Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA
( HUKUM ARCHIMEDES )

DISUSUN OLEH :

Nur Salsabila Rifai

Aris Seha Ramadhan (tidak aktif saat pembuatan makalah)

M. Fadil Ramadhan (tidak aktif saat pembuatan makalah)

KELAS : XI IPA 2
SMA NEGERI 15 MALUKU TENGAH
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah Tuhan yang Maha Esa karena berkat karunia dan
petunjuknya kami dapat menyelesaikan Laporan Fisika ini. Kami juga menyampaikan terima kasih
kepada Guru bidang studi yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada kami serta pihak-
pihak yang telah banyak membantu.
Makalah ini disusun untuk membantu proses belajar khususnya dalam bidang fisika,
selain itu juga untuk melengkapi tugas-tugas yang harus diselesaikan agar dapat mendapatkan kriteria
nilai yang memuaskan.
Kami berharap makalah ini dapat memberi sumbangan yang berarti dalam proses
pemahaman tentang Hukum Archimedes, kami menyadari makalah ini tidak luput dari kekurangan, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat di harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………..


I

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………...


II

BAB I : PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG …………………………………………………………………… 1
b. TUJUAN ………………………………………………………………………………….
1
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
c. HUKUM ARCHIMEDES ………………………………………………………………. 2
d. PENEMUANNYA ………………………………………………………………………. 4
BAB III: METODE KERJA
a. ALAT DAN BAHAN …………………………………………………………………….
5
b. LANGKAH KERJA …………………………………………………………………….. 5
BAB IV: PENUTUP
a HASIL PENGAMATAN ………………………………………………………………… 6
b. PEMBAHASAN ………………………………………………………………………… 7
BAB IV: PENUTUP
a. KESIMPULAN ………………………………………………………………………….. 8
b. SARAN …………………………………………………………………………………. 8
c. YANG TERJADI SAAT PRAKTEK …………………………………………………….
9
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………
10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disekitar kita, kadang pernah mengamati bahwa sebuah benda yang diletakan di dalam air terasa
lebih ringan dibandingkan dengan beratnya ketika di udara kadang ada yang terapung, kadang juga ada
benda yang melayang didalam air, kadang juga ada benda yang tenggelam di dalam air. Jika benda
dicelupkan dalam zat cair, sesungguhnya berat benda itu tidak berkurang. Gaya tarik bumi kepada benda
itu besarnya tetap. Akan tetapi zat cair mengadakan yang arahnya ke atas kepada setiap benda yang
tercelup di dalamnya. Ini menyebabkan berat benda seakan-akan berkurang. Menghitung gaya ke atas
dalam zat cair sesungguhnya dapat kita lakukan dengan menggunakan pengetahuan kita tentang tekanan
di dalam zat cair. Pada kesempatan ini kita akan membahas Hukum Archimedes secara mendetail, karena
dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak jenis gerak yang menyerupai sistem ini. Aplikasi Hukum
Archimedes dapat kita jumpai dalam berbagai peralatan misalnya hidrometer, kapal laut, kapal selam, dan
balon udara.

B. Tujuan
- Membuktikan peristiwa tenggelam, terapung, dan melayang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hukum Archimedes
Archimedes adalah seorang ilmuwan serbesar pada zamannya. Ia lahir di kota Syracuse, Sisilia
pada tahun 287 SM dan meninggal pada tahun 212 SM. Archimedes dikenal sebagai ahli fisika
maramatika, optika dan astronomi. la dijulu sebagai Bapak Eksperimen, karena mendasarkan
penemuannya pada percobaan. la menemukan hukum pada sebuah peristiwa yang disebut dengan Hukum
Archimedes yang berbunyi "jika benda dimasukkan ke dalam cairan, baik sebagian atau seluruhnya,
akan mendapatkan gaya ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan benda itu". Misalnya air
mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda dimasukkan ke dalam air tersebut, maka permukaan air
akan terdesak atau naik. Dengan kata lain, berat benda seolah-olah menjadi lebih ringan. Hal ini karena
adanya gaya ke atas yang sering disebut gaya Archimedes.

Prinsip Archimedes

Ketika dirimu menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas menjadi
lebih kecil dibandingkan dengan ketika dirimu menimbang batu di udara (tidak di dalam air). Massa batu
yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang menekan batu ke atas. Efek yang
sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa
lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang diangkat
hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke
atas, alias scarah dengan gaya angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda
apapun yang diangkat di dalam air terasa lebih ringan.

