UNIVERSITAS GARUT
2019
BAB IV
PENELITIAN
Growth Factor Receptor (EGFR) dari Antikanker paru yang diperoleh dari
Senyawa uji yang digunakan adalah senyawa dari biji melinjo diambil dari
dengan format (.sdf). Untuk obat pembanding, menggunakan obat Erlotinib yang
(.pdb).
Basis ligan diperlukan database ligan active dan decoys dari reseptor
DUD.E (http://dude.docking.org/)
aplikasi Ligandscout 4.4 dengan cara diklik Ligan-based; (file > Open >
22
23
Actives_final.sdf.gz > Open File > Set Seletected cluster IDs to Training >
Create Ligan Based Pharmacophore > setelah itu diubah number of omited
(file > Open > Decoys_final.sdf.gz > Open File > Set Seletected cluster
IDs to Training > Create Ligan Based Pharmacophore setelah itu diubah
Validasi dilakukan dengan cara membuat database active dan decoy yang
pada antikanker paru dan database decoy merupakan ligan yang memiliki
struktur yang mirip dengan ligan active namun tidak memiliki aktivitas atau
pada LBDD dengan ROC Curve terbaik maka dipilihnya model tersebut
untuk dilakukan skrining senyawa uji dan ligan standar sebagai kontrol
24
Final.ldb’, dan diklik tombol yang sama dan jalankan database ‘Decoys-
Final.ldb’. diklik sekali pada selector tristate disebelah kiri nama database
senyawa aktif (simbol database hijau), dan klik dua kali pada selector
skrining virtual.
bahwa hit virtual dalam skrining ini berjalan baik pada farmakofor yang
pertama maupun yang kedua > ditekan tombol skrining lagi untuk
prespective dengan tipe test berbeda dengan database active dan decoy
sebelumnya.
Senyawa uji yang memiliki nilai fit score yang tinggi dipilih sebagai
senyawa uji > ditekan tombol titik tiga untuk membuka dialog berkas > dan
persiapan reseptor EGFR dari antikanker paru yang diperoleh dari Protein Data
kemudian dilakukan penambatan molekul pada senyawa > file > insert > pilih
senyawa > insert file > persiapan ligan > optimasi geometri pilih menu molecule
> minimaize MMFF94 Energy Of Molecule sampai ligan stabil > lakukan
penambatan molekul > Molecule > Dock Ligan > AutoDock Vina 1.1 > Ok.
menghilangkan ligan standarnya, setelah itu persiapan ligan hit senyawa uji yang
memiliki nilai hit yang tinggi akan dipilih sebagai senyawa yang memiliki
melinjo (Gnetum gnemon L.) yang potensial terhadap reseptor Epidermal Growth
Factor (EGFR) sebagai antikanker paru dengan menggunakan dua metode yaitu
memiliki hit atau fitur kimia yang mirip berdasarkan kesamaan sifat fisikokimia,
dilaporkan aktif.
interaksi antara ligan dengan reseptor. Hasil dari penambatan molekul ini adalah
berupa skor penambatan dan hasil visualisasi secara virtual. Skor penambatan
yang dianggap baik adalah skor yang nilainya lebih kecil, karena menggambarkan
senyawa yang diuji secara penambatan molekul tersebut akan melekat dengan
sangat baik dengan reseptornya dan tidak membutuhkan banyak energi untuk
berikatan.
Growth Factor Receptor (EGFR) dari Antikanker paru yang diperoleh dari situs
Protein Data Bank (PDB) dengan ID 3W2S resolusi 1.9Å. Nilai resolusi persis
27
28
kompleks antara ligan dan enzim yang disinari dengan sinar X. Nilai resolusi yang
baik mempunyai nilai kurang dari 2Å. Nilai resolusi yang kecil menandakan
kompleks ligan dengan enzim itu cenderung lebih akurat hasil pemetaan antara
(Gambar III.8).
adalah metode Minimize MMFF94 Energy of Molecule yang terdapat dalam paket
konformasi paling sesuai dari suatu molekul untuk berikatan dengan enzim.
of Five, syarat molekul obat yang baik untuk dikonsumsi melalui rute peroral
adalah nilai log P ≤ 5, berat molekul ≤ 500, gugus hidrogen donor ≤ 5, gugus
hidrogen akseptor ≤ 10, dan refraktifitas molar sebaiknya dalam rentang 40-130.
Tetapi yang umum digunakan adalah aturan berat molekul, gugus donor ikatan
hidrogen, gugus akseptor donor ikatan hidrogen, dan nilai log P. Semakin nilai log
analisis pada 22 senyawa uji biji melinjo (Gnetum gnemon L.) terdapat 12
senyawa yang masuk ke dalam aturan Lipinski’s Rule of Five. Sifat ligan
syarat molekul obat yang baik untuk dikonsumsi melalui rute peroral dengan
melihat bagus tidaknya permeabilitas dan absorbsi suatu obat. Jika permeabilitas
dan absorbsi obat bagus maka obat tersebut memenuhi aturan Lipinski’s Rule of
Five.
