Metode dilakukan dengan mengalirkan sumber karbon dalam fase gas melalui
suatu sumber energi seperti sebuah plasma atau koil pemanas untuk mentransfer energi ke
molekul karbon. Secara umum gas yang digunakan adalah metana, CO, dan asetilena.
Pembahasan Bab 2 :
Atom pertama kali dicetuskan oleh Democritus yang
berpendapat bahwa semua materi terdiri atas partikel-
partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi lagi, yang
dinamakan atomos (berarti tidak dapat dibelah atau dibagi).
Setelah Democritus, seorang ilmuwan Inggris yang bernama
John Dalton merumuskan definisi yang presisi tentang blok
penyusun materi yang tidak dapat dibagi lagi yang kita sebut
atom. Konsep atom Dalton jauh lebih rinci dibandingkan konsep Democritus, seperti
hipotesisnya yang mengatakan bahwa atom dari unsur yang satu berbeda dari atom semua
unsur yang lain.
Pada abad ke -19, Thomson mengajukan bahwa suatu atom dapat dibayangkan sebagai
suatu materi yang seragam dan bermuatan positif dengan elektron -elektron menempel di
sekelilingnya atau yang dikenal dengan model atom “roti kismis.”
Pada tahun 1911, Ernest Rutherford melakukan eksperimen
menembakkan partikel α — partikel bermuatan positif — pada
lempeng emas tipis. Ia menemukan bahwa sebagian besar partikel-
partikel α tersebut menembus melewati lempeng emas, namun ada
sebagian yang mengalami pembelokan bahkan terpantulkan. Hal ini
mengacu pada kesimpulan model atom Rutherford: model inti, di
mana dalam atom yang sebagian besar merupakan ruang kosong
terdapat inti yang padat pejal dan masif bermuatan positif yang
disebut sebagai inti atom; dan elektron-elektron bermuatan negatif
yang mengitari inti atom.
Pada tahun 1913, Niels Bohr mengajukan model atom
untuk menjelaskan fenomena penampakan sinar dari unsur-unsur
ketika dikenakan pada nyala api ataupun tegangan listrik tinggi. Model atom yang ia ajukan
secara khusus merupakan model atom hidrogen untuk menjelaskan fenomena spektrum garis
atom hidrogen. Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron bermuatan negatif bergerak
mengelilingi inti atom bermuatan positif pada jarak tertentu yang berbeda-beda seperti orbit
planet-planet mengitari matahari. Oleh karena itu, model atom Bohr disebut juga model “tata
surya”.
Dasar teori atom sebelumnya dicetuskan oleh Democritus yang mengungkapkan
keyakinannya bahwa semua materi yang terdiri atas partikel-partikel yang sangat kecil dan
tidak dapat dibagi lagi yang dinamakan sebagai “atomos”. Teori ini tidak dapat diterima oleh
kebanyakan rekannya, namun teori ini bertahan cukup lama. Pada tahun 1808, John Dalton
merumuskan definisi yang presisi tentang penyusun materi yang tidak dapat dibagi lagi yang
disebut atom. Hipotesis tentang sifat atom yang merupakan landasan teori atom Dalton dapat
dirangkum sebagai berikut:
a. Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil yang disebut atom. Semua atom unsur
tertentu adalah identik, yaitu mempunyai ukuran, massa, dan sifat kimia yang sama. Atom satu
unsur tertentu berbeda dari atom semua unsur yang lain.
b. Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih. Dalam senyawa,
perbandingan antara jumlah atom dari setiap dua unsur yang ada dapat berupa pecahan
sederhana ataupun bilangan bulat.
c. Yang terjadi dalam reaksi kimia hanyalah pemisahan, penggabungan, atau penyusunan
ulang atom-atom, reaksi kimia tidak mengakibatkan penciptaan atau pemusnahan atom-atom.
Hasil karya Dalton mengawali awal era modern bisang kimia.
Berdasarkan pernyataan Dalton, atom merupakan suatu zat yang sangat kecil dan tidak
dapat dibagi lagi. Namun, serangkaian penelitian pada tahun 1880-an sampai abad ke 19
menunjukkan bahwa atom sesungguhnya memiliki struktur internal, yaitu partikel subatom.
Partikel subatom itu sendiri terdiri dari elektron, proton dan neutron.
Elektron.
Pada tahun 1980-an banyak ilmuwan berlomba-lomba meneliti radiasi. Salah satu
percobaan yang meneliti fenomena tersebut adalah percobaan dengan tabung sinar katoda.
Karena sinar katoda ditarik oleh lempeng yang bermuatan negatif, sinar tersebut haruslah
bermuatan negatif. Kita mengenal partikel itu sebagai elektron.
Proton
Pada awal tahun 1900-an karakteristik atom menjadi jelas. Atom mengandung
elektron,dan atom secara listrik bermuatan netral. Untuk menjaga kenetralan atom tersebut,
maka seharusnya suatu atom mengandung muatan positif dan negatif dengan jumlah yang
sama. Berdasarkan teori tersebut, Thompson berpendapat bahwa suatu atom dapat
dibayangkan sebagai suatu materi yang seragam dan bermuatan positif dengan elektron
menempel padanya. Model atom menurut Thompson ini, disebut dnegan model roti kismis.
Pada tahun 1910, Ernest Rutherford seorang fisikawan di Cambridge University
melakukan rangkaian percobaan partikel alpha. Dan berdasarkan hasil pengamatannya
tersebut, ditemukan bahwa sebagian besar bagian dari atom merupakan ruang kosong, dengan
muatan positif seluruhnya terkumpul dalam inti (nadeus). Partikel-partikel bermuatan positif
ini disebut proton. Dan massa dari proton tersebut sama dengan elektron yaitu sebesar
1,67262x10-24 gram.
Neutron
Setelah ditemukannya elektron dan proton, Rutherford dan rekan-rekannya
menyimpulkan bahwa pastilah terdapat jenis partikel atom lain dalam inti atom.
Pembuktiannya dilakukan oleh James Chadwick yang merangkai suatu percobaan dengan
menembakkan partikel alpha ke selembar tipis Berilium, logam tersebut memancarkan radiasi
tinggi yang serupa dengan sinar gamma. Hasilnya menunjukkan bahwa sinar itu terdiri dari
partikel netral yang massanya sedikit lebih besar dari massa proton Chadwick menamainya
neutron.
Semua atom dapat teridentifikasi berdasarkan jumlah proton dan neutron yang
terkandung di dalamnya. Jumlah proton dalam setiap unsur di suatu atom disebut nomot atom
(A). Sedangkan nomor massa (Z) adalah jumlah total proton dan neutron yang terkandung
dalam inti atom suatu unsur.

