DISUSUN OLEH :
FIKRI ARDYANTORO
KELAS : XI MIA 3
SMAN 3 DEPOK
Jl. Raden Saleh No. 45
Bab V
Hal ini dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa di bawah ini yang dengan jelas
menggambarkan bentuk kerja sama yang dikembangkan Bangsa Indonesia:
a) Traktat (treaty)
b) Persetujuan (agreement)
c) Konvensi (convention)
d) Protokol (protocol)
e) Piagam (statuta)
f) Charter
g) Deklarasi (declaration)
h) Modus
i) Covenant
j) Ketentuan penutup (final act)
k) Ketentuan umum (general act)
l) Pertukaran nota
m) Pakta
b) Kuasa Usaha
Kuasa Usaha adalah pejabat dinas luar negeri dan pegawai negeri
lainnya yang ditunjuk oleh menteri luar negeri untuk bertindak
sebagai kepala perwakilan diplomatic
1. Ideologi Membentukk satu Negara RI yang berbentuk Negara kesatuan dan Negara
kebangsaan yang demokratis.
4. Sosial Budaya Terbentuknya suatu masyarakat yang adil dan makmur secara material dan
spriritual dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Pertahanan dan Membentuk suatu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan
Keamanan semua Negara di dunia.
1. Apa kesimpulan yang dapat kalian rumuskan setelah membaca berita di atas?
Jawaban : Kesimpulan saya setelah membaca berita ialah Indonesia membuktikan
diri sebagai salah satu Negara yang aktif dalam membangun dan mengusahakan
perdamaian dunia, serta salah satu Negara yang aktif dalam hubungan
internasional dengan salah satu pembuktiannya yaitu mendorong perdamaian dan
membangun kembali Jalur Gaza.
3. Bagaimana penilaian kalian atas peran Bangsa Indonesia dalam menjalin hubungan
internasional dengan negara lainnya?
Jawaban : Menurut saya peran Bangsa Indonesia dalam menjalin hubungan
Internasional dengan Negara lain sudah cukup aktif dan tanggap dalam
menghadapi konflik internasional yang terjadi.
4. Apa saja saran yang dapat kalian ajukan kepada Pemerintah untuk meningkatkan
peran Bangsa Indonesia dalam hubungan internasional?
Jawaban : Saran saya ialah agar pemerintah dapat terus aktif dan yang terutama
utamakan rakyat sendiri atau dalam lingkup sendiri sebelum mengulurkan tangan
jauh ke luar sehingga rakyat Indonesia tidak ada yang menderita atau terlantar di
negeri sendiri maupun negeri orang.
IV. Tugas Mandiri 5.4
Pembebasan WNI Jadi Prestasi Kemlu Tahun 2016
[JAKARTA] Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi berjanji terus memperbaiki
upaya perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Sepanjang tahun 2016,
Indonesia menghadapi tantangan cukup berat dengan maraknya kasus penculikan WNI di
perairan Sulu maupun Malaysia. Namun, upaya pembebasan sandera yang konsisten oleh
pemerintah menjadi catatan keberhasilan tersendiri bagi menlu.
Retno mengungkapkan 25 WNI telah berhasil dibebaskan dari penyanderaan oleh kelompok
Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Empat WNI lainnya juga telah dibebaskan dari Somalia
setelah penyanderaan selama 4,5 tahun. Kini, masih ada empat WNI yang masih di tangan
penyandera di Filipina Selatan.
Pemerintah tidak akan pernah tinggal diam sampai mereka kembali dengan selamat kepada
keluarganya masing-masing. We will do whatever we can to release them, kata Retno dalam
Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) pada Selasa (10/1).
Menurut Retno, perlindungan WNI juga dikerahkan sampai negara-negara konflik seperti
Suriah dan Turki. Di tahun 2016, diplomat Indonesia mampu menembus kota Raqqah,
Suriah, untuk menyelamatkan WNI, katanya.
Di Turki, ratusan WNI yang terjebak di berbagai bandara di Turki saat terjadinya kudeta 15
Juli 2016 dapat diberikan bantuan secepatnya. Sebanyak 190 mahasiswa Indonesia di Turki
yang terancam kelangsungan studinya pasca kudeta juga sudah dibantu, termasuk empat
mahasiswa Turki yang ditahan akibat krisis politik di Turki.
Retno menambahkan pemerintah juga berhasil memulangkan 283 calon jemaah haji
Indonesia yang memakai paspor palsu Filipina. Para jemaah haji dilepaskan dari semua
tuntutan hukum karena upaya diplomasi menlu bersama Kedutaan Besar RI di Filipina.
