Anda di halaman 1dari 29

PERANAN SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL DALAM

MEMBERIKAN PEMAHAMAN HUKUM INTERNASIONAL BAGI

MAHASISWA

Oleh:

Ilham Fajar Suhendar

ABSTRAK

Perwakilan diplomatik menempati posisi yang sangat penting bagi


terjalinnya hubungan yang baik antar negara-negara di dunia dalam
rangka mencapai tujuan Internasional yakni perdamaian dunia.
Perwakilan diplomatik merupakan representasi dari kepentingan negara
pengirimnya di negara lain. Negara merupakan salah satu dari sekian
banyak subjek hukum Internasional. Maka dari itu perwakilan diplomatik
juga merupakan bagian dari kepentingan subjek hukum Internasional. Di
negara kita, mahasiswa merupakan instrumen penting bagi tegaknya
hukum dan stabilitas politik juga sekaligus sebagai pionir dalam
menegakkan tujuan negara. Oleh karena itu sangat penting bagi
mahasiswa untuk memahami posisi perwakilan diplomatik sebagai
representasi negara sebagai subjek hukum internasional yang utama.

Kata Kunci: Perwakilan Diplomatik, Subjek Hukum, Hukum


Internasional.

A. Pendahuluan mendekatkan kedua negara yang

bersepakat untuk menjalin kerjasama


Perkembangan kehidupan
berdasarkan kepentingan antar kedua
masyarakat Internasional tak lepas
negara tersebut. Menurut Starke,
dari hubungan yang tercipta antar
(2007:563) perwakilan diplomatik
negara-negara. Hubungan itu dapat
berkedudukan diluar negeri
berupa terjalinnya sebuah hubungan
merupakan satu-satunya aparatur
diplomatik yang akan lebih
negara yang mewakili kepentingan

1
negaranya di negara penerima dan Prinsip dasar dalam

pada organisasi internasional menjalankan hubungan antarnegara

penerima. Perwakilan itu dapat adalah untuk memajukan dan saling

berbentuk perwakilan diplomatik dan menghargai antar negara yang satu

perwakilan konsuler. Badan-badan dengan negara yang lain. Hubungan

perwakilan pada umumnya selalu internasional dapat dilakukan secara

melakukan diplomasi sebagai suatu bilateral maupun multilateral. Seiring

seni berunding untuk melaksankan perkembangan zaman, negara-negara

politik luar negeri. Hampir semua maju dan berkembang saat ini

negara pada saat ini diwakili di menjalankan hubungan diplomatik

wilayah negara-negara asing oleh secara multilateral.

perutusan-perutusan diplomatik
Menurut Rudy, (2006:127)
(diplomatic envoys) dan stafnya.
perjanjian bilateral adalah perjanjian
Misi-misi diplomatik tersebut
yang diadakan oleh dua buah negara
sifatnya permanen, meskipun dalam
untuk mengatur kepentingan kedua
kenyataan pejabat-pejabat yang
belah pihak. Sedangkan, perjanjian
berdinas dapat berubah-ubah dari
multilateral adalah perjanjian yang
waktu kewaktu. Sejalan dengan
diadakan oleh banyak negara dan
perkembangan yang terjadi selama
sebagian dibawah pengawasan
ratusan tahun, lembaga perwakilan
organisasi internasional seperti PBB,
diplomatik telah menjadi sarana
ILO, WHO, UPU, dan lain-lain.
utama hubungan diplomatik antara
Berdasarkan kutipan di atas,
negara.
bentuk-bentuk perjanjian terbagi atas
dua bagian yaitu perjanjian bilateral b. Penandatanganan (signature);

yang diadakan oleh dua negara saja, dan

sedangkan perjanjian multilateral c. Pengesahan (ratification).

yaitu perjanjian yang diadakan lebih


Dapat kita simpulkan dalam
dari dua negara atau banyak negara.
kutipan di atas, bahwa perihal

Menurut Kusumaatmadja dan tentang perjanjian internasional dapat

Etty, (2003:124-125) mengingat dibagi menjadi tiga bagian yaitu,

pentingnya perjanjian internasional tentang hal membuat dan mulai

sebagai sumber hukum, akan berlakunya perjanjian, tentang hal

diuraikan mengenai perjanjian ini penataan perjanjian, dan tentang hal

dengan membaginya dalam 3 bagian punahnya perjanjian. Tahapan dalam

yaitu: perjanjian internasional yaitu melalui

tiga tahapan, pertama perundingan,


a. Tentang hal membuat dan
kedua penandatanganan dan ketiga
mulai berlakunya perjanjian;
pengesahan.
b. Tentang hal penataan

perjanjian; dan Perjanjian internasional tidak

c. Tentang hal punahnya lebih sebagai sebuah perjanjian

perjanjian. internasional. Sesungguhnya,

perjanjian adalah instrumen utama


Dalam hal membuata
yang dimiliki masyarakat
perjanjian intenasional harus melalui
internasional untuk tujuan
3 tahapan terlebih dahulu yaitu:
memprakarsai atau mengembangkan
a. Perundingan (negatiation);
kerjasama internasional. Tujuan
sebuah perjanjian internasional perjanjian internasional

adalah untuk membebankan (Kusumaatmadja & Etty, 2003:126).

kewajiban-kewajiban yang mengikat


Berdasarkan kutipan di atas,
terhadap negara-negara pesertanya
bahwa dalam suatu perjanjian
(Starke, 2007:583).
internasional suatu negara harus

Perjanjian internasional memiliki satu wakil negara yang

menjadi hukum yang sangat penting ditunjuk secara sah oleh negaranya

bagi kerjasama bangsa-bangsa di untuk turut serta dalam suatu

dunia. Persoalan siapakah yang dapat konferensi internasional.

