Anda di halaman 1dari 37

SISTEM APLIKASI PENGADUAN MASYARAKAT

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

AHMAD KUNCORO PANDU YEKTI


NPM : 134060018251

7D REGULER D-IV AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
LEMBAR PERNYATAAN

Bersama ini saya menyatakan:


 Kesatu, bahwa seluruh isi paper ini, benar–benar hasil tulisan saya sendiri,
tidak ada satu alineapun hasil plagiat dari tulisan orang lain, kecuali yang
dikutip secara resmi dan tertera dengan jelas. Setiap kutipan disebutkan
sumbernya dan juga dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
 Kedua, bahwa saya mengijinkan tulisan ini dimuat dalam jurnal
ilmiah,majalah,atau website di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan (BPPK) khususnya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), agar
dapat dipahami oleh lebih banyak pembaca, serta memberikan banyak
manfaat.

Bintaro, September 2013


Penulis

Ahmad Kuncoro Pandu Yekti

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI ii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i


HALAMAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1


A. Latar Belakang …………………………………………. 1
B. Pengertian-Pengertian ……………………………....... 2
BAB II TATA CARA PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT ... 4
A. Penerimaan Pengaduan ………………………………… 4
B. Verifikasi …………………………………………………. 5
C. Distribusi …………………………………………………. 6
D. Pengkajian …………………………………………………. 6
E. Entry Data …………………………………………………. 8
F. Penyelesaian …………………………………………………. 9
BAB III SPESIFIKASI TEKNIS SIPUMA ………………………………… 10
A. Desain Sistem Aplikasi ………………………………… 10
B. Kebutuhan Implementasi Aplikasi ……………………….. 11
C. Setting Akses Aplikasi ………………………………… 11
BAB IV STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SIPUMA ………. 13
A. Penerimaan Pengaduan ………………………………... 13
B. Perekaman Data Utama ………………………………... 13
C. Merekam Terlapor …………………………………………. 18
D. Merekam Informasi Tambahan ……………………….. 21
E. Mengupload File Attachment ……………………….. 25
F. Klasifikasi Data Pengaduan ………………………………... 27

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 29


LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………….. 30
RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………………... 34

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI iii


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Reformasi birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai diawali dari
reformasi birokrasi yang dicanangkan oleh Kementerian Keuangan sejak tahun 2005
sebagai upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean government) dan
pemerintahan yang baik (good government), dan saat ini telah memberikan dampak positif
dalam meningkatkan citra Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Reformasi birokrasi dimaksud
dilaksanakan melalui penataan organisasi, penataan proses bisnis, dan peningkatan sumber
daya manusia pada masing-masing unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, sehingga diharapkan dapat melaksanakan pengawasan yang lebih efektif dan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sesuai tugas dan fungsinya.
Namun, dalam upaya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mewujudkan reformasi
birokrasi pada saat melaksanakan tugas dan fungsinya, tidak tertutup kemungkinan terdapat
pejabat dan/atau pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang melakukan
pelanggaran kode etik dan/atau peraturan disiplin pegawai negeri sipil sehingga
menghambat proses reformasi birokrasi. Hambatan-hambatan tersebut perlu segera
mendapat perhatian dan diidentifikasi agar proses reformasi birokrasi dapat berjalan secara
optimal. Oleh karena itu, sangat diperlukan peran serta pejabat dan/atau pegawai di
lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta masyarakat untuk menyampaikan
setiap pelanggaran yang diketahuinya.
Dalam rangka mendorong peran serta pejabat dan/atau pegawai dilingkungan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta masyarakat dalam upaya pencegahan
penyimpangan dan/atau penyalahgunaan kewenangan serta adanya kebijakan agar tercipta
sistem aplikasi pengaduan masyarakat untuk menampung penyampaian/laporan adanya
pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat dan/atau pegawai di lingkungan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai, Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai bersama
Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai membuat Sistem Aplikasi Pengaduan
Masyarakat (SIPUMA).
Melalui SIPUMA setiap pengaduan yang disampaikan terkait adanya pelanggaran
yang dilakukan oleh pejabat dan/atau pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai kepada unit Kepatuhan Internal dan/atau Inspektorat Jenderal Kementerian
Keuangan akan ditindaklanjuti dan diharapkan dapat menumbuhkan budaya/kultur

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 1


kepedulian di kalangan pejabat dan/atau pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk
menghindari pelanggaran, dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap organisasi, proses
bisnis, dan kualitas sumber daya manusia, serta memberikan efek jera bagi pejabat
dan/atau pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang melakukan pelanggaran kode
etik dan/atau peraturan disiplin pegawai.
Agar pengelolaan dan tindak lanjut penanganan pengaduan masyarakat di
lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dapat terlaksana secara transparan,
akuntabel, dan dapat dipertanggungjawabkan maka perlu ditetapkan suatu mekanisme
penanganan pengaduan masyarakat untuk menjadi pedoman bagi seluruh unit Kepatuhan
Internal dalam menangani pengaduan masyarakat.