Nomor massa Z
Y
Nomor Atom A
Dan secara umum, nomor massa diberikan oleh jumlah proton ditambah jumlah neutron
ataupun sama dengan nomor atom+jumlah neutron.
Tabel Periodik
Lebih dari separuh unsur ditemukan dari rentang tahun 1800-1900an. Selama periode
ini, kimiawan mengamati bahwa ada banyak unsur yang menunjukkan kemiripan satu sama
lain. Permohonan akan adanya keteraturan periodik dalam perilaku fisis dan kimia juga
kebutuhan untuk dikembangkannya tabel periodik,yaitu tabel dimana unsur-unsur yang
mempunyai sifat fisis dan kimia yang mirip dikelompokkan secara bersama.

Perkembangan Sistem Periodik


Perkembangan sistem periodik unsur dimulai dari pengenalan sistem pengelompokkan
unsur oleh Lavoisier (1789), ia mengelompokkkan zat-zat berdasarkan sifat kimianya menjadi
gas, logam, non-logam, dan tanah. Kemudian pada tahun 1808 John Dalton mengajukan
pengelompokkan unsur berdasarkan massa atom. Ia mengelompokkan zat-zat berupa unsur-
unsur (36 unsur) berdasarkan kenaikan massa atomnya.
Tahun 1828 Jons Jacob Berzelius berhasil membuat daftar massa atom unsur –unsur
yang akurat yang kemudian diikuti oleh Johann wolfgang Dobereiner (1780-1849) yang
mempelajari hubungan sifat kimia dan massa atom di Universitas Jena. Ia menentukan massa
Celestine rata-rata atom kalsium dan Barium. Dobereiner menemukan dalam triadnya sifat dari
elemen tengah antara sifat elemen pertama dan elemen ketiga.

Penelitian ini kemudian dilanjutkan oleh John Alexander reina Newlands yang
mengamati pengulangan sifat antara unsur satu dnegan unsur ke delapan maka ia mengajukan
Hukum Oktaf Newland. Ia mempublikasikan klasifikasi elemen bersdasarkan hubungan massa
atom dan sifat kimia pada tahun 1865 Newlands menyusun unsur bersdasarkan kenaikan atom.
Newlands menyatakan jika diamati elemen dalam kelompok yang sama muncul pada garis
horizontal yang sama. Newlands tidak mengklaim bahwa yang muncul pada garis horizontal
yang sama adalah kelompok yang sama.
Lothan Meyer (1864), melakukan pengamatan hubungan antara kenaikan massa atom
dengan kepriodikan sifat unsur. Lalu, pada tahun1868 Meyer menyusun unsur-unsur tersebut
ke dalam suatu tabel berdasarkan kenaikan massa atom dan pengulangan atau kepriodeikan
sifat fisik dan sifat kimia unsur.
Hal ini juga diikuti oleh Newland de Chancourtois yang juga menyusun unsur
berdasarkan kenaikan massa dan kemiripan. Namun, tabel periodik yang dibuat oleh Newlands
tidak memberikan peluang ditemukannya unsur baru. Hal ini kemudian disempurnakan oleh
Dimitri Mendeleev. Pada tahun 1869 ia mempublikasikan tabel periodik semua elemen yang
diketahui, ia memperkirakan beberapa elemen baru untuk menyelesaikan tabel dan mengoreksi
beberapa bobot atom.
Pengelompokkan unsur dalam tabel sistem periodik berdasarkan kemiripan dan
kepriodikan unsur serta kenaikan massa yang digunakan para ahli untuk mengelompokkan
unsur dalam tabel sistem periodik ini menjadi paradigma lebih dari 100 tahun lamanya dan
disebut sebagai Fase Normal Sains. Hingga Moseley mengajukan pengelompokkan unsur
dalam tabel sistem periodik unsur berdasarkan kenaikan nomor atom.
Setelah penelitiannya menggunakan sinar X, Moseley menyimpulkan ada kuantitas
atom yang meningkat secara teratur, jumlah yang mendasar ini disebut sebagai nomor atom di
tahun 1920 oleh Ernest Rutherford. Perubahan pengelompokkan ini berdasarkan kenaikan
nomor atom yang dilengkapi dengan penemuan bilangan kuantum.
Dalam tabel ini, unsur-unsur disusun berdasarkan nomor atomnya, dalam baris
horizontal yang disebut periode dan kolom vertikal yang disebut golongan. Terdapat 3 kategori
dalam tabel ini, yaitu logam, nonlogam, dan metaloid. Beberapa golongan unsur mempunyai
nama khusus yaitu:
A. Golongan IA : (Li, Na, K, Br, Rb, Cs, Fr)
B. Golongan 2A : (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra)
C. Golongan VIIA: (F, Zl, Br, I, At)
D. Golongan VIIIA : (He,Ne, Ar, Kr, Xe, Rn)
Konfigurasi elektron dan Bilangan Kuantum
Konfigurasi elektron ialah susunan pengisian dan penyebaran elektron bagian dalam.
Dalam sebuah atom terdapat molekul subatomik proton dan neutron yang berada pada inti
atom, yang kemudian elektron akan mengelilingi inti atom pada level/kulit elektron tertentu.
Bilangan kuantum adalah bilangan yang menggambarkan sifat elektron dalam orbital.
Bilangan kuantum juga menyatakan kedudukan atau posisi elektron dalam atom yang diwakili
oleh suatu nilai yang menjelaskan kuantitas kekal dalam sistem diamis.
Ada 4 jenis bilangan kuantum yag biasa digunakan untuk mendeskripsikan energi dalaam
elektron :
1. Bilangan Kuantum Utama (n)
• Menyatakan nomor kulit tempat elektron berada atau menyatakan orbital/jarak/jari-jari
atom
• Dinyatakan dalam bilangan bulat positif, dengan dungsu utama meramalkan besarnya
jari-jari rata-rata atom dan mengetahui besarnya energi ionisasi.
2. Bilangan Kuantum Azimut (I)
• Membagi kulit menjadi subkulit, yaitu tempat elektron berada dan juga menyatakan
bentuk orbtal.
• Banyaknya subkulit tempat elektron berada bergantung pada kuantum utama (n)
Nilai I=0 sampai dengan (n=1)
• Bentuk orbital dinyatakan dengan lambang s,p,d,f dan seterusnya. Semakin besar nilai
n, maka semakin besar ukuran orbital dan semakin tinggi tingkat energinya.
3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)
• Menyatakan arah orientasi elektron dalam ruang, atau dengan kata lain ruang diamana
elektron berada dan nilai m bergantung pada azimutnya.
Nilai m=-I sampai +I
4. Bilangan Kuantum Spin (s)
• Merupakan arah putaran elektron pada sumbunya
Molekul Molekul adalah suatu kumpulan yang terdiri dari setidaknya dua atom dalam
susunan tertentu yang terlibat dalam ikatan kimia. Suatu molekul dapat mengandung
unsur-unsur yang sama ataupun atom atom dari dua atau lebih unsur yang bergabung dalam
perbandingan tertentu. Molekul dibagi menjadi 2, ada molekul unsur dan molekul senyawa.
• Molekul unsur adalah kumpulan atom yang berasal dari atom yang sama.
• Molekul senyawa adalah kumpulan atom berasal dari 2 atau lebih unsur.
Sedangkan apabila suatu atom mendapatkan elektron, maka atom tersebut akan
bermuatan negatif yang disebut Anion. Jumlah muatan positif suatu unsur dilihat dari jumlah
elektron valensinya. Elektron valensi merupakan elektron di kuliat lterluar suatu unsur. Untuk
mencapai kestabilan elektron di kulit terluar akan berusaha untuk menyamakan jumlahnya
seperti elektron valensi dari gas mulia. Elektron-elektron tersebut akan berusaha menambah
atau mengurangi jumlah elektron di kulit terluar.
Molekul merupakan sekumpulan atom dalam suatu susunan tertentu karena adanya
gaya kimia ataupun ikatan kimia. Biasanya dalam sebuah molekul terdapat suatu ikatan yang
kuat (kovalen), bermuatan netral, dan cukup stabil. Terbentuknya suatu molekul biasanya
karena adanya dua buah atom atau lebih yang memiliki unsur sama dan saling berkaitan.
Molekul juga bisa dikatakan sebagai bagian atom terkecil dan tidak bisa dibagi menjadi yang
lebih kecil.
Pada ilmu kimia, molekul dan atom merupakan hal yang saling berhubungan. Molekul
merupakan kumpulan atom. Dengan adanya sebuah molekul, maka ada pula atom. Begitu pula
sebaliknya. Atom tidak dapat berdiri sendiri dan harus berikatan dengan atom lain sehingga
terbentuk suatu molekul.
Penamaan Senyawa
a. Monoatomik adalah ion yang terbentuk dar atom tunggal. Ion dengan muatan positif
seperti Na+, dan ion yang bermuatan negatif seperti Cl-. Ion monoatomik dikenal juga
sebagai ion sederhana. Pada kation penamaan mengikuti nama unsur yang hendak
dituliskan seperti Natrium (Na+), Alumunium (Al3+). Pada kation logam transisi
seperti besi yang terdapat ion Fe2+ dan Fe3+ penamaan dilakukan dengan menuliskan
jumlah muatannya Fe2+ Besi (II), Fe3+ besi (III). Pada anion monoatomik penamaan
biasanya ditambahkan akhiran –ida untuk unsur-unsur non-metal seperti nitrida (N3-),
Oksida (O2-), sulfida (S2-).
b. Diatomik adalah molekul yang hanya terdiri dari 2 atom yang dapat berupa unsur
yang sama maupun berbeda. Contonya seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Fluorin (F2).
c.Poliatomik adalah senyawa yang berasal dari ion-ion poliatomik. Ion poliatom
adalah ion yang terdiri dari dua atau lebih atom atom yang terikat bersama-sama membentuk
ion dengan ikatan kovalen.
Nama Senyawa ion Biner.
Pertaman kali dituliskan kation terlebih dahulu baru anionnya . Beberapa logam memilki lebih
dari satu macam kation sehingga penamaannya dituliskan dengan angka romawi dalam kurung.
Senyawa bentuknya harus bemuatan netral. Jumlah ion positif dan negatif harus seimbang.
Rumus senyawa ion selalu mengandung rasio kation terhadap anion yang paling kecil.
Contoh : CuO Tembaga (II) Oksida
Csl Cesium Iodidia.
Nama Senyawa Molekul Biner
• Senywa molekul non-logm yang megandung dua unsur
• Unsur yang lebih kation mengambil nama unsur
• Unsur yang lebih anion diberi akhiran –ida
• Pada tabel:lebih kation-lebih kiri, lebih anion-lebih kanan
• Menggunakan awalan numeric untuk mespesifikan
• Jika mengandung Hidrogen perlu ditandai apakah keadaan gas (g) atau larutan (aq)
Contoh: SF4 Sulfur tetrafluorida
PCl5 Fosfor pentaklorida
Nama Senyawa Poliatom
• Identifikasi kation dan anion
• Identifikasi apakah anion tersebut diakiri dengan “-it” atau “-at”
• Oksoanion :
o Identifikasi rumus ion yang berakhiran “-at”
o Tambah satu O, ditambah kata “per” di depannya
o Hilangkan satu O, ganti “-at” jadi “-it”
o Hilangkan dua O, ditambah awalan “hypo” dan ubah “-at” menjadi “-it”
Contoh : AlPo3 Alumunium fosfit
KmnO4 Kalium permanganate
Soal pemicu 2 :
1. Aspartam, siklamat dan sakarin merupakan pemanis sintesis, yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Selain itu, sebenarnya ada juga pemanis alami yang bisa digunakan
oleh manusia, dan ini mungkin lebih aman. Dapatkah Anda menyebutkan beberapa jenis
pemanis alami dan sumber bahan bakunya, jelaskan?

