DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : 5
Laporan Praktik Lapangan Blok Pelayanan Gizi Institusi di RSU PKU Muhammadiyah
Bantul telah disetujui dan disahkan pada:
Hari, tanggal : Senin, 3 Juni 2013
Tempat : RSU PKU Muhammadiyah Bantul
2
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan……………………………………………………………………………. 2
Daftar Isi………………………………………………………………………………………….. 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………………………………… 5
B. Tujuan
1. Tujuan Umum…………………………………………………………………… 6
2. Tujuan Khusus…………………………………………………………………. 6
Bab II Gambaran Umum Institusi
A. Gambaran Umum RSU PKU Muhammadiyah Bantul
1. Sejarah………………………………………………....................................... 7
2. Visi………………………………………………………………………………. 7
3. Misi………………………………………………………………………………. 8
4. Motto…………………………………………………………………………….. 8
B. Gambaran Umum Instalasi Gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul…………… 8
3
E. Pengkajian Tata Letak Dapur dan Peralatan…………………………………….. 29
F. Sistem Persiapan dan Pengolahan Bahan Makanan
1. Sistem Persiapan dan Pengolahan……………………………………………. 33
2. Persiapan dan Pengolahan Sesuai Standar…………………………………. 35
G. Sistem Distriubsi dan Penyajian Makanan
1. Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Distribusi dan Penyajian…… 37
H. Pengkajian Pengawasan Mutu Makanan………………………………………. 40
I. Pengkajian Evaluasi dan Pengembangan Mutu Menu Makanan…………….. 40
J. Pengkajian Kualitas dan Kuantitas Makanan yang
Dikonsumsi Pasien Ruang Inap……………………………………………… 41
Bab V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………. 44
B. Saran……………………………………………………………………………….. 45
Lampiran
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini dibutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang bermutu sesuai dengan
tuntutan kebutuhan pasar kerja atau dunia usaha dan industri sehingga perlu adanya
hubungan timbal balik antara dunia usaha/industri dengan lembaga pendidikan. Salah
satu bentuk hubungan timbal balik ini adalah dilaksanakannya kerja sama yang saling
menguntungkan antara pihak penyedia lahan pekerjaan dan mahasiswa dalam proses
kegiatan pembelajaran sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan
praktek mahasiswa dalam dunia kerja.
Hal tersebut pula berlaku pula di rumah sakit. Dalam melakukan suatu pelayanan
kesehatan terdapat beberapa komponen penting untuk mencapai keberhasilan
pelayanan kesehatan yang sukses hingga menghasilkan status kesehatan pasien
menjadi sehat. Salah satu komponen penting dalam pelayanan rumah sakit adalah
pelayanan makanan di Rumah Sakit yang dilakukan oleh bagian instalasi gizi. Oleh
karena itu diperlukan tenaga gizi yang memiliki pengetahuan tinggi dan keterampilan
praktis yang cakap.
Salah satu kompetensi lulusan S1 Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada adalah memiliki kemampuan di bidang manajemen institusi
penyelenggara makanan, yaitu mampu merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi
produksi makanan banyak/individu sesuai kebijakan institusi, kebutuhan, dan harapan
klien. Instalasi gizi rumah sakit harus berupaya melakukan peningkatan mutu secara
berkelanjutan, khususnya dalam hal penyelenggaraan makanan yang mampu
memberikan kepuasan pada pasien.
Mata kuliah Pelayanan Gizi Institusi merupakan mata kuliah yang memberi
kesempatan mahasiswa untuk magang atau pengalaman bekerja di beberapa institusi
penyelenggaraan makanan yang melaksanakan kegiatan produksi makanan banyak,
khususnya di instalasi gizi rumah sakit. Dengan demikian maka diharapkan dapat terasah
rasa kemandirian dan semangat kewirausahaan mahasiswa serta timbul kemauan
mendalami permasalahan nyata sekaligus memecahkannya. Mahasiswa diharapkan
untuk mendalami serta mampu mengelola, mengevaluasi dan menganalisis serta
mengusulkan perbaikan dalam proses penyelenggaraan makanan di rumah sakit.
Dengan demikian maka diharapkan dapat tercipta kerja sama yang saling
5
menguntungkan antara perguruan tinggi dengan institusi penyelenggaraan makanan
yang menjadi lahan praktek mahasiswa.
Kegiatan penyelenggaraan makanan di Institusi meliputi pengadaan makanan
sampai dengan produksi makanan dan evaluasi makanan. Tahapan kegiatan tersebut
antara lain:
a) pemesanan dan pembelian bahan
b) penerimaan; penyaluran dan penyimpanan
c) persiapan dan pengolahan makanan
d) sistem distribusi dan penyajian makanan
e) pengawasan mutu makanan
f) evaluasi penyelenggaraan makanan
Dengan menjalankan praktek mata kuliah ini, diharapkan akan dapat meningkatkan
keterampilan peserta didik dalam penyelenggaraan makanan institusi di rumah sakit
dalam menunjang penyembuhan penyakit pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penyelenggaraan adalah memberikan gambaran mengenai
sistem penyelenggaraan makanan di instalasi gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul
yang meliputi: pengorganisasian, ketenagaan, sistem penyelenggaraan makanan di
institusi, quality control dan evaluasi penyelenggaraan makanan.
2. Tujuan Khusus
a) Menganalisis kebutuhan tenaga
b) Menganalisis sistem pengelolaan makanan di RSU PKU Muhammdiyah Bantul
c) Menilai dapur dan peralatan
d) Menilai mutu makanan yang diproduksi
e) Menganalisis harga makanan konsumen per-porsi
f) Menilai kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi
6
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTITUSI
2. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit Islami yang mempunyai keunggulan kompetitif global
dan menjadi kebanggaan umat.