B. PENGERTIAN-PENGERTIAN

1. Unit Kepatuhan Internal adalah aparat pengawasan internal di lingkungan Direktorat


Jenderal Bea dan Cukai yang terdiri atas:
a. Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.
b. Bagian Umum dan Kepatuhan Internal pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai;
c. Bidang Kepatuhan Internal pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A
atau Tipe B;
d. Seksi Kepatuhan Internal pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe Madya Pabean atau Tipe Madya Cukai;
e. Subbagian Umum pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe
A1, Tipe A2, atau Tipe A3;
f. Urusan Umum pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B;
g. Subbagian Umum pada Pangkalan Sarana Operasi dan Balai Pengujian dan
Identifikasi Barang;

2. Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat yang selanjutnya disingkat SIPUMA adalah


suatu sistem aplikasi yang digunakan oleh unit Kepatuhan Internal dalam mengelola
penanganan pengaduan masyarakat di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, yang terintegrasi dengan Whistleblowing System yang digunakan oleh
Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 2


3. Whistleblowing System yang selanjutnya disingkat WISE adalah aplikasi yang
disediakan oleh Kementerian Keuangan bagi pegawai/pejabat maupun masyarakat
luas yang memiliki informasi dan ingin melaporkan suatu perbuatan berindikasi
pelanggaran dan/atau ketidakpuasan pelayanan yang diberikan yang terjadi di
lingkungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
4. Pengadu adalah masyarakat termasuk pegawai DJBC yang menyampaikan
pengaduan masyarakat.
5. Penerima Pengaduan adalah pejabat dan/atau pegawai di lingkungan unit
Kepatuhan Internal yang ditugaskan untuk menerima pengaduan masyarakat.
6. Verifikator adalah pejabat di lingkungan Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan
Cukai yang ditugaskan untuk melakukan verifikasi atas pengaduan masyarakat yang
diterima.
7. Pejabat Yang Berwenang (PYB) adalah pejabat di Pusat Kepatuhan Internal
Kepabeanan dan Cukai yang berwenang untuk memberikan disposisi atas
pengaduan masyarakat yang terkait pelanggaran kode etik dan/atau peraturan
disiplin pegawai dan menyatakan bahwa suatu pengaduan masyarakat selesai
ditindaklanjuti.
8. Pengkaji adalah pejabat dan/atau pegawai di lingkungan unit Kepatuhan Internal
yang bertugas untuk melakukan analisis atas pengaduan masyarakat yang
didisposisi kepadanya dan membuat laporan hasil penanganan pengaduan
masyarakat.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 3


BAB II
TATA CARA PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT

A. PENERIMAAN PENGADUAN

1. Penerimaan Pengaduan Melalui Aplikasi


a. Pengaduan masyarakat dapat disampaikan oleh pengadu melalui aplikasi
secara langsung, yaitu dengan mengakses:
1) Situs resmi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dengan alamat
www.beacukai.go.id; atau
2) Portal Pengguna Jasa.
b. SIPUMA akan secara otomatis memberikan nomor tiket kepadapengadu, dan
pengadu dapat mencetak data pengaduannya atau cukup mencatat/mengingat
nomor tiket yang diberikan SIPUMA.
c. Nomor tiket hanya dapat diketahui oleh pengadu, dan pengadusecara mandiri
dapat memantau tindak lanjut penanganan atas pengaduannya sesuai nomor
tiket yang diberikan.
d. Apabila pengadu mencantumkan alamat e-mail dan/atau nomor telepon
genggam yang valid, maka SIPUMA akan mengirim nomor tiket kepada pengadu
melalui e-mail dan/atau SMS.
2. Penerimaan Pengaduan Secara Manual
a. Pengaduan masyarakat dapat disampaikan oleh pengadu secara manual, yaitu
melalui saluran pengaduan resmi yang berupa:
1) Petugas Penerima Pengaduan (helpdesk) untuk pengaduan yang
disampaikan melalui Meja Pengaduan (datang langsung);
2) Telepon;
3) Surat;
4) Kotak Pengaduan;
5) Faksimili;
6) Layanan SMS Pengaduan;
7) Surat Elektronik (e-mail); atau
8) Saluran pengaduan resmi lainnya.
b. Penerima pengaduan wajib merekam data pengaduan yang disampaikan secara
manual ke dalam SIPUMA.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 4


c. SIPUMA akan secara otomatis memberikan nomor register kepada penerima
pengaduan setelah data pengaduan masyarakat dimasukkan ke dalam SIPUMA.
d. Penerima pengaduan wajib memberitahukan nomor register kepada pengadu
sepanjang terdapat jalur komunikasi dengan pengadu.
e. Nomor register akan menjadi identitas pengaduan masyarakat pada saat
petugas unit Kepatuhan Internal berkomunikasi dengan penerima pengaduan,
khususnya dalam hal pengadu ingin mengetahui perkembangan tindak lanjut
penanganan pengaduannya.
f. Dalam hal pengadu ingin melakukan pemantauan atas tindak lanjut penanganan
pengaduannya secara mandiri, pengadu harus memberikan alamat e-mail atau
nomor telepon genggam yang valid kepada petugas penerima pengaduan untuk
dimasukkan ke dalam SIPUMA dan SIPUMA akan mengirimkan nomor tiket
kepada pengadu.
g. Nomor tiket hanya dapat diketahui oleh pengadu dan pengadu secara mandiri
dapat memantau tindak lanjut penanganan atas pengaduannya sesuai nomor
tiket yang diberikan.
h. Pejabat dan/atau pegawai pada UKI wajib menjaga kerahasiaan identitas
pengadu kecuali pengadu menginginkan sebaliknya atau dalam keadaan
tertentu untuk mempermudah penyelidikan.