 Madu
Madu adalah zat manis yang dihasilkan oleh lebah madu dari nektar bunga. Madu
merupakan cairan alami yang umumnya memiliki rasa manis, dihasilkan oleh lebah
madu dari sari bunga tanaman (floral nectar) atau bagian lain dari tanaman (extra floral
nectar), atau hasil ekskresi serangga yang berkhasiat dan bergizi tinggi. Madu tersusun
atas beberapa senyawa gula seperti glukosa dan fruktosa, serta sejumlah mineral seperti
magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat.
2. Rumus molekul aspartame adalah C14H18N2O5, rumus molekul sakarin adalah C7H5NO3S,
dan rumus molekul siklamat adalah C6H12NNaO3S. Unsur-unsur penyusun aspartam
adalah carbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen. Unsur-unsur penyusun sakarin adalah
carbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, dan sulfur. Unsur-unsur penyusun siklamat adalah
carbon, hidrogen, nitrogen, natrium, oksigen, dan sulfur.
3. Jelaskan bagaimana cara Anda memastikan bahwa letak unsur tersebut sudah betul.
Berdasarkan system periodic tersebut, jelaskan sifat-sifat unsur pembentuk aspartame,
siklamat dan sakarin. Dari sifat-sifat unsur pembentuk siklamat dan sakarin, dapatkah
Anda menjelaskan kenapa senyawa tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia? Carilah
referensi yang sesuai dengan alasan dan pendapat anda!

 Unsur pembentuk Aspartam


- Karbon
- Hidrogen
- Oksigen
- Natrium

 Unsur Pembentuk Siklamat


- Karbon
- Hidrogen
- Nitrogen
- Natrium
- Oksigen
- Sulfur

 Unsur Pembentuk Sakarin


- Karbon
- Hidrogen
- Nitrogen
- Oksigen
- Sulfur

SIFAT KARBON :
- Karbon murni memiliki toksisitas yang sangat rendah. Penghirupan debu debu
hitam dalam jumlah besar (jelaga / debu batubara) dapat menyebabkan iritasi dan
kerusakan paru-paru.
SIFAT HIDROGEN :
- Hidrogen merupakan unsur pertama dalam tabel periodik. Dalam kondisi normal,
hidrogen merupakan gas yang tidak berbau dan tidak berwarna yang dibentuk oleh
molekul diatomik, H2.
SIFAT OKSIGEN :
- Oksigen tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Dalam bentuk cair dan
padat, oksigen berwarna biru pucat dan merupakan paramagnetik yang kuat.
SIFAT NITROGEN :
- Nitrogen merupakan gas tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan sebagian
besar merupakan gas diatomik.

