Anda di halaman 1dari 42

TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA[1]

Oleh; Achmad Marzuki[2]

BAB I PENDAHULUAN

Rasa ingin tahu (curiosity) selalu muncul ketika kita dihadapkan pada alam semesta yang di
dalamnya mengandung banyak misteri. Curiosity manusia dapat mengubah no thing menjadi
know a lot of thing. Rasa ingin tahu jugalah yang memunculkan pelbagai penelitian serta
pengujian dari hipotesa akhir dan bila hal itu terbukti kebenarannya maka akan terbentuk
suatu bidang ilmu.

Curiosity tidak hanya tertanam dalam benak pikiran ilmuan dan peneliti namun juga tertanam
subur pada anak-anak. Mereka seringkali menanyakan sesuatu yang tak disangka-sangka dan
kita kebablakan untuk menjawabnya. Yang perlu diingat jangan sekali-kali memberikan
jawaban tanpa pengetahuan karena jawaban anda akan selalu diingat dengan kuat.

Curiosity tercerdas dimiliki oleh para ilmuan astronom dahulu. Mereka sangat terangsang
otaknya dengan melihat sesuatu yang sangat sulit dijangkau jasmani. Namun berkat
pemikirannya sekarang kita dapat mengetahui tentang alam semesta.

Dalam makalah ini kita mencoba meningkatkan curiositas yang tertanam dalam diri kita
yakni tentang alam semesta. Bagainama terbentuknya? Serta benda-benda di dalamnya.

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Alam Semesta, Galaksi, dan Tata Surya

Alam Semesta

Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos


adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel,
amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran
yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.[3]

Konsep pemikiran manusia tentang pusat universe atau alam semesta sangat radikal. Awalnya
para ilmuan astronom menetapkan bahwa manusialah yang sebagai pusat, yang diberi nama
teori egosentris. Setelah itu mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat yang ditokohi oleh
Cladius Ptolemeus. Teori ini dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu Nicolas
Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam semesta,
heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari bahwa teoti tersebut lebih cocok
digelayutkan pada tata surya. Dan tata surya hanyalah sebagian dari galaksi, dan galaksi
adalah satu kumpulan bintang dari banyak kumpulan bintang di alam semesta.

Galaksi

Langit dihiasi bintang-bintang yang jumlahnya tak terhitung, yang bisa diamati dengan mata
telanjang maupun teropong bintang. Bintang-bintang berkumpul dalam suatu gugusan,
meskipun antar-bintang berjauhan di angkasa.[4] Dari penjelasan Ismail al-Juwasy tersebut
dapat kita katakan bahwa galaksi tak ubahnya bak sekumpulan anak ayam yang tak mungkin
untuk dipisahkan dari induknya. Di mana ada anak ayam di situ pasti ada induknya. Sama
halnya bintang-bintang di angkasa sana mereka tak mungkin gemerlap sendirian tanpa
disandingi dengan bintang lainnya.

Galaksi yang sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky way. Kalau kita cermati agak
aneh nama milky way tersebut karena dari benda angkasa luar diumpamakan dengan susu.
Namun dari keanehan tersebut terdapat keunikan, yakni bintang bertebaran di langit pada
malam hari seperti susu yang tercecer di langit. Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita
samakan dengan lingkaran obat nyamuk jikadilihat dari atas dan seperti gasing bila dilihat
dari samping. Galaksi kita tidak sebundar lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini
dibuktikan dengan ukannya yang memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya dan lebar 10
tahun cahaya dan tata surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.[5]

Selain galaksi Bimasakti kita juga dapat melihat beberapa galaksi dengan mata telanjang
ataupun dengan alat. Yang diungkap oleh para ilmuan yakni galaksi Andromeda, Awan
Megallianic Besar dan Awan Megallanic Kecil. Galaksi Andromeda lebih besar daripada
Milky way.

Tata Surya

Tata surya terdiri dari matahari, Sembilan planet dan berbagai benda langit seperti satelit,
komet, dan asteroid.[6] Tata surya tak lebih hanyalah gugusan kecil dari benda-benda langit
dan satu bintang. Tata surya adalah bagian kecil dari galaksi.

Kita kenal dengan sembilan planet mungkin ketika sekolah dasar, dari sebilan planet tersebut
terbagi dua bagian yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet yang dekat
dengan matahari yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan Yupiter,
Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto –yang sekarang tereliminasi– termasuk planet luar.

B.TEORI ASAL MULA ALAM SEMESTA

Teori Letusan Hebat

Berbagai teori tentang jagad raya membentuk suatu bidang studi yang dikenal sebagai
kosmologi. Einstein adalah ahli kosmologi modern pertama. Tahun 1915 ia menyempurnakan
teori umumnya tentang relativitas, yang kemudian diterapkan pada pendistribusian zat di luar
angkasa. Pada tahun 1917 secara matematik ditentukan bahwa tampaknya ada massa bahan
yang hampir seragam yang keseimbangannya tak tentu antara kekuatan tarik gravitasi dan
kekuatan olek atau kekuatan dorong kosmik lain yang tak dikenal.

Pada tahun 1922 seorang ahli fisika Rusia muncul dengan pemecahan soal itu secara lain,
yang mengatakan bahwa kekuatan tolak tidak berperan bahkan jagad raya terus meluas dan
seluruh partikel terbang saling menjauhi dengan kecepatan tinggi. Karena kekuatan tarik
gravitasi, perluasan itu terus melambat. Sebelumnya, partikel-partikel itu telah bergerak
keluar bahkan lebih cepat lagi. Dalam model jagat raya ini dahulu perluasan mulai pada saat
yang unik yang disebut “letusan hebat”.

Teori letusan hebat rupanya begitu berlawanan dengan pengetahuan astronomi zaman
sekarang, yang mula-mula sedikit menarik perhatian. Akhirnya sebanyak bintang dalam
galaksi Bimasakti bukannya saling menjauhi satu sama lain, tetapi malahan berjalan dalam
orbit sirkular mengelilingi wilayah pusatnya yang padat. Akan tetapi, pada tahun 1929 Edwin
Hubble, ketika itu ahli astronomi di Observatorium Mount Wilson, mengemukakan bahwa
berbagai galaksi yang telah diamatinya sebenarnya menjauhi kita, dan menjauhi yang lain,
dengan kecepatan sampai beberapa ribu kilometer per-detik.

Rupanya galaksi-galaksi ini, seperti halnya Bimasakti kita, menjaga keutuhan bentuk
internalnya selama waktu yang panjang. Galaksi-galaksi itu secara sendiri-sendiri
mengarungi angkasa raya, kira-kira sebagain unit atau partikel yang bergerak mengarungi
ruang angkasa. Teori Einstein dapat diterapkan pada berbagai galaksi, sebagai ganti bintang-
bintang.[7]

Teori Keadaan Tetap

Kalau kita kembali ke tahun 1948, tidaklah ditemukan informasi yang cukup untuk menguji
teori letusan hebat itu. Ahli Astronomi Inggris Fred Hoyle dan beberapa ahli astro-fisika
Inggris mengajukan teori yang lain,teori keadaan tetap yang menerangkan bahwa jagat raya
tidak hanya sama dalam ruang angkasa –asas kosmologi- tetapi juga tak berubah dalam
waktu asas kosmologi yang sempurna. Jadi, asas kosmologi diperluas sedemikian rupa
sehingga menjadi “sempurna” atau “lengkap” dan tidak bergantung pada peristiwa sejarah
tertentu. Teori keadaan tetap berlawanan sekali dengan teori letusan hebat.

Dalam teori kedua, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai
galaksi saling menjauh. Dalam teori keadaaan tetap, kita harus menerima bahwa zat baru
selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan
terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat
baru itu ialah hydrogen, yaitusumber yang menjadi asal usul bintang dan galaksi.

