Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

“Perjanjian Internasional Yang Dilakukan Indonesia”


Mata Pelajaran : PPKN

Dibuat Oleh Kelompok 4 :


1. Nur Salsabila Rifai
2. Manzila T Bandjar
3. Ode Siti Nur Fadila K.
4. Ghaihab Rafiif Masohi Derlen
5. Darsis Makuituin
6. Fadhil Ghaly Rahmat
7. Khairunnisa

SMA N 15 MALUKU TENGAH

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Ahamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini
masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberiuntukmenyelesaikan
makalah tentang "Makna perjanjian internasional". Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat
nilai mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian tugas akhir ini
hingga selesainya makalah ini.

Masohi, 06,02,2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..1

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..2

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...2

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………..............2

1.3 Tujuan……………………………………………………………….………2

BAB II ISI………………………………………………………………………………….3

1.4 Makna Perjanjain Internasional………………………………………..…......3

1.5 Klasifikasi Perjanjian Internasional Yang Dilakukan Indonesia……………...3

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………4

1.6 Kesimpulan…………………………………………………………………….4

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hubungan kerja sama antarbangsa biasanya diresmikan ke dalam satu
atau beberapa perjanjian internasional. Perjanjian internasional merupakan salah satu
instrumen paling penting dalam hubungan antarbangsa. Sampai saat ini para ahli
masihmempunyai sudut pandang yang berbeda-beda terhadap makna perjanjian internasional
sehingga makna istilah tersebut masih beraneka ragam. Dari pendapat-pendapat para ahli
tersebut kemudian dapat disimpulkan makna perjanjian internasional. Perjanjian internasional
adalah kesepakatan antara dua atau lebih subjek hukum internasional (misalnya negara,
lembaga internasional) yang menurut hukum internasional menimbulkan hak dan kewajiban
bagi para pihak yang membuat kesepakatan. Perjanjianyang dilakukan oleh subjek- subjek
hukum internasional tersebut mempunyai tujuan untuk melahirkan akibat-akibat hukum
tertentu. Selain itu, tujuan perjanjian internasional di antaranya yaitu untuk menyelesaikan
sengketa antarbangsa, memelihara perdamaian, ketertiban serta kesejahteraan manusia.

Menurut pasal 38 ayat 1 Piagam Mahkamah Internasional, dinyatakan


bahwa perjanjian internasional baik yang bersifat umum maupun khusus, mengandung
ketentuan-ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negara-negara yang bersangkutan.
Berkenaan dengan pasal tersebut, maka setiap negara yang mengadakan
suatu perjanjian harus menjunjung tinggi dan menaati ketentuan-
ketentuan yang terdapat didalamnya. Hal ini disebabkan oleh salah satu asas yang dipakai
dalam perjanjian internasional, yaitu asas pacta sunt servanda
yang menyatakan bahwa setiap perjanjianyang telah dibuat harus ditaati oleh masing-masing
pihak yang bersangkutan. Mengingat pentingnya suatu perjanjian internasional, baik bagi suatu
negara maupun sebagai salah satu sumber hukum internasional, proses pembuatan-
perjanjianinternasional tidaklah semudah seperti perjanjian lainnya. Untuk itu, terdapat
beberapa tahap dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap negara yang akan
membuat perjanjian internasional. Adapun tahap dan proses yang perlu dan biasa
dilakukan antaralain Perundingan (Negoitation), Penandatanganan (Signature), Pengesahan
(Ratification),dan Pengumuman (Publication).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain sebagai berikut.
1. Apakah makna perjanjian internasional?
2. Apa sajakah macam-macam perjanjian internasional?Bagaimana tahap-tahap proses
perjanjian internasional?
BAB II
ISI

1.3 Makna Perjanjian Internasional


Perjanjian internasional memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan
hubungan internasional. Biasanya berbagai negara yang sedang menjalin kerja sama atau
hubungan internasional selalu menyatakan ikatan hubungan tersebut dalam sebuah perjanjian
internasional. Di dalam perjanjian internasional tersebut, diatur berbagai hal yang menyangkut
hak serta kewajiban antar negara yang sedang mengadakan perjanjian dalam rangka hubungan
internasional. Secara umum perjanjian internasional bisa diartikan sebagai perjanjian antar
negara atau antara negara dengan organisasi internasional yang dapat menimbulkan akibat
hukum tertentu berupa hak serta kewajiban di antara pihak satu dengan pihak yang lainnya yang
tengah mengadakan perjanjian tersebut.
Perjanjian internasional merupakan sumber hukum terpenting untuk hukum internasional,
dikarenakan lebih menjamin kepastian hukum. Di dalam proses perumusan suatu perjanjian
internasional, yang paling penting adalah adanya kesadaran masing-masing pihak yang
mengadakan perjanjian untuk mematuhi secara etis normatif. Berdasarkan pasal 38 Ayat ( 1 )
Statuta Mahkamah Internasional, perjanjian internasional merupakan sumber utama dari berbagai
sumber hukum internasional lainnya. Hal tersebut dapat dibuktikan terutama dalam berbagai
kegiatan internasional dewasa ini yang sering berpedoman pada perjanjian antara para subjek
hukum  internasional yang memiliki kepentingan yang sama. Contohnya, Deklarasi Bangkok
tahun 1968 yang melahirkan ASEAN ( Assosiaciation of South – East Asian Nation ) dengan
tujuan melakukan kerja sama di bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Kedudukan perjanjian internasional dianggap sangat penting, karena berbagai alasan berikut :