B. VERIFIKASI

1. Setiap pengaduan masyarakat yang masuk melalui SIPUMA akan dilakukan


verifikasi oleh verifikator.
2. Verifikator melakukan telaah terhadap materi aduan yang meliputi:
a. Apa materi aduannya (what);
b. Siapa nama pejabat dan/atau pegawai yang diadukan (who);
c. Kapan materi aduan tersebut terjadi (when);
d. Di mana materi aduan tersebut terjadi (where); dan
e. Bagaimana materi aduan tersebut terjadi (how).
3. Apabila materi pengaduan masyarakat terkait dengan pelanggaran kode etik
dan/atau peraturan disiplin pegawai maka pengaduan masyarakat tersebut
diteruskan kepada PYB.
4. Apabila materi pengaduan masyarakat tidak terkait dengan pelanggaran kode etik
dan/atau peraturan disiplin pegawai maka pengaduan masyarakat tersebut
diteruskan ke pengkaji pada unit terkait.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 5


5. Verifikator dapat meminta data tambahan kepada pengadu dalam hal materi
pengaduan yang diterima dianggap kurang jelas atau kurang memadai untuk
ditindaklanjuti.
6. Apabila materi pengaduan tidak jelas dan tidak dapat diperjelas dan/atau tidak ada
data tambahan atau hasil konfirmasi yang disampaikan pengadu kepada verifikator
dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak permintaan data tambahan oleh
verifikator dan/atau pejabat dan/atau pegawai yang diadukan tidak jelas, telah
pensiun atau telah meninggal dunia, maka pengaduan masyarakat tersebut
diputuskan sebagai pengaduan yang tidak dapat ditindaklanjuti.

C. DISTRIBUSI

1. PYB melakukan disposisi terhadap pengaduan masyarakat yang diterima dari


verifikator kepada pengkaji pada Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai,
pengkaji pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai atau pengkaji pada Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
2. PYB meneruskan pengaduan masyarakat yang diterima dari verifikator kepada
Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan melalui aplikasi WISE apabila
pengaduan masyarakat tersebut tidak terkait dengan tugas dan fungsi di lingkungan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
3. Berdasarkan pertimbangan tertentu, PYB dapat memutuskan suatu pengaduan
masyarakat yang telah selesai diverifikasi tidak dapat ditindaklanjuti.

D. PENGKAJIAN

1. Pada Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai dan Kantor Pelayanan
Utama Bea dan Cukai
a. Pengkaji menerima pengaduan masyarakat yang berasal dari:
1) distribusi dari verifikator atas pengaduan masyarakat yang tidak terkait
dengan pelanggaran kode etik dan/atau peraturan disiplin pegawai; dan
2) distribusi dari Pejabat Yang Berwenang.
b. Pengkaji melakukan analisis atas pengaduan masyarakat yang diterima untuk
menentukan langkah-langkah penyelesaian pengaduan masyarakat tersebut dan
menunjuk pengentry data untuk melakukan entry data proses tindak lanjut
penanganan pengaduan yang dilakukan.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 6


c. Setelah proses entry data selesai, pengkaji melakukan pengkajian mengenai
hasil tindak lanjut untuk membuat laporan penanganan pengaduan masyarakat
dan menyampaikannya kepada PYB.
2. Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
a. Pengkaji pada menerima pengaduan masyarakat yang berasal dari:
1) distribusi dari verifikator atas pengaduan masyarakat yang tidak terkait
dengan pelanggaran kode etik dan/atau peraturan disiplin pegawai; dan
2) distribusi dari PYB.
b. Pengkaji melakukan analisis atas pengaduan masyarakat yang diterima.
c. Apabila materi pengaduan masyarakat tersebut dipandang dapat diselesaikan
oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai, Pangkalan Sarana
Operasi Bea dan Cukai, atau Balai Pengujian dan Identifikasi Barang yang
berada di bawah wilayah kerjanya, maka pengkaji pada Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menunjuk pengkaji pada Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai/Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai/Balai
Pengujian dan Identifikasi Barang untuk melakukan tindak lanjut penanganan
pengaduan masyarakat tersebut.
d. Apabila materi pengaduan masyarakat dipandang lebih tepat jika ditindak lanjuti
secara langsung oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, maka
pengkaji menentukan langkahlangkah untuk menyelesaikan pengaduan
masyarakat tersebut dan menunjuk pengentry data pada Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk melakukan entry data proses tindak
lanjut penanganan pengaduan masyarakat.
e. Setelah proses entry data selesai, pengkaji melakukan pengkajian mengenai
hasil tindak lanjut untuk membuat laporan penanganan pengaduan masyarakat
dan menyampaikannya kepada PYB.
f. Untuk pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti oleh Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai, Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai, atau
Balai Pengujian dan Identifikasi Barang, pengkaji melakukan penilaian atas
laporan penanganan pengaduan masyarakat dari pengkaji di bawahnya dan
memutuskan:
1) Meneruskan kepada PYB apabila setuju dengan laporan penanganan
pengaduan masyarakat yang disampaikan;
2) Mengembalikan kepada pengkaji sebelumnya apabila laporan penanganan
pengaduan masyarakat belum memadai dan perlu dilengkapi;