Penciptaan zat berkesinambungan dari ruang angkasa yang tampaknya kosong itu diterima
secara skeptis oleh para ahli, sebab hal ini rupanya melanggar salah satu hukum.[8]

TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA

Melihat kenyataan bahwa planet-planet bergerak mengelilingi matahari dengan orbitnya yang
berebentuk elips dengan arah peredaran yang sama yaitu berlawanan arah jarum jam jika
melihatnya dari kutub utara, ternyata arah revolusi planet-planet dan satelitnya yaitu arah
negative. Ini berlawanan dengan yang kita amati di bumi, peredaran harian benda-benda
langit seperti matahari, bulan dan bintang berarah positf seperti arah peredaran harian
matahari yang terbit di timur lalu naik dan kemudian terbenam di barat. Adanya realitas yang
demikian membuat para ahli astronomi berkesimpulan bahwa tata surya terbentuk dari
material yang berputar dengan arah negative, hal ini kemudian memunculkan beberapa teori
tentang terjadinya tata surya sebagai berikut:

1.Teori Nebule atau teori kabut, yang dikemukakan ole Immanuel Kant (1749-1827) dan
Piere Simon de Laplace (1796).

Matahari dan planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilindi dalamjagatraya, karena
pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat seperti bola yang besar, makin mengecil
bola itu makin cepat putarannya. Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan
melebar di bagian equatornya bahkan sebagian massa dari kabut gas menjauh dari gumpalan
intinya dan membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama kabut itu, gelang-gelang itu
kemudian membentuk gumpalan padat inilah yang disebut planet-planet dan satelitnya.
Sedangkan bagian tengah yang berpijar tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat sekarang
sebagai matahari.[9]

Teori kabut ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi sekarang telah benyak
ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan jawaban-jawaban kepada banyak hal atau
masalah di dalam tata surya kita dan (2) karena munculnya banyak teori baru yang lebih
memuaskan.[10]

2.Teori Planetesimal, Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi dan Forest R.
Moulton (1872-1952) seorang astronom.

Disebut Planetesimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat yang
memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak,
pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh
akibatnya terjadi pasang naik antara matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu
menjauh sebagian massa dari matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian
lain berhamburan di sekeliling matahari inilah yang disebut dengan planetesimal yang kelak
kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya dan mengelilingi matahari.

3.Teori Pasang Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) keduanya dari
Inggris, teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal.

Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada permukaan matahari
terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik
bulan. Sebagian massa matahari itu membentuk cerutu yang menjorok kearah bintang itu
mengakibatkan cerutu itu terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar matahari
dengan ukuranyang berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-
planet.

Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus,
Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di bagian ujungnya merupakan
planet-planet kecil. Kelahiran kesembilan planet itu karena pecahan gas dari matahari yang
berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet iti berbeda-beda yang terdekat dan terjauh
besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi.[11]

4.Teori Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian
disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950).

Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami
pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikeldebu tertarik ke bagian pusat awan
itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin dan kemudian membentuk cakram yang
tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram
itu saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian
menjadi matahari. Sementara bagian yang luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah
menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian
menjadi planet-planet.

5.Teori Bintang Kembar


Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal.Dahulu matahari mungkin
merupakan bintang kembar,kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-
kepingan.Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang,maka kepingan-kepingan yang
lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet.Sedangkan bintang yang
tidak meledak menjadi matahari.[12]

6.Teori Ledakan (Big Bang), George Gamow, Alpher dan Herman.

Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika berubah menjadi materi
yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan tekanannya besar, karena adanya
reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang
dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan
berat jenis yang lebih kecil dan trus bergerak, menjauhi titik pusatnya.

Dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar dengan kerapatan yang
sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil. Alam semesta lahir
dari singularitas fisis dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang ini semakin menguatkan
pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi kemudian sekitar 12 milyar
tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan.[13]

Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia
mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa
radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini
haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang ’seharusnya ada’
ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan
Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut
‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi
meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah
sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson
dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.

Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit COBE (Cosmic Background Explorer).
COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya
perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE
telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam
semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan
ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam
semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa
peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia
telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali
dan berubah menjadi helium.

Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat
ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal
muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang
Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3)
[14]

C.Teori Asal Mula Bumi

Lima miliar tahun yang lalu,system tata surya kita tidak ada. Yang ada hanyalah awan debu
dan gas yang secara perlahan berubah bentuk.sembilan planet, termasuk Bumi, dibentuk dari
materi yang menggumpal, menyerupai gumpalan bola salju, di dalam kabut. Mengenai teori
sejarah asal terbentuknya bumi sebagai berikut;[15]

·Proses dimulai sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu di pusat nebula matahari.

·Matahari terbentuk di pusat awan ini. Sementara itu, gas dan bahan lain di bagian luarnya
menggumpal.

·Bebatun kecil berubah menjadi lebih besar, membentuk cikal bakal planet, atau protoplanet
dengan diameter beberapa kilometre.

·Protoplanet saling bertumbuhan satu sama lain dan menggumpal hingga mencapai ukuran
planet (memiliki diameter beberapa ribu kilometer). Hingga ratusan juta tahun, planet
tersebut dibombardir secara kuat dan terus menerus oleh bebatuan lain.

·Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, bumitelah diselimuti oleh lautan larva yang berasal dari
bebatuan yang terbakar dan luasnya mencapai beberapa kilometre.

·Secara perlahan, lautan larva tersebut mendingin membentuk kerak yang dihantam terus
menerus oleh berbagai meteor dan komet.

·Planet muda kita juga mengalami aktifitas vulkanik yang melepaskan lapisan udara secara
radikal, lapisan udara ini berbeda dengan lapisan udara saat ini. Keberadaan air
dimungkinkan berassal dari kedalaman bumi atau dibawa dari angkasa oleh komet dan
membentuk laut. Pada saat bersamaan, kerak bumi berupa menjadi benua.

·Kemunculan benua, laut, dan lapisan oksigen rendah menghasilkan proses pembentukan
molekul yang lebih kompleks, yang menuntun terciptanya fenomena yang luar biasa, yaitu
kehidupan. Bahkan lebih mengejutkan lagi, kehidupan dengan sangat cepat muncul dari laut,
kurang dari satu miliar tahun setelah bumi tecipta. Kehidupan memerlukan beberapa miliar
tahun lagi ke daratan.

BAB III PENUTUP

Sampai sekarang belum ada teori yang benar-benar tepat untuk mengambarkan masa depan
alam semesta. Pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal pada akhirnya akan terjawab ,
namun setelah itu akan muncul beberapa pertanyaan baru. Demikianlah yang akan terjadi jika
kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah puas karena sifat curiosity kita.
Seringkali kita mendapati suatu pertanyaan yang sangat mendasar, yang mendapat jawaban
membuat hati kita kagum, heran, takzim dan sampai pada tingkat suatu perenungan bahwa
betapa luar biasa kuasa tuhan alam semesta ini.
Demikian makalah ini kami buat. Di dalamnya terdapat kesalahan dan itu adalah hal yang
niscaya. Karena kita tempat kesalahan dan lupa. Kami mengharap kritik saran membangun
anda, agar dapat memperbaiki diri selaku mahluk sosial. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis sendiri serta pembacanya. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/jucky/550097b5a33311376f5118bd/teori-terbentuknya-
alam-semesta-tata-surya-dan-bumi
MAKALAH
ALAM SEMESTA, GALAKSI DAN TATA SURYA
Makalah ini disusun guna memenuhi mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Dosen pengampu: Drs. JS. Sukardjo, M.Si

Disusun oleh:
Ana Saraswati (K8113006)
Fadhila Nuritasari (K8113028)

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2013/2014
PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya atau
dengan kata lain Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan pengetahuan secara
sistematis tentang gejala alam. Kegiata Ilmu Alamiah Dasar (IAD) berawal dari
pengamatan dan pencatatan baik terhadap gejala-gejala alam  pada
umumnya maupun percobaan-percobaan yang dilakukan dalam
laboratorium. Dari hasil pengamatan atau observasi ini manusia berusaha
untuk merumuskan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum dan teori.