mewakili suatu negara dalam suatu


Hampir setiap negara pasti
perundingan internasional
akan menyimpan perwakilan
merupakan persoalan intern negara
diplomatik yang ditempatkan di
yang bersangkutan. Untuk menjaga
wilayah-wilayah yang diangap
agar tidak ada orang yang turut serta
memiliki peranan penting terhadap
dalam satu konferensi internasional
kemajuan negaranya. Fungsi dan
atas nama negara tanpa negara
peranan perwakilan dipomatik dan
sebenarnya merupakan wakil yang
konsuler ada persamaan dan
sah dari negara itu, hukum
perbedaanya. Persamaan dari
internasional mengadakan ketentuan
keduanya adalah sama diutus oleh
tetang kuasa penuh (full powers)
negara. Adapun perbedaan
yang harus dimiliki oleh orang-orang
perwakilan diplomatik dan konsuler
yang mewakili suatu negara dalam
adalah sebagai berikut:
perundingan untuk mengadakan
1. Perwakilan Diplomatik c. Tidak disenangi oleh

negara penerima;
1) Tugasnya dalam bidang
d. Negara penerima dan
politik;
pengirim perang
2) Hanya satu perwakilan dan
(Pasal 43 Konvensi
ditempatkan di ibu kota
Wina 1961).
negara;

3) Surat tugas ditandatangani 2. Perwakilan Konsuler

oleh kepala negara;


1) Tugasnya dalam bidang non
4) Dapat mempengaruhi
politik;
perwakilan konsuler;
2) Lebih dari satu perwakilan,
5) Memiliki daerah
tergantung kebutuhan;
ekstrateritorial;
3) Surat tugas ditandatangani
6) Dapat berhubungan langsung
oleh menteri luar negeri;
dengan pemerintahan pusat
4) Harus tunduk terhadap
negara penerima;
perwakilan diplomatik;
7) Hak imunitasnya penuh;
5) Tidak memiliki daerah
8) Berakhirnya :
ekstrateritorial;
a. Apabila habis masa
6) Hanya dapat berhubungan
jabatan;
dengan pemerintah setempat
b. Ditarik oleh
(daerah), jika ingin
pemerintah
berhunbungan dengan
negaranya;
pemerintah pusat maka
melalui perwakilan kita dapat mengukur seberapa paham

diplomatik; mahasiswa dalam memahami

7) Hak imunitasnya sebagian; perananan diplomatik sebagai salah

8) Berakhirnya : satu subjek hukum internasional.

a. Apabila fungsi Dalam kaitannya dengan mata kuliah

seorang pejabat Hukum internasional, penulis merasa

konsuler sudah tertarik untuk meneliti sejauh mana

berakhir. fungsi perwakilan diplomatik sebagai

b. Penarikan dari negara representasi negara yang dalam hal

pengirim. ini berkedudukan sebagai salah satu

c. Pemberitahuan subjek hukum internasional dalam

apabila ia bukan lagi memberikan pemahaman kepada

anggota atau staf mahasiswa program studi PPKn

konsuler (Pasal 23, terkait dengan pemahaman mereka

24, 25 Konvernsi terhadap hukum internasional secara

Wina 1963). praktis.

Diatas sudah dijelaskan Penulis menyadari bahwa

bahwa perwakilan diplomatik dan dalam praktik perkuliahan dianggap

perwakilan konsuler memiliki tugas, tidak cukup kuat dalam memberikan

fungsi dan wewenang yang berbeda. pengetahuan bagi mahasiswa

Setelah kita paham pebedaan dan terhadap suatu studi tertentu.

persamaan dari perwakilan Pengalaman langsung berhadapan

diplomatik dan perwakilan konsuler dengan salah satu subjek hukum


internasional akan memberikan dalam bahasa Belanda dan inggris

pencerahan yang begitu berharga berasal dari bahasa Latin subjectus

bagi pengetahuan mereka. artinya di bawah kekuasaan orang

lain (subordinasi) (Marzuki,

2008:241).
B. Posisi Perwakilan Diplomatik

Dipandang dari Urgensi Subjek Subjek hukum adalah

Hukum pemegang atau mengemban dari hak-

hak dan kewajiban-kewajiban.


Hukum merupakan
Dalam berbagai tatanan hukum yang
seperangkat aturan yang mengatur
modern dewasa ini dikenal dua jenis
tingkah laku manusia, bersifat
subjek hukum, yakni manusia atau
memaksa yang harus dipatuhi dan
orang (natuurlijke persoon) dan
ditaati oleh semua warga negara
badan hukum (rechtspersoon). Tiap
dalam suatu negara, apabila hukum
manusia atau tiap orang dipandang 8
tersebut dilanggar maka akan
dan dilindungi oleh tatanan hukum
mendapatkan sanksi.
sebagi subjek hukum. Kini dalam
Subjek hukum atau person hukum juga diberikan pengakuan
dalam bahasa inggris merupakan sebagai subjek hukum pada yang
suatu bentukan hukum artinya bukan manusia itu disebut badan-
keberadaanya karena diciptakan oleh hukum (legal person). Jadi, badan
hukum. Istilah subjek hukum hukum adalah pendukung hak dan
merupakan terjemahan dari bahasa kewajiban berdasarkan hukum yang
Belanda rechtssubject. Kata subject bukan manusia, yang dapat menuntut
dan dituntut subjek hukum lain di ke dalam wadah tadi yang

muka pengadilan (Kusumaatmadja dinamakan badan hukum.

dan Arif, 2000:80-82).


