ABSTRAK
Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak
terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya.
Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Proses terjadinya
kanker karsinogenesis melalui mekanisme multitahap yang menunjukkan perubahan
genetik dan menyebabkan transformasi progresif sel normal menjadi sel malignan
(ganas). Pengembangan obat-obat anti kanker yang berasal dari bahan alamiah saat
ini banyak digalakkan, salah satunya menggunakan jamur shiitake (Lentinula edodes).
Jamur shiitake (Lentinula edodes) merupakan jamur kayu famili Marasmiaceae dan
dibudidayakan oleh masyarakat. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui potensi jamur
shiitake (Lentinula edodes) sebagai obat anti kanker. Penulisan makalah ini
menggunakan studi literatur atau studi pustaka. Berkaitan dengan hal tersebut, telah
dilakukan penelitian mengenai pengaruh lentinan shiitake terhadap beberapa jenis
kanker seperti kanker lambung, usus besar, dan radang selaput dada. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jamur shiitake selain sebagai kemoterapi, juga dapat
menyebabkan perpanjangan waktu kelangsungan hidup, pemulihan parameter
imunologi, dan peningkatan kualitas hidup pada pasien kanker lambung, kanker usus
besar, dan radang selaput dada. Efek ini dipercaya berhubungan dengan tingginya
kandungan lentinan yang merupakan polisakarida 1,3-β-glukan yang secara signifikan
menghambat tumorigenesis.
Review
PENDAHULUAN
Sampai detik ini, penyakit kanker masih menjadi ancaman kehidupan manusia di
dunia, sedangkan obat spesifik untuk menghentikan perkembangan sel kanker belum
juga ditemukan. Penyakit kanker merupakan penyakit ke-2 terbesar di dunia setelah
penyakit jantung yang menyebabkan kematian, sedangkan di Indonesia pada urutan
ke-6. Kanker termasuk penyakit yang sangat ditakuti karena sulit disembuhkan,
bahkan tidak jarang menyebabkan kematian (Ramadhan, 2008). Pola hidup yang
meningkatkan paparan faktor risiko, di antaranya merokok, kurang berolah raga, stres,
memakan makanan yang tinggi, lemah dan rendah serat, serta kondisi lingkungan
yang makin buruk. Dengan pola hidup yang tidak sehat, resiko timbulnya kanker dapat
meningkat.
Secara sederhana, kanker berarti pertumbuhan sel-sel tubuh yang tidak terkendali atau
abnormal. Hingga kini penyebab pertumbuhan sel tubuh yang abnormal itu tidak
diketahui secara pasti. Jika menyerang suatu organ tubuh, sel kanker akan
berkembang biak dan merusak sel-sel tubuh yang normal dengan sangat cepat.
Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak
terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya,
baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) maupun
dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak
terkendali tersebut disebabkan oleh kerusakan DNA dan menyebabkan mutasi di gen
vital yang mengontrol pembelahan sel pada jaringan dan organ (Lodish et al., 2000,
dalam Ramadhan, 2008).
Pada saat ini, pengembangan obat-obat anti kanker yang berasal dari bahan alami
sudah digalakkan, mengingat sumber bahan obat-obatan tersebut banyak tersebar di
Indonesia (Kintoko, 2006 dalam Ramadhan, 2008). Selain itu, melonjaknya harga obat
sintetis dan efek sampingnya bagi kesehatan meningkatkan kembali penggunaaan
obat tradisional oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada
di sekitar (Nuraeni, 1990, dalam Ramadhan, 2008). Salah satu pemanfataan sumber
daya alam di sekitar adalah dengan menggunakan jamur.
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah zat apa yang terkandung di dalam jamur
shiitake yang dapat menghambat sel tumor atau kanker dan bagaimana potensi jamur
shiitake atau Lentinula edodes sebagai obat anti kanker.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi secara lebih lengkap
mengenai zat yang terkandung di dalam jamur shiitake yang dapat menghambat sel
tumor atau kanker dan potensi jamur shiitake sebagai obat anti kanker.
Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi
mengenai potensi jamur shiitake sebagai obat anti kanker, sehingga nantinya
diharapkan akan menjadi alternatif bagi masyarakat sebagai obat anti kanker agar
terhindar dari efek samping yang ditimbulkan oleh obat sintetik.
PEMBAHASAN
Kanker
Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak
terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya,
baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) maupun
dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak
terkendali tersebut disebabkan oleh kerusakan DNA dan menyebabkan mutasi di gen
vital yang mengontrol pembelahan sel pada jaringan dan organ. Sel kanker timbul dari
sel tubuh yang normal, tetapi mengalami transformasi atau perubahan menjadi ganas
oleh bahan-bahan yang bersifat karsinogen (agen penyebab kanker) ataupun karena
mutasi spontan. Proses terjadinya kanker karsinogenesis melalui mekanisme
multitahap yang menunjukkan perubahan genetik dan menyebabkan transformasi
progresif sel normal menjadi sel malignan (ganas) (Lodish et al., 2000, dalam
Ramadhan, 2008). Proses terjadinya kanker dapat dilihat pada gambar 1.
Sel kanker memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan sel normal dalam tubuh
(Tabel 1).
Tabel 1. Perbedaan sel normal dan sel kanker (Sofyan, 2000 ; Hanahan and Weinberg,
2000, dalam Ramadhan, 2008 ).