Tata Surya dan galaksinya merupakan bagian dari pembahasan Ilmu


Alamiah Dasar. Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas
sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh
gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet
yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil, 173
satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit lainnya.
Bagaimana Tata Surya bisa berbentuk seperti sekarang? Bagaimana
awal mula terbentuknya Tata Surya? Apa yang menarik tentang Tata
Surya? Pertanyaan-pertanyaan ini sering muncul dan akan dicoba dijawab
dengan makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis
membuat makalah yang berjudul “Teori Terbentuknya Alam Semesta,
Tata Surya dan Galaksi”.
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Alam Semesta, Galaksi, dan Tata Surya

Alam Semesta

Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.


Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom,
elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.

Awalnya para ilmuan astronomi menetapkan bahwa manusialah yang sebagai pusat,
yang diberi nama teori Egosentris. Setelah itu mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat
yang ditokohi oleh Cladius Ptolemeus. Teori ini dikenal dengan Geosentris. Namun setelah
itu Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam
semesta, teori ini diberi nama teori Heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari
bahwa teori tersebut lebih cocok diterapkan pada Tata Surya. Dan Tata Surya hanyalah
sebagian dari galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan bintang dari banyak kumpulan
bintang di alam semesta.

Galaksi

Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang
(dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas
dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal
dengan materi gelap.
Galaksi yang sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky way. Kalau kita cermati
agak aneh nama milky way tersebut karena dari benda angkasa luar diumpamakan dengan
susu. Namun dari keanehan tersebut terdapat keunikan, yakni bintang bertebaran di langit
pada malam hari seperti susu yang tercecer di langit. Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita
samakan dengan lingkaran obat nyamuk jika dilihat dari atas dan seperti gasing bila dilihat
dari samping. Galaksi kita tidak sebundar lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini
dibuktikan dengan ukurannya yang memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya dan lebar 10
tahun cahaya dan Tata Surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.

Selain galaksi Bimasakti kita juga dapat melihat beberapa galaksi dengan mata
telanjang ataupun dengan alat. Yang diungkap oleh para ilmuan yakni galaksi Andromeda,
Awan Megallianic Besar dan Awan Megallanic Kecil. Galaksi Andromeda lebih besar
daripada Milky way.

Tata Surya

Tata Surya terdiri dari matahari, delapan planet dan berbagai benda langit seperti
satelit, komet, dan asteroid. Tata Surya tak lebih hanyalah gugusan kecil dari benda-benda
langit dan satu bintang. Tata Surya adalah bagian kecil dari galaksi.

Kita kenal dengan delapan planet, dari delapan planet tersebut terbagi dua bagian
yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet yang dekat dengan matahari
yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan Yupiter, Saturnus, Uranus
dan Neptunus termasuk planet luar.

B.     Teori Terbentuknya Alam Semesta, Galaksi dan Tata Surya


Teori Terbentuknya Alam Semesta
 Teori Keadaaan Tetap (Steady-state theory)

Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan


bahwa alam semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama.
Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi pada suatu saat
tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap
sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain.

Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai


jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Dengan diketahui kecepatan
radial galaksi-galaksi menjauhi bumi yang dihubungkan dengan jarak
antara galaksi-galaksi dengan bumi dari hasil pemotretan satelit, maka
disimpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat
galaksi tersebut bergerak menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis
spektra yang menuju merah, yang hal ini sering dikenal dengan
pergeseran merah. Dari hasil penemuan ini menguatkan bahwa alam
semesta selalu mengembang (ekspansi) dan menipis (kontraksi). Dengan
demikian harus ada “ledakan” atau “dentuman” yang memulai adanya
pengembangan.

 Teori Dentuman Besar (Big-bang theory)


Teori ini dikembangkan oleh George Lemaitre. Teori ini menyatakan
pada mulanya alam semesta berupa sebuah “primeval atom” yang berisi
semua materi dalam keadaan yang sangat padat. Suatu ketika atom ini
meledak dan seluruh materinya terlempar keruang alam semesta.
Berdasarkan dari asumsi adanya massa yang sangat besar dan
mempunyai masa jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti
kemudian meledak dengan hebat. Massa tersebut kemudian
mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan. Sejak itulah
dimulai ekspansi yang berlangsung ribuan juta tahun dan akan terus
berlangsung jutaan tahun lagi. Pada suatu saat nanti ekspansi tersebut
akan berakhir.

Teori Terbentuknya Galaksi dan Tata Surya

Menurut Fowler, 12 ribu juta tahun yang lalu galaksi kita masih
berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar sekali yang berada diluar
angkasa. Ia bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga
keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya beratnya maka ia
mengadakan kontraksi. Massa bagian luar banyak yang tertinggal pada
bagian yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang besar
terbentuklah bintang-bintang. Gumpalan kabut yang telah menjadi
bintang itupun secara perlahan mengadakan kontraksi. Energi
potensialnya mereka keluarkan dalam bentuk sinar dan panas radiasi dan
bintang-bintang itupun makin turun temperaturnya. Setelah berpuluh ribu
juta tahun ia mempunyai bentuknya yang tetap seperti matahari.

Galaksi merupakan kumpulan 1011 atau 100 milyardbintang-bintang,


salah satu diantaranya adalah Matahari atau pusat Tata Surya kita ini.
Kumpulan bintang-bintang dan dalam galaksi bentuknya menyerupai
lensa cembung yang pipih atau berbentuk cakram. Dimana garis
tengahnya mempunyai panjang 100 tahun cahaya, tebalnya 10 tahun
cahaya. Matahari atau pusat Tata Surya kita berada pada jarak 30 tahun
cahaya dari pusat galaksi.

Berdasarkan apa yang nampak dari hasil pengamatan, dapat kita


bedakan adanya 3 macam galaksi:
 Galaksi berbentuk spiral
 Galaksi berbentuk elips
 Galaksi berbentuk tak beraturan

Induk dari matahari adalah galaksi Bima Sakti (Milky Way) yang
berbentuk spiral dan memiliki tidak kurang dari 100 ribu juta bintang dan
masih banyak gumpalan-gumpalan kabut gas maupun galaksi kecil yang
banyak jumlahnya. Galaksi Andromeda merupakan galaksi terdekat yang
juga berbentuk spiral dan jauhnya 870.000 tahun cahaya. Galaksi
mengadakan rotasi dengan arah berlawanan dengan jarum jam.

  Hipotesis Nebular

Dikemukakan oleh Kant dan Laplace pada tahun 1796 yang


menyatakan bahwa sistem Tata Surya terbentuk dari kondensasi awan
panas atau kabut gas yang sangat panas (nebule). Pada proses
kondensasi ada sebagian yang terpisah dan merupakan cincin
terbentuklah planet beserta satelitnya yang mengelilingi pusat, pusatnya
itu menjadi sebuah bintang/matahari.

  Hipotesis Planettesimal

Dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Disebut Planetesimal


yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat yang
memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-
bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang
berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh akibatnya terjadi pasang
naik antara matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu menjauh
sebagian massa dari matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari
dan sebagian lain berhamburan di sekeliling matahari inilah yang disebut
dengan planetesimal yang kelak kemudian menjadi planet-planet yang
beredar pada orbitnya dan mengelilingi matahari.

  Teori Tidal/Teori Pasang Surut

Dikemukakan pertama kali oleh James Jeans dan Harold Jeffreys


(1919). Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar
pada permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa
pasang surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa
matahari itu membentuk cerutu yang menjorok kearah bintang itu
mengakibatkan cerutu itu terputus-putus membentuk gumpalan gas di
sekitar matahari dengan ukuran yang berbeda-beda, gumpalan itu
membeku dan kemudian membentuk planet-planet.

Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah


seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet
raksasa sedangkan di bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil.
Kelahiran kesembilan planet itu karena pecahan gas dari matahari yang
berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet itu berbeda-beda yang
terdekat dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi.

  Teori Awan Debu

Dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian


disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950). Tata Surya terbentuk dari
gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami
pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik
ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin
dan kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis
di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling
menekan dan menimbulkan panas dan berpijar, Bagian inilah yang
kemudian menjadi matahari. Sementara bagian yang luar berputar sangat
cepat sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan yang lebih kecil,
Gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planet-
planet.

