Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata logika atau logis sangat akrab dengan kita. Kita sering berbicara tentang
prosedur yang logis sebagai lawan dari prosedur yang tidak logis, penjelasan yang logis
sebagai lawan dari penjelasan yang tidak logis, pikiran yang logis sebagai lawan dari
pikiran yang tidak logis, tindakan yang logis sebagai lawan dari tindakan yang tidak
logis. Dalam contoh-contoh tersebut kata logis dipakai dalam arti yang sama dengan
masuk akal, dapat dimengerti.
Untuk mengerti apa sesungguhnya logika, kita harus mempelajarinya secara
teratur dan sistematis. Mempelajari logika berarti mempelajari metode-metode dan
prinsip-prinsip yang dipakai untuk membedakan penalaran yang tepat (valid) dari
penalaran yang tidak tepat (valid). Itu tidak berarti bahwa mempelajari logika merupakan
satu-satunya cara yang membuat orang bernalar secara tepat. Akan tetapi, orang yang
telah mempelajari logika lebih mungkin bernalar secara tepat daripada kalau tidak
mempelajari logika.
Logika tidak memberikan jaminan bahwa kita akan selalu sampai pada kebenaran
karena kepercayaan-kepercayaan yang menjadi titik tolak kita kadang -kadang salah.
Namun dengan mengikuti prinsip-prinsip yang tepat, kita perlu mengulang
kesalahankesalahan yang pernah kita lakukan.
Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita sering mendengar istilah definisi. Bahkan
hampir setiap hari kita sering menemui kata definisi. Sebelum kita
mempelajari sesuatu tentu kita membutuhkan definisi dari sesuatu tersebut agar kita bisa
mengetahui maknanya. Definisi merupakan bagian yang penting dalam ilmu
pengetahuan. Karena tanpa definisi kita tidak bisa mengetahui pengertian dari suatu kata
tertentu. Definisi juga merupakan ungkapan dari pengetahuan yang direalisasikan dalam
bentuk kata-kata agar dapat dipahami dan dimengerti.
Penggunaan bahasa sehari-hari yang buruk atau menyesatkan dapat serius
membatasi kemampuan kita untuk menciptakan dan mengkomunikasikan
penalaran yang benar. Seperti yang dikemukakan oleh John Locke (1632-1704),

1
pencapaian manusia seringkali terhambat karena adanya penggunaan kata-kata tanpa
arti yang pasti.
Untuk itu kedudukan definisi sangatlah penting dalam dunia pengetahuan. Tanpa
definisi manusia tidak dapat memahami sesuatu dengan jelas. Tanpa definisi
juga manusia akan kebingungan untuk mengungkapkan pengertian sesuatu. Untuk
itu dalam makalah ini akan dibahas pengertian dari definisi dan bagaimana membuat
definisi yang baik itu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah antara lain:
1. Apa saja macam-macam dari definisi?
2. Bagaimana cara membuat definisi yang baik?

C. Tujuan Penulisan
Tujian dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui macam-macam dari definisi.
2. Mengetahui cara membuat definisi yang baik.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Definisi
Kata definisi berasal dari bahasa latin definition, yang berarti pembatasan.
Definisi mempunyai tugas khusus, yaitu menjelaskan arti kata-kata atau term. Jika
demikian, definisi dapat dijelaskan sebagai susunan kata yang digunakan untuk
menetapkan arti bagi suatu kata atau bagi grup kata. Penjelasan tersebut diberikan secara
tepat, jelas, dan singkat. Pada dasarnya, setiap definisi terdiri dari dua bagian, yakni
defiendum dan definiens. Definiendum adalah kata atau grup kata yang didefinisikan.
Definiens adalah kata atau susunan kata yang mendefinisikan. Contoh: es adalah air yang
membeku. Term es disebut definiendum. Susunan kata-kata setelah “adalah”, yaitu air
yang membeku disebut definiens.
Definisi yaitu suatu perumusan yang singkat, padat, jelas dan tepat yang
menerangkan “apa sebenarrnya suatu hal itu”, sehingga dapat dengan jelas dimengerti
dan dibedakan dari semua hal lain.
Dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa Definisi mempunyai tugas untuk
menentukan batas dari suatu pengertian, dengan tepat, jelas dan singkat. Maksudnya,
menentukan batas-batas pengertian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak
kabur dan tidak dicampur aduk kan dengan pengertian-pengertian lain, maka definisi
yang baik harus memenuhi syarat:
a. Merumuskan dengan jelas, lengkap dan singkat dari semua unsur pokok (isi)
pengertian tertentu.
b. Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu
(tidak lebih dan tidak kurang).
c. Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang yang lain.
Setiap definisi harus mempunyai 2 bagian, yaitu:
1. Sesuatu yang akan didefinisikan, yang dikenal dengan istilah definiendum
2. Penjelasan yang menjelaskan sesuatu tersebut, yang dikenal dengan istilah definiens