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 7


3) Memberikan disposisi kepada pengentry data apabila pengaduan
masyarakat tersebut akan diambilalih oleh Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai; dan
4) Memberikan disposisi kepada pengkaji lainnya pada kantor yang masih di
lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang sama
apabila pengaduan masyarakat tersebut masih perlu untuk ditindaklanjuti
oleh kantor lainnya.
3. Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai, Pangkalan Sarana
Operasi Bea dan Cukai, serta Balai Pengujian dan Identifikasi Barang
a. Pengkaji menerima pengaduan yang berasal dari:
1) distribusi dari verifikator atas pengaduan masyarakat yang tidak terkait
dengan pelanggaran kode etik dan/atau peraturan disiplin pegawai; dan
2) distribusi pengkaji pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
di atasnya.
b. Pengkaji melakukan analisis atas pengaduan masyarakat yang diterima untuk
menentukan langkah-langkah penyelesaian pengaduan masyarakat tersebut dan
menunjuk pengentry data untuk melakukan entry data proses tindak lanjut
penanganan pengaduan masyarakat yang dilakukan.
c. Setelah proses entry data selesai, pengkaji melakukan pengkajian mengenai
hasil tindak lanjut untuk membuat laporan penanganan pengaduan masyarakat
dan menyampaikannya kepada pengkaji Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai.

E. ENTRY DATA

1. Pengentry data melakukan entry data terkait proses tindak lanjut penanganan
pengaduan masyarakat.
2. Pengentry data melakukan entry data sesuai dengan bukti, bahan, dan keterangan
dari pihak-pihak terkait yang diperoleh, serta dokumen-dokumen yang
dibuat/diterbitkan dalam rangka tindak lanjut penanganan pengaduan masyarakat.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 8


F. PENYELESAIAN

Terhadap pengaduan masyarakat yang sudah selesai diproses oleh pengkaji,


PYB melakukan proses sebagai berikut:
1. Jika proses pengaduan masyarakat sudah memiliki dasar yang memadai untuk
dinyatakan selesai, maka pengaduan diputuskan selesai ditindak lanjuti;
2. Jika proses pengaduan masyarakat belum dapat dinyatakan selesai, maka
pengaduan tersebut dapat diserahkan kembali kepada pengkaji sebelumnya atau
pengkaji pada unit Kepatuhan Internal lainnya untuk diproses lebih lanjut; dan
3. Jika berdasarkan hasil pengkajian yang disampaikan ternyata pengaduan
masyarakat tersebut tidak terkait dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai, maka pengaduan tersebut diteruskan kepada Inspektorat Jenderal
Kementerian Keuangan melalui aplikasi WISE.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 9


BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS SIPUMA

A. DESAIN SISTEM APLIKASI

Desain Global Aplikasi

 Sentralisasi
 Server ada di Data Center Pusat DJBC
 Tidak ada installasi yang dilakukan di kantor daerah
 Berbasis Web
 Menggunakan Browser Mozilla Firefox ≥ 3.6
 Akses menggunakan jaringan intranet
 Menggunakan jaringan LAN dari kantor daerah ke Pusat
 Menggunakan SSO
 Terintegrasi dengan database kepegawaian
 User Id dan Password sama dengan yang digunakan untuk mengakses
aplikasi lainnya

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 10


B. KEBUTUHAN IMPLEMENTASI APLIKASI

1. Sisi Infrastruktur
a. Dari segi infrastruktur Kantor harus memiliki jaringan LAN untuk
menghubungkan komputer user dengan server di kantor pusat.
b. Untuk spesifikasi computer tidak ada standar kebutuhan spesifikasi tertentu
selama computer tersebut dapat menjalankan web browser Mozilla Firefor
dengan lancer dan tanpa gangguan.
2. Sisi User Pegawai
a. User adalah pegawai di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang sudah memiliki
Nomor Induk Pegawai (NIP).
b. Pegawai tersebut juga harus sudah memiliki akses (user id dan password) pada
Portal Intranet Pegawai Bea dan Cukai (www.beacukai.go.id).
c. Jika pegawai yang bersangkutan belum memiliki akses kepada Portal Intranet
Bea dan Cukai, maka peagwai tersebut harus melakukan aktivasi user SSO di
Portal Intranet Pegawai.
d. Jika pegawai yang bersangkutan sudah memiliki akses kepada Portal Intranet
Bea dan Cukai, pegawai tersebut harus diberi hak akses aplikasi SIPUMA oleh
Admin Kantor setempat untuk dijadikan user aplikasi SIPUMA.
3. Alasan menggunakan Mozilla Firefox
Mozilla Firefox dipilih untuk menjaga standarisasi akses, bentuk tampilan
aplikasi yang User Friendly, keamanan dan ketersediaan di berbagai Sistem Operasi
(Windows, Linux, Solaris, Mac, Tablet, dan lainnya)