- Nitrogen memiliki lima elektron di kulit terluarnya, sehingga merupakan trivalen


dalam sebagian besar senyawanya.

- Nitrogen menyumbang 78 persen atmosfer bumi dan merupakan konstituen dari


semua jaringan hidup.

SIFAT SULFUR :
- Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi
mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair
maupun padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau
campuran. Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun berbeda-beda
dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami.

SIFAT NATRIUM :
- Pada suhu dan tekanan standar natrium adalah logam lunak berwarna perak, yang
segera teroksidasi menjadi warna putih keabu-abuan (kecuali direndam dalam minyak
atau gas yang inert). Natrium mudah dipotong dengan pisau dan merupakan
penghantara panas dan listrik yang baik.

- Sifat ini berubah cepat jika tekanan dinaikkan ke posisi 1,5 mbar ; terjadi perubahan
warna dari logam keperakan menjadi hitam. Jika tekanan dinaikkan hingga 1,9 mbar
logam natrium berubah menjadi merah transparan, dan pada tekanan 3 mbar natrium
berubah menjadi padat transparan.

4. Pada table periodik, terdapat golongan A yang terdiri dari golongan IA – VIII A dan
golongan B yang terdiri dari golongan I B – golongan VIII B. Golongan I A – II A merupakan
unsur yang bersifat logam, sedangkan golongan III A – VI A terdapat unsur yang bersifat
metaloid (unsur transisi), unsur logam, dan non-logam. Golongan VII A merupakan unsur
halogen dan golongan VIII A merupakan kelompok unsur gas mulia (gas yang paling stabil).
Golongan B merupakan kelompok unsur yang bersifat logam. Klasifikasi unsur kedalam
golongan-golongan ini ditentukan oleh jumlah elektron valensi setiap unsur dan periodenya
ditentukan oleh nomor kulit terluar dari atom tersebut. Berdasarkan kecenderungan energi
ionisasi dan keelektronegatifan maka sifat logam dan non-logam dalam table periodik unsur
adalah
a. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang dan sifat non-logam bertambah
b. Dari atas kebawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah dan sifat non-logam
berkurang
Berdasarkan titik didih dan titik leleh maka sifat logam dan non-logam dalam table periodik
unsur adalah
a. Dalam satu periode, titik didih dan titik leleh naik dari kiri ke kanan sampai golongan IV A,
kemudian turun drastic. Titik cair dan titik leleh terendah dimiliki oleh golongan VIII A.
b. Dalam satu golongan, unsur-unsur golongan I A – IV A, titik cair dan titik didih makin
rendah dari atas ke bawah dan golongan VA – VIII A titik cair dan titik didihnya semakin
tinggi dari atas ke bawah.
Tabel periodic dibagi menjadi 3 bagian besar, yakni unsur yang bersifat logam, metaloid, dan
non-logam. Unsur logam memiliki sifat berwujud padat kecuali raksa, dapat ditempa dan
diregangkan, konduktor listrik yang baik, penghantar panas yang baik, dan memiliki kepadatan
relatif tinggi. Unsur non-logam memiliki sifat massa jenisnya lebih rendah dari logam dan lebih
tinggi dari metaloid, konduktivitas listrinya rendah, konduktivitas termalnya rendah, energi
ionisasinya tinggi, dan tingkat keelektronegatifannya tinggi. Unsur metaloid memiliki sifat
wujudnya padat, massa jenisnya rendah, konduktivitas listrinya sedang ke tinggi, konduktivitas
termalnya sedang ke tinggi, dan energi ionisasinya sedang.
5. Penyusunan system periodic ternyata tidak segampang apa yang sudah Anda buat, beberapa
ahli sudah mencoba menyusun sedemikian rupa, seperti Mendeleev. Dapatkah anda
menceritakan bagaimana Mendeleev menyusun system periodiknya, dan apakah bedanya
dengan system periodic yang Anda gunakan saat ini.
 Pada 1869, ilmuwan Rusia, Dmitri Ivanovic Mendeleev (pemilik tabel periodik
Mendeleev) mem-publikasikan hasil penelitiannya mengenai pengelompokan unsur-
unsur kimia. Unsur-unsur kimia dikelompokkan Mendeleev ke dalam 12
kelompok menurut kenaikan massa atom. Berikut ini adalah tabel periodik Mendeleev.
Pada 1871, Mendeleev memperbaiki tabel periodiknya. Ia memutar 90° posisi tabelnya
sehingga menjadi seperti tabel berikut.
Unsur-unsur kimia dalam tabel periodik Mendeleev dikelompokkan ke dalam 8 kolom dan
12 baris. Unsur-unsur satu kolom dan satu baris memiliki sifat kimia yang mirip. Pada tabel
tersebut, Mendeleev menyediakan kotak kosong untuk unsur-unsur yang menurut dugaannya
akan ditemukan pada masa mendatang. Mendeleev memberi nama unsur-unsur tersebut
dengan istilah eka-aluminium (nomor atom 44), eka-boron (nomor atom 68), dan eka-silikon
(nomor atom 72). Dugaan Mendeleev terbukti. Pada bulan November 1875, ilmuwan Prancis
Lecoq de Boisbaudran menemukan unsur yang sifatnya sama dengan eka-aluminium, ia
menamakan unsur tersebut galium.

 Hingga pertengahan abad ke-20, table periodic Moseley diakui sebagai table periodic
modern. Pada 1940, Glenn Seaborg berhasil menemukan unsur transuranium, yaitu
unsur dengan nomor atom 94-102. Penemuan tersebut menimbulkan masalah mengenai
penempatan unsur-unsur transuranium dalam table periodic. Masalah itu akhirnya
terpecahkan dengan cara membuat baris baru sehingga table periodic berubah menjadi
gambar berikut.