Rumus Prinsip Hukum Archimedes

contoh. Keterangan:
Fa = gaya ke atas (N)
w = berat di udara (N)
w1 = berat benda yang terukur saat berada di dalam zat cair

contoh. Keterangan:
Fa = gaya ke atas (N)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m kubik)
g = percepatan gravitasi (m /s kuadrat)
V = volume zat cair yang dipindahkan atau volume benda yang tercelup (m
kubik)

Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara karena
dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika di udara, benda memiliki berat yang
sesungguhnya.

Dalam Persamaan: Wb = mb.g

Ketika dalam air, dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan: Wdf = Wb – FA
Keterangan: Wdf : berat dalam fluida, dikatakan juga berat semu (N)
Wb : berat benda sesungguhnya, atau berat di udara (N)
FA : gaya angkat ke atas (N) Gaya angkat ke atas ini yang disebut juga
gaya apung

Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari hokum newton juga. Bila
gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya = 0 dan benda melayang.

- Bila FA W maka benda akan terdorong keatas akan melayang

- Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa telur maka agar telur berada dalam keadaan
seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil dari pada volume telur Artinya tidak
seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang
maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan volume telur dan rapat massa cairan sama
dengan rapat rapat massa benda. Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka
benda akan mengalami gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol Artinya benda akan jatuh
tenggelam. Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan
mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas (FA) dari zat cair itu.
Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan dengan besarnya kedua gaya tersebut yaitu seperti berikut

ø Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (W)
lebih besar dari gaya ke atas (FA)
W > FA
pb Vb g > pf V fg

pb > pf
Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (p)

ø Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (W) sama dengan gaya
ke atas (FA) atu benda tersebut tersebut dalam keadaan setimbang
W = FA
pb Vb g = pf Vf g
pb = pf
Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku:
EA = Eb

ø Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (W) lebih kecil dari gaya
ke atas (FA)
W > FA
pb Vb g > pf Vf g
pb > pf

B. Penemuannya
Pada suatu hari Archimedes dimintai Raja Hieron II untuk menyelidiki apakah mahkota
emasnya dicampuri perak atau tidak. Archimedes memikirkan masalah ini dengan sungguh-sungguh.
Hingga ia merasa sangat letih dan menceburkan dirinya dalam bak mandi umum penuh dengan air.

Lalu, ia memperhatikan ada air yang tumpah ke lantai dan seketika itu pula ia

menemukan jawabannya. la bangkit berdiri, dan berlari sepanjang jalan ke rumah dengan telanjang bulat

Setiba di rumah ia berteriak pada istrinya, "Eureka! Eureka!" yang artinya "sudah kutemukan! sudah

kutemukan!" Lalu ia membuat hokum Archimedes.

Dengan itu ia membuktikan bahwa mahkota raja dicampuri dengan perak Tukang
yang membuatnya dihukum mati. Penemuan yang lain adalah tentang prinsip matematis tuas, sistem
katrol yang didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal sendirian saja. Ulir penak, yaitu
rancangan model planetarium yang dapat menunjukkan gerak matahari, bulan, planet planet, dan
kemungkinan konstelasi di langit.

Di bidang matematika, penemuannya terhadap nilai pi lebih mendekati dari ilmuan sebelumnya,
yaitu 223/71 dan 220/70 Archimedes adalah orang yang mendasarkan penemuannya dengan eksperimen
sehingga ia dijuluki Bapak IPA Eksperimental.

BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1) Alat : a. Botol minuman yang telat dibelah


b. Sendok
c. Tissue

2) Bahan : a. Air
b. Garam dapur
c. Telur Ayam Mentah
B. Langkah Kerja

 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan percobaan.


 Gelas diberi air, jangan sampai penuh agar pada saat memasukkan telur airnya tidak tumpah dan
dialasi dengan tissue agar tidak basah lantainya.
 Pertama-tama telur dimasukkan dalam gelas yang berisi air tanpa campuran garam kemudian
amati yang terjadi.
 Setelah itu dalam gelas dimasukkan satu sendok garam dan aduk perlahan-lahan sampai merata.
Amati keadaan yang terjadi pada telur tersebut.
 Masukkan lagi satu sendok garam dan aduk secara perlahan-lahan sampai merata. Amati keadaan
yang terjadi pada tejur tersebut.
 Lakukan seterusnya sampai mendapatkan keadaan telur sesuai yang kita perlukan dan inginkan.
 Catatlah hasil pengamatan yang telah dilakukan dan buatlah tabel pengamatan untuk
mempermudah untuk memahaminya.
 Setelah selesai praktikum bersihkan dan rapikan alat dan bahan sisa praktikum tersebut.

BAB IV
Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Pengamatan

Banyaknya garam (sendok) Peristiwa yang terjadi


- Tenggelam
1 Tenggelam
1 Melayang
1
2
2 Terapung
3 Terapung
B. Pembahasan

a) Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (W) lebih besar
dari gaya ke atas (FA).