C. SETTING AKSES APLIKASI

1. Setting IP Address Pada Komputer


a. Menggunakan IP sesuai segmen LAN yang ada di kantor tersebut, bukan
menggunakan IP untuk akses internet
b. Menambahkan alamat DNS :
 10.0.24.1
 10.0.24.2
 10.0.24.3
c. Setting proxy pada browser :
1) Disarankan untuk menggunakan setting “no proxy”

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 11


2) Jika akan menggunakan proxy untuk bisa akses internet dan akses aplikasi
maka harus menambahkan “Exception” untuk ip address berikut ini :
 10.0.16.0/24
 192.168.208.0/24
*.beacukai.go.id
2. Alamat akses aplikasi
a. Akses halaman CEISA pada alamat : http://10.0.16.100 kemudian sign in dan
memilih aplikasi SIPUMA
b. Atau akses langsung server aplikasi pada alamat :
1) Server development → http://10.0.16.200/sipuma
2) Server production → http://10.0.16.111/sipuma
3. Setting Kewenangan Akses Aplikasi
a. Setiap pegawai harus melakukan aktivasi user SSO
1) Melalui Portal Intranet Pegawai Bea dan Cukai;
2) Menggunakan data-data kepegawaian seperti tmt cpns, lokasi lahir dan
lainnya.
b. Akses aplikasi diberikan kepada Petugas UKKI
1) Yaitu yang bertugas pada unit Kepatuhan Internal di kantor tersebut;
2) Kepala Kantor menunjuk petugas yang akan diberi akses aplikasi SIPUMA
sebagai dasar admin untuk setting user pada aplikasi.
c. Pemberian kewenangan akses oleh Admin User Kantor
a. Setiap kantor harus memiliki Petugas yang berfungsi sebagai admin kantor
dalam hal ini biasanya adalah Seksi DukTek atau Seksi IKC;
b. Admin kantor memiliki tugas untuk memberikan atau mencabut hak akses
aplikasi SIPUMA kepada Petugas UKKI.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 12


BAB IV
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SIPUMA

A. PENERIMAAN PENGADUAN

Tugas penerima pengaduan adalah untuk merekam data-data pengaduan


yang meliputi data utama (apa, kapan, dimana, siapa dan bagaimana : 5w-1h) dan
data pendukung seperti info tambahan, file attachment dan lainnya.
Untuk mengakses menu penerimaan, dari halaman utama aplikasi, pilih menu:
Pengaduan -> Penerimaan seperti gambar berikut ini :

Kemudian akan tampil form penerimaan pengaduan seperti berikut ini:

B. PEREKAMAN DATA UTAMA

Pada menu pengaduan disediakan fasilitas untuk melakukan perekaman data


utama atau data pengaduan dari user. User harus berada pada layar menu
Pengaduan dengan sub menu Penerimaan. Layar sub menu Penerimaan. Sub menu
Penerimaan artinya adalah system akan menerima dengan cara merekam semua
pengaduan yang masuk, setelah itu sistem akan menyimpan dan menunggu untuk di
lakukan tindak lanjut.
Untuk melakukan perekaman data utama terdapat beberapa tombol yang
dapat di gunakan untuk melakukan manipulasi terhadap data tombol-tombol tersebut
terlihat pada gambar di bawah ini :

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 13


Gunakan mouse untuk mengakses menu Perekaman pada gambar di bawah ini :

Gunakan tombol Rekam  seperti pada gambar diatas untuk melakukan


perekaman data utama pengaduan, kemudian akan memunculkan menu perekaman
data seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar diatas merupakan layar perekaman data pengaduan pada setiap sisi
label /informasi data yang akan di isi di beri tanda bintang *berwarna merah artinya
bahwa setiap data tersebut wajib diisi.
Dari gambar diatas terdapat 2(dua) besaran data yang harus di rekam antara
lain :
1. Data Pengadu :  Data pengadu memuat data /identitas dari seseorang yang
melakukan pengaduan diantaranya seperti data-data dibawah ini
a. Nama :
Item data ini memuat nama dari seseorang yang melakukan
pengaduan, secara default sistem akan menset   kolom isian nama menjadi
Anonim atau tanpa nama. artinya pengadu tersebut tidak memberikan identitas
pengadu, maka isi saja kolom ini dengan Anonim. Selain itu pada pojok kanan
kolom tersebut terdapat tombol untuk menampilkan data referensi identitas
pengadu yang pernah di rekam di aplikasi layar tersebut seperti pada gambar
di bawah ini :

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 14


Pada layar diatas terlihat beberapa parameter pencarian klik pada
dropdown parameter pencarian untuk memilih jenis parameter pencarian,
kemudian tuliskan Key Word sesuai parameter pencarian yang dipilih misal
parameter pencarian berdasarkan Nama tulis Key Word(Kata Kunci) Sudi
kemudian gunakan tombol Cari  untuk sistem agar mencari dara dengan
parameter pencarian Nama dengan Key Word : Sudi.
Setelah data yang dicari ditemukan maka klik pada data yang yang di
inginkan pada list data maka tombol Apply akan aktif, artinya data dapat
diambil dan di simpan di menu sebelumnya.