1. Perjanjian internasional lebih menjamin kepastian hukum sebab perjanjian internasional


dilakukan secara tertulis.
2. Perjanjian internasional mengatur berbagai masalah yang menyangkut kepentingan
bersama di antara para subjek hukum internasional.

Berdasarkan dua alasan tersebut, suatu perjanjian internasional yang dibuat secara sepihak
karena ada unsur paksaan dianggap tidak sah dan batal demi hukum. Oleh sebab itu, dalam
membuat suatu perjanjian harus diperhatikan asas-asas berikut ini :

1. Pacta Sunt Servada, adalah asas yang menyatakan bahwa setiap perjanjian yang telah
dibuat harus ditaati oleh semua pihak yang mengadakan perjanjian.
2. Egality Rights, adalah asas yang menyatakan bahwa pihak yang saling mengadakan
hubungan atau perjanjian internasional memiliki kedudukan yang sama.
3. Reciprositas, adalah asas yang menyatakan bahwa tindakan suatu negara terhadap negara
lain dapat dibalas dengan setimpal, bukti tindakan yang bersifat negatif maupun positif.
4. Bonafides, adalah asas yang menyatakan bahwa sebuah perjanjian yang dilakukan harus
didasari dengan itikad baik dari kedua belah pihak agar dalam perjanjian tersebut tidak
ada pihak yang merasa dirugikan.
5. Courtesy, adalah asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara.
6. Rebus sig Stantibus, adalah asas yang bisa digunakan terhadap perubahan yang mendasar
dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian tersebut.

Perjanjian internasional memiliki istilah yang beragam. Pemberian istilah perjanjian


internasional didasarkan kepada tingkat pentingnya suatu perjanjian internasional serta
keharusan untuk memperoleh ratifikasi dari setiap kepala negara yang mengadakan suatu
perjanjian. Adapun istilah lain dari perjanjian internasional adalah sebagai berikut ini :

1. Traktat ( Treaty )
2. Persetujuan ( agreement )
3. Konvensi ( convention )
4. Protokol ( protocol )
5. Piagam ( statuta )
6. Charter
7. Deklarasi ( Declaration )
8. Modus vivendi
9. Covenant
10. Ketentuan penutup ( final act )
11. Ketentuan umum ( general act )
12. Pertukaran nota
13. Pakta ( pact )

1.4 Klasifikasi Perjanjian Internasional yang Dilakukan Indonesia

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang tidak memihak pada salah satu negara, akan tetapi
bangsa indonesia aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia. Salah satu dari perwujudan politik
luar negeri bebas aktif adalah dengan melakukan kerja sama internasional dengan negara lain.
Kerja sama tersebut biasanya diperoleh dari adanya suatu perjanjian internasional.

Hubungan Internasional yang dibangun oleh bangsa indonesia adalah pengamalan dari nilai
pancasila terutama sila kedua yakni kemanusiaan yang adil dan beradab serta merupakan
perwujudan sikap salin menghormati dengan bangsa lainnya yang dilaksanakan dalam bentuk :

1. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara lain.


2. Tidak melakukan campur tangan dalam suatu urusan baik dalam negeri bangsa atau
negara lain.
3. Tidak menyinggung perasaan bangsa atau negara lain.
4. Menghormati hak setiap warga untuk mempertahankan diri.
5. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau penggunaan kekerasan terhadap
keutuhan wilayah dan kemerdekaan politik suatu negara.
Tahap perjanjian internasional, yakni sebagai berikut :

1. Perundingan ( negotiation )
2. Penandatangan ( signature )
3. Pengesahan ( ratification )
4. Pengumuman ( declaration )

Bangsa Indonesia tentu saja telah banyak mengadakan perjanjian internasional. Secara formal
perjanjian internasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia tidak mengenal penggolongan.
Akan tetapi, suatu perjanjian internasional bisa dikelompokkan menjadi berbagai macam
kelompok yang berdasarkan atas hal-hal tertentu. Adapun klasifikasinya suatu perjanjian
internasional adalah sebagai berikut :

Menurut subjek

1. Perjanjian antara negara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subjek
hukum internasional.
2. Perjanjian antara negara dengan subjek hukum internasional lainnya.
3. Perjanjian antar subjek hukum internasional dengan selain negara.