Simanjuntak (2007:22)

Hal yang dikemukakan oleh menyatakan bahwa dalam dunia

kusumaatmadja diatas memberikan hukum, perkataan orang (persoon)

penjelasan kepada kita bahwa berarti bahwa hak, yaitu segala

pemegang hak dan kewajiban itu sesuatu yang mempunyai hak dan

bukan hanya manusia melainkan juga kewajiban, atau disebut juga dengan

badan hukum. Karena pengertian subjek hukum. Sebagai pembawaan

orang menurut ilmu hukum terdiri hak, padanya dapat diberikan (hak

dari manusia dan badan hukum. menerima warisan, hak menerima

Mengapa badan hukum hibah dan sebagainya) dan dapat

dikategorikan sebagai orang, karena dilimpahkan kewajiban. Pada saat

di dalam badan hukum itu terdiri dari sekarang ini boleh dikatakan, bahwa

sekumpulan manusia-manusia yang setiap manusia itu adalah pembawa

secara sengaja mengikatkan diri hak (subjek hukum).

dalam sebuah wadah yang memiliki


Apa yang dijelaskan oleh
kesamaan tujuan. Kesamaan tujuan
simanjutak bahwa subjek hukum
itu merupakan muara dari hak dan
merupakan orang yang membawa
kewajiban masing-masing individu
hak dan kewajiban. Maka dari itu
yang terangkum sehingga
bahwa subjek hukum pada dasarnya
menimbulkan juga hak dan
memiliki hak dan kewajiban.
kewajiban utuh yang terepresentasi
Adapun pendapat Subjek hukum internasional
adalah pemegang (segala) hak
Mertokusumo (2011:13) mengatakan dan kewajiban menurut hukum
internasional. Kalau mau subjek
bahwa, di dunia ini manusialah yang hukum internasional demikian
dapat kita sebut subjek hukum
berkuasa. Yang mengekspoitasi dan internasional penuh. Negara
merupakan subjek hukum
mengeksplorasi di dunia ini adalah internasional dalam arti ini. Di
samping itu, dalam arti yang
manusia. Karena kekuasaanya itulah lebih luas dan lebih luwes
(Flexible) pengertian subjek
maka manusia merupakan pusat atau hukum internasional ini
mencakup pula keadaan bahwa
titik sentral dari seluruh kegiatan yang dimiliki itu hanya hak dan
kewajiban yang terbatas.
kehidupan di dunia ini. Dengan Misalnya, kewenangan
mengadakan penuntutan hak
demikian, manusia merupakan yang diberi oleh hukum
internasional dimuka pengadilan
pelaku subjek atau bukan alat atau berdasarkan suatu konvensi.
Contoh, subjek hukum
objek. Sebagi subjek, manusia internasional dalam arti terbatas
demikian adalah orang
mempunyai kepentingan di dunia ini, perorangan (individu). Subjek
hukum internasinal juga terdiri
mempunyai tuntutan yang dari (1) Negara; (2) takhata suci;
(3) palang merah Internasional;
diharapkan untuk dipenuhi dan (4) organisasi internasional; (5)
orang perorangan (individu);
dilaksanakan. dan (6) pemberontakan dan
pihak dalam sengketa
(belligerent).
Jadi bahwa subjek hukum (Kususmaatmadja dan Etty,
2003:97-110).
merupakan orang (individu) atau
Dapat kita lihat diatas bahwa
badan hukum dan subjek hukum
perwakilan diplomatik termasuk
merupakan pembawa hak dan
subjek hukum internasional,
kewajiban atau berkehendak
perwakialn diplomatik merupakan
melakukan perbuatan hukum.
salah satu aparatur negara yang dapat
mewakili kepentingan negaranya di pajak dan pungutan yang

negara penerima. Dalam pengertian tercantum pada pasal 34

lain kita dapat menyimpulkan bahwa (misalnya pungutan untuk

perwakilan diplomatik merupakan jasa-jasa yang diberikan) dari

representasi (kepentingan) dari juga dari kewajiban sehari-

negaranya. hari.

b. Para Duta Besar dibebaskan


Menurut Rudy (2001,71-72)
dari yurisdiksi sipil dan
menyatakan bahwa ada beberapa hak
kriminal setempat, yaitu
istimewa (privileges) dan kekebalan
maksudnya bahwa setiap
yang diberikan kepada para
diplomatik dibebaskan dari
diplomat, yang tidak diberikan
hukum negara asing tempat di
kepada warganegara biasa. Hal ini,
mana dia bertugas.
pertama berdasarkan untuk
c. Mereka juga mempunyai hak
menjamin keefisienan pelaksanaan
kekebalan pribadi. Hal ini
fungsi-fungsi misi diplomatik kedua
melindungi mereka, beserta
negara. Berikut ini adalah beberapa
keluarganya dan para stafnya
hak khusus yang diberikan kepada
dari setiap macam ganguan
para perwakilan diplomatik yaitu:
dan juga dari penangkapan
a. Para Duta Besar biasanya
atau penahanan oleh para
dibebaskan dari pajak
penguasa setempatnya.
langsung bea dan cukai, hal
Kekebalan ini jiga berlaku
ini tercantum pada Pasal 34
untuk gedung perwakilan,
dan 36 Konvensi Wina,kecuali
arsip-arsip dan dokumen- Seorang Diplomat (Duta

dokumen perwakilan, Besar) kadang-kadang disebut

tercantum pada Pasal 22 sebagai mata dan telinga dari

Konvensi Wina. pemerintahnya di luar negeri. Tugas-

d. Ketentuan lain Konvensi Wina tugas pokoknya adalah sebagai

adalah Pasal 25 yang berikut:

menetapkan suatu kewajiban


a) Untuk melaksanakan
bagi suatu negara penerima
politik/ kebijaksanaan
untuk memberikan fasilitas-
dari negara sendiri;
fasilitas lengkap kepada suatu
b) Untuk melindungi
misi untuk menunaikan
kepentingan negaranya
fungsi-fumgsi.
dan warga negaranya; dan
e. Duta besar memiliki hak
c) Untuk memberikan
untuk kebebasan bergerak dan
informasi, bahan-bahan,
bepergian di negara penerima
keterangan, dan laporan
kecuali di daerah terlarang
kepada pemerintahannya
yang ditetapkan pada Pasal 26
tentang perkembangannya
Konvensi Wina.
tetang perkembangan-
f. Mereka juga diizinkan dan
perkembangan penting di
dilindungi untuk
dunia ini.
berkomunikasi yang bebas
Negara-negara dapat menolak
semua tujuan resmi.
untuk menerima perutusan-perutusan

diplomatik: (a) secara umum, atau


berkaitan dengan suatu misi waktu kemudian negara penerima

negosiasi khusus, atau (b) karena perutusan tanpa harus menerima

perutusan khusus secara pribadi tidak perutusanya, menjelaskan

dapat diterima. Dalam kasus yang perutusannya, dapat memberitahu

disebut terakhir itu negara yang negara pengirim bahwa perutusannya

mengajukan penolakan atas itu persona non grata, dalam kasus

perutusan itu tidak diharuskan untuk ini orang itu harus dipanggil ulang,

mendasarkan penolakannya pada atau tugasnya diakhiri (Pasal 9

akreditasi atau tidak mencari dasar Konvensi Wina) (Starke, 2007:566).

alasannya terdapat dalam Pasal 4


C. Subjek Hukum Internasional
ayat 2 Konvensi Wina. sebagai
Dipandang dari Hukum Nasional
akibatnya untuk menghindarkan
Hukum nasional yang berasal
timbulnya konflik, suatu negara yang
dari setiap negara di dunia
berhak mengangkat sseorang sebagai
memberikan begitu banyak
perutusannya sebelumnya harus
sumbangsih bagi perkembangan
memestikan bahwa orang yang
hukum internasional. Sumbangsih itu
bersangkutan adalah persona grata.
berupa diakuinya beberapa produk
Jika persetujuan atau perjanjian
hukum nasional kemudian diterapkan
kepastian demikian telah diperoleh,
dan diterima sebagai produk hukum
maka negara yang mengangkat
universal dan digunakan oleh negara-
perutusan telah aman melakukan
negara di dunia untuk berinteraksi
pengangkatan resmi perutusannya.
satu sama lain dalam memenuhi
Walaupun demikian, pada sewaktu-
setiap kepentingan negaranya.
Berpikir tentang hukum membatasi tingkah laku manusia

(dalam arti luas) bisa dikatakan telah agar tingkah laku manusia dapat

menjadi bagian dari rutinitas manusia terkontrol, hukum adalah aspek

yang telah dilakoninya semenjak ia terpenting dalam pelaksanaan atas

hidup berkelompok. Tapi, rangkaian kekuasaan kelembagaan,

kemunculan sebagai subjek studi Hukum mempunyai tugas untuk

yang dilakukan secara terpisah dan menjamin adanya kepastian hukum

profesional masih relatif baru. Studi dalam masyarakat. Oleh karena itu,

hukum yang dilakukan secara sekular setiap masyarat berhak untuk

terlepas dari embel-embel mendapat pembelaan didepan hukum

keagamaan baru dimulai semenjak sehingga dapat di artikan bahwa

ditemukannya kembali hukum hukum adalah peraturan atau

bangsa Romawi pada 11 Masehi. ketentuan-ketentuan tertulis maupun

Semenjak itu, pusat-pusat belajar tidak tertulis yang mengatur

hukum mulai berdiri yang kehidupan masyarakat dan

terkonsentrasi di Italia. Kemajuan menyediakan sanksi bagi

disiplin ilmu hukum secara cepat pelanggarnya.

terasa yang dibuktikan oleh (https://andrilamodji.wordpress.com/

maraknya pandangan yang hukum)

menekankan penggunaan akal budi. Jadi, hukum adalah suatu

(Iskandar dan Yudi, 2011:15). sistem untuk membatasi tingkahlaku

manusia agar tingkahlaku manusia


Hukum adalah suatu sistem
itu dapat terkontrol, hukum juga
yang dibuat manusia untuk
merupakan aspek terpenting dalam Peranan lembaga sangat

suatu kekuasaan kelembagaan, penting bagi lahirnya suatu anggota

hukum mempunyai tugas untuk baru masyarakat internasional. Tanpa

menjamin adanya kepastian hukum mendapatkan pengakuan ini, negara

dalam masyarakat. tersebut sedikit banyak akan

mengalami kesulitan dalam


Adanya hukum internasional
mengadakan hubungan dengan
dan hukum nasional sebagai dua
negara lainnya. Suatu negara yang
satuan perangkat hukum yang hidup
belum diakui dapat memberi kesan
berdampingan dan terpisah,
kepada negara lain bahwa negara
sedangkan dalam pandangan
tersebut tidak mampu menjalankan
objektivis menganggapnya sebagai
kewajiban-kewajiban internasional
dua bagian dari satu kesatuan
(Adolf, 1991:55).
perangkat hukum (Kusumaatmadja