  Teori Bintang Kembar

Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal. Dahulu matahari


mungkin merupakan bintang kembar, kemudian bintang yang satu
meledak menjadi kepingan-kepingan. Karena ada pengaruh gaya gravitasi
bintang, maka kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang
itu dan menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak
menjadi matahari.

C.    Sistem Tata Surya

Pada zaman Yunani kuno, seorang filsafat bernama Clausius


Ptolomeus mengemukakan pendapatnya bahwa bumi adalah pusat dari
alam semesta.Menurut pandangan ini, matahari, bulan dan planet-planet
beredar mengelilingi bumi yang tetap diam sebagai pusatnya.Pandangan
Geosentris ini 14 abad lamanya dianut orang.

Pada abad ke-16, seorang ilmuwan Polandia “Nikolas Kopernikus”


mengubah pandangan diatas. Menurutnya bumi adalah planet dan seperti
halnya dengan planet planet yang lain, beredar mengelilingi matahari
sebagai pusatnya (heliosentris). Pandangan ini didasari oleh adanya hasil
pengamatan yang teliti serta perhitungan yang sistematis.Kesemuanya ini
berkat bantuan teropong sebagai alat pengamat dan telah
berkembangnya matematika dan fisika sebagai sarana penunjang pada
masa itu.

Setelah adanya teropong dapat diamati planet-planet dan benda


angkasa lain yang lebih banyak lagi seperti satelit, komet, meteor, debu
dan gas antar planet.Semua benda angkasa ini beredar mengelilingi
matahari sebagai pusat disebut Sistem Tata Surya.

Planet di dalam Tata Surya kita dapat dibagi menjadi 2 golongan :

1.      Planet Kecil (kerdil), seperti : Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Ciri
umumnya garis tengahnya kecil, tetapi padat, rapat masa rata-ratanya
terletak antara 2,4 – 5,5 gram setiap sentimeter kubik, biasanya tidak
berlapisan angkasa tebal. Golongan ini menempati lintasan yang dekat
dengan matahari.
2.      Planet Raksasa, terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Garis
tengahnya jauh lebih besar dibandingkan pada golongan pertama namun
kurang padat. Rapat masa sangat rendah, misalnya Saturnus antara 0,7 –
1,6 gram setiap sentimeter kubik. Lintasan golongan ini jauh dari
matahari.
Kesamaan planet di dalam Tata Surya :

a.       Berevolusi (beredar mengelilingi titik pusat gravitasi, dalam hal ini
matahari) dan berotasi (bergasing mengelilingi pusat masa planet
sendiri). Keduanya bergerak searah berlawanan dengan jarum jam jika
dilihat dari kutub utara. Aturan ini hampir tidak kecualinya diikuti denga
patuh, kecuali oleh beberapa satelit.
b.      Bentuk lapisan planet mengelilingi matahari ataupun satelit mengelilingi
planet hampir menyerupai lingkatan. Yang mengingkari hukum ini ialah
Merkurius dan Pluto yang masing-masing mempunyai keeksentrikan 0,206
dan 0,247.
c.       Selain lintasannya yang sepusat (konsentris) semua lintasan tersebut
terdapat pada bidang edar yang satu dengan lainnya hampir berhimpitan.
D.    Bagian-Bagian Tata Surya
1.      Matahari

Matahari merupakan Tata Surya yang paling besar, dimana 89%


massa Tata Surya terkumpul pada matahari. Matahari merupakan pusat
sumber tenaga di lingkungan Tata Surya, matahari terdiri dari inti dan tiga
lapisan kulit : fotosfer, chromosfer dan corona. Pada pusat matahari
suhunya mencapai jutaan derajat celcius dan tekanannya ratusan juta
atmosfer.Kulit fotosfer suhunya + 60000oC dan memancarkan hampir
semua cahaya.

Matahari sangat penting bagi kehidupan di muka bumi karena :

         Merupakan sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam
batubara dan minyak bumi sebenarnya juga berasal dari matahari.
         mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol
terjadinya siang dan malam, bulan, tahun serta mengontrol peredaran
planet lain.
         Dengan mempelajari matahari yang merupakan bintang yang terdekat,
berarti mempelajari bintang-bintang lain.
2.      Planet Merkurius
Merupakan planet terkecil dan terdekat dengan matahari. Merkurius
tidak mempunyai satelit atau bulan, dan tidak mempunyai hawa. Planet
ini mengandung albedo, yaitu perbandingan antara cahaya yang
dipantulkan dengan yang diterima dari matahari sebesar 0,07. Ini berarti
0,93 atau 93% cahaya yang berasal dari matahari diserap. Garis
tengahnya 4500 km. Diperkirakan tidak ada kehidupan di Merkurius.
Merkurius mengadakan rotasi dalam waktu 58,6 hari dan mengelilingi
matahari dalam waktu 88 hari.

3.      Planet Venus

Venus menempati urutan kedua terdekat dengan matahari, dikenal


dengan Bintang Kejora yang bersinar terang pada waktu sore dan pagi
hari. Mempunyai albedo 0,8 atau 20% cahaya matahari yang datang
diserap. Planet ini diliputi awan tebal (atmosfer) yang mungkin terjadi dari
karbon dioksida tetapi tidak mengandung uap air dan oksigen. Planet ini
tidak mempunyai satelit. Venus bergaris tengah 12.320 km, Rotasi
venus+ 247 hari dan berevolusi (mengelilingi matahari) selama 225 hari.

4.      Planet Bumi

Bumi menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari dan


bergaris tengah 12.640 km. Jarak bumi dan matahari 149 juta km. Bumi
mengalami rotasi 24 jam, bumi mempunyai atmosfer dan mempunyai
sebuah satelit yaitu bulan. Bumi mengadakan revolusi selama 365 ¼ hari.
Massa jenis bumi rata-rata + 5,52.

 Gerak Rotasi Bumi

Pepatan bumi besarnya 1/300 hingga dapatlah dianggap bumi


memiliki bentuk bola.Titik pusatnya berimpit dengan titik pusat bola
langit. Para sarjana dari Yunani seperti Pythagoras, Philolaus, Herakleitos
dan Kopernikus dari Polandia mengemukakan bahwa bola langit tetap
tinggal diam sedang bumi berputar pada sumbunya dari barat ketimur
dan disebut rotasi yang arahnya sama dengan arah revolusi.

 Akibat Rotasi Bumi


         Gerak semu harian dari matahari yang seakan-akan matahari, bulan,
bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya terbit dari Timur dan
terbenam di barat.
         Pergantian siang dan malam, di mana separuh dari bola bumi menerima
sinar matahari (siang), sedang separuh bola lainnya mengalami
kegelapan (malam).
         Penyerongan/penyimpangan arah angin, arus laut, yang dapat
diterangkan dengan hukum Buys Ballot. Arus-arus hawa (angin) tidak
begerak lurus dari daerah maksimum ke daerah minimum, tetapi
membias ke kanan bagi belah bulatan utara dan membias ke kiri bagi
belah bulatan selatan.
         Penggelembungan di katulistiwa serta pemepatan di kutub bumi.
         Timbulnya gaya sentrifugal yang menyebabkan pemepatan bumi
tersebut serta pengurangan gaya tarik hingga arah vertikal tidak tepat
menuju ke titik pusat bumi, terkecuali di katulistiwa dan di kutub.
         Adanya dua kali air pasang naik dan pasang surut dalam sehari semalam.
         Perbedaan waktu antara tempat-tempat yang berbeda derajat busurnya.
 Gerak Revolusi Bumi

Berkat penyelidikan para sarjana : Galileo Galilei, Tycho Brahe dan


Keppler maka susunan alam secara Heliosentris dari Kopernikus diakui
keunggulannya. Dalam susunan ini bumi berevolusi mengelilingi matahari
dalam satu kali revolusi selama 1 tahun. Akibat dari revolusi bumi :

         Pergantian 4 musim yakni di sebelah utara garis balik utara (23 ½ LU)

         Perubahan lamanya siang dan malam.

