Anda di halaman 1dari 3

1.

6 MERUSAK LINGKARAN
Seperti yang ditunjukkan oleh Quine (1961: 47), sampai berkembangnya penjelasan
yang memuaskan tentang pengertian makna, ahli bahasa di ranah semantik berada disituasi
tidak mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan. Ini mungkin bukan situasi yang
mengerikan seperti kedengarannya: lagipula investigasi empiric selalu bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan kita terhadap suatu fenomena, untuk sementara waktu
dikategorikan menggunakan bahasa biasa. Sambil menjawab pertanyaan, kita mendapatkan
ide yang lebih tajam mengenai sifat dari apa yang sedang dipelajari, dan itu mungkin bukan
masalah bahwa di tahap awal kita harus mengandalkan gagasan untuk sesuatu yang belum
dapat memberikan penjelaskan memuaskan.
Tetap, pada akhirnya akan jelas membantu jika kita memiliki gagasan awal mengenai
arti apa yang paling baik dipikirkan sebagai keberadaannya. pada kata lain, kita bisa
memecahkan/merusak lingkaran definisi. Gagasan pendahuluan ini akan membantu kita
untuk memformulasikan set terbaik dari pertanyaan spesifik untuk ditanyakan dalam
investigasi kita. Pada bagian ini, kita akan mempertimbangkan beberapa masukan/saran
mengenai bagaimana lingkaran definisi mungkin rusak dan gagasan tentang makna dijelaskan
dengan cara yang mungkin memuaskan seperti milik quine.

1.6.1 Makna sebagai referensi/denotasi


Satu cara untuk merusak lingkaran definisi adalah dengan menekankan peran
referensi atau denotasi sebagai komponen utama dari makna ekspresi linguistic. Pada
teori ini, penjelasan metalanguange makna harus dilihat sebagai nama referensi dari
istilah bahasa objek. Biasanya pada Bahasa inggris kadang muncul untuk membuat
indentifikasi implisit antara ekspresi maknanya dan sesuatu yang menjadi
referensinya.
(38) in Sydney, ‘the bridge’ means Harbour Bridge. (di Sydney, ‘jembatan’ berarti
Jembatan Harbour)
Arti dari ‘bridge’ pada contoh (38) tampaknya merujuk pada Jembatan
Harbour itu sendiri. Bisa kita katakan ‘means’ tersebut sebagai refers to (mengacu
pada); itu berarti pada setiap kesempatan pengunaannya adalah referensinya. Diluar
dari konteks sempit contoh (38) arti dari ‘bridge’ secara umum menunjuk pada semua
jenis jembatan.
Identifikasi makna dan referensi/denotasinya sukses dalam merusak lingkaran
karena itu mengidentifikasi arti dengan objek non linguistik di dunia: arti dari ‘bridge’
pada penggunaan contoh tertentu adalah baut nyata dan struktur logam. Pemberian
penafsiran dari arti “bridge’ ini bukan masalah karena pada akhirnya kita akan
kehabisan kata-kata baru untuk mendefinisikannya. Karena kita bisa menganalisis
maknanya sebagai jembatan yang sebenarnya.
Pada teori referensi makna, jembatan memiliki arti berbeda karena memiliki
referensi yang berbeda pula.
1.6.2 makna sebagai konsep/gambaran mental
Cara lain untuk keluar dari lingkaran adalah menidentifikasi makna dengan
konsep. Pada teori ini nama-nama konsep terkait dengan istilah bahasa objek.
Penggunaan istilah ‘konsep’ dalam linguistik berasal dari filosofi. Untuk tujuan kita,
konsep bisa dilihat sebagai cara membicarakan tentang dasar konstitusi pikiran. Tanpa
sebuah konsep maka tidak akan ada pikiran. Konsep merupakan dasar kehidupan
mental kita. Seperti yang akan kita lihat selanjutnya para investigator berpikir bahwa
penting untunk membedakan antara konsep primitif dan lainnnya. Dari sudut pandang
kita, konsep yang kita miliki dibangun dari konsep primitif, yang tidak dapat
membagi dirinya menjadi bagian-bagian kontituen. Level konsep primitif ini
merupakan dasar dari keseluruhan sistem konsep.
Konsep adalah kata-kata individu dan ekpresi yang terdiri dalam percakapan.
Konsep terlibat dalam semua aspek kehidupan mental kita. Atas dasar konsep itulah
kita menemukan identitas sesuatu. Konsep juga dibutuhkan untuk menjelaskan
bagaimana kita mengenali objek didunia ini sebagai objek itu sendiri. Sama halnya
dengan ungkapan karena konsep pikiran kita berkelanjutan.
Kita memilih kata tertentu untuk digunakan dalam mencapai kecocokan yang
paling dekat dengan ide/gagasan tertentu yang kita miliki. Bahasa kemudian
seringkali disebut sebagai saluran gagasan. Perpanjangan dari pemahaman umum
tentang bahasa ini adalah Kata-kata yang sebenarnya berarti adalah ide atau konsep.
Hipotesis mengenai makna adalah konsep memiliki daya tarik cukup besar.
1. Itu menjawab intuisi bahwa bahasa secara erat berhubungan dengan kondisi
mental kita.
Karena pemikiran dan konsep yang kita miliki membuat kita
menggunakan kata-kata yang kita gunakan. Kata dan pikiran sulit untuk
dipisahkan: kita berpikir dalam bahasa, kita sering membutuhkan bahasa untuk
mengungkapkan pikiran kita. Karena jelasnya hubungan antara pikiran dan
konsep, gagasan bahwa makna diekspresikan melalui bahasa koresponden
dengan konsep adalah cara yang rapih untuk mempengaruhi anntar publik
dunia, komunikasi eksternal, dan kehidupan mental pribadi kita.
2. Teori konseptual makna seringkali diambil untuk menjelaskan
komposisionalitas dan hubungan antar makna.
Hubungan makna seperti sinonim (kesamaan makna) juga mudah
dijelaskan dengan hipotasis konseptual. Dua kata merupakan sinonim jika
mereka memiliki kesamaan makna dan memiliki kesamaan makna otomatis
memiliki konsep yang sama.
3. Hipotesis bahwa makna adalah konsep menjamin keaslian komunikasi.
Karena makna kata adalah konsep, dua orang yang berbicara, setuju
atau tidak setuju tentang sesuatu, mereka melakukan lebih dari sekedar
bermain kata, tetapi mereka berbicara, menyetejui dan tidakmenyetujui sebuah
konsep yang mereka bandingkan dan secara berprogres menyelesaikan satu
sama lain selama pertukaran tersebut. Disitulah konsep menjamin keaslian
komunikasi antara orang.
Bagaimana juga ada beberapa alasan mengapa kita harus berhati-hati dalam
menngeklaim bahwa makna sesuai dengan konsep.
1. Beberapa kata terlihat lebih cocok secara alami daripada yang lain dengan
interpretasi maknanya sebagai konsep
2. Seperti makna, konsep tidak bisa dilihat atau diidentifikasi dengan jelas
3. Bahkan jika makna ekpresinya sebagian dapat diidentifikasi dengan konsep
yang ditimbulkannya, pasti ada lebih dari itu.

Anda mungkin juga menyukai