dan Etty, 2003:56). Adapun pendapat dari Sanusi

(2002:80) mengatakan bahwa,


Melihat kutipan di atas,

bahwa hukum internasional dan subjek hukum antar-negara


itu dapat dilihat dari terori-
hukum nasional merupakan dua teori baru, negara-negara
yang merdeka dan berdaulat,
perangkat hukum yang berdiri sendiri Kursi Suci (Heilige Stole),
negara-negara setngah
ataupun merupakan dua perangkat berdaulat, Bondsstaat atau
Statenbond dan Dominion-
hukum bagian dari suatu keseluruhan dominion, berwenang
membuat perjanjian antar
tata hukum yang sama. negara. Adapun badan mana
yang bertindak. Subjek-
subjek hukum tersebut ini
dibawa oleh perundang-
undangan nasional; mungkin
Kepala Negara, mungkin kekuatan hukum internasional
Kepala Negara dengan yang lebih banyak bersifat
pengawas Parlemen, mungkin mengatur hubungan negara-
Kepala Negara dengan negara secara horizontal.
bantuan salah satu Kamar Tetapi ajaran dualisme ini
dari Parlemen dan mungkin dibantah golongan monoisme
pula badan perundang- dengan alasan
undangan yang bahwa;Walaupun kedua
mendelegasikan lagi sistem hukum itu mempunyai
kekuasaanya kepada badab sistem hukum yang berbeda,
eksekutif. namun subyek hukumnya
Menurut para pendukung tetap sama yaitu bahwa pada
ajaran dualisme seperti akhirnya yang diatur oleh
Triepel dan Anzelotti bahwa hukum internasional adalah
hukum internasional dan individu-individu yang
hukum nasional masing- terapat dalam suatu negara.
masing merupakan dua sistem
hukum yang berbeda dan Dalam buku Starke (2008:97)
terpisah satu sama lainnya.
Perbedaan tersebut terdapat Anzilotti mengatakan bahwa sistem
pada:
1.Perbedaan sumber hukum, hukum internasional dan hukum
hukum nasional bersumber
pada hukum kebiasaan dan nasional masing-masing dilandasi
hukum tertulis suatu negara.
Sedangkan hukum prinsip dasar yang berbeda, hukum
Internasional berdasarkan
pada hukum kebiasaan dan internasional dilandasi prinsip
hukum yang dilakukan atas
kehendak bersama negara- dasar “pacta sun servanda” yaitu
negara dalam masyarakat
Internasional. perjanjian antara negara-negara harus
2.Perbedaan mengenai
subjek, Subyek hukum dijunjung tinggi. Dengan demikian
nasional adalah individu-
individu yang terdapat dalam kedua sistem itu sama sekali terpisah
suatu negara. Sedangkan
subyek hukum internasional sedemikian rupa sehingga tidak
adalah negara-negara anggota
masyarakat internasional. mungkin akan terjadi pertentangan
3.Perbedaan mengenai
kekuatan hukum, hukum diantara keduanya. Sedangkan
nasional mempunyai
kekuatan mengikat yang hukum nasional dilandasi prinsip
penuh dan sempurna bila
dibandingkan dengan
dasar bahwa peraturan perundang- D. Pemahaman Mahasiswa

undangan harus ditaati. Terhadap Hukum Internasional

Berdasarkan kutipan-kutipan
Hukum bersumber dari
di atas bahwa hukum internasional
Undang-unadang, kebiasaan, traktat,
dan hukun nasional memiliki
dan yurisprudensi. Hukum juga
keterkaitan yang kuat karena
bersifat mengatur dan memaksa, dan
keduanya merupakan bagian dari
berdasarkan bentuknya hukum juga
satu kesatuan ilmu hukum. Keduanya
ada hukum yang tertulis dan tidak
juga sama-sama mempunyai
tertulis.
kekuatan hukum yang mengikat bagi
Hukum mengatur tingkah
individu ataupun negara. Dan
laku atau tindakan manusia dalam
perbedaan sumber hukum
masyarakat. Peraturan berisikan
internasional dan hukum nasional
perintah dan larangan untuk
serta perbedaan prinsip dasar yang
melakukan sesuatu atau tidak
melandasi hukum Internasional dan
melakukan sesuatu. Hal ini
hukum nasional itu sebenarnya hanya
dimaksudkan untuk mengatur
merupakan perbedaan bentuk
perilaku manusia agar tidak
hukumnya saja. Perbedaan ini hanya
bersinggungan dan merugikan
mengenai proses penetapan dua
kepentingan umum.
hukum tersebut saja lalu perbedaan
(https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum
itu tidak menyangkut isi dan
)
tujuannya.
Fungsi hukum adalah sebagai lebih jauhnya efek domino dari

pelindung kepentingan manusia dan penegakkan hukum itu sendiri adalah

masyrakat, dan bertujuan untuk kesejahteraan warga

menciptakan ketertiban tatanan di masyarakat yang diaturnya. Jika

dalam masyarakat serta bertugas kondisi sebuah negara terkendali,

mengatur hubungan antarperorangan kejahatan akan menurun, maka setiap

di dalam masyrakat. (Mertokusumo, orang akan merasa aman untuk tetap

2011:44) memperjuangkan kehidupannya

terlebih khusus dalam perspektif


Berdasarkan kutipan-kutipan
ekonomi. Masyarakat merasa aman
diatas dapat disimpulkan bahwa
bertransaksi, sehingga rasa aman itu
hukum merupakan pengatur
akan meningkatkan produktivitas
tingkahlaku perorangan atau
masyarakat untuk terus
kelompok untuk menciptakan
mengembangkan kehidupannya.
ketertiban, serta hukum juga bertugas

untuk mengatur hubungan Dalam sistem hukum yang

antarperorangan di dalam masyarakat disebut kontinental, hukum

dan apabila dilanggar hukum tersebut ditanggapi sebagai terjalin dengan

akan menimbulkan sanksi. prinsip-prinsip keadilan, hukum

Seyogyanya hukum itu dapat adalah undang-undang yang adil.

mengikat siapapun tak terkecuali Pengertian hukum ini serasi dengan

produsen dari hukum itu sendiri, ajaran filsafat tradisional, di mana

mengingat arti penting hukum yakni pengertian hukum yang hakiki

untuk menciptakan ketertiban dan berkaitan dengan arti hukum sebagai


keadilan. Hukum ialah ius dan recht. agar jaminan keadilan, kepastian

(Huijbers, 1995:71). hukum dapat terpelihara.