7
3. Misi
Berdakwah melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan mengutamakan
peningkatan kepuasan pelanggan serta peduli pada kaum dhuafa.
4. Motto
Layananku Ibadahku
8
Struktur Organisasi Instalasi Gizi
Manajer Instalasi Gizi
Ahli Gizi Sekretaris Bendahara Koord. 5R Dokumen Koord. Koord. Koord. Koord. Koord. PU
Kontroler Pengolah Lelang Penyaji Gudang
Itsnaini, AMG Wiwing S Siti Walidah Mujiman Purwoto
Saryanto Widayatri Ismayati Sugita Darminto
PU
Pengolah Penyaji
Wahono
Siti Wardatun Siti Mainah
Riswanto
Heru Sutardiono
Sarnubi Sayuk
Darminto
Saryanto
Eko wulandari
Suharlan
Ito Purnomo
Ipmawan
Mujiman
Yuda
Siti walidah Saptono
Wiwing S
Wiwing S
9
Ismiyati
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengkajian Ketenagaan
1. Penerimaan dan Penempatan Tenaga Kerja
Penerimaan tenaga kerja di instalasi gizi merupakan sekumpulan kegiatan atau
proses untuk mendapatkan tenaga kerja baru di wilayah kerja instalasi gizi. Tujuan dari
penerimaan tenaga kerja adalah untuk memenuhi kebutuhan sumber daya insani yang
dibutuhkan instalasi gizi. Tenaga kerja yang ada di instalasi gizi terdiri dari tiga tipe, yaitu
karyawan dan tenaga magang, dan pocokan. Tenaga magang dan pocokan adalah
tenaga yang direkrut diluar masa seleksi dikarenakan adanya kebutuhan disuatu unit.
Masing-masing tipe tenaga kerja memiliki alur penerimaan tersendiri. Berikut ini
adalah penjelasan mengenai alur penerimaan tenaga kerja:
a) Karyawan
Manajer PSDI mengajukan jumlah SDM yang dibutuhkan kemudian meminta
persetujuan kepada direktur dan dewan pengampu. Apabila disetujui maka panitia
rekruitmen segera mengadakan koordinasi (jika dewan pengampu tidak setuju maka
manajer PSDI mengajukan kembali jumlah SDM yang dibutuhkan). Setelah
melakukan koordinasi, panitia rekrutimen melakukan publikasi dan persiapan,
pelaksanaan seleksi, penentuan hasil akhir (pantukir), dan pengumuman. Kegiatan
selanjutnya yang dilakukan setelah pengumuman penerimaan karyawan adalah
diklat yang terdiri dari pembekalan dan orientasi lapangan. Setelah diklat selesai,
panitia rekruitmen menyerahkan kepada dewan pengampu. Selanjutnya dewan
pengampu menyerahkan kepada direktur. Kemudian direktur menerima dan
memberikan SK karyawan dan menyerahkan ke manajer unit terkait. Proses seleksi
selesai.
b) Tenaga magang dan pocokan
Manajer PSDI mengajukan jumlah kebutuhan tenaga magang dan pocokan
kemudian meminta persetujuan kepada direktur. Apabila disetujui maka manajer
PSDI mengundang pelamar (jika dewan pengampu tidak setuju maka manajer PSDI
mengajukan kembali jumlah TM dan pocokan yang dibutuhkan). Manajer PSDI dan
manaher terkait melakukan tes administrasi, keterampilan, dan wawancara. Apabila
pelamar tidak lulus dalam tes ini maka pelamar tidak dapat melanjutkan tes
selanjutnya. Apabila pelamar lulus maka pelamar menandatangani perjanijian
magang. Kemudian manajer PSDI menyerahkan kepada manajer terkait dan
orientasi tenaga magang. Proses seleksi selesai.
10
2. Kualifikasi Tenaga Kerja Sesuai dengan Jabatan
Dalam penyelenggaraan makan di Rumah Sakit dibutuhkan banyak tenaga kerja
agar tujuan dari kegiatan penyelenggaraan makanan dapat tercapai. Tenaga kerja yang
dibutuhkan bergantung dari kebijakan serta situasi dan kondisi Rumah Sakit. Saat ini
tenaga kerja yang ada di instalasi gizi berjumlah 27 orang yang terdiri dari kepala
instalasi, kepala sie produksi, ahli gizi, pengolah, penyaji, dan pekarya.