b. Alamat     :
Alamat merupakan identitas alamat tempat si pengadu tinggal sebagai
data referensi pengadu, sehingga dapat diketahui tempat tinggal dari si
pengadu.
c. Telepon    :
Telepon merupakan nomor telepon dari pengadu yang dapat di
hubungi maka jika di butuhkan info lebih lanjut dapat di hubungi dengan mudah
d. E-mail       :
Alamat e-mail dari si pengadu sebagai data referensi untuk
mengirimkan tindak lanjut melalui media internet.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 15


2. Isi Pengaduan
Frame isi Pengaduan berisi point-point pengaduan yang di buat oleh si
pengadu mengenai beberapa hal di bawah ini :
a. Sumber  Aduan
Sumber Aduan merupakan informasi mengenai aduan tersebut
berasal dari mana atau menggunakan media apa. pada kolom ini diisi dengan
menggunakan dropdownlist klik pada tombol tersebut untuk mengetahui
beberapa pilihan sumber aduan yang dapat di pilih, data sumber aduan seperti
pada gambar di bawah ini :

b. Kepada  : 
Kolom Kepada merupakan informasi mengenai pengaduan tersebut di
tujukan kepada siapa, user dapat dengan bebas mengisikan kolom tersebut,
bisa menyebutkan nama atau menyebutkan jabatan dari yang di tuju, sehingga
dapat di ketahui dengan jelas pengaduan di tujukan kepada siapa.
c. Judul (What)
Informasi mengenai judul dari pengaduan, sehingga dapat di
identifikasi mengenai masalah dalam jenis apa, judul merepresentasikan
keluhan terhadap pengaduan suatu layanan atau kah tindakan dari pegawai di
lapangan.
d. Lokasi (Where) dan Kota
e. Informasi mengenai lokasi terjadinya keluhan atau pengaduan, terjadi
dimanakah pelayanan tersebut dianggap menghambat kenyamanan dari
pengguna. contoh pengisian lokasi seperti pada gambar di bawah ini:

dari gambar diatas terlihat cara pengisian Lokasi di lakukan terlebih dahulu
dengan menggunakan tombol dropdown kemudian pilih lokasi yang diinginkan
maka isian Kota akan mengikuti lokasi yang di isi contoh Lokasi yang di isi DKI
Jakarta maka Kota yang berkaitan dengan DKI Jakarta adalah Jakarta Barat,

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 16


Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan sebagainya. pilih lah sesuai
data yang ada.
f. Waktu (When)
Waktu menyangkut kapan terjadinya pengaduan tersebut, atau
terjadinya ketidak nyamanan dalam pelayanan. waktu di representasikan
dalam bentuk tanggal dan jam terjadinya seperti pada gambar di bawah ini:

Hasil isian tanggal diatas akan berubah dengan format Tanggal dan
Jam/Waktu pengaduan tersebut. Hasilnya akan seperti pada gambar berikut :

g. Uraian (how)
Uraian merupakan informasi mengenai uraian pengaduan secara
detail dan terperinci sehingga dapat di pahami oleh sesorang yang di tuju.

Apabila semua content data telah selesai di isi gunakan tombol Save untuk
menyimpan data yang akan di rekam

Informasi pada lingkaran merah diatas adalah informasi mengenai  user dapat
melengkapi data pengaduan setelah data utama ini direkam terlebih dahulu. Setelah
data di simpan maka akan muncul pesan yang memberikan petunjuk untuk merekam
data pendukung lainnya, pesan tersebut  seperti pada gambar di bawah ini :

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 17


C. MEREKAM TERLAPOR

Setelah Perekaman data utama berhasil di rekam maka user dapat


melakukan perekaman pada menu perekaman Terlapor, apabila user belum
melakukan perekaman data utama maka user tidak dapat merekam data Terlapor.
Untuk mengakses menu terlapor maka user harus berada pada menu Pengaduan
dengan Sub menu Penerimaan, pastikan data yang sudah di rekam ada dalam list
layar di bawah ini :

Pilih data yang akan di rekam data Terlapor kemudian klik dua kali pada data
tersebut maka akan muncul layar seperti pada layar di bawah ini:

Pada layar diatas di tampilkan proses-proses history yang terjadi pada


pengaduan yang sedang di pilih, history data terekam saat mulai di di rekam sampai
pada proses penerimaan untuk melihat history teakhir dapat di lihat pada kolom
waktu terakhir di proses. terlihat dari waktu mulai  sampai dengan waktu selesai
proses.
Cara Pengisian Menu Terlapor adalah sebagai berikut : untuk mengakases
menu tersebut pada bagian atas sebelah kanan terdapat beberapa tombol seperti
pada gambar di bawah ini:

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 18


untuk memunculkan layar Terlapor klik pada tombol Terlapor maka akan
memunculkan layar di bawah ini :

Layar ini hanya merupakan layar informasi mengenai data Terlapor yang
sudah direkam sebelumnya, tombol-tombol manipulasi data seperti Edit, Delete
Detail sementara di tutup karena data Terlapor berjumlah 0, jika data sudah di rekam
dan di pilih maka tombol tersebut akan aktif. Untuk melakukan pengisian klik tombol
rekam maka akan muncul layar input seperti pada gambar di bawah ini :

