Ihtiar
Ihtiar
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma III Analis Kesehatan
Fakultas Kesehatan Universitas MH Thamrin
i
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI...........................................................................................................................i
BAB I...................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
BAB III.................................................................................................................................5
A. Pra Analisa..............................................................................................................5
B. ANALISA.................................................................................................................8
C. Pasca Analisa............................................................................................................26
D. Limbah..................................................................................................................27
G. Pengelolaan SDM.................................................................................................29
BAB IV..............................................................................................................................30
A. Kesimpulan...........................................................................................................30
B. Saran....................................................................................................................31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jurusan Analis Kesehatan merupakan institusi
penyelanggaraan pendidikan yang menghasilkan tenaga ahli teknik
laboratorium medik tingkat madya yang mampu bekerja sebagai
pelaksana dalam sistem pelayanan kesehatan, khususnya di
bidang pelayanan di Laboratorium. Oleh karena itu tenaga Ahli
Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) yang dihasilkan harus
terampil, terlatih dan dapat mengembangkan diri baik sebagai
pribadi maupun sebagai tenaga kesehatan yang professional
berdasarkan nilai-nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan
di bidang kesehatan.
Upaya menghasilkan tenaga ATLM tersebut maka
pelaksanaan pendidikan, terutama proses belajar mengajar perlu
ditingkatkan secara terus menerus baik kuantitas maupun
kualitasnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan diantaranya
dengan memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik
melalui latihan kerja pada instansi pelayanan yang disebut Praktik
Kerja Lapangan (PKL), sebagaimana tercantum dalam kurikulum
Jurusan Analis Kesehatan.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat digunakan sebagai
sarana pengenalan lapangan kerja dan penerapan ilmu yang di
dapat selama pendidikan di institusi bagi peserta didik sebelum
bekerja di lingkungan masyarakat. Disisi lain PKL dapat bermanfaat
sebagai informasi bagi pengelola pendidik ATLM, sehingga institusi
pendidikan dapat mengembangkan potensi diri sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
1
Melalui kegiatan PKL peserta didik dapat melihat,
mengetahui, menerima dan menyerap pengetahuan yang didapat
di laboratorium yang ada di rumah sakit.
Praktik Kerja Lapangan adalah suatu bentuk penerapan
pada program pendidikan yang diperoleh melalui kegiatan kerja
secara langsung di laboratorium untuk mencapai keahlian tertentu.
B. Tujuan
1. Tujuan Khusus
2. Tujuan Umum
Praktik Kerja Lapangan bertujuan untuk memberikan
pengalaman belajar dan keterampilan kepada mahasiswa agar
memperoleh hasil yang efisien, efektif dan optimal dalam
memperoleh, mengolah, menganalisis data atau informasi serta
menginterpretasikan hasil disertai sikap profesional sesui dengan
kompetensi profesi.
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
3
Dikarenakan salah penulisan nama Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Bekasi sesuai dengan Keputusan Wali Kota Bekasi Nomor
445/Kep.332-RSUD/VI/2016 tentang Nama Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Chasbullah A.M Kota Bekasi, maka nama RSUD dr.
Chasbullah A.M diubah kembali menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi sesuai dengan Keputusan
Wali Kota Bekasi Nomor 445/Kep.204-RSUD/IV/2017 tentang
Perubahan Nama Rumah Sakit Umum Kota Bekasi yang ditetapkan
tanggal 3 April 2017.
4
BAB III
KEGIATAN PKL
A. Pra Analisa
5
c. Penampungan Urine 24 jam
Tampung urine selama 24 jam, urin pertama dibuang yang
selanjutnya ditampung sampai 24 jam berikutnya. Saat urine
mulai ditampung tambahkan Toluen sebanyak 2 ml, dan setiap
penambahan urine, wadah dibolak balik agar homogen.
d. Pemeriksaan Analisa Sperma
Pasien harus absistensia selama 3 – 5 hari.
e. Obat -obatan dan alkohol tidak dikonsumsi
4. Persiapan Peralatan
a. Antikoagulan spesimen yang digunakan
6
5. Persiapan Pengambilan Sampel
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan spesimen
antara lain :
a. Pastikan identitas pasien benar (nama lengkap, tanggal lahir,
umur, NIK, No Rekam Medis) sesuai dengan formulir
pendaftaran.
b. Tempelkan barcode pada wadah sampel seperti tabung
vocuteiner dan pot sampel sesuai dengan jenis pemeriksaan.
c. Pot plastik yang bersih dan juga steril digunakan untuk
menampung urine,feses,dahak dan cairan tubuh.
6. Temuan Dilapangan
7
jumlahnya sedikit untuk pasien untuk ukuran sampel
dilakukan pemeriksaan urin yang dibutuhkan untuk
lengkap. pemeriksaan.
Volume sampel dari ruang rawat Perawat dari ruang rawat inap
inap dan IGD tidak mencukupi dan IGD diberikan informasi
berdasarkan SPO yang ada. mengenai volume darah yang
Sehingga analis tidak bisa dibutuhkan
mengerjakan pemeriksaan dan
menunggu untuk melakukan
pemeriksaan.
B. ANALISA
1. Urinalisa
a. Urinalisa lengkap menggunakan alat Clinitex Status Pus
1) Metode : Fotometer
2) Prinsip : Lampu LED memancarkan cahaya dari panjang
gelombang yang ditetapkan ke permukaan test pad dan
ditangkap oleh detector dan phototransistor yang
mengirimkan sinyal pada A/D converter yang mengubah
data menjadi bentuk digital.
3) Nilai Normal :
a) BJ = 1.003 – 1.030
b) pH = 4.5 – 8.5
c) Protein = negatif
d) Glukosa = negatif
e) Keton = negatif
f) Darah Samar = negatif
g) Bilirubin = negatif
h) Urinobilinogen = +1
i) Nitrit = negatif
8
j) Leukosit = 3 - 5 / LPB
4) Interpretasi hasil :
a) Positif : Terbentuk satu garis berwarna pada
zona garis control. Ini menandakan kadar
metabolit narkoba pada sampel diatas Cut off.
9
b) Negatif : Terbentuk 2 garis berwarna pada zona
garis control dan zona garis Test. Hasil negatif
tidak mengindikasikan ketidakadaan obat-obatan
pada sample, tetapi hanya mengindikasikan
bahwa kadar metabolit narkoba pada sampel
dibawah Cut-off.
c) Invalid :Tidak timbul garis berwarna pada zona
garis control, atau muncul satu garis pada zona
test. Test diulangin dengan strip baru.
d)
c. Tes Kehamilan: Rapid
1) Metode : Immunokromatografi
2) Prinsip : Tes diagnosis cepat hCG merupakan
pendeteksi awal adanya kehamilan berdasarkan
immunoassay kromatografi dengan mendeteksi
kadarnya secara kualitatif dalam urin. Tes ini
menggunakan kombinasi antibodi monoklonal hCG
untuk mendeteksi kadar hCG dengan sensitifitas 25
mIU/mL atau lebih.
3) Interpretasi Hasil :
a) Positif : terbentuk 2 garis berwarna pada zona garis
Test dan zona garis Control
b) Negatif : terbentuk 1 garis berwarna pada zona garis
Control
c) Invalid : tidak timbul garis berwarna pada zona
Control tetapi terbentuk garis warna pada zona garis
Test. Test diulang dengan strip baru
d. Pemeriksaan Feses, meliputi :
1) Makroskopis :
a) Warna
b) Bau / aroma
10
c) Konsistensi
d) Campuran(Lendir, Darah Samar)
e) pH
2) Mikroskopis
Metode : Preparat akan diwarnai menggunakan
Eosin 2%. Pemeriksaan amylum menggunakan
zat warna lugol 2%, sedangkan lemak dapat
terwarnai oleh zat warna sudan III. Pada LPB/LPK
dibaca sbb:
a) Leukosit
b) Eritosit
c) Kristal
d) Bakteri
e) Serat, amilum, lemak
f) Sel ragi/jamur
g) Telur dan cacing
h) Parasit lainnya
2) Mikroskopis
a) Hitung Jumlah Sel
b) Hitung Jenis:
3) Metode : Rivalta Test
11
4) Nilai Normal : negatif
5) Interpretasi hasil :
a) Positif : terjadi kekeruhan seperti awan
b) Negatif : tidak terjadi kekeruhan
2. Kimia Klinik
a. Chemistry Analyzer COBAS 6000
1) Metode : spektofotometri
2) Prinsip : Cahaya putih dari lampu halogen
tungsten ditangkap oleh lensa kondensor
pertama, kemudian mengalami pemantulan dari
cermin pantul dan dipertajam oleh lensa
kondensor kedua, selanjutnya cahaya akan
melalui kuvet dan berinteraksi dengan campuran
reagensia dan bahan pemeriksaan yang telah
selesai bereaksi. Cahaya yang diteruskan dari
kuvet tersebut diarahkan dan dipusatkan oleh
lensa kondensor ketiga kemudian ditangkap oleh
sejenis cermin cekung reflective grating spreads
menjadi cahaya.
12
a) pH → Ion Selektif Elektrode (ISE)
b) pCO2 → Reflame Photo
c) pO2 → Reflame Photo
d) SO2 → Severinghous-Type Electrode
2) Prinsip : Gas pada sampel yang diambil
melalui probe akan masuk ke setiap sel
secara bergiliran dimana gas sampel akan
dibandingkan dengan gas standar melalui
pemancar sistem infra red. Variasi panjang
gelombang yang dihasilkan akan dikonversi
receiver menjadi signal analog berbentuk
angka.
3. Hematologi
a. Alat Mindray BC 6800
1) Metode : Automated Blood cell counter
2) Prinsip :
a) Metode sheath flow impedance ,laser scatter
dan SF cube cell analysis ( menggunakan
analisis 3D dari cahay scatter dan laser dari 2
sisi dan sinyal fluoresens) untuk diferensiasi
dan perhitungan sel.
b) Kolorik untuk menentukan hemoglobin.
3) Nilai Normal:
a) Wanita : 12 -16 g/dL
b) Pria : 14 – 18 g/dL
b. Pemeriksaan Sel LE
13
1) Metode : Metode Magath dan Winkle
2) Nilai Normal : negatif
3) Interpretasi hasil :
(1) Ada aglutinasi : positif (+)
(2) Tidak ada aglutinasi : negatif (-)
Anti
Anti A Anti B Anti D Gol.darah/Rh
AB
14
A/+
B/+
AB/+
O/+
f. Pemeriksaan LED
1) Metode : Westergreen
2) Prinsip : Darah yang dicampurkan dengan
antikoagulan dan didiamkan dalam suhu kamar
maka eritrosit akan mengendap didasar tabung
dan plasma dibagian atas.
3) Nilai Normal :
Pria <10 mm
Wanita <15 mm
4. Imunoserologi
a. Mini Vidas
1) Metode : ELISA
2) Prinsip : Mini Vidas adalah Immunology
Analyzer yang bekerja secara otomatis
dengan menggunakan teknologi pembacaan
Enzyme-Linked Fluorescence Immuno-Assay
(ELFA). Sampel dan reagen ditempatkan
dalam reagen strip siap pakai dan fase padat
berupa solid phase receptacle (SPR). Prose
sterils pengetesan dilakukan secara otomatis
dan hasil pembacaan fluorescence yaitu
relative fluorescence value (RFV) akan
15
dikonversikan menjadi hasil akhir tes kualitatif
maupun kuantitatif.
b. Cobas E 411
1) Metode : ECLIA
2) Prinsip : Cobas E 411 adalah Immunology
Analyzer yang bekerja secara otomatis dengan
menggunakan teknologi pembacaan
Electrochemiluminescence (ECL). ECL adalah
proses steril di mana spesimen yang sangat
reaktif dihasilkan dari prekursor stabil di
permukaan elektroda. Spesies yang sangat
reaktif ini bereaksi satu sama lain, menghasilkan
cahaya. Sampel dan reagen ditempatkan dalam
reagen strip siap pakai dan fase padat berupa
solid phase receptacle (SPR). Proses steril
pengetesan dilakukan secara otomatis dan hasil
pembacaan fluorescence yaitu relative
fluorescence value (RFV) akan dikonversikan
menjadi hasil akhir tes kualitatif maupun
kuantitatif.
c. Pemeriksaan Widal
1) Metode : Slide
16
2) Prinsip : Antibody salmonella sp yang terdapat
dalam serum bereaksi dengan antigen yang
terdapat pada reagen yang ditunjukkan dengan
aglutinasi.
3) Nilai Normal : negatif
4) Interpretasi hasil:
(1) Negatif → tidak terjadi aglutinasi
(2) Positif → terjadi aglutinasi
d. Pemeriksaan CRP
1) Metode : Slide (latar belakang hitam)
2) CRP yang sebagai antigen dalam serum bereaksi
dengan antibody spesifik yang terdapat pada
partikel latex yang akan mengakibatkan terjadinya
reaksi aglutinasi.
3) Nilai Normal : negatif ≤ 75 µg/l
4) Interpretasi hasil :
(1) Negatif → tidak terjadi aglutinasi
(2) Positif → terjadi aglutinasi
e. Pemeriksaan RF
1) Metode : Aglutinasi
2) Prinsip : Adanya protein abnormal yang terdapat
pada pasien yang menderita rheumatoid factor
yang terdeteksi menggunakan suspensi dari
butiran latex yang dilapisi dengan gamma
globulin manusia yang akan diaglutinasi dengan
adanya factor rheumatoid. didasarkan. Jika dalam
serum mengandung RF maka akan terbentuk
aglutinasi.
3) Nilai Normal : negatif
17
4) Interpretasi hasil :
a) Positif : Adanya aglutinasi
b) Negatif : Tidak adanya aglutinasi
f. Pemeriksaan ASTO/ASO
1) Metode : Aglutinasi langsung/Aglutinasi direk
lateks
2) Prinsip : Aglutinasi lateks yang dikarenakan
berikatannya antigen streptolisin O pada serum
pasien dengan anti steptolisin O dalam reagen.
3) Nilai Normal : negatif
4) Interpretasi hasil:
a) Positif : Terjadi aglutinasi
b) Negatif : Tidak terjadi aglutinasi
g. Pemeriksaan HBsAg
1) Metode : Rapid/ immunokromatografi (ICT)
2) Prinsip : Serum yang mengandung antigen
Hepatitis B masuk kedalam bantalan, antigen
tersebut akan berikatan dengan antibody HBs,
ikatan tersebut selanjutnya akan bergerak hingga
berikatan kembali dengan antibody yang spesifik
yang berada pada bagian T dan akan
menimbulkan garis pada alat (sandwich
immunoassay)
18
b) Negatif →terdapat garis pada zona
control, namun pada zona garis test
tidak ada garis
c) Invalid → tidak ada garis pada zona
control
19
immunochromatography. Pada tes ini sampel
bermigrasi melalui bantalan absorbent setelah
penambahan diluent. Anti-human IgM colloid gold
conjugate membentuk kompleks dengan antibody
IgM dari sampel.
20
l. Pemeriksaan CD4
1) Metode : Alere PIMA
2) Sel CD4 yang berikatan dengan dua antibodi (anti
CD3 dan anti CD4) yang telah dikonjugasi
pewarna fluoresens akan mengeluarkan cahaya
dengan panjang gelombang spesifik.
3) Nilai normal :
(1) CD4 absolut : 410 – 1590 sel/µL
(2) Nilai normal persentase CD4 : 31 – 60 %
5. Mikrobiologi
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
a. Pewarnaan Gram.
b. Pewarnaan BTA.
c. Identifikasi Biakan dengan Bact/Alert.
d. Pemeriksaan identifikasi dan resistensi
Alat : Vitek 2TM Compact.
e. Uji Kepekaan Antibiotik (Cara Difusi Cakram
Standar).
f. Identifikasi MTB Rifampicin dengan Gen-Expert
6. Bank Darah
a. Pemeriksaan Golongan Darah
1) Metode : Aglutinasi Langsung
2) Prinsip : Antisera yang terdapat antibody IgM yang
tanpa diketahui akan mendeteksi adanya antigen
yang kompatible sehingga terbentuk aglutinasi Ag-
Ab.
b. Crossmatch
1) Metode : Gel Test
21
2) Prinsip : Sel darah merah yang peka terhadap
antibody akan menggumpal dengan adanya
pereaksi globulin anti-man dalam kartu gel dan
terjebak dalam kolom gel. Sel darah merah yang
tidak bereaksi tidak terperangkap oleh matriks gel.
Reaksi dibaca dan dinilai sesuai demgan pola
reaktivitasnya.
7. Patologi Anatomi
a. Alur Pemeriksaan Sitohistologi
Sampel datang
22
Sampel datang (sudah dalam keadaan difiksasi
dengan formalin 76%)
23
Blok parafin dibersihkan dan diratakan sampai
pada jaringan
24
4. Temuan
Bidang Masalah Pemecahan
Masalah
Kimia Klinik Pemisahan darah untuk pemisahan
dengan serum serum dan darah
yang tidak digunakan pipet
memakai pipet yang sesuai
akan dengan yang
menimbulkan dibutuhkan
kurang sempurna
pemisahan serum
dan darah
25
pemeriksaan kurang
akurat.
C. Pasca Analisa
1. Penyimpanan spesimen
2. Masalah
26
Hasil pemeriksaan print out pasien rawat inap yang dibawa
oleh petugas rawat inap tidak tersampaikan oleh keluarga
pasien atau hasil pemeriksaan hilang.
3. Pemecahan Masalah
Diprint kembali hasil pasien tersebut dan diserahkan
langsung ke keluarga pasien atau kebagian ruang rawat inap.
D. Limbah
Bentuk limbah yang dihasilkan berupa :
27
Untuk mengkoordinasikan, menginformasikan,
memonitor, dan mengevaluasi pelaksaan keamanan
laboratorium terutama untuk laboratorium yang melakukan
berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pada satu sarana,
diperlukan tim fungsional keamanan laboratorium. Kepala
Pelayanan Laboratorium adalah penanggung jawab tertinggi
dalam pelaksanaan K3 di Instalasi Laboratorium.
G. Pengelolaan SDM
Peningkatan mutu Tenaga Analis meliputi Pendidikan,
kesejahteraan dan kesehatan, terdiri dari:
1. Kegiatan Orientasi
Staf baru yang diterima di Instalasi Laboratorium,terlebih dahulu
di berikan kegiatan orientasi pelayanan Instalasi Laboratorium, agar
28
staf baru tersebut siap bekerja dan siapp memberikan pelayanan
yang optimal di Instalasi Laboratorium berkordinasi dengan bagian
Diklat Rumah Sakit.
2. Penilaian Kerja
Penilaian kinerja merupakan penilaian kompetensi yang meliputi:
a. Kompetensi Dasar.
b. Kompetensi Teknis
c. Kompetensi Manajerial dam terpimpin
3. Pelaksaan Diklat,terdiri dari
1. Diklat orientasi karyawan baru.
2. Aula seminar
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil yang kami dapatkan selama PKL di Laboratorium Patologi
Klinik RSUD dr. Chasbullah Abdul Madjid adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengalaman untuk menghadapi pasien secara
langsung. Dengan berbagai karakter pasien yang ada.
29
2. Menambah pengetahuan wawasan dan keterampilan dalam
proses pra analitik, analitik dan pasca analitik.
3. Menjalin kerjasama dan komunikasi dengan rekan kerja sejawat
serta
4. Bersosialisasi dengan teman sejawat
5. Menambah pengalaman dalam pemeriksaan yang tidak ada di
institusi Universitas
6. Melatih mental mahasiswa sebagai tenaga laboratorium, untuk
lebih disiplin , teliti dan hati-hati dalam melakukan suatu pekerjaan,
serta bertanggung jawab. Atas segala sesuatu yang di kerjakan
7. Meningkatkan keterampilan diri dalam melakukan kegiatan
operasional didalam laboratorium
8. Mahasiswa dapat terjun langsung dalam melakukan pemeriksaan
terhadap pasien sampel klinis dari pasien
9. Kami menemukan beberapa perbedaan antara pembelajaran di
universitas M.H Thamrin sebagai berikut :
Universitas M.H Thamrin RSUD dr. Chasbullah
Abdulmadjid Kota Bekasi
Saat pembuatan SAD memakai Saat pembuatan SAD memakai
pewarnaan Wright pewarnaan Giemsa
Pembuatan coiling hanya Pembuatan coiling dengan
memakai spirtus dan ose besi menggunakan ose steril dan
memakai biosafety
Pembacaan uji resistensi bakteri Pembacaan uji resistensi bakteri
masih menggunakan manual menggunakan alat automatic
dengan penggaris biomic
B. Saran
1. Untuk Lahan PKL
a. Agar lebih memperhatikan Quality control alat-alat Laboratorium
sebelum dilakukan pemeriksaan dan Pemeliharaan alat secara
30
berkala untuk menghindari adanya masalah atau gangguan
pada alat.
b. Agar lebih meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien
c. Untuk bagian petugas sampling sebaiknya dilakukan
penambahan SDM agar mempercepat pengambilan sampel.
d. Untuk para petugas Laboratorium agar lebih memperhatikan
keselamatan kerja APD yang sesuai SOP yang ada ( yaitu
handscoon dan Masker)
e. Untuk para petugas admin laboratorium lebih meningkatkan
SOP pemakain handscoon saat menerima sampel dan
meningkatkan ketelitian identitas pasien pada sampel
31