         Terlihatnya rasi (konstelasi) bintang yang beredar dari bulan ke bulan.
Lintasan bumi dalam revolusinya terhadap matahari disebut orbit.
Menurut hukum Keppler pertama, maka orbit-orbit setiap planet memiliki
bentuk bangun elips.

 Gaya Gravitasi Terrestrial dari Bumi


Bumi mempunyai gaya gerak atau gaya berat. Gaya tarik bumi ini
dinamakan gara gravitasi terrestrial bumi. Benda di bumi memiliki bobot
karena pengaruh gaya gravitasi bumi.

 Waktu

Waktu 24 jam dalam sehari semalam adalah berdasarkan gerak


semu matahari dalam membuat satu revolusi lengkap. Bagi tujuan sehari-
hari maka kita menggunakan waktu solar.Bagi keperluan tujuan astronomi
atau perjalanan antar planet maka digunakan waktu sideris yang 4 menit
lebih awal dari waktu solar.

5.      Planet Mars

Jarak planet Mars dengan matahari 226,48 juta km. Garis tengahnya
6272 km dan revolusinya 1,9 tahun, rotasinya 24 jam 37 menit.
Berdasarkan data yang dikirimkan oleh satelit Mariner IV di Mars tidak ada
oksigen, hampir tidak ada air, sedangkan kutub es yang diperkirakan
mengandung banyak air itu tak lebih merupakan lapisan salju yang sangat
tipis.Mars mempunyai 2 satelit/bulan yaitu phobus dan daimus.

6.      Planet Yupiter

Merupakan planet terbesar bergaris tengah 138.560 km dengan


rotasinya 10 jam dan mempunyai kurang lebih 14 satelit. Berdasarkan
analisis spektroskopis yupiter mengandung gas metana dan amoniak
banyak, serta mengandung gas hidrogen, albedonya 0,44. Massa planet
ini hampir 300 kali massa bumi dan gravitasinya 2,6 kali gravitasi bumi.

7.      Planet Saturnus

Merupakan planet terbesar setelah Yupiter, bergaris tengah 118.400


km, berotasi 10 jam dan merupakan planet yang mempunyai cincin sabuk
raksasa. Mempunyai massa jenis 0,75 g/cm 2, sehingga terapung diair.
Planet ini berupa gas yang terdiri dari metana dan amoniak dengan suhu
rata-rata 103oC.Saturnus mempunyai 10 satelit dan diantaranya yang
terbesar disebut Titan.

8.      Planet Uranus


Jarak Uranus ke matahari 2860 juta km dan berevolusi dalam waktu
84 tahun, rotasinya 10 jam 47 detik dan arah geraknya berbeda dengan
yang lainnya yaitu dari timur ke barat.Uranus bergaris tengah 50.560 km.
Berdasarkan pengamatan pesawat Voyager pada Januari 1986 Uranus
memiliki 14 satelit.

9.      Planet Neptunus

Jaraknya dengan matahari 4470 juta km, mengelilingi matahari


dalam 165 tahun sekali putar.Mempunyai 2 satelit, satu diantaranya
disebut Triton yang bergerak berlawanan arah dengan gerak rotasi
Neptunus.

E.     Benda-Benda Lain dalam Tata Surya


 Planetoida/Asteroida

Pada tahun 1801, Piazzi astronom dari Italia menemukan benda


langit yang berdiameter + 900 km beredar mengelilingi matahari pada
jarak antara Mars dan Yupiter yang berjumlah + 2.000 buah. Benda-benda
langit itu disebut Planetoida. Pada tahun 1801 astronom Italia, Piazzi
menemukan asteroid Ceres yang bergaris tengah 750 kilometer.

 Komet/Bintang Berekor

Merupakan kumpulan bungkah-bungkah batu yang diselubungi oleh


kabut asap yang berdiameter + 100.00 km (termasuk selubung gas) dan
diamter intinya yang berupa bungkah-bungkah batu berkisah 10-20 km.

Cahaya matahari yang mengenai komet sebagian dipantulkan,


sedang lainnya berupa sinar ultra violet akan terjadi eksitasi pada gas
yang menyelubungi komet. Akibat eksitasi ini akan terjadi resonansi atau
fluorescensi dan gas yang berpendar memancarkan cahaya.

 Meteor/Bintang Beralih

Merupakan batu-batu kecil yang berdiameter antara 0,2 – 0,5 mm


dan massanya < 1 gram. Merupakan semacam debu angkasa yang
bergerak dengan kecepatan rata-rata 60 km/detik.Jika oleh sesuatu sebab
meteor masuk atmosfer bumi, karena gesekan dengan atmosfer akan
timbul panas dan nampak berpijar. Gerak meteor yang pijar ini biasanya
disebut bintang beralih. Jika meteor akan nampak memasuki atmosfer
bumi karena suhunya yang tinggi meteor itu akan hancur sampai
kepermukaan bumi.

Meteor yang sampai ke permukaan bmi disebut meteroid yang


massanya + 10.000 ton pernah jatuh di permukaan bumi yang
menimbulkan kawah meteor di Arizona dan Siberia.Meteorid tersebut
mengandung besi dan nikel.

 Satelit

Merupakan pengiring planet yang bersama-sama mengelilingi


matahari. Satelit bumi yaitu bulan. Bulan merupakan satu-satunya satelit
bumi yang berotasi dalam 1 hari dan berevolusi satu bulan. Jarak bumi
dan bulan + 384.403 km. Perbandingan antara bumi dan bulan sebagai
berikut :

         Massa bulan = 1/10 massa bumi.

         Diameter bulan = ¼ Diameter Bumi = 3000 km

         Gravitasi bulan = 1/6 gravitasi bumi

Permukaan bulan penuh dengan kawah-kawah dan gunung-gunung.


Dipermukaan bulan tidak ada hawa mengakibatkan :

         Suhu berubah sangat cepat, suhu tertinggi 100oC dan terendah -173oC.

         Bunyi tidak dapat merambat sehingga sangat sunyi.

         Langit tampak kelam

         Tidak ada peredaran air, sehingga kering kerontang.

10 Jenis-Jenis Galaksi di Alam Semesta


Beserta Gambarnya
Jenis-Jenis Galaksi

Terdapat banyak jenis galaksi yang ada diantaranya adalah :

1. Galaksi Bimasakti
Galaksi Bimasakti merupakan galaksi yang
ditemukan pada 18 juli 1783. Galaksi ini merupakan galaksi besar yang ditempati oleh
manusia saat ini, dimana bumi terdapat didalamnya. Galaksi Bimasakti terdiri dari 400 milyar
bintang lebih dengan garis tengah sekitar 130 ribu tahun cahaya.

Dimana 1 tahun cahaya merupakan 9500 milyar kilometer. Dengan perhitungan ini
menandakan bahwa Galaksi Bimasakti merupakan galaksi yang sangat besar. Dengan
matahari sebagai pusat dari planet yang mengelilingi dengan sistem dan pengaruh
gravitasinya .Galaksi Bimasakti atau biasa disebut Milky Way (nama internasional)
merupakan salah satu galaksi yang kaya akan berbagai benda angkasa didalamnya dan
bergerak dengan sangat teratur.

2. Galaksi Magellan

Galaksi Magellan sering disebut sebagai nama


Awan Magellan. Dimana awan ini terbagi menjadi dua jenis yaitu Awan Magellan Kecil serta
besar. Awan ini sesungguhnya adalah dwarf galaksi yang mengorbit pada galaksi Bimasakti.
Ukuran mereka adalah 14 ribu tahun cahaya serta 7 ribu tahun cahaya. Jarak antara Awan
Magellan besar dan juga kecil adalah 160 ribu.

Beberapa ilmuwan sering melakukan kajian terhadap Galaksi Magellan, termasuk tanggal 18
April 2012, para astronom dan ilmuwan mengatakan jika matahari tidak ditemukan adanya
materi gelap. Namun mereka menduga bahwa dari bentuk dan kandungan unsur di galaksi
Magellan, di galaksi ini cukup banyak ditemukan materi gelap.