Menurut jumlah pihak yang mengadakan perjanjian

1. Perjanjian bilateral, yakni perjanjian yang dilakukan antaradua negara yang mengatur
kepentingan kedua negara tersebut.
2. Perjanjian multilateral, adalah perjanjian yang melibatkan banyak negara yang akan
mengatur kepentingan seluruh pihak yang bersangkutan.

Menurut isinya

1. Segi politis, Contohnya seperti pakta pertahanan dan pakta perdamaian.


2. Segi ekonomi, contohnya bantuan ekonomi dan keuangan.
3. Segi hukum,seperti status kewarganegaraan, ekstradisi dan sebagainya.
4. Segi batas wilayah, contohnya seperti batas laut teritorial, batas alam daratan, dan
sebagainya.
5. Segi kesehatan, contohnya seperti masalah karantina, penanggulangan wabah penyakit,
dan sebagainya.

Menurut proses pembentukan

1. Perjanjian yang bersifat penting, yang dibuat melalui proses perundingan, penandatangan
dan ratifikasi.
2. Perjanjian yang bersifat sederhana, yang dibentuk melalui proses dua tahap, yakni
perundingan dan penandatangan atau ( biasanya disebut dengan persetujuan ).
Menurut sifat pelaksanaan perjanjian

1. Perjanjian yang menentukan ( dispositive treaties ), adalah perjanjian yang memiliki


maksud dan tujuannya dianggap sudah tercapai sesuai dengan isi perjanjian tersebut.
2. Perjanjian yang dilaksanakan ( executory treaties ), adalah perjanjian yang
pelaksanaannya tidak dilakukan sekali melainkan dilanjutkan secara terus menerus
selama jangka waktu perjanjian tersebut berlaku.

Menurut fungsinya

1. Perjanjian yang membentuk hukum, ( law making treaties ), adalah suatu perjanjian yang
menetapkan berbagai ketentuan hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan
atau bersifat multilateral. Perjanjian tersebut bersifat terbuka bagi para pihak ketiga.
2. Perjanjian yang bersifat khusus ( treaty contract ), adalah perjanjian yang hanya akan
menimbulkan berbagai akibat hukum yaitu hak dan kewajiban bagi berbagai pihak yang
tengah mengadakan perjanjian atau yang bersifat bilateral.

Referensi :

Soeharyo, Sulaeman dan Nasri Efendi. 2001. Sistem Penyelenggaraan Pemerintah Negara
Republik Indonesia. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

*Penulis: Femi Ardiani

Materi lain:

 Politik Luar Negeri Indonesia dalam Menjalin Hubungan Internasional


 Peran Bangsa Indonesia Dalam Lingkungan Negara Negara Asia Tenggara
 Kerja Sama Negara - Negara Kawasan Asia Tenggara
BAB III

PENUTUP

1.6 Kesimpulan

Perjanjian internasional merupakan sumber hukum terpenting untuk hukum internasional,


dikarenakan lebih menjamin kepastian hukum.
Perjanjian internasional memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan
hubungan internasional.
Berdasarkan pasal 38 Ayat ( 1 ) Statuta Mahkamah Internasional, perjanjian internasional
merupakan sumber utama dari berbagai sumber hukum internasional lainnya.

Tahap perjanjian internasional, yakni sebagai berikut :

1. Perundingan ( negotiation )
2. Penandatangan ( signature )
3. Pengesahan ( ratification )
4. Pengumuman ( declaration )

 Perjanjian yang bersifat penting, yang dibuat melalui proses perundingan,


penandatangandan ratifikasi.
 Perjanjian yang bersifat sederhana, yang dibentuk melalui proses dua tahap, yakni
perundingan dan penandatangan atau ( biasanya disebut dengan persetujuan ).
DAFTAR PUSTAKA

 Hirata, Andrea (2006). Sang Pemimpi. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

 Milo, Melanie. (2007). Integrated Financial Supervision: An


Institutional Perspective for the Philippines. Tokyo: Asian Development
Bank Institute.

 Maryati dan Suryawati. 2001. Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII.


Jakarta: Erlangga.

 Siregar, Johnson dkk. 2012. Kumpulan Makalah Pelatihan Manajemen


Ekspor. Jakarta : DJPEN PPEI.

Anda mungkin juga menyukai