Tabel 2 menunjukkan bahwa jamur shiitake mempunyai kandungan kimia yang berupa
bahan kering (87,57%) dan sisanya (12,43%) merupakan air. Kandungan nutrisi utama
berupa pati (16,66%), lemak 11,56%, protein kasar 22,35%, kadar serat larut 33,35%
dan serat tidak larut 4,45%. Kandungan nutrisi yang tersedia pada jamur shiitake
menunjukkan bahwa jamur ini layak dikonsumsi sebagai bahan pangan. Selain itu,
jamur shiitake memiliki bahan aktif yang disebut lentinan, yang juga sangat bermanfaat
bagi dunia pengobatan dan telah diujicobakan pengaruhnya terhadap berbagai macam
kanker, seperti kanker lambung, usus besar, dan radang selaput dada.
Lentinan adalah senyawa polisakarida dengan ikatan glikosidik 1,3-β yang dikenal
dengan senyawa 1,3-β glukan. Struktur senyawa ini terdiri dari lima residu 1,3-β
glukosa dalam ikatan rantai lurus dan dua cabang 1,3-β – glucopyranoside rantai
samping yang menghasilkan struktur triple helix kanan (Chihara et al, dalam Aryantha,
2005), lihat gambar 1. Dalam pengujian bahan aktif jamur shiitake diperoleh hasil,
bahwa kandungan lentinan ini banyak terdapat pada bagian batang didekat tudung.
Berbagai penelitian sudah dilakukan untuk mengkaji potensi anti kanker senyawa
lentinan dari Shiitake. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme kerja
senyawa polisakarida atau kompleks polisakarida-protein dari jamur seperti lentinan
adalah melalui pengaturan sistem sitokin imunomodulator serta aktivasi sistem imun
pelengkap yang lain. Polisakarida atau kompleks polisakarida-protein ini diyakini
sebagai multi-cytokine inducers yang dapat menginduksi ekspresi gen dari berbagai
sitokin dan reseptor sitokin, juga berperan sebagai inducer interferon yang dapat
mengontrol pertumbuhan dan replikasi sel tumor (Aryantha, 2005).
Mekanisme kerja lentinan yaitu, lentinan memicu peningkatan produksi berbagai faktor
bioaktif serum berhubungan dengan kekebalan dan inflamasi, seperti interlukin-1 (IL-1)
dan interlukin-3 (IL-3), inducer pelebaran pembuluh darah, dan inducer protein fase
akut, oleh dampak langsung dari makrofag atau tidak langsung melalui lentinan-
merangsang sel T, yang menghasilkan banyak induksi perubahan imunobiologi sel
inang. Penambahan produksi IL-1 menguatkan pematangan sel efektor yang belum
matang untuk menghasilkan sel yang mampu menanggapi limfokin seperti IL-2 dan T
menggantikan sel-faktor. Karena modus ini aksi, kompartemen sel utuh T untuk
aktivitas antitumor dari lentinan diperlukan (Chihara G, et al.,). Secara tidak langsung,
lentinan berperan terhadap sistem intrinsik tubuh tanpa langsung membunuh sel tumor
diantaranya, mengaktifkan dan mengefektifkan sel makrofag untuk memakan sel tumor
dan menstimulasi sel-sel Thelper (Aryantha, 2005).
PENUTUP
Dari hasil studi pustaka, maka dapat disimpulkan bahwa kanker terjadi karena
pertumbuhan sel-sel tubuh yang tidak terkendali atau abnormal. Pertumbuhan sel
kanker ini mampu menyerang dan merusak jaringan lain membentuk anak sebar
(metastatis). Alternatif pengobatan kanker dapat menggunakan jamur shiitake karena
di dalam jamur shiitake terdapat lentinan yang merupakan senyawa 1,3-β-glukan,
sehingga jamur shiitake selain sebagai kemoterapi, juga dapat menyebabkan
perpanjangan waktu kelangsungan hidup, pemulihan parameter imunologi, dan
peningkatan kualitas hidup pada pasien kanker lambung, kanker usus besar, dan
radang selaput dada. Dengan demikian, jamur shiitake berpotensi sebagai obat anti
kanker.
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal BB, Shishodia S. 2006. Molecular targets of dietary for prevention and
therapy of cancer. Biochem Pharmacol.71:1397-21.
Borchers, Andrea T, Carl L. Keen and M. Eric Gershwin. 2004. “Mushrooms, Tumors,
and Immunity”. Experimental Biology and Medicine, 229 (5): 393-406.
Djuariah, dini. Uji Daya Hasil dan Kualitas Hasil Tiga Belas Species Jamur Shiitake
(Lentinus edodes (berk) Sing) Di Dataran Tinggi, Jawa Barat.
Ramadhan, A. Potensi Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Sebagai Obat Anti-kanker.
Universitas Diponegoro Semarang
Taguchi T, Furue H, Kimura T, Kondoh T, Hattori T, Itoh I, et al. “Life-span prolongation
effect of lentinan on patients with advanced or recurrent colorectal cancer”. Int J
Immunopharmacol, 1982; 4: 271
Widodo, N. 2007. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid yang Terkandung Dalam
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Skripsi. FMIPA UNNES.
Yap AT, Ng ML. 2001. “An improved method for the isolation of lentinan from shiitake
mushroom (Lentinus edodes)”. Int J Med Mushrooms, 3:9–19.
Share this:
Twitter
Facebook
Leave a Reply
Recent Posts
o March 2011
Pages
o About
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree
to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Follow