Anda di halaman 1dari 3

Nama:Habib Dwika Ananda

Kelas:PBSI O
Mata Kuliah:Menulis Sastra

Gagahnya Hujan
Seperti hujan
Kadang hadirnya disambut ria,kadang ditolak penuh hina
Kadang diharapkan dengan penuh doa,kadang dilontarkan kata-kata tidak bermakna
Hujan oh hujan

Apakah kau merasa sedih hujan?


Atau mungkin kau memang lambang kesedihan?
Tak sepenuhnya kau serendah itu
Kau tetap tampil hebat dalam gelap kelabumu

Tetes air matamu berikan kehijaun di jagad ini


Sapa senyum datangmu berikan kesejukan
Kau bernyanyi dengan merdu
Selalu tampil gagah dalam kebimbangan dunia mengharapkanmu

Masih Tentang Jarak


Kadang kau selayak gunting memisahkan jadi jauh
Kadang kau juga selayak lem merekatkan jadi dekat
Adanya kau rindumu pun terlahir
Tidak terlintas itu jauh atau dekat

Terkadang kau juga menyebalkan


Membuat batasan-batasan untuk beradu rindu
Banyak keluhan tentangmu
Banyak kata menyerah karenamu
Masih tentang jarak
Tanpa adanya kau mungkin tidak ada kata kesetiaan menunggu
Tidak ada rindu yang dibilang berat terlahir

Gundah
Rapuh jiwa melihat duka
Kelam sedih menari di hati
Ratapan tangis tak tahan dibanting
Ingin tenggelam dalam suram

Sepatah ini kah rasanya?


Melihat sang putri memilih bendera putih
Tak ada lagi kah belas kasih?
Untuk cinta yang selalu tulus dalam kasih

Sepotong Malam
Aku ini adalah malam
Tak perlu diundang untuk datang
Tak pelu kabar untuk menerjang
Hadirku selalu ada setiap masa

Rindu,harapan,doa selalu ada


Dingin angin menyertainya
Bulan bintang selalu ada menemani
Tuk menjadi sepotong malam yang indah ini

Seindah Rindu
Kutuang rindu ini secara pelan
Agar jika penuh pun tidak menyesakkan
Parasmu selalu terbayang dalam angan
Yang membuat hati ini melayang ke awang awang
Kau hebat membuatku menjadi tawanan
Tawanan rindu untukmu sekap
Inginku tidak bebas agar terjebak dalam indahnya rasa
Rindu itu candu yang harus dibalas tuntas layaknya dendam

Anda mungkin juga menyukai