Berdasarkan kutipan diatas Dari kutipan di atas, dapat

menurut Huijbers bahwa hukum disimpulkan bahwa hukum dapat

adalah undang-undang yang adil dan ditanggapi dengan prinsip-prinsip

hukum juga sebagai prinsip-prinsip keadilan menurut peraturan

keadilan bagi masyarakat. Maka saat perundang-undangan.. Kepastian

seseorang berbicara hukum maka hukum itu tadi merupakan modal

yang tergambar dalam benak setiap awal kepercayaan bagi setiap warga

orang adalah tentang prinsip-prinsip negara terhadap negaranya untuk

keadilan secara objektif. tetap beritikad baik sehingga setiap

warga negara memiliki mentalitas


Dalam referensi lain,
positif untuk tetap konsisten
Saifullah (2007:32) menyebutkan
memenuhi kewajiban sebagai warga
bahwa lajunya perubahan sosial yang
negara dalam kaitan dengan tujuan
membawa dampak pada perubahan
luhur dari negaranya sendiri.
hukum tidak serta merta diikuti

dengan kebutuhan secara langsung Menurut Bisri (2010:70)

berupa peraturan perundang- mengemukakan bahwa hukum

undangan. Persoalan ini sudah masuk kenegaraan adalah sistem aturan

dalam ranah mekanisme dalam yang mengatur tatacara

lembaga perwakilan rakyat. Tetapi penyelengaraan kehidupan

kebutuhan masyarakat agar hukum bernegara. Dengan bahasa lain

mampu mengikuti sedemikian besar hukum kenegaraan adalah hukum


politik dalam arti hukum yang Menurut J.G. Starke dalam

mengatur tatacara kehidupan politik Rudy (2001:1), Hukum internasional

suatu negara. Dalam perkembangan dapat dirumuskan sebagai kumpulan

hukum saat sekarang ini, hukum hukum (body of law) yang sebagian

kenegaraaan sering disebut dengan besar terdiri dari asas-asas dan

hukum politik. karena itu biasanya ditaati dalam

hubungan antara negara-negara satu


Dapat kita lihat diatas bahwa
sama lain, yang juga meliputi:
hukum kenegaraan mengatur tata

cara penyelenggaraan kehidupan a. Peraturan-peraturan hukum

bernegara dan hukum kenegaraan mengenai pelaksanaan fungsi

juga di sebut sebagai hukum politik lembaga-lembaga dan

yang artinya hukum politik mengatur organisasi-organisasi itu

tatacara kehidupan politik suatu masing-masing serta

negara. Penulis memiliki pemahaman hubungannya dengan negara-

bahwa politik itu sendiri memiliki negara dan individu-individu.

pengertian kehidupan. Karena setiap b. Peraturan-peraturan hukum

yang hidup berstrategi. Strategi itu tersebut mengenai individu-

merupakan komitmen bagi diri individu dan kesatuan-

sendiri untuk memenuhi kesatuan bukan negara,

keinginannya dan bagaimana caranya sepanjang hak-hak atau

dia mempengaruhi orang lain untuk kewajiban-kewajiban

memenuhi keinginannya. individu dan kesatuan itu


merupakan persekutuan wilayah suatu negara. Hukum

internasional. bangsa-bangsa akan dipergunakan

untuk menunjukkan pada kebiasaan


Menurut Kusumaatmadja
dan aturan (hukum) yang berlaku
(2003:4-6), Hukum Internasional
dalam hubungan antar raja-raja
ialah keseluruhan kaidah dan asas
zaman dahulu, ketika hubungan
yang mengatur hubungan atau
demikian baik karena jarangnya
persoalan yang melintasi batas-batas
maupun karena sifat hubungannya,
negara antara : (1) negara dengan
belum dapat dikatakan merupakan
negara; (2) negara dengan subjek
hubungan antar anggota suatu
hukum lain bukan negara atau subjek
masyarakat bangsa-bangsa. Hukum
hukum bukan negara satu sama lain.
antarbangsa atau hukum antarnegara
Selain istilah hukum internasional,
akan dipergunakan untuk menunjuk
orang juga mempergunakan istilah
pada kompleks kaidah dan asas yang
hukum bangsa-bangsa (Law of
mengatur hubungan antar anggota
nations, droit de gens, Voelrecht)
masyarakat bangsa-bangsa atau
hukum antarbangsa atau hukum
negara-negara yang kita kenal sejak
antarnegara (Zwischenstaatliches
munculnya negara dalam bentuknya
Recht). Istilah ini tidak mengandung
yang modern sebagai negara nasional
keberatan, karena perkataan
(nation-state).
internasional walaupun asal katanya

searti dengan antarbangsa sudah Kemudian Rudy (2006:2)

lazim dipakai orang untuk segala hal mengungkapkan bahwa Hukum

atau peristiwa yang melintasi batas


internasional didasarkan atas

pemikiran :
Menurut Resolusi majelis Umum

a) Masyarakat internasional yang PBB No. 2625 tahun 1970, ada tujuh

terdiri dari sejumlah negara yang asas, yaitu sebagai berikut:

berdaulat dan merdeka


1. Setiap negara tidak
(independent) dalam arti masing-
melakukan ancaman agresi
masing berdiri sendiri tidak di
terhadap keutuhan wilayah
bawah kekuasaan yang lain
dan kemerdekaan negara lain.
(Multy State System).
Dalam asas ini ditekankan
b) Tidak ada suatu badan yang
bahwa setiap negara tidak
berdiri di atas negara-negara baik
memberikan ancaman dengan
dalam bentuk negara (world state)
kekuatan militer dan tidak
maupun badan supranasional yang
melakukan sesuatu yang
lain.
bertentangan dengan piagam
c) Merupakan suatu tertib hukum
PBB.
koordinasi antar anggota
2. Setiap negara harus
masyarakat internasional
menyelesaikan masalah
sederajat. Masyarakat
internasional dengan cara
internasional tunduk pada hukum
damai, dalam asas ini setiap
internasional sebagai suatu tertib
negara harus mencari solusi
hukum yang mengikat secara
damai, mengendalikan diri
koordinatif untuk memelihara dan
dari tindakan yang dapat
mengatur kepentingan bersama.
membahayakan perdamaian kemerdekaan dan perwujudan