6. Nomor atom adalah nomor yang dimiliki oleh setiap unsur dan hanya oleh unsur tersebut
saja. Nomor atom mengindikasikan jumlah proton dan elektron yang terdapat dalam atom
tersebut pada keadaan netral atau tidak bermuatan. Nomor massa adalah nomor yang didapat
dengan menjumlahkan nomor atom dengan jumlah neutron dalam suatu atom. Nomor massa
juga berarti mengindikasikan berat dari suatu atom. Rumus molekul aspartame adalah
C14H18N2O5, rumus molekul sakarin adalah C7H5NO3S, dan rumus molekul siklamat adalah
C6H12NNaO3S. Atom C (memiliki nomor atom 6, jumlah proton, electron, dan neutron : 6,
nomor massa : 12), Atom H (memiliki nomor atom 1, jumlah proton dan electron : 1, jumlah
neutron : 0, nomor massa : 1.0079), Atom N (memiliki nomor atom 7, jumlah proton, electron,
dan neutron : 7, nomor massa : 14).
7. Berdasarkan rumus molekul yang diberikan, gambarkanlah beberapa kemungkinan rumus
bangun dari aspartame, siklamat, dan sakarin.

RUMUS BANGUN ASPARTAM

RUMUS BANGUN SIKLAMAT


RUMUS BANGUN SAKARIN

Pembahasan Bab 3
Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang
terlibat dalam reaksi. Reaksi stoikiometri adalah suatu reaksi kimia dimana pereaksi dalam
reaksi tersebur habis bereaksi, sehingga tidak ada mol sisa dalam pereaksi atau tidak ada
pereaksi pembatas. Dala suatu reaksi juga terdapat reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi
eksoterm apabila kalor berpindah dari system ke lingkungan sehingga suhu disekitar larutan
menjadi panas sedangkan reaksi endoterm adalah apabila kalor berpindah dari lingkungan ke
sisitem, sehingga suhu system menjadi lebih dingin.
Apabila suatu larutan berbeda dicampurkan biasanya terjadi perubahan sifat fisik,
seperti perubahan warna, suhu, bentuk, dan lain – lain. Dalam parktikum ini yang dibahas
adalah perubahan suhu. Suhu terendah dari suatu campuran disebut titik minimum sedangkan
suhu tertinggi dari suatu campuran disebut titik maksimum. Biasanya titik maksimum didapat
apabila reaksi tersebut adalah stoikiometri.
Dalam suatu reaksi tidak semua reaktan habis. Terkadang dijumpai salah satu reaktan
habis bereaksi duluan sehingga membatasi berlanjutnya reaksi, pereaksi ini disebut pereaksi
pembatas. Dari adanya pereaksi pembatas maka terdapat reaksi yang belum bereaksi karena
pereaksi yang lain sudah habis duluan, pereaksi yang bersisa ini disebut pereaksi sisa.
Reaksi kimia telah mempengaruhi kehidupan kita. Sebagai contoh : makanan yang kita
konsumsi setiap saat setelah dicerna berubah menjadi tenaga tubuh. Nitrogen dan Hidrogen
bergabungn membentuk ammonia yang digunakan sebagai pupuk, bahan bakar dan plastic
dihasilkan dari minyak bumi. Pati dalam tanaman dalam daun disintetis dari CO2 dan H2O
oleh pengaruh energi matahari. Jadi dapat dikatakan bahwa stoikiometri adalah ilmu yang
mempelajari kuantitas produk dan reaktan dalam reaksi kimia (Chang, 2003). Dengan kata lain
stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat
dalam reaksi (Syukri S, 1999).
Hukum-hukum dasar ilmu kimia
a. Hukum kekekalan massa
Hukum kekekalan massa ditemukan oleh Antonio Lauren Lavoisier (1785) yang berbunyi
”massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Contoh larutan A terdiri dari perak nitrat
3,40 gram dan 25 ml air ditambahkan kedalam larutan B yang terdiri dari 3,92 gram kalium
kromat dan 25 ml air. Pada pencampuran ini terjadi reaksi dan menghasilkan endapan coklat.
Setelah selesai dan ditimbang ternyata bobot campuran larutan A dan B itu tetap, yaitu 57,32
gram.
Berdasarkan hukum kekekalan massa cacah atom tiap unsur ( bersenyawa atau bebas) yang
ada disebelah kiri tanda panah persis sama dengan cacah atom tiap unsur atau senyawa yang
ada disebalah kanan.
b. Hukum perbandingan tetap
Setelah munculnya hukum kekekalan massa, maka sekitar tahun 1800 Josep Louis Proust
melakukan penelitian tentang hubungan massa unsur-unsur yang membentuk senyawa. Hasil
penelitannya menunjukkan perbandingan massa unsur-unsur yang menbentuk suatu senyawa
tetap. Kemudian lahir hukum proust atau hukum perbandingan tetap yang berbunyi: “setiap
senyawa terbentuk dari unsur-unsur dengan perbandingan tetap”.
c. Hukum perbandingan ganda
John Dalton tahun 1804 adalah orang yang pertama kali meneliti kasus adanya
perbandingan tertentu suatu unsur-unsur yang dapat membentuk senyawa lebih dari satu, yang
dikenal dengan nama hukum perbandingan tetap.Hukum Perbandingan Ganda berbunyi; “bila
dua macam unsur yang sama banyaknya, massa unsur berikutnya dalam senyawa-senyawa itu
akan berbanding sebagai bilangan bulat positif dan sederhana”.
d. Hukum perbandingan volume
Hubungan antara volume dari gas-gas dalam reaksi kimia telah diselidiki oleh Joseph Louis
Gay-Lussac dalam tahun 1905. Hasil penelitian ini lahir hukum perbandingan tetap yang
berbunyi: volume gas-gas yang bereaksi, volume gas-gas hasil reaksi , bila diukur pada suhu
dan tekanan yang tetap akan berbanding sebagai bilangan bilangan bulat dan sederhana.
e. Hukum Avogadro
Avogadro sangat tertarik mempelajari sifat gas dan pada tahun 1911 avogadro membuat
hipotesis Avogadro yang berbunyi: pada suhu dan tekanan yang tetap, “semua gas yang
volumenya sama akan mengandung mokelul yang sama cacahnya” (Syukri S 1999)
Persamaan kimia

