Laporan Hasil Percobaan
Laporan Hasil Percobaan
“SISTEM KOLOID”
Disusun oleh :
Alat: Bahan:
1. 6 Gelas Kimia 1. Gula pasir
2. Pengaduk 2. Tepung terigu
3. Corong 3. Susu
4. Kertas saring 4. Urea
5. Sabun detergen
6. Serbuk belerang
V. Cara Kerja
1.
2.
3. Diamkan campuran
4.
Sifat Campuran
Campuran air dengan Deterge Serbuk
Gula Terigu Susu Urea
n Belerang
Larut/Tidak Larut Larut Larut Larut Larut Tidak
Stabil/Tidak Stabil Tidak Stabil Stabil Tidak Tidak
Benin Benin
Bening/Keruh Keruh Keruh Keruh Keruh
g g
Meninggalkan
Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya
residu/Tidak
Benin Benin Benin
Filtrat bening/Keruh Keruh Bening Bening
g g g
VII. Pembahasan
Setelah melakukan percobaan, ketika mencampurkan air dengan gula, air dengan
urea, keduanya larut dalam air. Setelah didiamkan campuran itu tidak memisah
(stabil). Saat disaring, tidak dapat tersaring karena tidak mempunyai endapan. Hasil
filtratnya juga bening Campuran inilah yang dinamakan larutan.
Jika mencampurkan air dengan terigu, air dengan belerang ternyata kedua
campuran tersebut tidak larut dan terlihat keruh. Walaupun diaduk, campuran itu akan
tetap memisah ketika didiamkan dan meninggalkan residu ketika disaring. Hasil
penyaringan jernih/bening. Campuran seperti inilah yang dinamakan suspensi.
Ketika mencampurkan air dengan susu bubuk instan, ternyata susu larut tetapi
larutan itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan campuran itu tidak akan
memisah (stabil) dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaring. Hasil
penyaringan tetap keruh. Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan
tetapi, secara mikroskopis partikel-partikel susu yang tersebar di dalam air masih
dapat dibedakan. Campuran seperti inilah yang dinamakan koloid. Pada campuran
susu dengan air, fase terdispersinya adalah lemak, sedangkan medium pendispersinya
adalah air.
Ketika mencampurkan air dengan detergen ternyata detergen larut tetapi
campuran terlihat keruh. Jika didiamkan campuran itu tidak memisah (stabil) dan juga
tidak meninggalkan residu ketika disaring. Hasil penyaringan tetap keruh. Campuran
seperti inilah yang dinamakan koloid. Pada campuran detergen dengan air, fase
terdispersinya adalah detergen, sedangkan medium pendispersinya adalah air.
VIII. Kesimpulan
Pada larutan dan koloid tidak terjadi pengendapan sedangkan pada suspensi
terjadi pengendapan. Larutan memiliki 1 fase sedangkan koloid dan suspensi
memiliki 2 fase. Larutan bersifat homogen, dan suspensi bersifat heterogen,
sedangkan koloid secara makroskopis tampak homogen tetapi sebenarnya bersifat
heterogen. Larutan tidak dapat disaring sedangkan suspensi dapat disaring, dan koloid
tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra.
Campuran air dengan gula, air dengan urea merupakan larutan, karena memiliki
sifat larut, bening, mengalami satu fase (homogen), stabil, dan tidak dapat disaring.
Campuran air dengan tepung terigu, air dengan belerang merupakan suspensi,
karena larutan tersebut memiliki sifat tidak larut meskipun diaduk dan didiamkan,
keruh, mengalami dua fase, tidak stabil, larutannya heterogen, dan dapat dipisahkan
dengan penyaring.
Campuran air dengan susu atau air dengan detergen merupakan koloid, karena
memiliki sifat larut dalam air, keruh, mengalami dua fase, tidak dapat dipisahkan
dengan penyaringan, hasil penyaringan tetap keruh. Secara pengelihatan makroskopis,
campuran ini tampak homogen, tetapi sebenarnya bersifat heterogen.
IX. Daftar Pustaka
Tim Masmedia Buana Pustaka. 2013. Kimia untuk SMA/MA kelas XI. Sidoarjo,
Masmedia.
Purba Michael. 2006. Kimia 2B. Jakarta, Erlangga.
http://t-rianhadi.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-kimia-larutankoloid.html
http://michael-tjong.blogspot.co.id/2011/10/larutan-koloid-dan-suspensi.html
http://meidaolivia9.blogspot.co.id/2013/10/praktikum-kimiamengamati-
perbedaan.html
http://mursyidkhalifah.blogspot.co.id/2013/05/laporan-praktikum-mengamati-
perbedaan_7060.html
I. Judul : Efek Tyndal
II. Tujuan : Mengetahui sifat efek tyndall dalam beberapa larutan.
III. Dasar Teori
Efek Tyndall
Istilah efek tyndall didasarkan pada nama penemunya, yaitu John Tyndall,
seorang ahli fisika Inggris. Ia berhasil menerangkan bahwa langit berwarna biru
disebabkan oleh penghamburan cahaya pada daerah panjang gelombang biru oleh
sistem koloid berupa partikel-partikel oksigen dan nitrogen di udara. Berbeda jika
berkas cahaya dilewatkan melalui suatu larutan, nyatanya berkas cahaya seluruhnya
dilewatkan. Akan tetapi, jika berkas cahaya tersebut dilewatkan melalui suatu
suspense, berkas cahaya tersebut seluruhnya tertahan dalam suspensi tersebut.