Pada layar diatas terdapat 5(lima) data yang harus di isi semua data tersebut
harus di isi karena pada setiap label terdapat tanda * ,  data-data yang harus diisi
anatara lain

1. NIP            :
Kolom NIP diisi berdasar NIP terlapor, kolom ini dapat isi secara manual atau
pun di isi menggunakan tombol referensi seperti gambar di atas. klik pada tombol
tersebut kemudian akan memunculkan layar pencarian data pegawai dengan
beberapa parameter yaitu : NIP Baru, NIP Lama dan Nama pegawai.
Layar tersebut seperti pada gambar di bawah ini :

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 19


Seperti pada layar diatas data yang muncul sesuai dengan parameter
pencarian yang dipilih beserta keywordnya(kata kunci), metode pencarian
menggunakan like artinya setiap Kata Kunci yang di inputkan pada kolom tersebut
maka sistem akan mencari data di database dengan semua kata yang mengandung
parameter kata kunci.
Setelah ditemukan data yang akan di tampilkan dipilih kemudian gunakan
mouse kiri untuk melakukan klik 2 kali pada data tersebut atau gunakan tombol
Apply untuk menampilkan data pada layar sebelumnya. hasil dari pengisian data NIP
dengan menggunakan tombol referensi seperti pada gambar di bawah ini :

Sangat mudah , sehingga user hanya tinggal mengisi kolom Catatan setelahitu
lakukan simpan data menggunakan tombol Simpan.
2. Nama
Kolom nama dapat diisi secara manual dengan cara mengetikan nama atau
menggunakan tombol referensi pada saat pengisian NIP sehingga lebih
memudahkan.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 20


3. Jabatan
Kolom Jabatan dapat diisi secara manual dengan cara mengetikan jabatan
secara lengkap  atau menggunakan tombol referensi pada saat pengisian NIP
sehingga lebih memudahkan.
4. Pangkat
Kolom Pangkat dapat diisi secara manual dengan cara mengetikan pangkat
secara lengkap  atau menggunakan tombol referensi pada saat pengisian NIP
sehingga lebih memudahkan.
5. Catatan
Catatan diisi sesuai catatan yang akan di berikan kepada terlapor agar dapat
di tindak lanjuti lebih lanjut.

Apabila semua data sudah di isi kemudian gunakan tombol Simpan untuk
menyimpan data terlapor yang sudah di rekam.

D. MEREKAM INFORMASI TAMBAHAN

Setelah Perekaman data utama berhasil di rekam maka user dapat


melakukan perekaman pada menu perekaman Informasi apabila user belum
melakukan perekaman data utama maka user tidak dapat merekam data Informasi.
Untuk mengakses menu tersebut maka user harus berada pada menu Pengaduan
dengan Sub menu Penerimaan, pastikan data yang sudah di rekam ada dalam list
layar di bawah ini :

Pilih data yang akan di rekam data Informasi kemudian klik dua kali pada
data tersebut maka akan muncul layar seperti pada layar di bawah ini:

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 21


Setelah layar diatas muncul klik dua kali pada tombol Rekam untuk
memunculkan tampilan atau layar untuk melakukan input data Informasi. layar input
data informasi tambahan terlihat pada gambar di bawah ini :

Untuk cara pengisiannya adalah pada layar diatas terdapat beberapa item data yang
harus di rekam diantaranya adalah :
1. Jenis Info  : pada item ini merupakan isian berupa tombol drop down yang artinya
user hanya tinggal memilih semua pilihan yang di sediakan pada layar diatas,
sedangkan untuk pilihan jenis info antara lain :
a. Informasi tambahan :  isian ini merupaka jenis info yang di rekam jika
informasi tersebut hanya sebagai informasi tambahan dari infomasi yang
sebenarnya.
b. Ralat Informasi :  isian ini merupakan jenis info yang di rekam berupa
sebuah ralat atau pembetulan dari sebuah infomasi.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 22


2. Isi Informasi : kolom ini adalah isian bebas berupa isi dari infomasi yang disampaikan
sesuai jenis dari informasi yang di pilih, sehingga user dapat dengan jelas
menuangkan isi informasi tersebut.
Setelah semua item data diatas di isi gunakan tombol Simpan untuk
melakukan penyimpanan data infomasi sehingga dapat tersimpan dalam
database.Tombol Simpan  terlihat pda gambar di bawah ini :

setelah Tombol Simpan di gunakan maka akan muncul pesan bahwa data sudah
tersimpan, pesan tersebut seperti pada gambar di bawah ini :

setelah itu klik tombol OK, hasil  dari perekaman tersebut adalah seperti pada layar
di bawah ini :

Layar di atas memaparkan hasil dari perekaman infomasi yang di lakukan pada layar
rekam Infomasi.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 23


Fungsi  tombol-tombol : 
 Edit : tombol yang berfungsi untuk melakukan perubahan data, cara
melakukan perubahan data adalah dengan cara memilih dahulu data yang
akan di ubah dalam list seperti pada gambar diatas, kemudian klik tombol
Edit maka akan muncul layar seperti layar input data Informasi tambahan
bedanya bila merekam baru data ini kolom-kolomnya akan kosong namun
jika data tersebut sudah ada dan akan di lakukan perubahan *(edit) maka
saat data di pilih dan tombol Edit digunakan maka layar input akan terisi data
sesuai list .seperti pada gambar di bawah ini  :

setelah layar diatas muncul rubah lah data jika data ingin di rubah, pada layar
di atas di contohkan adanya penambahan isi dari infomasi. Setelah
perubahan data selesai gunakan tombol Update untuk menyimpan
perubahan data. setelah tombol tersebut digunakan maka akan muncul layar
pesan seperti pada gambar di bawah ini :