W > FA
pb Vb g > pf Vf g
pb > pf

Pada saat telur dimasukkan dalam air tak terisi garam maka telur tersebut akan tenggelam karena
massa jenis telur lebih besar daripada massa jenis air. Kemudian air diberi garam 1-2 sendok dan
diaduk secara perlahan-lahan, telur masih juga tenggelam karena massa jenis telur masih lebih
besar daripada massa jenis air.

b) Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (W) sama
dengan gaya ke atas (FA) atau benda tersebut dalam keadaan setimbang
W = FA
pb Vb g = pf Vf g
pb = pf
Pada saat air diberi 2 ½ sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan maka telur akan berada
pada keadaan melayang. Hal ini terjadi karena massa jenis air sama dengan massa jenis telur.
Garam disini berfungsi untuk memperbesar massa jenis air.

c) Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (W) lebih kecil
dari gaya ke atas (FA).
W > FA
pb Vb g > pf Vf g
pb>pf
Pada saat air diberi 3-4 sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan maka telur itu akan
terapung karena massa jenis air lebih besar daripada massa jenis telur. Hal ini terjadi karena
semakin banyak garam yang diberikan maka semakin besar pula massa jenis zat cairnya atau air.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
dari percobaan serta hasil pengamatan yang dilakukan maka, dapat disimpulkan bahwa:

 Telur akan melayang atau bahkan terapung apabilah di masukkan kedalam air yang telah
dilarutkan dengan gula atau garam. Hal ini dikarnakan massa jenis air yang sebelumnya lebih
kecil dari pada massa jenis telur,dan massa jenis telur akan bertambah apabilah dicampurkan
dengan garam (massa jenis garam lebih besar dari pada massa jenis air) yang membuat massa
jenis zat cair akan lebih besar dari massa jenis telur sehingga menyebabkan telur menjadi
terapung. 

 Percobaan ini sesuai dengan hukum archimedes yang mengatakan bahwa”apabilah suatu benda
sebagian ataupun seluruhnya terbenam ke dalam air,maka benda tersebut akan mengalami gaya
tekan yang mengarah ke atas yang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh bagian
benda yang terbenam tersebut.

 Benda tenggelam karena massa jenis telur > massa jenis air. Benda melayang karena massa jenis
telur - massa jenis air.
 Benda terapung karena massa jenis telur massa jenis air.

 Garam berfungsi untuk memperbesar massa jenis air dengan begitu semakin banyak garam yang
diberikan maka semakin besar pula massa jenis airnya.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam praktikum mengenai penerapan hukum archimedes ialah
semoga kedepannya atau pada praktikum selanjutnya situasi dalam pelaksanaannya lebih bisa
terkontrol dengan baik sehingga bisa memproleh data hasil yang akurat dan lebih bisa mendalami
lagi. Kemudian memperhatikan hal-hal brikut:
 Pada saat mengaduk air yang dicampur dengan garam sebaiknya aduk secara perlahan-lahan agar
telurnya tidak pecah.
 Pada saat pemberian garam harus berhati-hati agar mendapatkan keadaan tenggelam, melayang,
dan terapung.
 Gunakanlah gelas yang berwarna bening agar mudah untuk mengamati percobaan yang
dilakukan.

C. Yang terjadi saat praktek

 Pada saat telur dimasukkan dalam air tak terisi garam telur dalam keadaan tenggelam karena
massa jenis telur lebih besar daripada massa jenis air. Kemudian air diberi garam 1 sendok dan
diaduk secara perlahan-lahan, telur masih juga tenggelam karena massa jenis telur masih lebih
besar daripada massa jenis air. Pada saat air diberi 1 ½ sendok garam dan diaduk secara perlahan-
lahan maka telur sudah berada pada keadaan melayang. Hal ini terjadi karena massa jenis air
sama dengan massa jenis telur. Garam disini berfungsi untuk memperbesar massa jenis air. Pada
saat air diberi 2-3 sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan telur tersebut mulai terapung
karena massa jenis air lebih besar daripada massa jenis telur. Hal ini terjadi karena semakin
banyak garam yang diberikan maka semakin besar pula massa jenis zat cairnya atau air.

DAFTAR PUSTAKA

Internet:
 http:/damayantilinda.blogspot.com/2011/12/praktikum-hukum-archimedes-telur:html
 http://muapsein.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-fisika-hukum_8011-html
 http://putriiandynii.blogspot.com/2014/01/laporan-praktikum-fisika-hukum.html
 http://piarohdina.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-fisika-fluida_23.html

Anda mungkin juga menyukai