Persamaan kimia terdiri dari tiga hal yaitu pereaksi, anak panah dan hasil reaksi. Pereaksi
adalah zat mula-mula yang terdapat sebelum terjadi reaksi. Hasil reaksi adalah zat apa saja
yang dihasilkan selama reaksi kimia berlansung. Suatu reaksi kimia berimbang menujukkan
rumus pereaksi kemudian anak panahdan hasil reaksi dengan jumlah atom dikiri dan di kanan
anak panah sama.
Persamaan kimia memberikan dua macam informasi penting yaitu tentang sifat reaktan dan
produk. Sifat reaktan dan produk harus ditentukan secara percobaan. Persamaan reaksi sering
ditunjukkan keadaan fisika reaktan dan produk (Sastrohamidjojo H, 2000).
Penulisan rumus kimia
Rumus suatu zat menyatakan banyaknya atom yang menyusun zat tersebut. Ada beberapa
jenis rumus antara lain:
a. Rumus Unsur
Rumus unsur kebanyakan unsur ditulis berdasarkan lambangnya baik yang monoatomik
seperti Na, Ca, dan Fe, diatomik seperti; H2, Cl2, dan F2, maupun berupa poliatomik seperti
S8 dan P4.
b. Rumus Empiris
Rumus empiris menyatakan perbandingan bilangan bulat terkecil dari atom-atom yang
membentuk suatu senyawa, misalnya H2O2 mempunyai rumus empiris HO
c. Rumus molekul
Rumus molekul menyatakan banyaknya atom yang sebenarnya yang terdapat dalam
molekul atau satuan terkecil dari suatu senyawaan.
Menulis persamaan berimbang
Untuk menulis suatu persamaan dapat dilakukan dengan dengan tiga cara yaitu sebagai
berikut :
1. Tulis nama pereaksi, kemudian anak panah, dan kemudian hasil reaksi, (Metana +
Oksigen karbon dioksida + air)
2. tulis ulang setiap pernyataan itu dengan menggunakan rumus tiap zat, (CH4 + O2
CO2 + H2O)
3. berimbangkan persamaan dengan memilih koefisien bilangan bulat yang sesuai untuk
setiap rumus, (CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O)
Mol dari suatu zat adalah banyaknya susatu zat yang mengandung 6,022 1023 satuan.
Konsep mol sangatlah penting dalam ilmu kimia karena berguna dalam menentukan jumlah
partikelzat jika diketahui massa dan massa relatif. Dalam perhitungan hubungan antara massa
dengan mol adalah

Konsep mol juga terdapat pada gas dan suhu dengan tekanan yang sama. Persamaan ini
dikenal dengan persamaan gas ideal yang dinyatakan sebagai

Terdapat banyak metode untuk menentukan presentase bobot dari


unsur-unsur yang berbeda dalam suatu senyawa. Metode ini beraneka ragam tergantung pada
mecam senyawa dan unsur yang menyusunnya. Dua metode klasik yaitu :
a. Metode analisis pengendapan dapat digunakan bila berbentuk senyawa yang sedikit
sekali larut. Misalnya suatu senyawa baru mengandung perak, maka dapat dilarutkan.
Persentase perak dapat dihitung dengan :

b. Metode analisis pembakaran digunakan secara meluas. Jika suatu zat mengandung
karbon dan hydrogen. Contoh senyawa itu setelah ditimbang dapat dibakar dalam suatu
tabung tertutup dalam suatu aliran oksigen, untuk menghasilkan karbon dioksida dan
air. Produk pembakaran dikeluarkan dari tabung dengan aliran oksigen kedalam 2
bahan penyerap, satu penyerap air dan lainnya menyerap karbon dioksida (Keenan,
1984)
Dengan mengetahui beberapa sift jenis reaksi, kita dapat menerangkan reaksi-reaksi
kimia lebih mudah untuk dipahami. Jenis-jenis reaksi kimia antara lain :
1. Reaksi pembakaran adalah suatu reaksi dimana unsur atau senyawa bergabing
dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana. Misalnya
(CO2, H2O, dan lain-lain)
2. Reaksi penggabungan (sintesis) adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih
kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun
senyawa).
3. Reaksi penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipisah menjadi zat-zat yang
lebih sederhana.
4.Reaksi penggantian adalah suatu reaksi dimana sebuah unsur memindahkan unsur
lain dalam suatu senyawa.
1. Jelaskan tentang pengertian stoikiometri dan apa perannya untuk persamaan
reaksi kimia?

Jawab : Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk
dalam reaksi kimia Koefisien stoikiometri dalam persamaan kimia dapat diartikan
sebagai jumlah mol dari setiap zat,yang disebut dengan metode mol. Contohnya
pembakaran karbon monoksida di udara menghasilkan karbon diosida
2CO(g) + O2 (g) --> 2CO2 (g)
2. Jelaskan tentang mol, masa atom relatif, molalitas, molaritas, berat ekivalen,
normalitas, Rumus Einpirik dari Analisis, Informasi Kuantitatif dari Persamaan
yang Disetarakan (berikan contoh masing-masing)

Jawab:
a. Mol adalah banyaknya suatu zat yang mengandung entitas dasar (atom, molekul,
atau partikel lain) sebanyak jumlah atom yang terdapat dalam 12 gram karbon-12,
yaitu 6,02 x 1023
𝑚
𝑛=
𝑀𝑟
b. Masa atom relatif. Masa suatu atom berkaitan dengan jumlah proton, elektrom,
dan neutron. Masa atom relatif dapat ditentukan dari suatu percobaan. Standar dari
masa atom yaitu atom karbon-12. Massa atom yaitu suatu masa yang besarnya tepat
sama dengan seperduabelas massa dari suatu atom karbon-12.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑁
𝐴𝑟 =
1
12 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝐶 − 12
c. Molalitas yaitu banyaknya mol yang terlarut dalam 1 kilogram pelarut
𝑔 1000
𝑚= 𝑥
𝑀𝑟 𝑃
Contoh soal: Misalnya 10 gram natrium hidroksida (NaOH) dilarutkan dalam 2 kg air.
Massa molekul relatif NaOH yaitu 40.
𝑚
Jumlah mol NaOH, 𝑛 = 𝑀𝑟 = 0,25 mol
𝑚
Molalitas larutan, 𝑛 = 𝑀𝑟 = 0,125 molal

Maka molalitas larutan NaOH yaitu 0,125 molal


d. Molaritas yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
𝑛
𝑀=
𝑣
Contoh soal: Misalnya 0,25 liter larutan urea (CO(NH2)2) dibuat dengan cara
melarutkan 3 gram urea dalam air.
Massa molekul relatif urea adalah 60. Molaritas larutan urea bisa dihitung dengan cara
𝑚
Jumlah mol urea, 𝑛 = 𝑀𝑟 = 0,05 mol
𝑛
Molaritas larutan, 𝑀 = 𝑉 = 0,2 molar

Maka molaritas larutan urea yaitu 0,2 molar atau 0,2 mol/liter
e. Normalitas dan Berat Ekivalen
Normalitas adalah satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau
anion yang dikandung sebuah larutan. Di dalam Normalitas, terdapat perhitungan BE atau
Berat Ekivalen. Normalitas didefinisikan dengan banyaknya zat dalam gram ekivalen
dalam satu liter larutan dengan satuan N.
Rumus Normalitas (N) :

Berat Ekivalen ialah Mr yang telah dipengaruhi oleh reaksi berdasarkan lepas /
diterimanya atom H.
Rumus BE :
BE = Mr / Banyaknya atom H yang di lepas atau di terima
Contoh Soal :
Berapa Normalitas untuk H2SO4 1M ?
Jawab :
H2SO4 => 2H+ + SO42-
H2SO4 1M = 1 mol / L