internasional. kedaulatan suatu negara

3. Tidak melakukan intervensi ditentukan oleh rakyat.

terhadap urusan dalam negeri 6. Setiap negara harus dapat

negara lain. Dalam asas ini dipercaya dalam memenuhi

menekankan setiap negara kewajibannya, pemenuhan

memiliki hak untuk memilih kewajiban itu harus sesuai

sendiri keputusan politiknya, dengan ketentuan hukum

ekonomi, sosial dan sistem internasional.

budaya tanpa intervensi pihak 7. Asas persamaan kedaulatan

lain. dari negara, setiap negara

4. Negara wajib menjalin memiliki persamaan

kerjasama dengan negara lain kedaulatan secara umum

berdasar pada piagam PBB, sebagai berikut :

kerjasama itu dimaksudkan a) Memilki persamaan

untuk menciptakan yudisial (perlakuan

perdamaian dan keamanan hukum).

internasional di bidang hak b) Memiliki hak penuh

asasi manusia, politik, terhadap kedaulatan.

ekonomi, social budaya, c) Setiap negara

tekhnik, dan perdagangan. menghormati kepribadian

5. Asas persaman hak dan negara lain.

penentuan nasib sendiri,


d) Teritorial dan dimaksudkan untuk menciptakan

kemerdekanan politi suatu perdamaian dan keamanan

negara adalah tidak dapat internasional di bidang HAM,

diganggu gugat. politik, ekonomi, maupun sosial

e) Setap negara bebas untuk budaya.

membangun system
Adapun sumber-sumber
politik, soaial, ekonomi
hukum internasional ialah sumber
dan sejarahbangsanya.
hukum internasional dibedakan
f) Seiap negara wajib untuk
menjadi 2 sumber hukum yaitu
hidup damai dengan
dalam arti materil dan formal. Dalam
negara lain.
arti materil adalah sumber hukum

Dari asas-asas diatas dapat internasional yang membahas dasar

kita simpulkan bahwa asas-asas berlakunya hukum suatu negara.

hukum internasional itu lebih Sedangkan, sumber hukum formal

mendahulukan perdamaian negara- adalah sumber dari mana untuk

negara yang terlibat hubungan mendapatkan atau menemukan

internasional dan negara-negara yang ketentuan-ketentuan hukum

terlibat dihubungan intenasional itu internasional.

harus patuh terhadap hukum


Menurut pasal 38 Piagam
internasional yang sudah disepakati.
Mahkamah Internasional, sumber
Negara-negara juga harus menjalin
hukum formal terdiri dari :
kerja sama antar negara sesuai

dengan piagam PBB, kerjasama itu


a) Perjanjian Internasional, 1. Masalah politik, perdamaian,

(traktat/treaty). pertahanan, dan keamanan

b) Kebiasaan-kebiasaan negara.

internasional yang terbukti 2. Perubahan wilayah atau


dalam praktek umum dan penetapan batas wilayah negara
diterima sebagai hukum. republik Indonesia.
c) Asas-asas umum hukum yang
3. Kedaulatan atau hak berdaulat
diakui oleh negara-negara
negara.
beradab.
4. Hak asasi manusia dan
d) Yurisprudency, yaitu
lingkungan hidup.
keputusan hakim hukum

internasional yang telah 5. Pembentukan kaidah hukum

memiliki kekuatan hukum baru.

tetap. 6. Pinjaman dan atau hibah luar

e) Doktrin, yaitu pendapat para negeri.

ahli hukum internasional.


Kemudian berikut ini

Menurut Kusumaatmadja dan dikemukakan mengenai fase-fase

Etty (2003:120-121), mengatakan dalam mengadakan sebuah perjanjian

bahwa terdapat enam klasifikasi yakni:

perjanjian menurut materi yang


Prosedur dalam mengadakan
pengesahannya perlu dilakukan perjanjian itu hendaknya
melalui beberapa fase, yaitu:
dengan undang-undang, yaitu Fase pertama, dibuatlah
konsep perjanjian oleh wakil
perjanjian yang berkenaan : (utusan) negara-negara yang
bersangkutan; disinilah isi
perjanjian itu ditetapkan. Fase Perkataan sumber hukum
kedua, atas konsep tersebut
dimintakan dan diberikan dipakai dalam beberapa arti kata
persetujuan kepada oleh
badan perwakilan Rakyat. sumber hukum ini pertama-tama
Fase ketiga, setelah ada
persetujuan badan perwakilan dipakai dalam arti dasar berlakunya
rakyat, perjanjian disahkan
oleh Pemerintah; dan berlaku hukum. Dalam arti ini yang
perjanian tersebut. Fase
keempat, tukar menukar dipersoalkan ialah, penyebab dari
piagam perjaniian yang sudah
diratifisir tadi. Perhatikanlah mengikatnya hukum tersebut.
bahwa juga perjanian antar-
negara di undangkan dalam Sumber hukum dalam arti ini
Lembaran-lembaran Negara;
tapi fungsi perundangan di dinamakan sumber hukum materil,
sini berlainan dengan
perundangan undang-undang. karena menyelidiki masalah. Sumber
(Sanusi, 200:80-81).
hukum dalam arti formal adalah
Berdasarkan kutipan di atas
sumber hukum yang memberikan
bahwa dalam mengadakan perjanjian
harus melalui empat fase mulai dari jawaban pada pertanyaan dimana kita
fase dibuatnya konsep perjanjian,
mendapatkan ketentuan hukum yang
meminta persetujuan dari perwkilan,
dapat diterapkan sebagai kaidah
perjanjian di sahkan oleh pemerintah
sampai fase terakhir saling tukar dalam satu persoalan yang kongkret
menukar piagam perjanjian yang
(Kusumaatmadja, 2003:113).
sudah di sahkan tadi. Setiap fase tadi
mutlak harus dilaksanakan karena Adapun manfaat hubungan
sudah merupakan kebiasaan, dalam internasional bagi Indonesia, antara
hal ini kebiasaan internasional juga
lain ialah sebagai berikut:
menduduki peranan penting sebagai
salah satu unsur utama yang menjadi 1. Manfaat ideologi, yakni untuk
sumber hukum internasional juga. menjaga dan mempertahankan
kelangsungan hidup bangsa dan 5. Manfaat perdamaian dan