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel
dalam system koloid berupa molekul atau ion yang berukuran cukup besar yang dapat
menghamburkan cahaya ke segala arah. Sebaliknya, jika ukuran partikel terlalu kecil
maka tidak mampu memantulkan cahaya. Contoh efek Tyndall adalah sorot lampu
mobil pada malam hari saat ada debu asap, atau kabut, sinar matahari yang melalui
celah daun, terjadinya warna biru pada siang hari dan warna merah/jingga di langit
saat matahari terbenam, dan cahaya proyektor di gedung bioskop. Efek Tyndall dapat
digunakan untuk membedakan larutan koloid dan larutan asli sebab larutan asli tidak
menunjukkan efek Tyndall.
Warna
1. Bening Putih Kuning Orange
larutan/campuran
VII. Pembahasan
Pada larutan gula dan larutan K 2CrO4 berkas cahaya terlihat jelas. Hal ini
dikarenakan cahaya tidak dihamburkan oleh partikel partikelnya dan jalannya
cahaya dapat fokus ke depan. Sehingga larutan gula tidak terjadi efek Tyndall.
Dan berkas cahaya dapat terlihat jelas oleh mata.
Pada larutan sabun berkas cahaya tidak terlihat dengan jelas. Hal ini
dikarenakan oleh partikel-partikelnya yang terdiri dari molekul/ionnya yang cukup
besar yang dapat menghamburkan cahaya. Sehingga berkas cahaya tidak dapat
terlihat dengan jelas oleh mata dan jalannya cahayapun menjadi terhambur ke
segala arah. Peristiwa tersebut disebut sebagai efek Tyndall.
Pada larutan I2 tidak terlihat berkas cahaya. Hal ini dikarenakan gerakan
partikelnya tidak menyebar melainkan membentuk dua fase, yaitu filtrate dan
endapan. Sehingga berkas cahaya tidak dapat terlihat. Serta jalannya cahaya pun
tidak terlihat fokus melainkan menyebar.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa efek tyndall pada larutan yaitu
akan meneruskan cahaya, seperti larutan gula dan larutan K2CrO4. Sedangkan sifat
cahaya Efek Tyndall pada koloid, yaitu akan menghamburkan cahaya seperti larutan
sabun.
Jalannya cahaya dan berkas cahaya dapat menentukkan campuran itu bersifat
larutan, koloid, maupun tersuspensi kasar.
Larutan : ~ Berkas cahaya terlihat jelas
~ Jalannya cahaya tidak terlihat
~ Tidak terjadi efek Tyndall
Koloid : ~ Berkas cahaya menyebar
~ Jalannya cahaya terlihat
~ Terjadi efek Tyndall
Suspensi kasar : ~ Berkas cahaya tidak ada
~ Jalannya cahaya tidak terlihat
~ Tidak terjadi efek Tyndall
Keterangan :
a. Setiap sekat diberi kapas secukupnya
b. Setiap bahan yang digunakan dicuci terlebih dahulu agar air yang dihasilkan
tidak berwarna keruh.
VI. Hasil Pengamatan
pH air kotor 6.5
pH hasil penyaringan adalah 5.9
VII. Pembahasan
Tahapan penyaringan :
1. Pertama air akan melewati kapas, kapas berfungsi untuk menyaring kotoran-
kotoran yang berukuran kecil dan menyerap warna keruh pada kotoran.
2. Air melewati batu, kerikil, kemudian pasir, ketiga bahan ini berfungsi untuk
menyaring material yang berukuran besar, sedang, dan kecil.
3. Kemudian, air akan melewati arang, arang berfungsi untuk menghilangkan bau.
4. Kemudian akan melewati batu dan kerikil untuk menyaring material.
5. Air akan melewati ijuk dan kapas sebagai tahapan terakhir.
Dengan tahapan penyaringan sederhana ini, dapat menjernihkan air, menghilangkan
kotoran-kotoran yang terdapat dalam air, dan menghilangkan bau. pH yang didapat
dalam percobaan kami adalah 5.9, pH yang asam ini terjadi karena kami sudah
menggunakan alat penyaringan kami sebelumnya, sehingga air yang dihasilkan tidak
sejernih dan sebening percobaan yang sebelumnya.
VIII. Kesimpulan
1. Pengolahan air sederhana memanfaatkan sifat koloid yaitu adsorps dan
koagulasi.
2. Cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan dan
pengendapan koloidal yang terdapat dalam air yang berupa saringan
kapas/ijuk, pasir, kerikil, batu, dan arang,
b. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari
suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptasi (pemecah). Zat
pemeptasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
Contoh: agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh
bensin, dan lain-lain.
c. Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol – sol logam. Logam yang
akan dijadikan koloid digunakan sebagai electrode yang dicelupkan ke
dalam medium disperse kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua
ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu
atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga membentuk partikel
koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara disperse dan
kondensasi. Contoh : pembuatan sol platina dan sol emas.
IV. Alat dan Bahan
Pembuatan sol/gel agar-agar
Alat : Bahan :
1. Bubuk agar-agar
1. Tabung reaksi
2. Air
2. Spatula
3. Pembakar spiritus
4. Korek api
Pembuatan emulsi minyak dalam air
Alat : Bahan :
1. Tabung reaksi 1. Air
2. Minyak goreng
3. Detergen
V. Cara Kerja