11
d) Membuat laporan bulanan selambat-lambatnya tanggal 5
bulan berikutnya
e) Melakukan pengarahan dan pembinaan kepada SDM
yang menjadi tanggungjawabnya
f) Mengelola sistem pelayanan di Instalasi Gizi Rumah
Sakit
g) Melakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan agar
selalu berkembang
h) Melakukan analisis kebutuhan SDM yang menjadi
tanggungjawabnya
i) Menyelesaikan permasalan di Instalasi Gizi
Kepala Sie Produksi Gizi a) Merencanakan kebutuhan bahan baku pengolahan
makan pasien
b) Merencanakan saran dan prasarana untuk operasional
penyelenggaraan instalasi gizi sesuai ketentuan yang
berlaku
c) Merencanakan program pengendalian mutu instalasi gizi
d) Membuat jadwal jaga petugas di instalasi gizi
e) Melakasanakan proses pengadaan bahan baku
pengelohan makan
f) Membuat lapora belanja/penggunaan uang persediaan
instalasi gizi
g) Membuat laporan akhir bulan terkait dengan pelayanan di
instalasi gizi kepada manajer
h) Mengkoordinir pelayanan makan karyawan
i) Memfasilitasi penyediaan snack rapat
j) Mengkoordinir pemantauan sasaran mutu di instalasi gizi
k) Pemantauan administratif staf di instalasi gizi
l) Pemantauan inventarisasi alat dan stok bahan akhir
bulan
m) Mengawasi pelaksanaan pengelolaan penunjang medis
n) Mengevaluasi dan membuat penilaian kinerja SDM di
bawah koordinasinya
Ahli Gizi a) Melakukan rekapitulasi diagnosis diit pasien
b) Melakukan visit dan konsultasi gizi bagi yang
12
memerlukan
c) Melakukan anamnesa serta menghitung kebutuhan gizi
bagi pasien yang memerlukan
d) Melaksanakan konsultasi gizi baik rawat inap maupun
rawat jalan
e) Mengecek kesesuaian diet khusus pada pasien rawat
inap sebelum diet disajikan ke pasien
f) Mengkoordinir pelaksanaan analisa waste secara berkala
(6 bulan seklai) dan survey kepuasan pelanggan (6 bulan
sekali)
g) Melengkapi administrasi yang berhubungan dengan
pelayanan konsultasi gizi dan diet khusus
Penyaji a) Merekapitulasi, mencetak pesanan diet, dan etiket diet
pasien
b) Melakukan persiapan dan penataan penyajian makanan,
minuman, diet khusus ,dan snack pasien
c) Melakukan pemorsian dan menata sesuai dengan
kelasnya
d) Melakukan pendistribusian diit dan snack pasien
e) Mengambil/menarik pernagkat makan pasien
f) Mencuci perangkat makan pasien
g) Melakukan pembersihan ruangan penyaji
h) Menulis aplusan bagi shift berikutnya
Pengolah snack a) Merekapitulasi diet secara keseluruhan, baik
jumlah/pasienya
b) Melakukan persiapan pengolahan snack
c) Melakukan pengolahan snack pasien/snack rapat
d) Mencuci peralatan yang digunakan dalam proses
pengolahan
e) Membantu dalam pemorsian
f) Mengisi buku aplusan pengolahan snack
g) Melakukan pembersihan ruang pengolahan
h) Melelang snack yang masih tersisa dan melaporkan
kepada bagian keuangan
Juru Masak/Pengolah a) Melakukan persiapan pengolahan
13
b) Membuat bumbu yang digunakan
c) Melakukan pengolahan nasi, tim, bbn, bbs, sonde, lauk
hewani, lauk nabati, sayur untuk diet bebas dan diet
khusus
d) Mempersiapkan hasil pengolahan ke ruang penyajian
e) Melakukan pengetesan rasa dan kualitas masakan
f) Memuat nutrisi tambahan untuk dokter jaga malam dan
membuat paket welcome fruit untuk pasien vip
g) Mencuci peralatan yang digunakan dalam proses
pengolahan
h) Membantu dalam pemorsian
i) Mengisi buku aplusan pengolahan
j) Melakukan pembersihan ruang pengolahan
k) Melakukan penerimaan bahan makanan (mengecek
kesuaian jenis, jumlah, dan kualaitas) serta mengisi firm
evaluasi supplier
l) Melakukan pengolahan snack untuk pasien dan rapat
m) Membuang sisa makanan ke dalam ember bak sampah
tertutup
Pekarya Umum a) Membuatkan minum karyawan, dokter, direksi, dan
pengurus serta mendistribusikannya
b) Mendistribusikan sanck bagi seluruh staf
c) Medistribusikan mie isntant dan telur bagi seluruh staf
shift malam
d) Membelikan makan tim operasi dan menditribuskannya
sesuai pesanan
e) Menarik dan mencuci perangkat minum seluruh
karyawan, direksi, pengurus, dokter, dan tamu
f) Mendistribusikan sncak dan minum
rapt.pertemuan.kegiatan lain yang membutuhkan jasa
konsumsi
g) Menjaga kebersohan ruangan pekarya gizi
h) Membelanjakan kebutuhan gizi yang mendesak
i) Mendistribusikan permintaan aqua galon dan gas
14
3. Pelatihan dan Bimbingan Tenaga Kerja
Untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya maka
perlu diadakan pelatihan dan bimbingan. Dengan meningkatnya kompetensi tenaga
kerja, kegiatan penyelenggaraan makan dapat menjadi lebih baik lagi. Setiap tenaga
kerja memiliki kewajiban untuk mengikuti pelatihan dan bimbingan.
Pelatihan dan bimbingan yang wajib diikuti oleh kepala isntalasi gizi adalah
pelatihan manajeman. Ahli gizi wajib mengikuti seminar gizi klinik minimal dua kali per
tahun dan pelatihan yang berhubungan dengan pelayanan konsumen. Tenaga [engolah
wajib mengikuti pelatihan kuliner setahun sekali, pengolahan diet khusus, dan pelayanan
konsumen. Penyaji wajib mengkuti pelatihan pemorsian diet khusus dan juga pelayanan
konsumen.