3. Galaksi Ursa Mayor


Jenis-Jenis Galaksi selanjutnya adalah galaksi
Ursa Mayor. Galaksi Ursa Mayor memiliki nama unik, dimana galaksi ini memiliki jarak
hingga 10 juta tahun cahaya dan galaksi ini biasanya sering dikenal dengan nama galaksi
beruang besar.

Ursa Mayor sering dikenal oleh nusantara karena terlihat sebagai tujuh bintang terang yang
berguna bagi kapal dan juga perahu sebagai patokan saat berlayar di malam hari. Jumlah
bintang pada galaksi Ursa Mayor ada 6. Galaksi Ursa Mayor bisa dilihat di langit kutub utara.

4. Galaksi Black Eye

Galaksi Black Eye merupakan salah satu


galaksi yang cukup populer, sama halnya dengan galaksi Bimasakti dan lainnya. Galaksi ini
ditemukan oleh astronom Prancis yang bernama Charles Messier. Ia menemukan ada yang
aneh dalam galaksi ini, yaitu memiliki cincin kabut dan berwarna gelap. Cincin kabut
tersebut mengelilingi intinya yang cukup terang. Messier melihat galaksi ini seperti sebuah
mata sehingga disebut Black Eye. 

Galaksi ini merupakan bentuk galaksi spiral dengan lengannya seperti belalai yang menjulur
dari inti yang cukup terang. Jarak galaksi Black Eye dari Bimasakti sekitar 17 juta tahun
cahaya diambil garis lurus. Galaksi ini memang memiliki jalur debu penyerap gelap yang
spektakuler di depan inti cerah galaksi, sehingga menimbulkan julukan.

5. Galaksi Andromeda
Galaksi Andromeda merupakan galaksi yang
populer selain Bimasakti. Galaksi Andromeda merupakan galaksi besar dengan diameter
hampir 200 ribu tahun cahaya, yang berarti memiliki diameter dua kali lipat dibandingkan
Galaksi Bimasakti. Andromeda sendiri memiliki massa 300 hingga 400 biliun kali masa
matahari.

Struktur Galaksi Andromeda cukup mirip dengan Galaksi Bimasakti yakni berbentuk spiral.
Jaraknya sekitar 2.5 juta tahun cahaya. Letaknya di langit yakni di belahan langit utara,
sekitar 41 derajat di sebelah utara khatulistiwa langit, baik diamati sekitar bulan September,
Oktober dan juga November. Dengan mata telanjang, galaksi ini memang terlihat seperti
kabut namun teropong yang dapat menampakan bintang Andromeda bisa terlihat. Ukuran
Andromeda bisa terlihat seperti bulan dan memiliki ukuran lebih dari 7 kali diameter sudut
bulan. Galaksi ini berisi 1 triliun bintang dan sangatlah jauh.

6. Galaksi Pusaran Air

Galaksi Pusaran Air atau biasa disebut messier


51a. Galaksi Pusaran Air merupakan satu galaksi yang paling mudah ditemukan oleh para
astronom amatir dan dua galaksi tersebut bahkan bisa anda lihat menggunakan binokular.
Galaksi Pusaran memang menjadi target populer para astronom profesional agar bisa
dipelajari struktur dan juga memahami lengan spiral yang dihasilkan oleh galaksi atau tata
surya ini.

Awalnya Galaksi ini memang tidak diakui oleh banyak astronom, namun Edwin Hubble
berhasil menemukan variabel Cepheid yang bisa membuktikan bahwa benda disekitarnya
merupakan galaksi terpisah dan juga adanya Galasi Pusaran Air yang beridir sendiri.
Munculnya radio astronomi juga bisa membantu dengan tegas bahwa adanya Galaksi Pusaran
Air dan galaksi pendamping disekitarnya.
7. Galaksi Roda Biru

Jenis-Jenis Galaksi selanjutnya adalah galaksi


roda biru. Galaksi Roda Biru memang memiliki nama yang sama dengan bentuk dan warna
galaksinya. Galaksi Roda Biru memang tidak terlalu populer, biasa disebut Blue Pin Wheel,
galaksi ini memiliki jarak 2 tahun cahaya dengan Galaksi Bimasakti.

Galaksi Roda Biru merupakan galaksi kecil yang dekat dengan bumi, sehingga bintang
anggota galaksi ini memang mudah dilihat dengan menggunakan binokuler dan teropong
khusus untuk bintang.

8. Galaksi Sombrero

Galaksi Sombrero merupakan galaksi yang


cukup membingungkan. Dinamakan Sombrero karena galaksi ini berbentuk topi Sombrero
milik orang-orang latin. Galaksi ini memiliki bentuk yang spiral, dan juga galaksi yang ada di
bagian rasi bintang Virgo. Galaksi ini memang tampak seperti Sombrero namun bukan dalam
arti sebenarnya, tetapi jika dilihat dari bumi saja. Para AStronom menggunakan Spitzer Space
Telescope NASA untuk menangkap gambar infra merah galaksi yang memiliki struktur aneh
dan struktur tak biasa. (Baca: Revolusi Bumi)

Sombrero merupakan galaksi yang cukup rumit dan lebih rumit dibanding dugaan yang
dibuat para ilmuan. Satu satunya cara memahami galaksi ini adalah memikirkan dua galaksi
di sisi yang berlawanan. Begitulah pendapat yang diberikan oleh Dimitri Gadotti sebagai
astronom ESO di Chile.

Struktur galaksi ini memang unik, dengan jarak 28 juta tahun cahaya dari bumi ini. Galaksi
ini memiliki jari-jari sekitar 60.000 tahun cahaya. Pada tahun 1990-an, tim penelitian yang
dipimpin oleh John Kormendy menunjukan adanya lubang hitang galaksi Sombrero yang
menjadi supermasif. Lubang hitam ini bisa menelan ratusan bintang dan merupakan salah
satu dalam daftar deretan lubang hitam besar yang telah ditemukan manusia. Susunan galaksi
ini terdiri dari awan debu, gas hidrogen yang dingin dan debu antariksa. Ada jua materi gelap
serta gas lain yang telah mendingin di cincin galaksinya. (Baca: Bumi Datar atau Bulat)

9. Galaksi Dolar Perak

Galaksi Dolar Perak atau biasa disebut sebagai


Galaxy Silver Coin merupakan galaksi yang berbentuk spiral dengan letak 13 juta tahun
cahaya. Galaksi ini terdapat di konstelasi Sculptor yakni Galaksi Starburst yang berarti bahwa
saat ini mengalami periode intens pembentukan bintang.

Galaksi Silver Coin ditemukan oleh Caroline Herschel di tahun 1783, sekitar setengah abad
kemudian John Herschel mengamati menggunakan logam cermin reflektor 18 inch di Cape of
Good Hope. Ada dua teknik yang digunakan untuk mengukur jarak ke Galaksi Sculptor
dalam sepuluh tahun terakhir. Dengan jarak yang cukup jauh menjadikan galaksi ini tidak
terlalu terlihat dari Bumi.

10. Galaksi Centaurus

Jenis-Jenis Galaksi yang terakhir adalah


galaksi centaurus. Galaksi Centaurus merupakan galaksi yang biasa dikenal sebagai nama
NGC. Galaksi lenticular ini memiliki jarak sekitar 11 juta tahun cahaya. Ini adalah salah satu
radio galaksi yang berada dekat dengan Bumi, sehingga inti galaksi aktif telah banyak
dipelajari oleh astronom dan peneliti profesional.

Galaksi ini bisa disebut sebagai galaksi terang kelima di langit sehingga target yang ideal
astronomi amatir. Meski begitu, galaksi ini hanya terlihat dari lintang utara serta belahan
bumi bagian selatan.
Anggota tata surya lain
Komet
Benda ini memiliki kandungan batuan es dan debu, melayang bebas tapi mengitari matahari. Dengan material
es dan batuan, komet memiliki bentuk seperti buntut yang selalu menjauhi sisi matahari. Buntut komet
disebabkan tekanan angin matahari, membuat bentuk buntut ekor komet yang selalu mengarah ke belakang
matahari.

