Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MERANGKUM

(Kelas: 10 TKJ A & 10 TKJ B)

A. Teori Pembentukan bumi


 Teori Nebula (Kabut)
Teori Kabut (Nebula) dikemukakan oleh Immanuel Kant (17550 dan Piere De Laplace
(1796), karena itulah teori ini sering disebut dengan teori kabut Kant-Laplace. Teori ini
memaparkan bahwa langit dan tata surya berawal dari kabut. Kabut tersebut mengandung gas
hidrogen. Kabut tersebut berproses dan berputar dengan sangat kencang. Jika digambarkan
mungkin seperti pusaran angin. Dari sana, terbentuklah bulatan besar, yang memiliki gaya
gravitasi, yaitu matahari.

 Teori Planetisimal
Teori Planetisimal dikemukakan oleh Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika
bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi, sekitar pada abad ke-20.
Mereka berpendapat bahwa matahari terdiri dari massa gas bermassa sangat besar. Suatu
ketika bintang melintas dengan jarak yang sangat dengan dengan matahari hingga hampir
terjadi tabrakan. Jarak dekat bintang dan matahari dapat mempengaruhi gaya gravitasi yang
mengakibatkan sebagian materi terlempar dan meninggalkan permukaan matahari dan
permukaan bintang, hingga akhirnya membentuk gumpalan-gumpalan akibar dari
penyusupan, lalu terjadi pendinginan dan padar, hingga terbentuklah planet-planet yang
mengelilingi matahari.

 Teori pasang surut gas (Tidal)


Teori ini dikemukaan oleh James Jeans dan Harold Jeffereys pada tahun 1918. Dalam teori ini
mereka menjelaskan terbentuknya matahari karena terdapat suatu bintang besar yang
mendekati matahari yang masih berbentuk gas, dari besarnya massa matahari dan besarnya
massa bintang yang melaju membentuk sebuah tonjolan-tonjolan pada matahari yang
disebabkan gaya tarik bintang yang melaju. Semakin menjauhnya bintang melaju dengan
matahari maka tonjolan-tonjolan tersebut berpisah dan membentuk sebuah gumpalan-
gumpalan gas yang membeku dan terbentuklah plant-planet baru termasuk diantaranya bumi.

 Teori Bintang Kembar


Teori ini dikemukakan oleh R.A.Lytteton seorang ahli astronomi. Menurut pendapatnya, teori
ini berasal dari bintang kembar, dimana salah satu bintang meledak sehingga bahan
materialnya terlempar, dari besarnya gaya gravitas bintang yang tidak
meledak membuat material yang terlempar kemudian akan tertarik dan mengelilingi matahari.
Bintang yang tidak meledak disebut dengan matahari. Sedangkan pecahan bintang yang lain
adalah planet-planet yang mengelilinya.

 Teori Big Bang (Ledakan Besar)


Teori ini dikemukakan oleh ahli astronomi dari Inggris Fred Hoyle pada tahun 1956. Teori ini
diberi nama teori big bang atau ledakan besar, karena menganggap bahwa terjadinya tata
surya berasal dari ledakan besar bintang kembar yang bertumbukan. Fred Hoyle beranggapan
bahwa tata surya, matahari beserta planet-planetnya, terbentuk dari dua buah bintang kembar
yang besar saling tarik menarik, entah karena apa kemudian lama kelamaan kembaran dari
matahari tersebut mengalami ledakan yang sangat dahsyat sehingga menjadi serpihan-
serpihan kecil dan debu-debu. Serpihan dan debu tersebut kemudian terperangkap oleh gaya
gravitasi matahari. Kemudian debu-debu yang terbentuk ini berkumpul dan mempilin
sehingga membentuk planet, sedangkan serpihan-serpihan batuan lain membentuk asteroid,
satelit serta debu angkasa. Alasan dari teori ini didasarkan pada hasil penelitian terhadap tata
surya lain, ternyata ada tata surya yang memiliki bintang kembar. Oleh karena itulah Fred
Hoyle beranggapan bahwa tata surya kita terbentuk dari proses meladaknya bintang kembar,
yang kemudian dikenal dengan teori Big Bang.

B. Lapisan–Lapisan Bumi
Hasil-hasil penelitian terhadap fisik bumi menunjukkan bahwa batuan-batuan pembentuk
bumi mulai dari kerak bumi sampai inti bumi mempunyai komposisi mineral dan
unsur kimia yang berbeda-beda. Pada dasarnya planet bumi mempunyai struktur utama (dari
permukaan sampai ke dalam), yaitu sebagai berikut:
1. Kerak Bumi
Kerak bumi ialah lapisan bumi bagian luar dan menjadi tempat tinggal para makhluk
hidup. Di kerak bumi terdapat 2 macam permukaan bumi yaitu daratan dan perairan.
Perairan yang ada diatas bumi seperti laut, sungai, danau dll. Adapun dengan daratan yang
ada di lapisan paling atas bumi seperti gunung yang menjadi daratan utama paling tinggi
di kerak bumi, daratan rendah misalnya pemukiman warga.

2. Selimut atau Selubung (mantel)


Selimut bumi adalah lapisan yang terletak pada lapisan kerak bumi dengan tebal selimut
bumi mencapai 2900 Km. Didalam sana suhu bumi mencapai 3.000° C. Di dalam runag
lingkup Selubung bumi ini terdapat 3 lapisan lain yaitu:
a. Litosfer merupakan lapisan bagian luar dari struktur selubung bumi, ketebalan lapisan
ini, mencapai 50 hingga 100 Km. Lapisan tersebut berupa bebatuan dan bahan-bahan
padat lainnya. Menariknya lagi lapisan Litosfer juga mempunyai 2 lapisan yaitu
lapisan sima (silisium dan magnesium) serta lapisan sial (silisium dan aluminium).
b. Astenosfer adalah Lapisan berikutnya yakni berada di bawah lapisan litosfer.
Sedangkan ketebalan dari lapisan Astenosfer ini mencapai 100 hingga 400 Km, pakar
ilmiah berpendapat bahwa terbentuknya magma gunung berformasi di dalam lapisan
ini.
c. Mesosfer ialah lapisan selimut bumi paling bawah sehingga sebagian besar dari
susunan lapisan ini adalah campuran besi dan bebatuan cair. Sedangkan ketebalan
lapisan ini mencapai 2.400 sampai 2.700 Km, letaknya tepat berada di bawah lapisan
Astenosfer.
3. Lapisan Inti Bumi atau Core
Lapisan inti bumi merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun atas lapisan Nife
(Nicolum atau nikel dan ferum atau besi). Lapisan ini dapat pula dibedakan atas dua
bagian yaitu inti luar dan inti dalam.
a. Inti luar (Outer core)
Inti luar adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan ini sekitar 2.200 km,
tersusun atas materi besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas
berpijar bersuhu sekitar 3.900°C.
b. Inti dalam (Inner core)
Inti dalam adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500
km, tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi yakni sekitar
4.800°C, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10
gram/cm3. Hal itu disebabkan adanya tekanan yang sangat tinggi dari bagian-bagian
bumi lainnya.
C. Lapisan Luar Bumi
Lapisan luar merupakan lapisan yang melindungi bumi dari meteor atau benda-benda luar
angkasa lainnya.
1. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari
permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa.
2. Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya paling ideal untuk
menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan
radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Lapisan ini dianggap sebagai
bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan
bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta
sebagain besar iklim berlangsung pada lapisan troposfer.
Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan yaitu:
a) Awan rendah (cumulus), yang tingginya antara 0 – 2 km
b) Awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya antara 2 – 6 km
c) Awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 – 12 km.

Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :


a. Lapisan Udara Dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam
lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis tanaman,
ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah yang
disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad
hidup di dalam tanah.
b. Lapisan Udara Bawah
Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag,
planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung berbagai
perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.
c. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2 – 8
km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar dari pada gerakan tegak.
d. Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8 – 12
km di atas permukaan laut (dpl).
3. Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11
km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu –
70oF atau sekitar – 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola
aliran yang tertentu. Disini juga tempat terbangnya pesawat. Lapisan stratopause
memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
 Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu:
a) Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 – 35 km dpl.
b) Lapisan udara panas; terletak antara 35 – 50 km dpl.
c) Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 – 80 km dpl.
4. Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40 km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju
lapisan mesosfer.
5. Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai
termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu
sekitar 1982oC.
6. Eksosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas
atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas
atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas.

Anda mungkin juga menyukai