BE = Mr / Banyaknya atom H yang di lepas atau di terima


BE = 98 / 2 = 49
massa = mol x Mr = 1 x 98 = 98 gr
N = 98/49 x 1 = 2
f. Rumus Empirik
Cara untuk menentukan rumus empiris yaitu perlu terlebih dahulu mencari massa
atau persentase massa dalam senyawa. Setelah itu dibagi dengan massa atom relatif (Ar)
masing-masing unsur, artinya dalam menentukan rumus empiris perlu dicari
perbandingan mol dari unsur-unsur dalam senyawa tersebut. Rumus empiris dan
rumus molekul bisa dijabarkan sebagai berikut:
(Rumus Empiris)n = Rumus Molekul
Nilai n berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dari suatu rumus kimia. Jika Mr
dari rumus empiris dikalikan dengan n, maka menghasilkan Mr rumus molekul. Prinsip
ini digunakan sebagai dasar dalam mencari rumus molekul senyawa.
Contoh soal :
Diketahui : Persentase unsur C = 41,82% - Persentase unsur H = 6,51% -
Persentase unsur O = 51,67%. Massa senyawa sebesar 100 gram.
Ditanya : Rumus empiris?
Jawab:

Karena perbandingan jumlah mol juga menyatakan perbandingan jumlah atom,maka


perbandingan jumlah mol dapat digunakan untuk menentukan rumus empiris. mol C : mol H
: mol O = atom C : atom H : atom O = 3,485 : 6,510 : 3,229 Karena atom-atom dalam molekul
merupakan kelipatan bilangan bulat, maka perbandingan atom di atas harus bilangan bulat
dan harus lebih sederhana, sehingga harus membagi ketiga bilangan di atas dengan kelipatan
bilangan paling kecil yaitu 3,229. Perbandingannya menjadi: 1,07 : 2,01 : 1,00 Perbedaan
angka di belakang koma pada desimal kedua dapat diabaikan, dengan demikian perbandingan
atom C, H dan O adalah: 1 : 2 : 1 Perbandingan ini menyatakan perbandingan atom-atom
paling sederhana dalam molekul. Dengan demikian, rumus empiris senyawa adalah CH2O.
f. Persamaan yang Disetarakan

Setelah mengidentifikasi seluruh reaktan dan produk serta menuliskan rumus yang tepat,
kemudian diurutkan secara konvensional, yaitu reaktan di sebelah kiri dan produk di sebelah
kanan,. Persamaan yang ditulis pada tahap ini belum setara dan dapat disetarakan sebagai
berikut.

KOH(aq) + H3PO4(aq) → K3PO4(aq) + H2O(l) (belum setara)


aKOH(aq) + bH3PO4(aq) → cK3PO4(aq) + dH2O(l)
atom K : a = 3c
atom O : a + 4b = 4c + d
atom H : a + 3b = 2d
atom P :b=c
Misalkan, c = 1; maka a = 3; b = 1; dan d = 3
Jadi, persamaan reaksi setaranya adalah 3KOH(aq) + H3PO4(aq) → K3PO4(aq) +
3H2O(l)
3. Kadang kita menghitung produk sesuai dengan jumlah reaktan stoikiometrinya,
Umumnya satu reaktan akan dikonsumsi secara sempurna dan akan membatasi
jumlah produk yang dihasilkan, jumlah produk yang dihasilkan jika reaktan
yang membatasi dikonsumsikan secara sempurna disebut YIELD TEORITIS dan
ini jarang bisa dicapai. Jelaskan mengenai membatasi Reaktan dan yield teoritis?
Jawab : Saat melakukan suaktu reaksi, reaktan yang digunakan tidak dalam
perbandingan yang ditunjukkan oleh persamaan yang setara. Karena tujuan reaksi
adalah menghasilkan kuantitas maksimum senyawa yang berguna dari sejumlah
tertentu material awal. Beberapa reaktan tersisa pada hasil reaksi karena satu reaktan
dimasukkan dalam jumlah berlebih. Reaktan yang pertama kali habis digunakan pada
reaksi kimia disebut pereaksi pembatas, karena jumlah maksimum produk yang
terbentuk tergantung pada berapa banyak jumlah awal dari reaktan.
Jumlah pereaksi pembatas yang ada pada awal reaksi menentukan theoretical yield dari
reaksi tersebut. Theoretical yield adalah hasil maksimum yang didapat. Salahsatu
sebab terjadinya perbedaan antara hasil yang sebenarnya dengan hasil teoritis adalah
banyaknya reaksi kimia yang reversibel, sehingga tidak 100 persen terjadi ke kiri dan
ke kanan (Chang,R., 2005)
4. Seringnya yang terjadi, jumlah produk lebih kecil dari yang semestinya atau
disebut YIELD AKTUAL. Bagaimana menghitung Persen Yieldnya?

Jawab : Percent yield yaitu perbandingan hasil sebenarnya terhadap hasil teoritis.
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
%ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 = 𝑥 100%
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
5. Pada reaksi diatas terlihat terbentuk endapan, dapatkah anda menjelaskan reaksi
atau proses yang terjadi di atas?
Jawab : Pengendapan terjadi ketika konsentrasi senyawa melebihi kelarutan
REF3 + Ce3 + RE 3+ + CeF4+ karena Qc>Kc
6. Berdasarkan pada persamaan reaksi diatas, adakah yang berperan sebagai
pereaksi pembatas dan pereaksi berlebih, sebutkan jika ada? Jelaskan apa yang
anda ketahui tentang pereaksi pembatas dan pereaksi berlebih?

Jawab:
Pereaksi pembatas pada persamaan reaksi diatas adalah REFCO3, dan pereaksi
berlebih adalah O2. Pereaksi pembatas adalah reaktan yang ada dalam jumlah stoikiometri
terkecil. Reaktan ini membatasi jumlah produk yang dapat dibentuk. Pereaksi berlebih adalah
pereaksi yang terdapat dalam jumlah lebih besar daripada yang diperlukan untuk bereaksi
dengan sejumlah tertentu pereaksi pembatas
7. Berdasarkan table periodik, jelaskan sifat-sifat fisika dan kimia logam tanah
jarang/lantanida (REE) yang anda ketahui berdasarkan bacaan di atas atau
dengan referensi lain
Jawab : Logam umumnya cukup reaktif dan membentuk lapisan oksida setelah
terpapar udara. Lantanum, serium, praseodimium, neodimium, dan europium sangat
reaktif sehingga disimpan dalam minyak mineral. Namun, gadolinium dan lutetium
hanya perlahan menodai di udara. Kebanyakan lantanida dan paduannya cepat larut
dalam asam, menyala di udara sekitar suhu 150-200 ° C, dan bereaksi dengan halogen,
sulfur, hidrogen, karbon, atau nitrogen pada pemanasan.
Lantanida berbagi sifat umum berikut:
 Logam putih keperakan yang ternoda ketika terpapar udara, membentuk
oksida-oksida mereka.
 Logam yang relatif lunak. Kekerasan meningkat dengan meningkatnya nomor
atom.
 Bergerak dari kiri ke kanan melintasi periode (peningkatan nomor atom), jari-
jari setiap ion lantanida 3+ terus berkurang. Ini disebut sebagai ‘kontraksi
lantanida’.
 Titik lebur tinggi dan titik didih.
 Sangat reaktif.
 Bereaksi dengan air untuk membebaskan hidrogen (H2), perlahan-lahan di
dingin / cepat saat pemanasan. Lantanida biasanya mengikat air.
 Bereaksi dengan H + (encer asam) untuk melepaskan H2 (cepat pada suhu
kamar).
 Ion lantanida cenderung berwarna pucat, yang dihasilkan dari transisi optik fx
f yang lemah, sempit.
 Momen magnetik dari lantanida dan ion besi saling bertentangan.

