Delegasi Keperawatan
Delegasi Keperawatan
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari delegasi
2. Untuk mengetahui alasan dalam pendelegasian
3. Untuk mengetahui ketidakefektifan dalam pendelegasian
4. Untuk mengetahui konsep pendelegasian
5. Untuk mengetahui kegiatan delegasi wewenang
6. Untuk mengetahui penerapan delegasi
7. Untuk mengetahui cara untuk melakukan delegasi
8. Untuk mengetahui penyebab gagalnya delegasi
9. Untuk mengetahui keberhasilan dalam delegasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2Alasan Pendelegasian
1. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang lebih baik dari
pada semua kegiatan ditangani sendiri.
2. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
3
Manajer perawat/bidan seharusnya lebih cermat dalam mendelegasikan tugas dan
wewenangnya, mengingat kegiatan perawat dan bidan berhubungan dengan keselamatan
orang lain (pasien). Oleh karena itu sebelum mendelegasikan tugas/wewenang hendaknya
dipahami benar tingkat kemampuan dari perawat/bidan yang akan diberikan delegasi.
1. Pendelegasian yang terlalu sedikit (under –delegasi) : Staf diberi wewenang yang sangat
sedikit, terbatas dan sering tidak terlalu jelas, sehingga tugas tersebut tidak dapat
diselesaikan dengan baik.
2. Pendelegasian yang berlebihan (over-delegasi) : Penggunaan waktu yang sia-sia, yang
disebabkan keterbatasan menajer untuk memonitori dan menghabiskan waktu dalam
tugas organisasi. Staf akan merasa terbebani dan dapat terjadi penyalahgunaan
wewenang yang diberikan.
3. Pendelegasian yang tidak tepat (improper delegasi) : Kesalahan yang ditemukan adalah,
pendelegasian menjadi tidak efektif jika diberikan kepada orang yang tidak tepat, dan
alasan delegasi hanya karena faktor senang/tidak senang. Pelimpahan ini tidak efektif
karena kecendrungan pimpinan menilai pekerjaanya berdasarkan unsur Subyektif.
Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung jawab,
kemampuan dan wewenang. Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rsa tanggung
jawab terhadap penerimaan suatu tugas, kemampuan (accountability) adalah kemampuan
seseorang dalam melaksanakan tugas limpah. Wewenang (authorirty) adalah pemberian hak
dan kekuasaan penerima tugas limpah untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang
di limpah.
Lima konsep yang mendasari efektifitas dalam pendelegasian. Lima konsep tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut :
4
1. Pendelegasian bukan suatu system untuk mengurangi tanggung jawab, tetapi suatu cara
untuk membuat tanggung jawab menjadi bermakna. Manajer keperawatan sering
mendelegasikan tanggung jawabnya kepada staf dalam melakssanakan asuhan terhadap
pasien.
2. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang.
4. Konsep tentang dukungan perlu diberikan kepada anggota. Dukungan yang penting
adalah menciptakan suasana yang asertif. Empowering meliputi pemberian wewenang
seseorang untuk melaksanakan tugas secara kritis otonomi, menciptakan kemudahan
dalam melaksanakan tugas, serta membangun rasa kebersamaan dan hubungan yang
serasi.
5. Seorang delegasi harus terlibat aktif. Ia harus dapat menganalisa otonomi yang
dilimpahkan untuk dapat terlibat aktif. Keterbukaan akan mempermudah komunikasi
antara PP dan PA.
Proses pendelegasian harus didahului dengan informasi yang jelas. Pendelegasian yang
jelas harus mengandung informasi mengenai :
1. Tujuan spesifik
Tujuan yang spesifik dan jelas baik secara fisik maupun psikis harus jelas sebagai
parameter kepada siapa pendelegasian itu dibuat.
2. Target Waktu
5
Seorang PP atau Ners harus memberikan target waktu dalam memberikan pendelegasian
kepada PA. pada perencanaan keperawtan kepada pasien, PP harus menuliskan target
waktu yang jelas sebagai indicator keberhasilan asuhan keperawatan.
1. Manager perawat / bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya kepada orang
yang diberi pelimpahan
2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan
3. Perawat yang menerima delegasi baik ekspilisit maupun implisit menimbulkan kewajiban
dan tanggung jawab
4. Manajer perawat menerima pertanggung jawaban atas hasil yang telah dicapai
2. Pengkajian fisik, psikologis, social yang merlukan keputusan, rujukan, dan intervensi atau
tindak lanjut.
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala Ruangan
kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui
mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara
berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
6
1. Pendelegasian terencana
Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas
sementara karena alasan tertentu
Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift
2. Pendelegasian insidentil
Terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir maka pendelegasian
tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah Kepala Seksi
Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift, tergantung pada
personil yang berhalangan.
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang harus dilimpahkan
secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf. Tahap berikutnya yang harus dikerjakan
secara otomatis adalah menyiapkan laporan yang kontinu, menjawab setiap pertanyaan,
menyiapkan jadwal berurutan, memesan alat-alat, presentasi pada komisi yang bertanggung
jawab, dan melaksanakan asuhan keperawatan dan tugas teknis lainnya.
Hal yang terpenting dalam pendelegasian tugas adalah menentukan suatu tugas
pendelegasian dan wewenag secara bertahap, hal ini akan menghindari terjadinya suatu
penyalah gunaan wewenang.
7
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas tersebut berdasarkan kemampuan dan
persyaratan lainnya. Tepat tidaknya menajer memilih staf bergantung dari kemampuan
menajer mengenal kinerja staf, kelebihan, kelemahan, dan perilakunya.
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan yang jelas. Lebih baik
pendelegasian dilakukan secara tertulis, dan ajarkan pula bagaimana melaksanakan tugas
tersebut.
Manejer harus bias menentukan apa yang perlu disupervisi, kapan dilakukan, dan bantuan
apa yang dapat diberikan. Supervise merupakan hal yang penting dan pelaksanaannya
bergantung bagaimana staf melihatnya. Ada dua macam supervise yaitu overcontrol (control
yang berlebihan) dan undercontrol (control yang kurang).
4. Delegasi sebaiknya tidak diberikan untuk tugas-tugas yang terlalu teknis (membutuhkan
keahlian tertentu) dan tugas yang berhubungan dengan kepercayaan/kerahasiaan institusi.
Sebab kegagalan manejer dalam pendelegasian dan mengapa staf menjadi resistan
(Rowland dan Rowland, 1997)
8
Mengapa Manajer Gagal Mengapa Staf Resistan
Mereka pekerja keras atau Mereka berfikir tidak mempunyai
perfeksionis. kemampuan untuk mengerjakan
Mereka tidak aman karena : Upaya pertama telah gagal
Dalam pendelegasian agar dapat behasil perawat manajer harus memeperhatikan sebagai
berikut :
9
6. Bertanggung jawab dalam pembinaan moral staf
BAB III
PENUTUP
10
3.1 Kesimpulan
Delegasi merupakan salah satu alat kepemimpinan, kita memerlukan kecakapan untuk
dapat mempergunakanya mengetahui kegunaan dan cara kerjanya sehinga kita dapat
mengambil keputusan dalam memberi delegasi seseorang yang tepat pada orang yang sesuai
dengan bidang atau skilnya. Sementara kekuasaan di pandang sebagai kerangka interaksi
antara manusia yakni diantaranya, identifikasi situasi posting. Mengusulkan tugas yang
dipilih orang, mengidentifikasi apa tujuan yang ingin Anda capai, Monitoring, atau
memberitahu karyawan untuk ketika pekerjaan akan diperiksa dan apa kriteria, Menilai, atau
memberikan umpan balik, baik positif ketika pekerjaan itu dilakukan dengan sukses. Jika
secara rasional dalam pendekatan persuasif bahwa Jika saya cukup bekerja, saya berarti saya
yang penting dan diperlukan untuk organisasi.
3.2 Saran
Dalam pembahasan ini sangat penting dalam berorganisasi. Ketika kita sebagai seorang
pemimpin mendelegasikan pekerjaan wewenang yang akan dapat memperlancar pekerjaan
yang tertumpuk. Dan sebagai seorang pemimpin memegang kekuasaan kenapa tidak kita
gunakan delegasi kekuasan itu. Karena delegasi kekuasaan adalah pelimpahan tanggung
jawab yang dapat mengendalikan organisasa itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
11
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Ed.1. Jakarta:Salemba Medika.
www.google.co.id
12