Retno mengatakan secara garis besar pada 2016, pemerintah sudah menyelesaikan 11.065
kasus WNI di luar negeri, membebaskan 71 WNI dari hukuman mati, menyelesaikan dan
memberikan perlindungan kepada 399 korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO),
memfasilitasi pemulangan 41.569 WNI, mengembalikan dana lebih dari RP 92 miliar kepada
WNI (melalui pembayaran diyat, asuransi, gaji, dan kompensasi lainnya), menangani 512
anak buah kapal (ABK) yang menghadapi masalah di luar negeri.
Pada 2016, Indonesia juga membuka hubungan diplomatik baru dengan tiga negara yaitu
Chad, Republik Afrika Tengah, dan Equatorial Guinea. Kini Indonesia memiliki hubungan
diplomatik dengan 190 dari 193 negara anggota PBB, kata Retno.[C-5]
Sumber: http://sp.beritasatu.com/home/pembebasan-wni-jadi-prestasi-kemlu-
tahun-2016/117947
BAB VI
A. Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia
B. Partisipasi Warga Negara dalam Mengatasi Ancaman guna Membangun Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Indonesia
2. Federalisme di Indonesia
Federalisme pernah diterapkan di Indonesia pada rentang 27 Desember 1949
sampai dengan 17 Agutus 1950. Pada masa ini yang dijadikan sebagai pegangan
adalah Konstitusi Republik Indonesia Serikat Tahun 1949. Berdasarkan konstitusi
tersebut bentuk negara kita adalah serikat atau federasi dengan 15 negara bagian.
Bentuk pemerintahan yang berlaku pada periode ini adalah republic. Ciri republik
diterapkan ketika berlangsungnya pemilihan Ir Soekarno sebagai Presiden Republik
Indonesia Serikat (RIS) dan Drs. Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri. Sistem
pemerintahan yang dianut pada periode ini adalah sistem parlementer kabinet
semu (quasi parlementer), dengan karakteristik sebagai berikut.
1) Pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh Presiden, bukan oleh parlemen
sebagaimana lazimnya
2) Kekuasaan perdana menteri masih dicampurtangani oleh Presiden. Hal itu
tampak pada ketentuan bahwa Presiden dan menteri-menteri bersama-sama
merupakan pemerintah. Seharusnya Presiden hanya sebagai kepala negara,
sedangkan kepala pemerintahannya dipegang oleh Perdana Menteri
3) Pembentukan kabinet dilakukan oleh Presiden bukan oleh parlemen
4) Pertanggungjawaban kabinet adalah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
namun harus melalui keputusan pemerintah
5) Parlemen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah sehingga DPR
tidak punya pengaruh besar terhadap pemerintah. DPR tidak dapat menggunakan
mosi tidak percaya kepada cabinet
6) Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap yaitu sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan
4. Sosial Budaya Berbagai budaya tersebar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia
adalah Negara yang kaya akan budaya.
5. Pertahanan dan Indonesia memiliki pertahanan dan keamanan yang cukup dan
Keamanan selalu sedia dalam keadaan apapun.
2. Dari keunggulan-keunggulan NKRI yang telah kalian identifikasi, keunggulan di bidang apa
yang membuat Indonesia lebih maju dibandingkan negara lain? Berikan alasan kalian.
Jawaban : Keunggulan NKRI yang membuat Indonesia lebih maju dibanding negara lainnya
adalah di bidang Ideologi dan juga Sosial Budaya. Seandainya Indonesia memiliki SDM yang
berkualitas tinggi tentu dalam bidang ekonomi dapat mendongkrak kemajuan atau
menyelamatkan Indonesia yang kini sedang mengalami krisis ekonomi.
2. Republik Indonesia Serikat (RIS) tidak bertahan lama. Hal tersebut menunjukkan bahwa
bentuk negara serikat/federasi tidak cocok diterapkan di Indonesia. Berkaitan dengan hal
tersebut, coba kalian investigasi factor faktor yang menyebabkan negara serikat tidak dapat
diterapkan di Indonesia.
Jawaban : Pertama, Karena Indonesia adalah Negara kesatuan dan dalam negara kesatuan
organisasi bagian bagian negara dalam garis-garis besarnya telah ditetapkan oleh
pembentuk undang-undang pusat. Adapun, dalam negara serikat, negara bagian memiliki
wewenang membentuk konstitusi sendiri dan berwenang mengatur organisasi sendiri
dalam rangka konstitusi federal. Kedua, dalam negara kesatuan, wewenang pembentuk
undang-undang pusat ditetapkan dalam suatu rumusan yang umum dan wewenang
pembentuk undang-undang yang lebih rendah (lokal) tergantung pada badan pembentuk
undang-undang pusat. Adapun, pada negara serikat wewenang pembentuk undang-
undang adalah pusat untuk mengatur hal-hal tertentu, telah diperinci satu persatu dalam
konstitusi federal.