3
Contoh: ayah = orang tua laki-laki
Dalam setiap definiens terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
a. genera (genus), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah jenis.
b. differentia (difference), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah sifat pembeda
Jadi dalam mendefinisikan suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda
yang dikandungnya.  Maka dapat kita lihat bahwa Ayah
merupakan definiendum sedangkan orang tua laki-laki adalah definiens, yang bisa kita
bedakan menjadi orang tua sebagai genera dan laki-laki sebagai differentia.

B. Tujuan Membuat Definisi


Nicholas Rescher membagi Tujuan membuat Definisi menjadi dua, yaitu :
1. Tujuan Umum, antara lain:
a. Memfasilitasi komunikasi dengan membantu proses komunikasi yang
berlangsung menjadi        sederhana dan lebih tepat, atau dengan kata lain
mempersingkat ekspresi suat pernyataan yang panjang dan kompleks sifatnya.
Contoh: WHO, singkatan dari World Health Organization.
b. Definisi dibuat untuk memperkenalkan kata baru dalam bahasa.
c. Definisi juga dapat memberikan suatu arti baru terhadap kata yang sudah lama,
contoh: kata ‘Bibi’, dahulu dudefinisikan sebagai adik kandung ayah atau ibu
perempuan, namun saat ini bisa mempunyai arti pembantu rumah tangga.
d. Definisi adalah suatu cara yang terbaik dan paling efektif untuk menjamin
ketepatan dan kebenaran dari penggunaan kata tersebut.
 

2. Tujuan Khusus, terdiri dari:


a. Definisi yang tepat (Precising definition), yaitu definisi yang biasa digunakan
dalam bahasa mempunyai arti dan tujuan khusus, contoh: Dewasa adalah orang
yang berusia 21 tahun keatas, dan definisi ini berimplikasi atau mempunyai
tujuan khusus pada penetapan hukuman dalam peradilan.
b. Definisi yang bersifat teoritis (Theoritical definition), Definisi ini tidak saja
merupakan penjelasan sederhana dari suatu kata tetapi juga merupakan suatu

4
penjelasan yang bersifat teoritis yang didapat dari ilmu pengetahuan/ penelitian
dan juga kehidupan sehari-hari.

Irving M Copi, menjelaskan ada 5 tujuan membuat definisi, yaitu:

1. Menambah Perbendaharaan Kata


Karena bahasa merupakan suatu instrumen yang rumit dan terus berkembang
maka dimungkinkan satu kata akan berkembang mempunyai arti baru atau suatu
kejadian akan menimbulkan suatu istilah baru yang memperkaya perbendaharaan
bahasa.
2. Menghilangkan Kerancuan atau Ambiguitas
Hal ini penting karena dengan menggunakan suatu kata yang rancu nantinya
akan mengakibatkan argumen yang dikeluarkan juga menjadi rancu.
3. Memperjelas Arti Suatu Kata
Dengan membuat definis maka kita tidak akan ragu-ragu lagi dalam
menggunakan kata yang bersangkutan sehingga argumen yang dikeluarkan akan
tepat dan benar.
4. Menjelaskan Secara Teoritis
Definisi dibuat untuk menjelaskan teori yang didapat dari hasil penelitian yang
telah dilakukan. Contoh: H2O adalah unsur kimia untuk air.
5. Mempengaruhi Tingkah Laku
Sering definis dibuat untuk mempengaruhi pikiran, perbuatan atau
mengendalikan emosi seseorang. Contoh: Kejujuran, adalah kelurusan hati,
perbuatan baik. Dengan membaca kata kejujuran orang dapat dipengaruhi untuk
menjadi orang jujur.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Macam-Macam Definisi
Definisi dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a) Definisi Nominalis Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata
lain yang lebih umum. Definisi nominalis ada empat macam yaitu:
 Definisi sinonim yaitu penjelasan dengan memberikan arti persamaan dari istilah
yang didefinisikan.
Contoh: valid adalah ‘sahih’; Sawah- ladang adalah ‘lahan pertanian terbuka’;
Universitas adalah lembaga pendidikan tinggi tempat mendidik mahasiswa
menguasai ilmu pengetahuan.
 Definisi simbolis adalah penjelasan dengan memberikan persamaan dari istilah
yang berbentuk simbol-simbol.
Contoh: Hidrogen adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol
H dengan nomor atom 1.
 Definisi etimologis adalah penjelasan istilah dengan memberikan asal usulnya
istilah atau kata tersebut.
Contoh: pengertian kata ‘filsafat’ berasal dari bahasa Yunani dari kata ‘philein’
yang berarti cinta ‘shopia’ yang berarti kebijaksanaan.
 Definisi stipulatif adalah penetapan arti untuk suatu kata baru atau pemberian
suatu arti baru untuk suatu kata lama. Definisi spitulatif diperlukan karena
seringkali adanya fenomena dan perkembangan baru.
Contoh: misalnya, pernah dilakukan upaya di suatu kebun binatang di Amerika
Serikat untuk mengawin-silangkan harimau dengan singa. Karena kedua spesies
itu memiliki kemiripan genetik, maka upaya itu berhasil. Anak, hasil perkawinan
antara seekor harimau jantan dengan singa betina disebut tigon.

6
b) Definisi Realis Definisi realis adalah penjelasan tentang hal yang ditandai oleh suatu
term. Definisi ini ada dua macam yaitu:
 Definisi essensial yaitu penjelasan dengan cara menguraikan bagian-bagian
penting atau mendasar tentang suatu hal yang didefinisikan. Contoh: definisi
‘manusia’ adalah makhluk yang mempunyai unsur jasad, jiwa dan ruh; Definisi
‘nilai’ adalah sesuatu yang diagungkan atau dijadikan pedoman hidup.
 Definisi deskriptif yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat yang
dimiliki oleh hal yang didefinisikan. Definisi ini ada empat macam, yaitu:
1) Definisi aksidental yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan jenis dari
halnya dengan sifat-sifat khusus yang menjadi definiendum.
Contoh: gajah adalah hewan berkaki empat yang memiliki belalai, berambut
halus, berkuping dua, memiliki ukuran tubuh yang besar.
2) Definisi kausal adalah penjelasan dengan cara menunjukkan fungsi atau
tujuannya.
Contoh: ‘bahasa’ adalah alat atau media komukasi manusia; Pena adalah alat
yang dibuat oleh manusia untuk menulis.
3) Definisi asli yaitu penjelasan dengan cara menerangkan sesuatu yang
didefinisikan dengan menggunakan salah satu atau beberapa ciri dari
definiendum.
Contoh: ‘harimau’ adalah binatang karnivora yang mempunyai daya
cengkraman kuku yang sangat kuat.
4) Definisi genetik yaitu penjelasan tentang asal-usul atau menguraikan
bagaimana definiendum itu terjadi.
Contoh: awan adalah uap air yang menguap ke udara karena pemanasan air
laut oleh sinar matahari.