negara; keamanan internasional, yakni

2. Manfaat politik, yakni untuk untuk menunjang upaya

menunjang pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan pemulihan

politik dan hubungan luar negeri perdamaian, keamanan dan

yang diabadikan untuk stabilitas internasional;

kepentingan internasional, 6. Manfaat kemanusiaan, yakni

terutama untuk kepentingan di untuk menunjang upaya

segala bidang; pencegahan dan penanggulangan

3. Manfaat ekonomi, yakni untuk setiap bentuk bencana serta

menunjang upaya meningkatkan rehabilitasi akibat-akibatnya;

pembangunan ekonomi nasional; 7. Kerjasama antar bangsa di dunia

4. Manfaat sosial budaya, yakni didasari atas sikap saling

untuk menunjang upaya menghormati dan

pembinaan dan pengembangan menguntungkan;

nilai-nilai sosial budaya bangsa 8. Meningkatkan penerapkan ilmu

dalam upaya penanggulangan pengetahuan dan teknologi

terhadap setiap bentuk ancaman, (IPTEK) serta menanggulangi hal-

tantangan, hambatan, gangguan, hal yang dapat merusak budaya;

dan kejahatan internasional dalam 9. Manfaat lainnya, yakni untuk

rangka pelaksanaan pembangunan meningkatkan peranan dan citra

nasional; Indonesia di forum internasional

dan hubungan antara negara serta


kepercayaan masyarakat perkuliahan tentang hukum

internasional. internasional.

Kerjasama internasional

antara lain bertujuan untuk memacu E. Penutup

pertumbuhan ekonomi stiap negara, Mahasiswa harus aktif dalam

menciptakan saling pengertian antar suatu hubungan internasional agar

bangsa dalam membina dan membuka wawasan, mengenal dan

menegakan perdamaian dunia, dan dikenali atau agar lebih eksis di

menciptakan keadilan dan dalam kancah internasional dan agar

kesejahteraan sosial bagi seluruh bisa berinteraksi dengan dunia

rakyatnya. internasional, membuka peluang

Faktor-faktor yang untuk berkiprah lebih luas dalam

mempengaruhi suatu negara dalam wacana global, untuk menambah

mengadakan hubungan internasional wacana pemikiran atau kebijakan

yaitu: yang berdimensi internasional,

1. Kekuatan nasional; berkaitan dengan komparasi atas

2. Jumlah penduduk; kebijakan-kebijakan politik luar

3. Sumber daya; negeri termasuk juga atas kondisi

4. Letak geografis. ekonomi sosial suatu negara.

Mahasiswa pun senantiasa

dapat mengaplikasikan apa yang

didapatkan dan dipelajari dalam

penelitian ke IFI Bandung dan


DAFTAR PUSTAKA Kencana Prenada
Group.
Rudy, T.May. 2002. Hukum
Adolf, Huala. 1991. Aspek-aspek Internasional 1.
Negara dalam Hukum Bandung: PT
Internasional. Jakarta: RefikaAditama.
Rajawali Pers
Rudy, T.May. 2006. Hukum
Internasional 2.
Bisri, Ilhami. 2010. Sitem Hukum Bandung: PT
RefikaAditama.
Indonesia. Jakarta:
Rajawali Pers. Saifullah. 2007. Refleksi Sosiologi
Hukum. Bandung: PT
RefikaAditama.
Huijbers, Theo. 1995. Filsafat
Hukum. Yogyakarta: Sanusi, Achmad. 2002. Pengantar
Kanisius (Anggota Ilmu Hukum dan
IKAPI). Pengantar Tata
Hukum Indonesia.
Iskandar, Pranoto dan Yudi Junadi.
Bandung: PT Tarsito.
2011. Memahami
Hukum di Indonesia. Simanjuntak, P.N.H. 2007. Pokok-
Cianjur: IMR Press. pokok Hukum Perdata
Indonesia. Jakarta:
Kusumaatmadja, Mochtar. dan Arief
Djambatan.
Sidharta. 2000.
Pengantar Ilmu Starke, J.G. 2007. Pengantar Hukum
Hukum. Bandung: PT Internasional Edisi 10
Alumni. (1). Jakarta:
SinarGrafika.
Kusumaatmadja, Mochtar. dan Etty
R. Agoes. 2003. Starke, J.G. 2007. Pengantar Hukum
Pengantar Hukum Internasional Edisi 10
Internasional.Bandun (2). Jakarta: Sinar
g: PT Alumni. Grafika.
Mertokusumo, Sudikno. 2011. Teori https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum
Hukum. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya http://www.ifi-id.com/bandung
Yogyakarta.
https://andrilamodji.wordpress.com/
Marzuki, Peter Mahmud . 2008.
Pengantar Ilmu hukum
Hukum. Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai