Semester/Kelas : II/B Program Studi : S2 Kebidanan Dosen Pengampu : Winny Setyonugroho, Ph.D
Information system and the value
1 Mengapa dengan Program CPD telah mengadopsi pendekatan e-learning, adanya helath care yang telah terbukti memberikan pembelajaran yang tersebut ? fleksibel, murah, terpusat pada pengguna, dan mudah diperbarui (Ruggeri, Farrington and Brayne, 2013)
e-Learning tumbuh terus berkembang, didorong oleh
semakin banyaknya ketersediaan komputer dan internet, pengalaman guru dalam menggabungkan e-learning, dan mungkin yang paling penting, kenyamanan peserta didik dengan menggunakan teknologi pendidikan (Cook, 2009)
2 Kelebihan e learning E-learning memiliki potensi untuk mengatasi kebutuhan
dalam health care ini melalui pendidikan kedokteran yang fleksibel dan tersendiri dan mudah beradaptasi. penyampaian materi pelatihan atau kekurangnya seperti CPD melalui media elektronik (termasuk Internet, CD- apa ? ROM, DVD, smartphone, dan media lainnya. kurang interaktivitas dan keterlibatan antara sesama peserta didik yang diperoleh anfaatnya antara lain : 1. Fleksibilitas dan aksesibilitas waktu dan lokasi 2. Biaya pelatihan yang lebih rendah dan komitmen waktu 3. Pembelajaran mandiri dan mandiri dengan mengaktifkan kegiatan yang berpusat pada peserta didik 4. Lingkungan belajar kolaboratif 5. Membangun komunitas universal 6. Penyampaian kursus standar 7. Memungkinkan akses tanpa batas ke materi e-learning 8. Akses pribadi untuk belajar 9. Pembelajaran tepat waktu 10. Pemantauan pelatihan tenaga kerja 11. Memungkinkan pengetahuan untuk diperbarui dan dipelihara dalam lebih tepat waktu dan efisien (Ruggeri, Farrington and Brayne, 2013).
Tantangan tersendiri Di sebagian besar negara berkembang, ada kelangkaan
3. dinegara berkembang komponen e-learning mendasar seperti komputer, listrik ? dan keterampilan terkait namun Sedangkan untuk peserta didik, kurangnya peserta didik aktif dan partisipatif yang diperlukan untuk pembelajaran interaktif juga merupakan kendala yang membuat frustrasi (Safie and Aljunid, 2013). Sebagian besar sektor perawatan kesehatan di negara- negara berkembang memiliki tantangan bersama seperti kurangnya infrastruktur, sumber daya, perubahan kesadaran dan pola pikir, yang pada gilirannya menjadi hambatan utama untuk penerapan e-learning. Kelangkaan sumber daya manusia di sektor kesehatan merupakan tantangan serius di negara-negara berkembang(Safie and Aljunid, 2013).
4 Apakah program ini berarti bahwa e-learning meningkatkan pengetahuan rata-
lebih baik daripada rata dengan satu standar deviasi penuh. Dengan asumsi tidak sma sekali ? bahwa standar deviasi pada tes adalah sekitar 12% (nilai yang ditemukan dalam ulasan kami), kami mengharapkan intervensi e-learning rata-rata untuk meningkatkan skor tes sekitar 12% (Cook, 2009)
Dua studi di mana e-learning tidak membuktikan
komentar manfaat. Ada bukti yang baik bahwa intervensi pendidikan yang efektif membantu memfasilitasi implementasi pedoman. E-learning, sebuah metode yang mengintegrasikan teknologi informasi dan proses pembelajaran menggunakan materi yang disampaikan melalui Internet, telah diakui sebagai sarana pendidikan yang berharga.(Labeau et al., 2016) 5 Implikasi para 1.Sebagai bagian dari tim penyampaian pembelajaran, informasi pustakawan kesehatan di lingkungan akademik dan professional layanan memiliki potensi untuk menyumbangkan kesehatan ? pengetahuan, keterampilan, dan keahlian mereka untuk menjadikan pengalaman siswa lebih bermanfaat dan produktif. 2. Sebagai individu, bekerja dalam profesi di garis depan perubahan teknologi dan organisasi, pustakawan kesehatan memiliki kebutuhan yang besar untuk memanfaatkan mekanisme pembaruan dan peningkatan keterampilan, baik yang bersifat kejuruan maupun akademik.(Booth et al., 2009)
6 Membandingkan dari Ada penurunan yang signifikan dalam sikap yang
efek e-learning menguntungkan selama magang pada kelompok health care yang eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol terjadi ? segera setelah magang. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol untuk pengetahuan dan kepuasan pada setiap titik tindak lanjut (Smits et al., 2012). kasus e-learning interaktif untuk kedokteran kerja telah dikembangkan. Sebagian besar dari mereka sudah divalidasi oleh ahli dan dievaluasi pengguna , terus diperbarui dan dapat digunakan selama seminar dengan bimbingan guru (Radon et al., 2006) DAFTAR PUSTAKA
Booth, A. et al. (2009) ‘Applying findings from a systematic review of workplace-based
e-learning: Implications for health information professionals: Review Article’, Health Information and Libraries Journal, 26(1), pp. 4–21. doi: 10.1111/j.1471- 1842.2008.00834.x. Cook, D. A. (2009) ‘The failure of e-learning research to inform educational practice, and what we can do about it’, Medical Teacher, 31(2), pp. 158–162. doi: 10.1080/01421590802691393. Labeau, S. O. et al. (2016) ‘The Value of E-Learning for the Prevention of Healthcare- Associated Infections’, Infection Control and Hospital Epidemiology, 37(9), pp. 1052– 1059. doi: 10.1017/ice.2016.107. Radon, K. et al. (2006) ‘Case-based e-learning in occupational medicine - The networm project in Germany’, Annals of Agricultural and Environmental Medicine, 13(1), pp. 93–98. Ruggeri, K., Farrington, C. and Brayne, C. (2013) ‘A global model for effective use and evaluation of e-learning in health’, Telemedicine and e-Health, 19(4), pp. 312–321. doi: 10.1089/tmj.2012.0175. Safie, N. and Aljunid, S. (2013) ‘E-learning initiative capacity building for healthcare workforce of developing countries’, Journal of Computer Science, 9(5), pp. 583–591. doi: 10.3844/jcssp.2013.583.591. Smits, P. B. A. et al. (2012) ‘Case-based e-learning to improve the attitude of medical students towards occupational health, a randomised controlled trial’, Occupational and Environmental Medicine, 69(4), pp. 280–283. doi: 10.1136/oemed-2011-100317.