Orbit komet ada yang mencapai 200 tahun sekali mengorbit matahari. Umumnya komet berasal dari wilayah
Oort Cloud.

Oort Cloud adalah batuan es yang letaknya lebih jauh dibelakang planet Pluto, dan terdapat sisa batuan dari
bekas pembentukan tata surya dengan jumlah sangat besar. Diketahui ada, tetapi cincin Oort Cloud belum
bisa dilihat oleh pesawat ruang angkasa, karena membutuhkan waktu sangat lama bila mengirim pesawat
kesana.

Dibelakang Pluto ditemukan benda lain, masih ada 3 planet kerdil / planet kecil lain

1. Haumea ditemukan 2004, masuk sebagai planet kerdil. Diameter planet diperkirakan 1,418-1960km,
memiliki 2 bulan, dan orbit ke matahari 6,4 miliar km. Sekali mengorbit membutuhkan waktu 283,3
tahun. Diperkirakan memiliki suhu permukaan -241 deg.C. Sebagai planet kerdil terdingin di tata surya
yang diketahui.
2. Make Make ditemukan tahun 2005. Juga planet kerdil. Memiliki ukuran diameter 1.434km. Tidak
memiliki bulan, mengorbit ke matahari 6,9 miliar km. Membutuhkan waktu 309,9 tahun sekali
mengitari matahari. Suhu -239 deg.C. April 2016, sebuah bulan terlihat di Make Make dan diabadikan
oleh teleskop Hubble
3. Eris ditemukan 2005 juga masuk planet kerdil dengan satu bulan pendamping. Ukuran 2.326km,
mengorbit paling jauh 10,1 miliar km. Membutuhkan waktu 560,9 tahun sekali memutari matahari.
Suhu -231 deg.C
4. OR10 2007, diperkirakan memiliki ukuran 1500km. Ditemukan 17 Juli 2007, memiliki orbit 547 tahun
sekali.

Keempat planet kerdil tersebut berada di sabuk asteroid kedua yaitu sabuk Kuiper atau sabuk paling
luar dari tata surya dan beberapa benda lain ditemukan pada awal abad ke 21

Menurut penelitian mungkin di tata surya kita seharusnya ada 5 planet gas atau planet batuan lain. Yaitu
Jupiter, Saturnus, Neptunus, Uranus atau satu atau dua planet gagal terbentuk. Tapi penelitian terbaru,
mungkin memang sampah dari pembentukan tata surya saja.

Asteroid Belt
Sabuk asteroid pertama berada antara planet Jupiter dan Mars.
Disabuk tersebut banyak batuan besar dan sebagian batuan logam.
Peneliti memperkirakan mungkin disana seharusnya menjadi planet berbatu. Tapi tidak jadi terbentuk akibat
gangguan gravitasi planet Jupiter.
Peneliti mengatakan hal baru, sabuk asteroid / asteroid belt hanya sisa dari pembentukan tata surya yang
terbentuk sejak 4,6 miliar tahun lalu.
Disana ada  beberapa batuan sampai ukuran besar diatas 1 km, dan jutaan batuan kecil lain dengan ukuran
bervariasi
Ceres terbesar 945km ditemukan tahun 1801, sekarang dimasukan sebagai planet kerdil oleh IAU.
Apakah batuan disana sangat padat. Tidak juga, pesawat ruang angkasa dapat melintas dengan aman karena
sabuk asteroid sangat luas dan membentung antara 2.2 - 3.1 AU (perkalian jarak Bumi ke Matahari / 150 juta
km)
Vesta ditemukan tahun 1807 menjadi asteroid kedua terbesar.
Ada 2 sabuk, satu lebih besar dan satu lati lebih kecil. Jadi batuan yang ada disana tersebut tidak melingkar
bulat.

Kuiper Belt
Pembuktian dari satu planet gas tersebut terlihat tersisa si sabuk asteroid Kuiper Belt yang berada di antara
lintasan planet Pluto dan sabuk Asteroid di belakang Mars. Entah kapan planet tersebut sebenarnya ada tapi
lenyap atau hancur, diperkirakan terjadi antara 4 miliar tahun lalu dimana mulai dimulainya pembentukan
planet di tata surya. Misalnya puing batuan di ruang angkasa di sabuk Kuper, membentang mengelilingi
matahari di belakang 4 planet gas kata Dr David Nesvorny dari Southwest Research Institute.

Dr.Nesvorny membuat simulasi antara sampah atau puing batuan di sabuk Kuper. Ketika puing yang ada
masih tertarik oleh gravitasi planet Neptunus. Puing batuan akhirnya tersebar seperti sabuk di lokasi sekarang
karena dahulunya planet Neptunus menganggu pembentukan planet baru lainnya.

Bisa dilihat posisi Neptunus berada dekat dengan sabuk Kuiper yang berisi asteroid.

Berdasarkan penelitian lain memang diperkirakan ke 4 planet gas menganggu orbit proto planet ketika
terbentuknya tata surya. Ke 4 planet besar saling tarik menarik dan mundur menjauhi matahari.

Dampaknya sekarang membuat keuntungan bagi bumi sehingga terbentuk seperti sekarang ini. Bumi berada
di area layak huni.

Ketika keseimbangan antar plante terjadi, posisi bumi ikut tertarik mundur, dan gravitasi planet Jupiter dan
planet gas lain akhirnya bergerak mundur lebih jauh ke posisi belakang. Sampai semuanya menjadi seimbang
seperti sekarang ini.

Berapa banyak bulan di seluruh planet tata surya


Di seluruh planet di tata surya, hanya planet Venus dan Merkurius tidak memiliki bulan. Nama bulan di masing
masing planet dibawah ini
 Bumi diberi nama bulan atau Moon. Terakhir ditemukan satu bulan dari Bumi, artinya Bumi memiliki 2
bulan, hanya saja satu bulan memiliki ukuran jauh lebih kecil dan tidak berbentuk bulat.
 Mars memiliki 2 bulan yaitu Phobos dan Desmos
 Benda terbesar di kelas asteroid adalah Dactyl sebagai bulan dari asteroid 243 Ida, mengorbit 1767
hari.
 Jupiter memiliki 4 bulan besar. Dari IO, Europa Ganymede dan Calisto
 Saturnus sebagai planet paling banyak memiliki bulan. Dengan nama Mimas, Enceladus, Tethys,
Dione, Rhea, Hyperion, Lapetus, Phoebe ukuran besar dan terbesar Titan. Dan beberapa bulan lain
berukuran lebih kecil Janus, Helene, Prometheus, Epimetheus, Pandora, Calyosi, Telesto, Atlas,
Methone, Daphnis, Pallene, Polydeuces, Albiorix, Kiviuq, Ijiraq, Siarnag, Tarvos, Ymir, Skathi,
Bebhionn, Bergelmir, Narvi, Anthe, Aegir, Hati, Erriapus, Mundilfari, Suttungr, S-2007 S2 , Thrymr,
Jarnsax, Farbauti, Greip dan pokoknya banyak deh. Total sampai Oktober 2019, mencapai 82 bulan,
dan masih ada 4 lagi yang belum di konfirmasi.
 Uranus sebagai planet nomor 2 terbanyak memiliki bulan. Dengan nama Puck, Miranda, Ariel,
Umbriel, dan Aberon
 Neptunus memiliki 2 bulan, satu paling besar Triton seukuran bulan di Bumi, dan satu lagi lebih kecil
disebut Neresd
 Pluto memiliki bulan Charon.
 Make Make memiliki 1 bulan, terditeksi dan di umumkan April 2016 dan diberi nama bulan MK2
Nama – Nama Planet Tata Surya
 1. Planet Merkurius

Planet Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari dalam sistem tata surya
atau urutan tata surya. Planet Merkurius menjadi planet yang terkecil setelah planet Pluto.

Karena jarak matahari dekat jadi membuat masa revolusinya hanya selama 88 hari saja
namun masa rotasinya cukup lama apabila di bandingkan dengan bumi hanya berkisar 59 hari
saja.

Matahari akan terlihat dua kali lebih besar bila di lihat dari planet merkurius didandingkan
dilihat dari bumi. Suhu permukaan Merkurius bisa mencapai 427˚C pada tengah hari dan-184
˚C pada tengah malam.
2. Planet Venus

Planet venus adalah planet kedua yang paling dekat dengan Matahari setelah Merkurius di
dalam susunan tata surya. Planet ini megorbitkan Matahari selama 224,7 hari .

Baca Juga :  Kebutuhan Sekunder

Selain bulan, planet ini merupakan objek alami tercerah di langit malam, dengan mgnitudo
tampak sebesar -4,6 yang cukup cerah untuk menghasilkan bayangan.

Untuk melihat kecerahan planet venus dari bumi ketika sebelum matahari terbit atau setelah
matahari terbenam, sehingga di sebut bintang fajar atau bintang senja.

Tetapi planet ini berbeda dengan bumi, planet venus memiliki atmosfer yang terdiri dari 96%
karbondioksida. Tekanan atmosfer di permukaan venus 92 lebih besar dibandingkan dengan
bumi.
3. Planet Bumi

Planet bumi atau planet Earth adalah urutan nomor tiga dari matahari. Bumi adalah salah satu
planet dalam tata surya yang bisa mendukung kehidupan. Baca Juga : Pengertian Organisasi

Karena jaraknya dari matahari, yaitu atmosfer yang bersifat melindungi, dan suatu campuran
bahan kimia yang tepat. Bumi merupakan suatu planet yang dinamis, yang secara konstan
mendaur ulang dirinya sendiri.

Disaat saat bumi mengelilingi matahari dalam satu orbit, Bumi berputar pada satu sumbu
sebanyak 366,26 kali, yang menciptakan 365,26 hari atau tahun sideris.

Perputaran bumi pada sumbunya miring 23,4˚ dari serenjang bidang orbit, yang meyebabkan
terjadinya perbedaan musim di permukaan dengan periode satu taun tropis. 365,24 hari
matahari).
4. Planet Mars

Planet Mars adalah planet yang di temukan di air oleh Lembaga Antariksa Amerika Serikat,
dimana di dalam sebuah kehidupan air merupakan hal yang sangat penting untuk
berlangsungnya kehidupan.

Temperatur mars mencapai 50˚C-60˚C, Suhu bisa mencapai 100 di bwah nol ketika malam
hari. Planet mars memiliki Kala rotasi 4,6 jam dan kala revolusinya 687 hari.

Matahari dan mars di dalam susunan tata surya memilliki jarak sekitar 247.1 juta km. Selain
itu juga, planet mars memiliki satelit seperti bumi, bahkan satelit mars ada dua yaitu Phobos
dan Deimos.

Baca Juga :  Pengertian Operasional


5. Planet Jupiter

Merupakan salah satu nama planet yang sangat terkenal yang memiliki urutan ke lima planet
terbesar dalam tata surya. Bahkan, ukuran planet ini merupakan dua kali gabungan dari
seluruh planet yang ada dalam tata surya.

Planet ini terbesar dalam susunan tata surya memiliki diameter sebesar 142.984 km (88.846
mil) di khatulistiwanya. Kepadatan jupiter, yaitu 1,326 g/cm³, merupakan terbesar kedua
diantara raksasa gas.
6. Planet Saturnus

Planet saturnus ini di kenal sebagai planet bercincin dan juga merupakan planet terbesar
kedua dalam susunan tata surya planet setelah jupiter.

Planet saturnus ini di kenal sebagai planet bercincin dan juga merupakan planet terbesar
kedua dalam susunan tata surya planet setelah jupiter.

Susunan planet saturnus ini sebagian besar berupa gas dan cairan dan mempunyai kerapatan
yang rendah. Dan memiliki bentuk yang diratakan di kutub dan dibengkakkan keluar di
sekitar khatulistiwa.

Diameter khatulistiwa saturnus, sebesar 120.536 km (74.867 mil) diameter dari kutub utara
ke kutub selatan sebesar 108.728 km (67.535 mil), berbeda 9% bentuk yang diratakan karena
rotasinya yang sangat cepat.

Baca Juga :  Sejarah Kerajaan Kediri


7. Planet Uranus

Planet ini di yang temukan oleh Wilhelm Herschell pada tahun 1781 di Inggris. Pada revolusi
84 tahun dan rotasi 17 jam dan planet ini mempunyai warna kebiru-biruan.

Dalam urutan tata surya planet ini memiliki urutan ke tujuh. Atmosfernya sangat di kenal
terdingin dalam sistem tata surya planet, dengan suhu terendah 49 K (-224˚C).

Selain itu kerapatanya 1,27 g/cm³ membuat planet ini paling rendah kedua kepadatannya
setelah Saturnus meskipun bergaris tengah lebih lebih besar daripada Neptunus (kira-kira
garis tengah bumi), Uranus lebih ringan.

Baca Juga :  Konjungsi Penerang


8. Planet Neptunus

Neptunus adalah planet terjauh dari matahari. Kondisi planet ini hampir sama dengan planet
Uranus. kedua planet ini sering di sebut planet kembar.

Diameternya (49.530 km) menjadikan planet neptunus terbesar ke empat dan terbesar ketiga
berdasarkan massa. Planet neptunus tercatat 17 kali lebih besar dari Bumi dan sedikit lebih
besar dari Uranus.

Neptunus memiliki Masa sebesar 1.o243x10 pangkat 26 kgatau 1/19 kali massa jupiter. Jari-
jari khatulistiwa tertulis sebesar 24.764 km, atau sekitar empat kali jari – jari bumi. Baca
Juga :  Sejarah Bola Basket
9. Planet Pluto

Planet yang satu ini sekarang sudah tidak ada di dalam susunan planet tata surya. Tapi ada
baiknya mengetahui tentang Pluto yang dulu sempat di kenal sebagai planet yang termasuk
dalam anggota sistem tata surya.

Pada tahun 1930 planet pluto secara resmi diberi label planet kesembilan dengan
International Astronomical Union dan nama untuk dewa Romawi bawah.

Pluto menyeberang di dalam orbit Neptunus pada tanggal 21 Januari, 1979 dan membuat
pendekatan terdekatnya dengan Matahari pada tanggal 5 September, 1989

KESIMPULAN

Alam semesta merupakan suatu kumpulan dari makromos dan


mikromos. Sedangkan galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh
gaya gravitasi yang terdiri atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara
lain bintang neutron dan lubang hitam), gas dan debu kosmik medium antarbintang.
Tata Surya adalah gugusan kecil dari benda-benda langit dan satu bintang. Tata Surya
adalah bagian kecil dari galaksi. Tata Surya kita terdiri dari matahari dan planet dan benda-
benda langit lainya.
Teori terbentuknya alam semesta ada 2 yaitu Teori Keadaan Tetap dan Teori
Dentuman Besar atau teori Big-Bang. Dan teori terbentuknya Tata Surya dan galaksi ada
5,yaitu Hipotesis Nebular, Hipotesis Planettesimal, Teori Tidal atau Teori Pasang Surut,
Teori Awan Debu dan Teori Bintang Kembar.

Sistem Tata Surya terdiri dari dua yaitu planet kecil dan planet raksasa. Planet kecil
terdiri dari Merkurus, Venus, Bumi dan Mars. Sedangkan Planet Raksasa terdiri dari Jupiter,
Saturnus, Uranus dan Neptunus yang lintasanya jauh dari matahari.

Bagian-bagian Tata Surya ada Matahari, Planet Merkurius, Planet Venus, Planet
Bumi, Planet Mars, Planet Yupiter, Planet Saturnus, Planet Uranus, Planet Neptunus,
Planetoida atau Asteroida, Komet, Meteor, dan Satelit.
DAFTAR PUSTAKA

http://erabaru.net/iptek/55-iptek/11077-bagaimana-galaksi-terbentuk

https://triwulan232.wordpress.com/2013/01/30/benda-benda-langit-dan-karakteristik-planet/

http://www.obengplus.com/articles/5342/1/Urutan-planet-di-tata-surya-ada-9-atau-13-satu-
planet-VG18-ditemukan.html

Anda mungkin juga menyukai