database active dan decoy. Database active merupakan kumpulan ligan yang
Receptor (EGFR) dan database decoy merupakan ligan yang memiliki struktur
yang mirip dengan ligan active namun tidak memiliki aktivitas atau tidak
menimbulkan interaksi pada reseptor. Dari database active yang berjumlah 832
dan decoy 10.442 yang diambil dari total active hanya 20 dan decoy 100 hal
active dan decoy digunakan proses skrining akan berjalan lambat dan tidak
berjalan dengan baik. Setelah itu database dibuat menjadi cluster untuk
struktur yang ada. Kelompok struktur akan muncul dan setiap kelompoknya hanya
satu ligan yang bertipe training, sisanya dalam kelompok tersebut dibuat ignored
hal ini berpengaruh pada tahap selanjutnya yaitu pembuatan farmakofor agar tidak
pada gugus-gugus fungsional pada struktur ligan yang ada. Pembuatan farmakofor
30
akan diperlihatkan dari satu variasi hingga maksimum model yang dapat
model farmakofor, dimana memiliki variasi fitur farmakofor yang berbeda. Dapat
didapatkan nilai ROC curve yang berbeda. Kurva ROC merupakan parameter
farmakofor dimana kurva ROC ini terdiri atas sumbu X yang merupakan laju
senyawa inaktif yang cocok terhadap model farmakofor dan sumbu Y merupakan
laju senyawa bioaktif yang secara tepat dikenali oleh model farmakofor. Dapat
merupakan model terbaik dikarenakan memiliki nilai AUC100 sebesar 0,88 dengan
nilai hit sebanyak 61 hit dalam model tersebut terdapat fitur farmakofor yaitu 1
terdapat juga 1 Aromatic Ring, dan 2 Positive Ionizable Area. Ini artinya, metode
tersebut dapat digunakan karena memenuhi persyaratan yaitu nilai AUC 100 ≥ 70%
atau 0,7. Model 6 dipilih karena memiliki skor tinggi pada pembuatan farmakofor,
model 6, kemudian dilakukan skrining senyawa uji dan ligan standar sebagai
31
kontrol positifnya. Proses yang dilakukan sama dengan pada saat melakukan
validasi. Kumpulan senyawa uji yang telah dibuat dengan Chemdraw dan dibuat
prespective dengan tipe test yang berbeda dengan database active dan decoy
sebelumnya. Model yang sudah berada pada screening prespective akan dilakukan
terbaik dengan melihat tingkat kemiripanya atau fit score. Senyawa uji yang
memiliki nilai fit score yang tinggi akan dipilih sebagai senyawa yang disinyalir
Dari hasil skrining senyawa uji dihasilkan 5 senyawa hit dari 22 senyawa
Standar fit score untuk Erlotinib adalah 62.86%. Senyawa yang memiliki fit score
sebelumnya yang telah diketahui sebagai ligan standar dari Epidermal Growth
Factor Receptor (EGFR) dan disinyalir memiliki interaksi dengan Erlotinib. Nilai
membuktikan bahwa perangkat lunak yang digunakan sesuai dan tepat dengan
32
perangkat keras sehingga hasil penambatan molekul yang diperoleh akan akurat
dan presisi. Validasi program yaitu dilakukan dengan cara re-docking dan
(Ki). Hasil re-docking dan overlay didapatkan nilai RMSD 1,49 nilai tersebut
sudah sesuai karena < 2. Hasil re-docking overlay (Gambar V.1) dan dinyatakan
dalam (Tabel V.1) yang membuktikan bahwa perangkat lunak yang digunakan
dalam penelitian terbukti sah dan benar karena nilai RMSD kurang dari 2Å. Jika
nilai RMSD tidak sesuai maka proses validasi yang dilakukan tidak valid, karena
jarak antar ligan standar dan ligan hasil penambatan molekul tidak berhimpit serta
molekul pada 5 senyawa uji dengan menggunakan Autodock Vina yang terdapat
Receptor (EGFR) dengan ID: 3W2S. Pada tahap ini, dilakukan penambatan
binding affinity (∆G) yang akan dihitung kedalam nilai Ki dengan melihat nilai
Selain didapatkan nilai energi bebas, perlu juga dilakukan perhitungan konstanta
inhibisi (Ki). Pengaruh nilai Ei terhadap nilai Ki, sesuai dengan persamaan
berikut.
e = eksponensial
R = 1.98719
T = 298K
energi bebas sebesar -24,20 kkal/mol dan nilai konstanta inhibisi 1,78 nM yang
memiliki nilai energi bebas lebih rendah dibandingkan dengan ligan pembanding
antara ligan standar yaitu Erlotinib dengan residu-residu asam amino yang berada
pada pemodelan farmakofor yaitu THR854A. Dapat dilihat pada (Gambar V.4).
BAB VI
6.1 Simpulan
tanaman biji melinjo (Gnetum gnemon L.) dengan menggunakan metode skrining
disinyalir memiliki aktivitas dan interaksi yang sama dengan ligan standar
kkal/mol dan nilai konstanta inhibisi 1,78 nM yang memiliki nilai energi bebas
lebih baik sebagai antikanker paru dengan menghambat kerja reseptor Epidermal
Growth Factor Receptor (EGFR) dibandingkan dengan senyawa aktif lain dari
6.2 Saran
Perlu adanya konfirmasi dan dibuktikan lebih lanjut mengenai senyawa uji
34
35
Serta perlu dilakukan penelitian secara in vitro dan in vivo dari isolat kandungan
biji melinjo tersebut dan perlu adanya modifikasi agar struktur senyawa memiliki