8. Mengapa REE sangat sukar dipisahkan, jelaskan yang anda ketahui dan gunakan
prinsip sifat-sifat dari REE tersebut ? (anda bisa lihat di table periodik)
Jawab : Pengolahan atau pemisahan unsur tanah jarang untuk mendapatkan kandungan
dalam mineralnya tidaklah mudah. Letak kesulitan dalam memperoleh logam tanah
jarang murni adalah sulitnya memisahkan antara unsur lantanida yang satu dengan
unsur yang lainnya, akibat dari sifatnya yang mirip, sehingga cara kimia biasa sangat
sulit dilakukan.
9. Dari bacaan di atas, diketahui beberapa ore sebagai sumber utama REE,
sebutkan sumber material yang dapat menghasilkan REE yang anda ketahui
Jawab :
 Bastnaesit (CeFCO3). Merupakan senyawa fluoro-carbonate cerium yang
mengandung 60-70% oksida logam tanah jarang seperti lanthanum and
neodymium. Mineral bastnaesit merupakan sumber logam tanah jarang yang
utama di dunia. Bastnaesit ditemukan dalam batuan kabonatit, breksi dolomit,
pegmatit dan skarn amfibol.
 Monasit ((Ce,La,Y,Th)PO3) merupakan senyawa fosfat logam tanah jarang
yang mengandung 50-70% oksida logam tanah jarang (LTJ). Monasit
umumnya diambil dari konsentrat yang merupakan hasil pengolahan dari
endapan pada timah aluvial bersama dengan zirkon dan xenotim (gambar 1).
Monasit memiliki kandungan thorium yang cukup tinggi. Sehingga mineral
tersebut memiliki sinar bersifat radioaktif. Thorium memancarkan radiasi
tingkat rendah, dengan menggunakan selembar kertas saja, akan terhindar dari
radiasi yang dipancarkan.
10. Adakah di Indonesia memeiliki sumber REE tersebut, dan bagaimana pandangan
anda sebagai anak Bangsa mengenai hal itu, jelaskan? Apa yang harus dilakukan
sebagai mahasiswa dan Anak Bangsa?
Jawab :
 Di Indonesia, mineral tanah jarang yang telah diusahakan terdapat di sepanjang
jalur timah dan di Kalimantan. Mineral tanah jarang di Kalimantan Barat
terdapat berasosiasi dengan cebakan uranium. Zirkon di Kalimantan sebagai
mineral ikutan endapan emas aluvial. Pada jalur timah mineral tanah jarang
umum dijumpai berupa monasit, xenotim dan zirkon, yang pada pengolahan
secara gravitasi, magnetik dan elektrostatik akan terpisah sebagai produk
sampingan dari pengolahan timah.
Sebagai anak bangsa, tentunya saya memandang hal ini sebagai hal yang
bagus. Karena kelimpahan unsur tanah jarang yang ada Indonesia dapat
dimanfaatkan dengan baik. Sebagai mahasiswa khusunya mahasiswa dari
Chemical Engineering Program saya wajb berkontribusi dalam
mengembangkan potensi besar yang dapat dihasilkan dari komoditas
unsur/logam tanah jarang khususnya dalam jangka panjang dimana teknologi
terus berkembang pesat, memerlukan ketersediaan bahan tersebut. Oleh karena
itu pengelolaannya memerlukan berbagai pertimbangan yang tidak semata-
mata hanya untuk perekonomian. Peluang jangka panjang dan untuk
pemenuhan bahan industri teknologi tinggi yang akan dikembangkan di
Indonesia, maka produk sampingan berupa mineral-mineral mengandung
logam/unsur tanah jarang tersebut dapat dialokasikan untuk pemenuhan
kebutuhan nasional, yang disimpan untuk alternative penggunaan pada masa
yang akan datang pada industri strategis di dalam negeri.
11. Tambahan pengetahuan, adakah proses lain untuk meghasilkan salah satu REE
di atas, sebutkan yang anda ketahui dan jelaskan secara singkat bila ada? (carilah
referensi atau gambar/video yang sesuai jika diperlukan?

Jawab : Dalam penelitian ini, contoh yang diuji adalah konsentrat bijih timah. Gambar
menunjukkan proses pengolahan bijih timah di PT Timah dengan proses pemisahan dari
mineral ikutannya. Dalam proses in, konsentrasi mineral yang mengandung bijih timah
ditingkatkan menjadi 70% sebagai persyaratan sebelum memasuki tungku peleburan.
Selain itu, proses pengolahan ini juga memisahkan bijih timah dari mineral-mineral
ikutannya. Mineral tanah jarang seperti monasit dan xenotim diperoleh sebagai by-product
/ ikutan dari bijih timah. Pemisahan dilakukan berdasarkan sifat magnet dan sifat listrik
dari mineral timah dan ikutannya. High tension separator akan memisahkan mineral
berdasarkan sifat kelistrikannya yaitu menghantarkan listrik (konduktor) dan tidak
menghantarkan listrik (isolator). Sedangkan magnetic separator memisahkan mineral
berdasarkan sifat magnetiknya yaitu bersifat magnet (magnetic) dan tidak bersifat magnet
(nonmagnetic).
Bab 3
Penutup
Daftar Pusaka :
Monthioux, Marc; Kuznetsov, V (2006). "Who should be given the credit for the discovery of
carbon nanotubes?" (PDF). Carbon. 44 (9): 1621–1623.
Karousis, Nikolaos; Tagmatarchis, Nikos; Tasis, Dimitrios (14 June 2010). "Current progress
on the chemical modification of carbon nanotubes". Chemical Reviews. 110 (9): 5366–5397.
"Graphene properties". www.graphene-battery.net. 29 May 2014. Retrieved 23 Sep 2019.
Novoselov, K. S.; Geim, A. K.; Morozov, S. V.; Jiang, D.; Zhang, Y.; Dubonos, S. V.;
Grigorieva, I. V.; Firsov, A. A. (22 October 2004). "Electric Field Effect in Atomically Thin
Carbon Films". Science. 306 (5696): 666–669.
Chang, R., 2005. Kimia Dasar. In: Konsep-Konsep Inti. Edisi ketiga:Penerbit Erlangga.
Chang, R., 2010. Chemistry. In: Tenth Edition. New York: Thomas D. Timp.

Anda mungkin juga menyukai