c) Definisi Praktis
Definisi praktis adalah penjelasan tentang sesuatu istilah atau kata dari segi manfaat
dan tujuan yang hendak dicapai. Definisi ini ada tiga macam yaitu:

7
 Definisi operasional yaitu penjelasan suatu kata dengan cara menegaskan
langkah-langkah pengujian khusus yang harus dilaksanakan atau dengan metode
pengukuran serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati.
a) Operasional Kualitatif, berdasarkan isi atau kekuatan hal yang diamati.
Misalnya, magnet adalah logam yang dapat menarik gugusan besi.
b) Operasional kuantatif, berdasarkan banyak atau jumlah hal yang diamati.
Misalnya, panjang adalah jumlah kali ukuran standar memenuhi jarak.
 Definisi fungsional, yakni penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan
kegunaan atau tujuannya.
Contoh: negara adalah persekutuan besar yang bertujuan kesejahteraan bersama
bersifat pragmatis.
 Definisi persuasif, yakni penjelasan yang menunjukkan sikap mendukung atau
tidak mendukung apa yang ditunjukkan oleh definiendum.
Contoh: aborsi adalah pembunuhan kejam atas makhluk manusia yang tidak
bersalah; Aborsi adalah suatu prosedur operasi yang aman dan mantap sehingga
seorang wanita dibebaskan dari beban yang tidak diinginkan.

B. Cara Membuat Definisi yang Baik


Aturan yang perlu ditepati dalam definisi:
a) Definisi harus dapat dibolak balikkan dengan hal yang didefinisikan; artinya luas
keduanya adalah sama. Misalnya, ‘manusia’ adalah ‘hewan yang beraka budi’ atau
‘hewan yang berakal budi’ adalah ‘manusia’.
b) Definisi tidak boleh negatif, kalau dapat dirumuskan secara positif. Misalnya, ‘logika
bukanlah suatu pengetahuan tentang barang-barang purbakala’.
c) Apa yang didefinisikan tidak boleh masuk ke dalam definisi (circulus in definiendo’.
Misal, ‘logika adalah pengetahuan yang menerangkan hukum logika’.
d) Definisi tidak boleh dinyatakan dalam bahasa yang kabur, kiasan atau mendua arti.

8
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atasdapat kita simpulkan bahwa kata
‘definisi’ yang berasal dari kata latin ‘definitio’ punya arti ‘pembatasan’. Definisi
mempunyai suatu tugas tertentu, yaitu menentukan batas suatu pengertian dengan
tepat, jelas, dan singkat. Tujuan dari pembuatan definisi adalah untuk
meningkatkan kosa kata, untuk menghilangkan ambiguitas, untuk memperjelas
arti, untuk memberikan penjelasan secara teoritis, dan untuk mempengaruhi sikap
orang lain. Secara garis besar, definisi dibagi menjadi 3 yaitu: (1) definisi
nominalis, (2) definisi realis, dan (3) definisi praktis. Yang harus diperhatikan
dalam membuat definisi antara lain, yakni: (1) definisi tidak boleh terlalu luas
atau terlalu sempit dari konotasi yang didefinisikan., (2) definisi tidak boleh
memakai penjelasan yang membingungkan, (3) definisi tidak boleh menggunakan
kata definiendum, dan (4) definisi tidak boleh menggunakan bentuk negative.

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, penulis berharap dapat memenuhi tugas
dasardasar logika dengan baik. Penulis berharap makalah ini bisa menjadi sumber
ilmu tambahan khususnya di kalangan akademika. Penulis menyadari terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu
kritik dan saran terbuka lebar utuk memperbaiki makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Surajiyo, dkk. 2006. Dasar-Dasar Logika. Bumi Aksara. Jakarta.


Soekadijo, R.G. 1983. Logika dasar Penerbit: PT. Gramedia. Jakarta.
Handayani, Eka Puspita. 2012. Definisi.
https://ekapuspitahandayani.wordpress.com/2012/06/11/makalah-b-indonesia-definisi/. Diakses
pada tanggal 24 Mei 2022 pukul 07.28.

10

Anda mungkin juga menyukai