Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Fahrurrazi Ramadhan

PRODI : Komuikasi Penyiaran Islam

MK/UNIT : Public Relation

JUDUL :

PERAN HUMAS DALAM MEMPROMOSIKAN PARIWISATA DI ACEH

Pendahuluan

Peranan humas di era persaingan pasar bebas saat ini sudah menjadi syarat mutlak bagi
setiap lembaga, perusahaan, institusi ataupun organisasi yang sudah mulai menganut konsep
manajemen modern yang ada di dunia ini. Hal ini sangat dirasakan manfaat serta kegunaannya
bagi perkembangan suatu lembaga ataupun organisasi perusahaan tersebut, yang tentunya selalu
berhubungan dengan banyak pihak, baik itu secara internal maupun eksternal.

Hal ini akan memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah untuk bisa mengelola dan
mengembangkan segala potensi yang ada di daerah tersebut. Berkaitan dengan pengelolaan dan
pengembangan daerah pemekaran baru tersebut, tentunya diperlukan pola komunikasi
pemerintah dalam menginformasikan segala bentuk sumber daya dan potensi yang ada di daerah
tersebut. Dengan hadirnya daerah-daerah pemekaran baru yang ada di Indonesia, sangat
memungkinkan tugas dan fungsi humas yang ada di pemerintah kabupaten tersebut untuk
berperan secara aktif dalam upaya mempromosikan segala potensi daerah atau kabupaten baru
tersebut. Melihat letak dan kondisi geografis negara Indonesia yang terdiri dari gunung maupun
lautan, tentunya akan banyak potensi alam yang bisa dieksploitasi oleh masyarakat maupun
pemerintah daerah pemekaran baru tersebut, lebih khusus berkaitan dengan potensi pariwisata.

Dunia pariwisata saat ini merupakan salah satu sektor yang menjadi andalan beberapa
negara di dunia untuk menjadikan sektor yang mampu menambah devisa negara. Hal ini
dikarenakan bahwa sektor pariwisata sangatlah berpotensi untuk mendapatkan keuntungan yang
nantinya akan mendongkrak pendapatan suatu negara ataupun suatu daerah. Di Indonesia sektor
pariwisata merupakan andalan beberapa daerah dan menjadikan sektor pariwisata tersebut
menjadi salah satu sektor yang menunjang pendapatan daerah contohnya Bali, Lombok,
Sumatera Utara, Toraja, dll, termasuk daerah Aceh. Namun yang menjadi tumpuan utama dari
daerah baru adalah peran pemerintah dalam mempromosikan potensi pariwisata tersebut.
Berkaitan dengan mempromosikan potensi daerah tentunya akan sangat berhubungan dengan
tugas dan fungsi dari bagian Humas pemerintah yang ada di daerah pemekaran tersebut.

Melihat begitu banyak potensi pariwisata yang bisa dikembangkan dan menjadi andalan
dari daerah Aceh ini, maka diperlukan peran yang optimal dari bagian humas pemerintah Aceh.
Pemerintah Aceh juga tidak mau ketinggalan dalam persaingan pasar bebas dengan daerah
daerah lainnya dalam mempromosikan Aceh ke seluruh Indonesia maupun ke seluruh penjuru
dunia. Hal tersebut bukan tidak mungkin tercapai, karena di era perkembangan teknologi yang
sangat modern saat ini hal tersebut pasti lambat laun akan tercapai. Namun di sisi lain menjadi
sebuah permasalahan, bahwa kadang-kadang pemerintah setempat belum mampu
mengoptimalisasi pengelolaan manajemen tersebut.Terlebih khusus berkaitan dengan tugas dan
fungsi bagian humas pemerintah Aceh tersebut adalah bagaimana kemampuan sumber daya
manusia pada bagian humas tersebut dalam mempromosikan potensi pariwisata Aceh yang bisa
dikembangkan, sehingga dengan sendirinya mampu memberikan manfaat bagi masyarakat Aceh
itu sendiri, serta juga dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peran
humas dalam mempromosikan pariwisata yang ada di Aceh ini, tentunya dengan pendekatan
penelitian menggunakan acuan ilmu dan teori komunikasi. Dari penjelasan latar belakang
masalah di atas tadi dapatlah ditarik sebuah rumusan masalah yaitu “Bagaimana Peran Humas
Dalam Mempromosikan Pariwisata di Aceh”.