 Delete  : Tombol in berfungsi untuk melakukan penghapusan data. pilih


dahulu data dalam list yang akan di hapus kemudian gunakan tombol Delete
untuk menghapus data, maka akan muncul layar konfirmasi seperti pada
gambar di bawah ini :

jika tombol Delete yang di pilih maka data akan di hapus namun jika tombol
Cancel yang di pilih proses penghapusan data di batalkan.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 24


E. MENGUPLOAD FILE ATTACHMENT
Setelah Perekaman data utama berhasil di rekam maka user dapat
melakukan perekaman pada menu perekaman Upload File apabila user belum
melakukan perekaman data utama maka user tidak dapat merekam data Upload
File. Untuk mengakses menu tersebut maka user harus berada pada menu
Pengaduan dengan Sub menu Penerimaan, pastikan data yang sudah di rekam ada
dalam list layar di bawah ini :

Data yang sudah di pilih akan  memunculkan layar data pengaduan secara khusus, 
terdapat tombol-tombol seperti gambar di bawah ini :

pada saat tombol tersebut di klik maka akan muncul layar input seperti pada gambar 
di bawah ini :

untuk melakukan perekaman atau upload file gunakan tombol Rekam seperti pada
gambar di atas maka akan memunculkan layar perekaman / upload file:

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 25


Untuk melakukan pengisian atau upload File, user harus mengisikan setiap kolom
data sebagai infomasi data/File yang di upload.  Kolom-kolom tersebut antara lain
adalah sebagai berikut :
1. File
Kolom ini adalah kolom pengambilan file artinya user harus menemukan letak
file yang akan di upload, pada pengisian ini user harus menggunakan tombol Browse
untuk mengambil file yang akan di upload. Setelah tombol Browse  di gunakan maka
akan muncul layar browse file seperti pada gambar di bawah ini :

Misal seperti layar diatas user akan mengambil file gambar dengan nama file 4, pilih
file tersebut kemudian klik tombol Open untuk memilih file.
2. Jenis File
Kolom jenis merupakan kolom pilihan dimana user  hanya tinggal memilih
semua jenis file yang disediakan dan pilih sesuai jenis file yang di upload. pemilihan
jenis file menggunakan dropdown menu.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 26


3. Nama File
Kolom nama file merupakan isian bebas untuk mendeskripsikan file yang di
upload sesuai file yang di upload. kolom ini merupakan identitas dari file tersebut.
4. Keterangan
Kolom ini adalah kolom keterangan yang diisi bebas sesuai keinginan jika
terdapat keterangan tambahan yang akan di tambahkan. Setelah semua data di isi
gunakan tombol Upload untuk menyimpan atau meletakan file dalam database.
5. Kolom  infomasi(Aturan Upload File)
Kolom ini merupakan informasi file-file apa saja  yang bisa di lakukan upload.
di jelaskan mulai dari type, extension dan keterangan dari file.

F. KLASIFIKASI DATA PENGADUAN

Form Klasifikasi Pengaduan ini digunakan untuk mengupdate data asal


pengaduannya dari mana, group permasalahannya apa, jenis pengaduannya apa
dan kategori isinya. Digunakan untuk pengaduan yang berasal dari Website dan
Portal Pengguna Jasa.

untuk mengubah Jenis Pengaduannya, dapat di klik di menu Jenis Pengaduan dan
pilih jenis pengaduan yang sesuai :

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 27


untuk mengubah kategorinya, dapat di klik di menu Kategori Isi dan pilih kategori
sesuai dengan yang ditampilkan dengan dropdown menu :

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 28


DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai Nomor : KEP- 154/BC/2012. Tentang Tata
Cara Penanganan Pengaduan Masyarakat Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea
Dan Cukai. Jakarta : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 29


LAMPIRAN-LAMPIRAN

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 30


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 31
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 32
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 33
RIWAYAT HIDUP

Nama : Ahmad Kuncoro Pandu Yekti


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta / 16 Desember 1990
Status : Belum Menikah
Alamat : Jalan Sederhana III No 19,
Cijantung II - Jakarta Timur
No. Telepon Genggam : +6281316089000
Alamat Email : panduyekti@rocketmail.com

Riwayat Pendidikan :
1. TK Islam Riyadhus Shalihin (1994-1997)
2. SD Islam PB. Jendral Sudirman (1997-2002)
3. SMP Negeri 49 Jakarta (2002-2004)
4. SMA Negeri 3 Malang (2004-2007)
5. DIII Akuntansi Pemerintahan, STAN (2007-2010)
6. DIV Akuntansi, STAN (2013-sekarang)

Jabatan Terakhir :
Pelaksana Pemeriksa pada
Seksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Administrasi,
Bidang Kepatuhan Internal dan Audit,
Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 34

Anda mungkin juga menyukai