Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...
ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
C. Musik Penggiring Tari
Musik dan tari adalah dua jenis karya seni yang sangat berkaitan. Kehadiran
musik dalam tari merupakan salah satu daya tarik tertentu bagi penata maupun
penikmat tari. Untuk itu, keberadaan musik dalam proses menata tari merupakan
sebuah kebutuhan bagi setiap penata tari maupun penikmat seni pada umumnya.
Menurut Doris Humphrey (1983:12) Tari bukanlah seni yang berdiri sendiri. Ia
bagaikan seorang puteri yang selalu membutuhkan pasangannya yang simpatik,
yakni musik. Dengan dasar pemikiran sederhana ini akan dapat ditemui sejumlah
jenis-jenis musik yang dapat digunakan sebagai pengiring sebuah tarian. Memilih
musik bukanlah hal yang mudah dilakukan. Penggarapan musik dalam karya tari
harus benar-benar dilakukan dengan penyatuan ide, tema serta konsep dalam tari.
Hal ini dilakukan agar pesan yang terkandung dalam tarian tersebut bisa
tersampaikan dengan jelas kepada penikmatnya. Keberadaan musik mempunyai
peranan penting dalam tari. Musik merupakan bagian tidak terpisahkan dari tari.
tidak berlebihan kiranya, jika dikatakan bahwa, sepertinya gerak, seorang penata tari
sebaiknya mempunyai pengetahuan dan pemahaman mengenai musik mengingat
tidak terpisahkannya musik dengan tari.
Dalam menyiapkan musik iringan tari, pembuatan musik iringan tari dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu memilih musik terlebih dahulu atau memilih
gerak terlebih dahulu. Persiapan yang dilakukan juga berbeda. Masing-masing
memiliki sisi kelebihan dan kelemahan bagi tari yang akan dipertunjukkan. Jenis
musik iringan tari dibedakan menjadi tiga macam, Yaitu musik :Musik Interal,
Musik Eksternal ,Musik Campuran. Keberadaan musik pengiring dalam seni tari
memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.
a. Mengatur irama tari
b. Membentuk suasana
c. Menegaskan ungkapan gerak
d. Menegaskan ilustrasi adegan
e. Menginspirasi gerak
f. Mengingatkan gerak
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
a) Musik internal
Musik internal adalah musik iringan tari yang berasal atau dihasilkan oleh penari
itu sendiri, biasanya berupa suara (vokal) teriakan, siulan, nyanyian, mantra,
atau berupa bunyi yang dihasilkan anggota badan, seperti entakan kaki, tepukan
tangan dengan tangan, tangan dengan kaki, tangan dengan paha, dengusan
napas, dan lain-lain.
Contoh tarian yang menggunakan musik internal adalah tari saman dan seudati
dari Aceh, tari kecak dan janger dari Bali, tari balian dari Kalimantan, tap dance
(suara sol sepatu). dan berbagai jenis tari selawatan.
b) Musik eksternal
Musik eksternal adalah iringan tari yang berasal dari alat musik, baik tradisional
maupun modern. Alat musik iringan tari juga bisa berasal dari musik alternatif
yang tidak selalu berupa alat yang memang berfungsi sebagai alat musik, tetapi
juga bisa dari berbagai benda yang dapat menghasilkan bunyi, misalnya
tempurung kelapa, kentongan, kaleng, galon air, batu, atau lesung.
Tarian yang diiringi musik eksternal sangat banyak. Hampir seluruh jenis tari
klasik, sebagian besar tari kreasi baru, dan tari kontemporer, serta tari modern
menggunakan musik eksternal.
c) Campuran
Musik campuran adalah musik iringan tari yang merupakan campuran dari
musik internal dan musik eksternal yang dipadu-padankan. Contohnya, penari
ikut menyanyi, bersiul, mengentakkan kaki, atau bertepuk tangan meski sudah
ada musik pengiring tari.
b. Membentuk suasana
Adegan yang menggambarkan suasana riang, penuh tawa, sedih, dan khidmat
dapat dibentuk dengan iringan musik.
Demikian juga saat musik menggelorakan semangat juang penonton yang
mendengar dapat tergetar hatinya seolah akan ikut bertempur.
c. Menegaskan ungkapan gerak
Efek suara yang disajikan pada sebuah adegan gerak tari dapat mempertegas
suatu ungkapan gerak. Contohnya, adegan melepas anak panah pada tari wira
pertiwi, yang diberi aksen tertentu sehingga membantu mempertegas gerak
tersebut.
d. Menginspirasi gerak
Seorang koreografer dapat menemukan koreografi tari karena mendengar musik
dengan irama-irama tertentu atau musik yang "mengundang" gerak ketika ada
musik yang membuat pendengarnya menari atau menggerakkan badannya.
e. Mengingatkan gerak
Pukulan-pukulan atau bunyi tertentu dari sebuah alat musik dapat mengingatkan
penari saat lupa pada. gerakannya. Hal ini dapat terjadi ketika seorang penari
lama tidak menarikan tarian tertentu. Contohnya, tepukan kendang atau pukulan
tertentu dari alat musik pengiring tari. Seorang penari yang lupa gerakan atau
urutan gerakan dapat kembali menari dengan baik ketika mendengar musik
pengiringnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
musik dikreasikan dengan gerakan tari yang berfungsi untuk menggambarkan
suasana dalam tarian, membangun suasana kepada tujuan cerita, dan mempertegas
ekspresi gerak. Musik sebagai pengiring tarian adat sangat mempengeruhi
aktivitas tarian tersebut. Musik sebagai pengiring suatu tarian berkaitan erat dengan
aspek bentuk, gaya, ritme, suasana, atau gabungan dari aspek-aspek tersebut. Musik
sebagai pengiring suatu tarian berkaitan erat dengan aspek bentuk, gaya, ritme, suasana,
atau gabungan dari aspek-aspek tersebut. Musik yang digunakan dalam suatu tarian
terbagi dalam beberapa jenis. Pengelompokan jenis musik iringan tari tersebut
berdasarkan asal bunyi atau musik yang digunakan. Ada setidaknya dua jenis musik
iringan tari. Jenis-jenis musik iringan tari
DAFTAR PUSTAKA
Apriyatno, Very. 2005. Cara Mudah Mengambar Dengan Pensil. Jakatra: Kawan
Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktis. Jakarta: Rineka
Cipta
Blackburn, Simon. 2016. The Oxford Dictionary of Philosophy. Amerika: Oxford University
Press
Budiman, Dermawan. 1988. Penuntun Pembelajaran Pendididkan Seni Rupa. Bandung: Ganeca
Exact
Dahlan M Muhidin. 2012. Almanak Seni Rupa. Yogyakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Gie, The liang. 1976. Garis Besar Estetika (Filsafat Keindahan) .Yogyakarta: Penerbit Super
Sukses Yogyakarta
Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
Pollard, Julie Gilbert. 2016. Discoper Oil Painting. Cincinati: North Light Books
Rizali, Nanang. 2013. Seni: Estetika, Logika, Etika. Jurnal Wacana Seni Rupa, 3 (6) 3-28
Rohim Hambor, Rahman. 1978. Panduan Dasar Melukis Dengan Cat Minyak. Jakarta Selatan:
Kawan Pustaka
____________________,2005. Melukis. Jakarta Selatan: Kawan Pustaka