A. Pengertian Humas/Public Relations

Untuk menghindari salah pengertian, kita mengenal makna atau definisi PR itu sendiri,
kita lihat beberapa definisi tentang PR tersebut antara lain adalah :

Bahwa hubungan masyarakat (public relations) adalah suatu elemen dalam bauran
promosi yang mengevaluasi sikap masyarakat, mengidentifikasikan hal-hal yang menimbulkan
kepedulian masyarakat dan melaksanakan program-program yang nantinya bisa menambah
pemahaman dan tingkat penerimaan masyarakat.Kemudian dalam menjalankan aktivitas
promosi, salah sastu faktor yang mempengaruhi keberhasilan program promosi yang dijalankan
adalah mengenai fungsi dan peran public relations. Ia harus berhadapan dengan berbagai situasi
yang kurang menguntungkan seperti opini publik yang negatif kontrofersional, bertentangan
hingga menghadapi saat yang paling penting dan kritis kepercayaan dan citra

B. Fungsi Humas Pemerintahan

Dalam sebuah organisasi yang memiliki beberapa bidang yang mendukung sistem
operasional kerja organisasi tersebut, tentunya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Hal
tersebut juga terlihat pada lembaga atau organisasi pemerintah, yang di dalamnya memiliki
beberapa bagian atau departemen. Salah satunya adalah bagian humas pemerintahan.

Fungsi dari humas pemerintahan tersebut sesuai dari konsep-konsep beberapa pakar
humas dan public relations yang ada di Indonesia dan dunia. Tugas pokok humas pada internal
dan eksternal publik khususnya pada humas pemerintahan sangat berbeda dengan tugas pokok
humas perusahaan sebagaimana biasanya.

Humas perusahaan lebih menitik beratkan tugas dan fungsinya pada keuntungan (profit),
sedangkan humas pemerintahan adalah untuk menciptakan harmonisasi, kerjasama, serta
penciptaan citra yang baik pada masyarakat umum. Fungsi humas pemerintahan menurut
Hamdan yaitu :

1. Memberikan pelayanan, menyebarkan informasi, misalnya menterjemahkan.


2. Menerima dan menampung informasi dari masyarakat.
3. Menjadi jembatan/komunikator aktif dalam rangka komunikasi dua arah.

C. Dinominasikan sebagai Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim Terbaik 2016

Pembangunan sektor pariwisata terus digenjot secara serius oleh Pemerintah Aceh. Upaya
tersebut telah membuahkan hasil dengan masuknya Aceh sebagai salah satu nominator dalam
Kompetisi Pariwisata Halal Nasional 2016 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata
RI. “Masuknya Aceh dalam nominasi sebagai “Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim
Terbaik 2016” tentu saja menjadi sebuah kebanggaan bagi seluruh masyarakat Aceh. Disisi lain,
aparatur terkait juga merasa senang, karena jerih payah mereka sudah menampakkan hasil,”
tambah Doto Zaini.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas
sambutan masyarakat yang begitu antusias melakukan voting dan mengajak voting secara online,
baik melalui media cetak, maupun elektronik, seperti Media Sosial.

“Semoga Aceh terpilih sebagai Pemenang, dan akan mewakili Indonesia pada ajang World Halal
Travel Awards 2016 di Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), sekaligus mendukung Program
Pemerintah untuk mencapai 20 juta angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada
Tahun 2019.”

Untuk mengembangkan sektor pariwisata, Pemerintah Aceh telah menempatkan sektor


pariwisata sebagai portfolio business. Hal tersebut diejawantahkan melalui branding wisata
terbarunya, yaitu ‘The Light of Aceh’ atau ‘Cahaya Aceh’. Nantinya Branding ini akan selalu
bersanding serasi dengan ‘Wonderful Indonesia’ atau ‘Pesona Indonesia’.

D. Contoh peran Humas Dalam Pariwisata Aceh.

Pemerintah Aceh terus berbenah dan memaksimalkan berbagai kekayaan dan potensi
alam yang berlimpah, baik dalam bentuk kandungan mineral, seperti minyak, gas alam, emas dan
berbagai jenis tambang lainnya, serta berbagai potensi wisata alamnya. Pernyataan tersebut
disampaikan oleh Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah, dalam sambutan singkatnya dihadapan
para peserta Rapat Koordinasi Kebudayaan dan Pariwisata.

“Aceh kaya dengan pesona dan keberagaman seni budaya, peninggalan sejarah Islam masa lalu,
peninggalan Tsunami yang telah mendunia, serta beragam kuliner Aceh yang telah menjadi daya
tarik wisatawan nusantara,” ujar Gubernur.

Pria yang akrab disapa Doto Zaini itu mengungkapkan, Aceh memiliki sekitar 803 objek wisata
dan 774 situs dan cagar budaya yang tersebar diberbagai daerah di seluruh Aceh. Seluruh potensi
wisata tersebut akan menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang ke daerah berjuluk Serambi
Mekah ini.
“Berbagai potensi wisata tersebut akan terus kami berdayakan secara arif dengan selalu
memelihara nilai budaya lokal dan keseimbangan lingkungan, untuk mensejahterakan rakyat
dengan selalu melibatkan peran serta masyarakat.

