2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Ahamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini
masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberiuntukmenyelesaikan
makalah tentang "Makna perjanjian internasional". Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat
nilai mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian tugas akhir ini
hingga selesainya makalah ini.
Masohi, 06,02,2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..1
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..2
1.3 Tujuan……………………………………………………………….………2
BAB II ISI………………………………………………………………………………….3
1.6 Kesimpulan…………………………………………………………………….4
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..5
BAB I
PENDAHULUAN
Kedudukan perjanjian internasional dianggap sangat penting, karena berbagai alasan berikut :
Berdasarkan dua alasan tersebut, suatu perjanjian internasional yang dibuat secara sepihak
karena ada unsur paksaan dianggap tidak sah dan batal demi hukum. Oleh sebab itu, dalam
membuat suatu perjanjian harus diperhatikan asas-asas berikut ini :
1. Pacta Sunt Servada, adalah asas yang menyatakan bahwa setiap perjanjian yang telah
dibuat harus ditaati oleh semua pihak yang mengadakan perjanjian.
2. Egality Rights, adalah asas yang menyatakan bahwa pihak yang saling mengadakan
hubungan atau perjanjian internasional memiliki kedudukan yang sama.
3. Reciprositas, adalah asas yang menyatakan bahwa tindakan suatu negara terhadap negara
lain dapat dibalas dengan setimpal, bukti tindakan yang bersifat negatif maupun positif.
4. Bonafides, adalah asas yang menyatakan bahwa sebuah perjanjian yang dilakukan harus
didasari dengan itikad baik dari kedua belah pihak agar dalam perjanjian tersebut tidak
ada pihak yang merasa dirugikan.
5. Courtesy, adalah asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara.
6. Rebus sig Stantibus, adalah asas yang bisa digunakan terhadap perubahan yang mendasar
dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian tersebut.
1. Traktat ( Treaty )
2. Persetujuan ( agreement )
3. Konvensi ( convention )
4. Protokol ( protocol )
5. Piagam ( statuta )
6. Charter
7. Deklarasi ( Declaration )
8. Modus vivendi
9. Covenant
10. Ketentuan penutup ( final act )
11. Ketentuan umum ( general act )
12. Pertukaran nota
13. Pakta ( pact )
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang tidak memihak pada salah satu negara, akan tetapi
bangsa indonesia aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia. Salah satu dari perwujudan politik
luar negeri bebas aktif adalah dengan melakukan kerja sama internasional dengan negara lain.
Kerja sama tersebut biasanya diperoleh dari adanya suatu perjanjian internasional.
Hubungan Internasional yang dibangun oleh bangsa indonesia adalah pengamalan dari nilai
pancasila terutama sila kedua yakni kemanusiaan yang adil dan beradab serta merupakan
perwujudan sikap salin menghormati dengan bangsa lainnya yang dilaksanakan dalam bentuk :
1. Perundingan ( negotiation )
2. Penandatangan ( signature )
3. Pengesahan ( ratification )
4. Pengumuman ( declaration )
Bangsa Indonesia tentu saja telah banyak mengadakan perjanjian internasional. Secara formal
perjanjian internasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia tidak mengenal penggolongan.
Akan tetapi, suatu perjanjian internasional bisa dikelompokkan menjadi berbagai macam
kelompok yang berdasarkan atas hal-hal tertentu. Adapun klasifikasinya suatu perjanjian
internasional adalah sebagai berikut :
Menurut subjek
1. Perjanjian antara negara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subjek
hukum internasional.
2. Perjanjian antara negara dengan subjek hukum internasional lainnya.
3. Perjanjian antar subjek hukum internasional dengan selain negara.
1. Perjanjian bilateral, yakni perjanjian yang dilakukan antaradua negara yang mengatur
kepentingan kedua negara tersebut.
2. Perjanjian multilateral, adalah perjanjian yang melibatkan banyak negara yang akan
mengatur kepentingan seluruh pihak yang bersangkutan.
Menurut isinya
1. Perjanjian yang bersifat penting, yang dibuat melalui proses perundingan, penandatangan
dan ratifikasi.
2. Perjanjian yang bersifat sederhana, yang dibentuk melalui proses dua tahap, yakni
perundingan dan penandatangan atau ( biasanya disebut dengan persetujuan ).
Menurut sifat pelaksanaan perjanjian
Menurut fungsinya
1. Perjanjian yang membentuk hukum, ( law making treaties ), adalah suatu perjanjian yang
menetapkan berbagai ketentuan hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan
atau bersifat multilateral. Perjanjian tersebut bersifat terbuka bagi para pihak ketiga.
2. Perjanjian yang bersifat khusus ( treaty contract ), adalah perjanjian yang hanya akan
menimbulkan berbagai akibat hukum yaitu hak dan kewajiban bagi berbagai pihak yang
tengah mengadakan perjanjian atau yang bersifat bilateral.
Referensi :
Soeharyo, Sulaeman dan Nasri Efendi. 2001. Sistem Penyelenggaraan Pemerintah Negara
Republik Indonesia. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
*Penulis: Femi Ardiani
Materi lain:
PENUTUP
1.6 Kesimpulan
1. Perundingan ( negotiation )
2. Penandatangan ( signature )
3. Pengesahan ( ratification )
4. Pengumuman ( declaration )