16
e. Administrasi (olah data 60 1925 4 0.002
analisis waste, analisis
nilai gizi dan kepuasan,
pembuatan menu,
keuangan)
f. Verifikasi diet 20 5775 730 0.13
2 Kegiatan pokok di rawat inap
a. Screening gizi 20 5575 2190 0.4
b. Anamnesis dan 15 7700 3460 0.45
antropometri
c. Pengkajian data 15 7700 3460 0.45
d. Perencanaan dan 30 3850 3460 0.9
pencatatan
e. Penyuluhan gizi umum 10 11550 7460 0.65
f. Konsultasi diet khusus 20 5775 3460 0.6
g. Monev dan tindak lanjut 5 23100 3460 0.15
h. Formulasi diet khusus 15 7700 3240 0.42
i. Kerjasama dengan timkes 1 115500 3460 0.03
j. Pelayanan makanan 1 115500 10920 0.09
2. Pengolah
Tabel 4. Kebutuhan Pengolah
Rata-
Standar
rata Kuantitas Kebutuhan
No Kegiatan Pokok Beban
waktu Kegiatan Tenaga
Kerja
(menit)
1 Membaca daftar menu 5 23352 5 0.03
2 Membaca rekapan diet pasien 5 23352 1095 0.04
3 Membuat makanan pokok 90 1297.3 1095 0.84
4 Membuat bumbu lauk hewani, 45 2594.7 1095 0.42
nabati, sayur
5 Membuat lauk hewani, nabati 180 648.7 1095 1.68
6 Membuat sayur, BBS, juruh, 90 1297.3 1095 0.84
17
lauk BBS
7 Merebus air dan membuat sari 120 973 365 0.37
kacang ijo
8 Merebus air dan membuat teh 60 1946 730 0.37
9 Memorsi menu 120 973 365 0.37
10 Membersihkan meja dan 60 1946 365 0.09
kompor
11 Membersihkan dinding dan 60 1946 365 0.09
cerebong
12 Menerima dan membuang sisa 90 1297.3 1095 0.8
makanan
13 Mencuci alat pengolahan 90 1297.3 730 0.5
14 Membuat diet cair 15 7784 365 0.04
15 Mengeklip kardus 30 3892 365 0.09
16 Memorsi minum 60 1946 365 0.18
17 Menyiapkan bahan 90 1297.3 365 0.28
18 Membuat paket welcome 60 1946 365 0.18
19 Membaca menu snack dan 15 23352 365 0.01
rekap pasien
20 Melakukan persiapan 120 973 365 0.37
pengolahan snack
21 Pengovenan 180 648.6 365 0.56
22 Finishing (memberi filling, 120 973 365 0.37
mengemas)
23 Pembuatan snack diet khusus 60 1946 365 0.18
(DM)
24 Pembersihan dapur snack 30 3892 365 0.09
25 Pencucian alat pengolahan 30 3892 365 0.09
snack
26 Prepare sayur 60 1946 365 0.18
Total 9.2
18
3. Penyaji
Tabel 5. Kebutuhan Penyaji
Rata-
Standar
rata Kuantitas Kebutuhan
No Kegiatan Pokok Beban
waktu Kegiatan Tenaga
Kerja
(menit)
1 Mengeprint diet pasien baru 15 7784 1095 0.14
2 Konfirmasi diet ke perawat 10 11676 1095 0.093
bangsal
3 Merekap pesanan diet 15 7784 1095 0.14
4 Menata baki dalam rak saji 15 7784 1095 0.14
5 Membersihkan meja untuk nasi 5 23352 1095 0.04
kel
6 Menyiapkan dan menata dus 5 7784 1095 0.14
makan
7 Menyiapkan perangkat makan 15 7784 1095 0.14
8 Menyiapkan gelas minuman 15 7784 1095 0.14
9 Melakukan pemorsian diet 6 19460 98260 5.04
10 Menata diet ke troli 1 116760 98260 0.84
11 Distribusi makan 3 38920 98260 2.5
12 Mengambil perangkat kotor 1.5 77840 98260 1.3
13 Mencuci baki 30 3892 1095 0.3
14 Mensterilkan baki 30 3892 1095 0.3
15 Meniriskan baki 15 7784 1095 0.14
16 Memotong dan memorsi buah 15 7784 365 0.04
17 Persiapan distribusi kacang hijau 15 7784 365 0.04
18 Mencuci alat makan 60 1936 1095 0.56
19 Distribusi kacang hijau 2 58380 32754 0.56
20 Membersihkan ruang saji 10 11676 1095 0.09
21 Melipat tisu 15 7784 365 0.46
22 Mengeprint etiket diet 20 5838 1095 0.19
Total 12.8
19
Kebutuhan tenaga penyaji = 12.8 + 0.134 = 12.9 dibulatkan 13 orang
Jumlah 0.175
B Pengolah Pertemuan rutin 1 jam/ mg 0.027
Sosial 1 jam/ mg 0.027
Istirahat 3 jam/ mg 0.080
Jumlah 0.134
C Penyaji Pertemuan rutin 1 jam/ mg 0.027
Sosial 1 jam/ mg 0.027
Istirahat 3 jam/ mg 0.080
Jumlah 0.134
D Pekarya Pertemuan rutin 1 jam/ mg 0.026
Umum Sosial 1 jam/ mg 0.026
Istirahat 3 jam/ mg 0.079
Jumlah 0.131
21
Kebutuhan gizi pasien akan menentukan jenis bahan makanan yang dipilih dan
dijadikan menu hidangan.
b. Kebijakan Anggaran Institusi
Instalasi gizi merupakan bagian yang membutuhkan anggaran besar dalam suatu RS.
Sejumlah anggaran yang disediakan RS PKU Muhammadiyah Bantul kepada instalasi
gizi selanjutnya akan disusun menjadi perencanaan anggaran selama 1 bulan dan 1
tahun kedepan.
c. Keterlibatan Tim Perencanaan anggaran
Tim penyusun anggaran instalasi gizi bekerja berdasarkan dana yang diberikan oleh
pihak rumah sakit. Untuk memilih bahan makanan yang akan dijadikan menu
makanan merupakan kebijakan ahli gizi dan bagian keuangan perbelanjaan.
d. Siklus Menu
Instalasi gizi RS PKU Muhammadiyah Bantul menyusun siklus menu 11 hari (10 hari +
1 hari tanggal 31). Tujuannya adalah menghindari perulangan menu yang terlalu cepat
sehingga dapat mencegah kebosanan pasien terhadap menu yang disajikan.