Sebagaimana diketahui, saat ini Aceh masih bergantung kepada sumber dana transfer dari
Pemerintah, seperti Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Otonomi Khusus (Otsus) dan Tambahan
Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas (TDBH Migas).

“Saat ini Aceh sedang mencari sumber-sumber penganggaran produktif lainnya, salah satunya
adalah sektor pariwisata. Kami terus mempersiapkan diri saat transfer Dana Otsus dan TDBH
Migas berakhir. Pariwisata menjadi leading sector dalam melanjutkan pembangunan Aceh
nantinya,” tambah Doto Zaini.

Pusat harus Mendukung

“Kami juga menyadari bahwa kemajuan teknologi telah berdampak pada pergeseran gaya hidup
masyarakat, sehingga diperlukan peran teknologi informasi dan komunikasi atau ‘Go Digital’
dalam memasarkan destinasi wisata unggulan melalui peran media sosial. Namun, dukungan
Pemerintah Pusat sangatlah kami harapkan,” sambung Gubernur.

“Oleh karena itu, kami berharap Bapak Menteri berkenan memperkuat pengembangan Pariwisata
Aceh melalui beberapa hal, antara lain peningkatan aksesibilitas dengan membuka dan
menambah beberapa rute penerbangan, pelayaraan dan membenahi jalur darat” kata Gubernur.

Rute penerbanagan yang dimaksud oleh Gubernur adalah rute Banda Aceh-Singapore, Sabang-
Medan dan Bener Meriah-Medan. Selain itu Gubernur juga meminta agar dibuka jalur laut
Sabang–Phuket-Langkawi, serta membenahi prasarana transportasi jalan untuk lintas Barat,
Tengah dan Timur Aceh.

Selain itu Gubernur juga meminta agar Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata
melakukan penataan amenitas di beberapa objek wisata, mempromosikan Aceh sebagai Destinasi
Wisata Halal unggulan ke manca negara, membenahi dan meningkatkan atraksi budaya,
perbaikan kualitas SDM Pelaku Industri, serta pengembangan industri wisata halal Aceh.

“Saya berharap rekomendasi dari rakor ini menjadi semangat kami untuk menjadikan Aceh
sebagai Destinasi Wisata Halal terbaik di Indonesia. Apresiasi dan ucapan terima kasih kepada
semua pihak, khususnya kepada Bapak Menteri Pariwisata RI dan jajaran yang selalu
mendukung kemajuan industri pariwisata di Aceh,” pungkas Gubernur.

Menpar: Pariwisata Sektor yang Sangat Menjanjikan

*Aceh Internasional Rapa’i Festival, Sail Sabang dan Festival Danau Lut Tawar

Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, dalam pemaparan singkatnya sebelum membuka acara
menjelaskan, bahwa pariwisata adalah sektor yang sangat menjanjikan dan menjadi penyumbang
Produk Domestik Bruto, penyumbang devisa terbesar keempat dan menyediakan lapangan kerja
alternatif.

“PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8 persen dengan trend naik hingga 6,9 persen, jauh lebih
tinggi dari industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan. Sektor ini juga menjadi
penyumbang devisa peringkat keempat nasional, yaitu sebesar 9,3 persen dibandingkan industri
lain. Sektor pariwisata juga menyumbang sebanyak 9,8 juta lapangan kerja,” ungkap Menpar.

Sedangkan, untuk mempromosikan tiga event besar tahun 2017, yaitu Aceh Internasional Rapa’i
Festival, Sail Sabang dan Festival Danau Lut Tawar, Menpar menyarankan agar Pemerintah
Aceh mengikuti berbagai event bertaraf internasional.

Arief juga menyarankan Pemerintah Aceh untuk melakukan berbagai pengembangan destinasi
guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik dengan menggelar berbagai atraksi
budaya dan berbagai kegiatan lainnya. Selain itu perbaikan aksesibilitas darat laut dan udara juga
harus dibenahi.

Untuk mendukung berbagai program pengembangan kawasan wisata, Menpar berpesan agar para
pemangku kebijakan menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan Sumber
Daya manusia, masyarakat dan Industri pariwisata.
Menpar juga mengusulkan tiga program pariwisata prioritas di Aceh, yaitu Aceh menjadi ‘The
World’s Best halal Cultural Destination, Sabang menjadi ‘The World’s Best Marine Tourism
Destination serta Danau Lut tawar menjadi ‘The World Best Adventure Destination’.

Pembukaaan ditandai dengan penabuhan rapa’i yang dilakukan oleh Menpar, Gubernur Aceh dan
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza fahlevi. Turut hadir dalam kegiatan
tersebut sejumlah perwakilan Bupati dan Wali Kota se-Aceh serta para pelaku wisata Aceh.

Sumber : humas.acehprov.go.id

Anda mungkin juga menyukai