Anggaran yang disediakan untuk instalasi gizi mempengaruhi jenis dan frekuensi
pemilihan bahan-bahan makanan.
e. Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen dilihat dari keberadaan kelas kamar inap (VIP, I, II, III).
Instalasi gizi menentukan pemilihan bahan makanan berdasarkan dana yang
ditetapkan untuk masing-masing kelas kamar inap.
f. Stok Bahan Makanan di Gudang
Pengecekan ketersediaan bahan makanan penting untuk mencegah terjadinya
kekurangan dan penimbunan bahan makanan yang dibutuhkan.
g. Ketersediaan Bahan Makanan di Pasar
Bahan makanan yang hendak dipilih disesuaikan dengan kemudahan untuk
memperolehnya. Hal ini berhubungan pula dengan biaya yang akan dikeluarkan
nantinya.
h. Sistem Pengadaan Bahan Makanan yang Digunakan
Pemilihan dan penggunaan jasa rekanan untuk mempermudah penyediaan kebutuhan
bahan-bahan makanan juga akan mempengaruhi anggaran yang disusun.
22
C. Sistem Pemesanan dan Pembelian
1. Sistem Pemesanan
Cara pemesanan bahan makanan
Petugas gizi
Perencanaan kebutuhan
Petugas gizi
tidak
Ast. Manajer inst. Gizi sesuai
Seleksi kebutuhan
sesuai
Petugas gizi
tidak
sesuai
Petugas gizi
Nomor : 1139/GIZ/PKUB/05.13
Tanggal : 28-05-2013
Kepada Yth : SMB
Di : Demakan, Tegal Rejo III, 698, yogya
Tgl kirim : 29-05-2013
2. Sistem Pembelian
Pembelian bahan makanan adalah suatu kegiatan pengadaan bahan makanan
berdasarkan macam, jumlah, spesifikasi bahan makanan, dan ketentuan yang
dikehendaki oleh pihak institusi bersangkutan. Dalam pembelian bahan makanan dapat
ditetapkan berbagai prosedur sesuai kebijakan, kondisi, besar kecilnya institusi, serta
kemampuan daya beli institusi yang bersangkutan. Adapun macam sistem pembelian
yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut.
a) Pembelian langsung ke pasar (The Open Market Buying)
b) Pembelian dengan musyawarah (The Negotiated Buying)
c) Pembelian yang akan datang (Future Buying)
24
d) Pembelian tanpa tanda tangan (Unsigned Contract)
e) Pembelian melalui tender (The Formal Auction)
Sistem pembelian yang digunakan oleh RSU PKU Muhammadiyah Bantul adalah
pembelian melalui tender (The Formal Auction). Pemilihan tender dilakukan dengan
menggunakan sistem seleksi. Proses seleksi dilakukan dengan cara seleksi proposal
yang diajukan oleh pihak tender. Seleksi dilakukan dengan berbagai pertimbangan, salah
satunya adalah faktor harga dan kualitas barang yang ditawarkan oleh pihak tender.
Proses seleksi tender tidak hanya dilakukan oleh pihak instalasi gizi melainkan juga
melibatkan pihak pengadaan. Proses seleksi tender diawali dengan pengiriman proposal
yang disertai daftar harga barang yang dibutuhkan oleh pihak instalasi gizi RSU PKU
Muhammadiyah Bantul. Setelah proses seleksi selesai dilakukan kemudian proses
pemilihan dan penunjukan tender dilakukan. Pihak tender penyedia bahan makanan yang
dikontrak oleh pihak RSU PKU Muhammadiyah Bantul adalah SMB dan Dian Jaya.
Tender dilakukan secara bergantian dengan jangka waktu satu bulan, namun setiap
bulan masing-masing tender wajib menyetorkan daftar harga kepada pihak instalasi gizi
RSU PKU Muhammadiyah Bantul. hal tersebut bertujuan agar pihak instalasi gizi dapat
memonitor harga bahan makanan di pasaran, sebagai bahan pertimbangan pihak intalasi
gizi apabila ingin mengajukan penawaran harga yang lebih murah kepada salah satu
pihak tender. Pembayaran kepada pihak rekanan dilakukan setelah melakukan
pendataan bahan makanan yang dibutuhkan selama satu tahun beserta dengan
perkiraan harga yang dibutuhkan. Setelah dilakukan audit dengan pihak keuangan dan
dicapai kesepakatan mengenai bahan makanan yang dibutuhkan beserta dana yang
dibutuhkan.
Adapun prosedur pengadaan bahan makanan instalasi gizi terdiri dari tujuh
langkah. Pertama petugas gizi melakukan perencanaan kebutuhan dan mebuat surat
pemesanan. Kemudian asisten menajer instalasi gizi menyeleksi kebutuhan. Apabila
bahan makanan yang dipesan sesuai dengan bahan makanan yang dibutuhkan maka
asisten manajer instalasi gizi akan melakukan pengesahan surat pemesanan. Asisten
manajer akan menyerahkan surat pemesanan yang telah disahkan kepada pihak supplier
(rekanan). Pihak supplier akan menyediakan bahan makanan yang tertera dalam surat
pemesanan. Lalu petugas gizi menerima bahan makanan dan menyeleksi bahan
makanan sesuai kebutuhan dan standar rumah sakit. Terakhir, bahan makanan yang
telah memenuhi standar sakit dsimpan dalam ruang penyimpanan.
Penentuan supplier atau rekanan dilakukan oleh pihak instalasi gizi RSU PKU
Muhammadiyah Bantul. Rekanan yang dipilih adalah rekanan yang dapat menyediakan
25
penawaran harga bahan makanan yang paling murah berdasar proposal yang diajukan
oleh pihak tender.
Pengadaan Bahan makanan dilakukan setiap satu minggu untuk bahan makanan
basah dan satu bulan untuk bahan makanan kering dengan cara melakukan tender
dengan rekanan. Pemesanan dan pembelian bahan makanan di instalasi gizi RSU PKU
Muhammadiyah Bantul menggunakan sistem penunjukkan langsung, dimana pihak
instalasi gizi berhak menunetukan dan menunjuk rekanan yang diinginkan berdasarkan
penawaran yang diajukan oleh pihak rekanan sebelumnya. Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah bantul menggunakan sistem perlelangan tertutup, dimana masing-
masing rekanan tidak mengetahui harga penawaran yang diajukan oleh pihak rekanan
lain. Terkecuali apabila pihak rumah sakit ingin melakukan negosiasi maka pihak rekanan
lain dapat mengetahui harga bahan makanan tertentu yang dimaksud tersebut.
26
makanan yang diterima dan bahan makanan yang dikembalikan untuk laporan
kepada pihak pemesanan.
Sistem penerimaan bahan makanan di instalasi gzi RSU PKU Muhammadiyah
Bantul menggunakan sistem penerimaan konvensional. Petugas penerimaan bahan
makanan instalasi gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul akan menerima list
pemesanan dan spesifikasi beserta jumlah bahan makanan yang dipesan kepada
pikah supplier. Apabila bahan makanan yang datang tidak sesuai dengan spesifikasi
bahan makanan yang dipesan maka petugas pemesanan berhak mengembalikan
bahan makanan tersebut kepada pihak supplier. Penerimaan bahan makanan basah
dilakukan setiap hari pada pukul 07.00 WIB. Penerimaan bahan makanan kering tidak
dilakukan setiap hari karena biasanya pemesanan bahan makanan kering bergantung
pada ketersediaan stock bahan makanan kering.
a) Penerimaan Bahan Makanan Basah
Penerimaan bahan makanan basah di RSU PKU Muhammadiyah Bantul
dilakukan setiap hari pada pukul 07.00 WIB di ruang penerimaan. Bahan makanan
yang datang kemudan ditimbang. Penimbangan bahan makanan dilakukan oleh
supplier dan dicatat oleh petugas penerimaan. Aapabila terdapat bahan makanan
yang tidak memenuhi spesifikasi maka bahan makanan tersebut akan dikembalikan
kepada pihak supplier. Supplier bahan makanan basah dilakukan oleh SMB dan
Dian Jaya, yang bergantian dengan jangka waktu satu bulan untuk tiap masing-
masing supplier.
b) Penerimaan Bahan Makanan Kering
Penerimaan bahan makanan kering di RSU PKU Muhammadiyah Bantul
dilakukan tidak setiap hari tergantung stok bahan makanan yang tersedia. Supplier
bahan makanan kering juga dilakukan oleh SMB dan Dian Jaya, yang bergantian
dengan jangka waktu satu bulan untuk tiap masing-masing supplier. Bahan
makanan yang telah diterima dari supplier dicek dan dicocokkan dengan daftar
pemesanan bahan makanan kemudian disimpan di rak penyimpanan bahan
makanan kering.
2) Sistem Penyaluran
Penyaluran bahan makanan di instalasi gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul
dibagi menjadi dua, yaitu penyaluran bahan makanan kering dan bahan makanan
basah. Penyaluran bahan makanan kering dilakukan oleh kepala sie produksi. Kepala
sie produksi membuat daftar bahan makanan apa saja yang dibutuhkan untuk
memasak menu makanan tiap waktu makan (pagi, siang, malam). Setelah itu kepala
27
sie produksi memilih bahan makanan yang ada di ruang penyimpanan bahan
makanan kering dan menaruhnya dikeranjang. Tiap-tiap keranjang sudah diberi
penanda dan daftar bahan makanan apa saja yang dibutuhkan. Setlah bahan-bahan
kering dimasukan ke dalam keranjang, lalu dimasukan ke lemari penyimpanan.
Penyaluran bahan makanan basah langsung dilakukan oleh pengolah. Bahan
makanan basah yang telah disimpan dilemari penyimpanan (kulkas, freezer) langsung
diambil oleh pengolah ketika akan dimasak.
3. Sistem Penyimpanan
Penyimpanan bahan makanan di instalasi gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul
sudah terpisah antara bahan makanan kering dengan basah. Namun tidak ada
ruangan khusus yang dibuat secara terpisah untuk menyimpan bahan makanan kering
dan basah. Bahan makanan kering (susu, teh, gula, tepung, telur, bumbu, dan
sebagainya) disimpan di lemari penyimpanan bahan makan kering sedangkan bahan
makanan basah disimpan di freezer (daging, ikan, dan produk olahannya) dan kulkas
(buah dan sayur). Lemari penyimpanan bahan makanan kering terletak di beberapa
ruangan seperti ruang penyimpanan dan penerimaan barang serta dapur. Begitu juga
dengan freezer dan kulkas untuk menyimpan bahan makanan segar. Freezer terletak
di ruang penyimpanan barang dan kulkas terletak di dapur dan juga ruang penerimaan
barang.
Instalasi Gizi RSU PKU MUHAMMADIYAH Bantul memiliki aturan tentang
penyimpanan bahan makanan. Berikut adalah peraturannya:
Tabel 7 . Peraturan Penyimpanan Bahan Mentah di Instalasi Gizi RSU PKU Muhammadiyah
Bantul
28
2. Bahan makanan tidak menempel pada lantai, dinding dan langit-langit dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Jarak bahan makanan dengan lantai 15 cm
b) Jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm
c) Jarak bahan makanan dengan langit-langit 60 cm
Peraturan penyimpanan bahan mentah ini cukup bagus karena dengan adanya
peraturan ini mutu bahan mentah yang tersimpan dapat terkontrol.
29
Gambar 1. Lay Out Dapur RS PKU Muhammadiyah Bantul
Berikut kajian ruang-ruang yang ada pada dapur PKU Muhammadiyah Bantul:
1. Ruang Penerimaan
Ruang penerimaan terletak paling belakang dapur, ini merupakan sebab penerimaan
adalah aktivitas pertama dalam alur pengadaan bahan makanan. Ruang ini
menggunakan pintu rangkap sesuai dengan ketentuan yang baik. Terdapat meja,
dan alat penimbang digital untuk mencocokkan barang dengan pesanan yang
diminta. Juga terdapat lemari pendingin untuk menempatkan sayur-sayuran.
2. Ruang penyimpanan
Terletak di sebelah ruang penerimaan dengan sekat tembok dan pintu kayu.
Terdapat kipas angin dan ventilasi yang cukup menjadikan gudang penyimpanan
bahan makanan kering ini tidak lembab. Di tempat ini juga menyimpan peralatan
sekali pakai seperti sedotan, kardos snack, plastik bening, dsb. Suhu di ruangan ini
cukup tinggi yaitu 35oC sehingga udara menjadi panas.
3. Ruang pengolahan
Ruang pengolahan terdiri dari ruang persiapan yang terletak di area yang sama. Di
ruang ini juga menyediakan lemari pendingin untuk menyimpan bahan makanan
basah, juga terdapat lemari untuk penyimpanan bahan makanan sering dipakai
seperti telur, bumbu-bumbu. Terdapat tujuh kompor gas, alat pemanas air untuk
30
membersihkan alat, rak peralatan masak. Secara aspek suhu, cahaya dan
kebersihan dalam ruang pengolahan ini adalah baik.
4. Ruang cuci
Ruang ini terletak di sebelah luar dekat ruang pengolahan. Area ini beratapkan seng,
berdinding ubin, dan memiliki 3 tempat cuci yang cukup lebar. Area ini lembab
karena merupakan tempat yang basah. Pembersihan dan pengeringan dinding meja
cuci sebaiknya rutin dilakukan untuk menghindari adanya lumut.
5. Ruang peralatan
Ruang peralatan bisa ditemukan setelah menembus pintu ruang cuci. Peralatan
piring diletakkan dalam lemari kaca tertutup, sedangkan nampan di lemari rak
terbuka. Peletakannya sudah baik namun, lebih baiknya untuk memberesi
perlengkapan yang tidak terpakai sehingga terlihat rapi dan membersihkan meja cuci
yang nampak kotor dan tidak terurus.
6. Ruang penyajian
Ruang ini terletak paling depan, dekat dengan akses trolley makanan. Penyajian
yaitu ditata dalam rak-rak lemari sesuai nomor kamar dan jenis diet yang akan
diberikan.
Secara keseluruhan, dapur PKU Muhammadiyah Bantul dalam kondisi yang baik dan
memadai persyaratan dapur. Namun perlu terus diperhatikan tentang kebersihan dapur
yang bisa diusahakan setiap waktu dan kepedulian karyawan untuk menjaga kerapihan
dapur.
Persyaratan Peralatan menurut KEMENKES RI NOMOR
1098/MENKES/SK/VII/2003 yaitu:
1. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak boleh mengeluarkan zat
beracun yang melebihi ambang batas sehingga membahayakan kesehatan antara
lain :
a. Timah (Pb)
b. Arsenikum (As)
c. Tembaga (Cu)
d. Seng (Zn)
e. Cadmium (Cd)
f. Antimony (Sb)
2. Peralatan tidak rusak, gompel, retak dan tidak menimbulkan pencemaran terhadap
makanan.
3. Permukaan yang kontak langsung dengan makanan harus conus atau tidak ada
sudut mati, rata, halus dan mudah dibersihkan.
31
4. Peralatan harus dalam keadaan bersih sebelum digunakan.
5. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak boleh
mengandung angka kuman yang melebihi ambang batas dan tidak boleh
mengandung E. coli per cm2 permukaan alat.
6. Cara pencucian peralatan harus memenuhi ketentuan :
a. Pencucian peralatan harus menggunakan sabun/detergent air dingin, air
panas sampai bersih.
b. Dibebas hama dan sedikitnya dengan larutan kaporit 50 ppm atau iodophor
12,5 ppm, air panas 80oC, dilap dengan kain.
7. Pengeringan peralatan harus memenuhi ketentuan : Peralatan yang sudah
didesinfeksi harus ditiriskan pada rak-rak anti karat sampai kering sendiri dengan
bantuan sinar matahari atau sinar buatan/mesin dan tidak boleh dilap dengan kain.
8. Penyimpanan peralatan harus memenuhi ketentuan :
a. Semua peralatan yang kontak dengan makanan harus disimpan dalam
keadaan kering dan bersih.
b. Cangkir, mangkok, gelas dan sejenisnya cara penyimpanannya harus dibalik.
c. Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan tidak aus/rusak.
d. Laci-laci penyimpanan peralatan terpelihara kebersihannya.
e. Ruang penyimpanan peralatan tidak lembab, terlindung dari sumber
pengotoran/kontaminasi dan binatang perusak.
Kajian peralatan yang digunakan di dapur PKU Muhammadiyah Bantul:
1. Lemari untuk peletakkan peralatan piring menggunakan rak anti karat tertutup
kaca, untuk penyimpanan bahan kering menggunakan lemari kayu dengan
ditutup pintu kasa untuk mencegah lembab dan membuat sirkulasi udara
2. Terdapat heater/ alat pemanas air untuk mencuci peralatan. Di setiap sudut
ruang atau tempat penyimpanan barang menggunakan kipas angin untuk
sirkulasi.
3. Atap ruang-ruang yang ada di dapur tertutup semua dan berwarna putih serta
terjangkau untuk dibersihkan.
4. Wajan untuk menggoreng ada yang sudah berwarna cokelat. Baiknya dilakukan
pembersihan atau penggantian.
5. Pintu yang digunakan untuk akses yang sering dilalui adalah pintu tirai sehingga
memudahkan kerja.
6. Peralatan gelas diletakkan dalam keadaan dibalik.
32
7. Fasilitas limbah atau sampah jarang ditemukan, tetapi ada di dalam dapur
pengolahan yang tidak tertutup. Ini bisa menimbulkan kontaminan dan
mendatangkan serangga.
Sama dengan kajian dapur, kajian peralatan perlu diperhatikan kebersihan dan
kerapihan menyimpannya, serta kondisi kering dan tidak lembab juga cara
peletakkannya agar higienitas terjaga.
33
12 Ketel sedang 1
13 Kompor gas 4
14 Panci biasa 5
15 Panci sonde 2
16 Panci BBS 1
17 Pisau 10
18 Saringan the 1
19 Serok 2
20 Soblok besar 2
21 Soblok sedang 3
22 Sutil 2
23 Sutil kayu 4
24 Tabung gas 8
25 Toples besar 2
26 Toples sedang 1
27 Wajan 4
2. Persiapan dan Pengolahan Sesuai Standar (Standar Porsi, Standar Resep, dan
Standar Mutu)
Pada tahap persiapan, seluruh bahan makanan sudah diterima dari supplier
sesuai dengan ukuran yang akan digunakan. Contohnya, wortel sudah dipotong-
potong setengah lingkaran.
Pada tahap pengolahan, pengolah mengolah makanan sesuai dengan pesanan
kebutuhan pasien di bangsal yang telah dibuat oleh ahli gizi.
35
Tabel 10. Standar Porsi Instalasi Gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Periode Februari-Agustus 2013
Berat (g)
Bahan Makanan Keterangan
BK BB
Makanan Pokok
Nasi 70 140 1 cetakan mangkok biru
Nasi tim 70 200 2 entong
Bubur nasi 40 300 1 sendok bubur
Bubur saring 50 300 1 sendok bubur
Lauk Hewani
Ayam negeri 50 50 1 kg isi 20 potong
Ayam giling/ rolade ayam 30 30 1 lonjor rollade 300 g jadi 8
Daging sapi 50 50 1 kg isi 20 potong
Daging sapi giling 30 30 1 lonjor rollade 300 g jadi 8
Galantine 30 30 1 lonjor jadi 18 potong
Ikan 50 50 1 kg isi 12 potong
Telur puyuh 60 50 1 porsi 4 butir
Telur ayam 60 50 1 butir
Lauk Nabati
Tempe 25 25 1 tempe murni 500 g
Tahu 50 50 1 potong
Tahu giling/ rolade tahu 30 30 1 lonjor rollade bagi 8 ptg
Kentang/ perkedel kentang 30 30 1 lonjor perkedel kentang berat
300 g dibagi menjadi 8
Buah
Pepaya 125 100
Semangka 125 100
Melon 125 100
Apel hijau 100 80
Apel merah 100 80
Pisang ambon 100 80
Pisang kojo 100 80
Pisang 80 70
Standar minuman sari Kacang hijau 1.5 kg + gula merah 5 tangkep
36
kacang hijau (untuk 80 porsi) sedang (10 tangkep kecil) + gula pasir 1 kg + 20
Teh manis (10 porsi) liter air + 2 ruas jahe
Gula pasir 120 g, teh 25 g
37
c) Verifikasi diet dilakukan dengan cara mengecek kesesuaian pesanan diet dengan
diet yang akan disajikan.
d) Print out pesanan diet yang digunakan untuk verifikasi adalah print out terakhir
yang dicetak setengah jam sebekum jam distribusi diet.
e) Setelah verifikasi diet, ahli gizi atau penyaji member cap verifikasi pada print out
pesanan diet.
Proses distribusi makanan dari tempat produksi hingga ke kamar pasien di RSU
PKU Muhammadiyah Bantul menggunakan sistem distribusi sentral. Pada sistem
distribusi ini, seluruh makanan yang telah diolah selanjutnya diporsikan di dalam
instalasi gizi secara terpusat. Beberapa pertimbangan pemilihan sistem ini antara lain:
a) Luas rumah sakit tidak terlalu besar sehingga proses distribusi tidak akan memakan
terlalu banyak waktu meskipun harus mendistribusikan dari dapur utama instalasi
gizi hingga ke seluruh bangsal di rumah sakit. Selain itu, lokasi antara bangsal satu
dengan bangsal lainnya tidak terlalu jauh.
b) Alokasi ruang bagi setiap bangsal tidak terlalu besar sehingga tidak memungkinkan
untuk dibangun pantry di setiap bangsal.
Terdapat sepuluh pegawai penyaji yang bekerja di RSU PKU Muhammadiyah
Bantul ini. Sepuluh pekerja penyaji ini yang bertugas mendistribusikan makanan
hingga ke kamar pasien. Sistem kerja penyaji ini adalah bergantian dengan
menggunakan metode shift. Terdapat dua macam shift yaitu shift pagi dan shift siang.
Para penyaji bekerja sesuai ketentuan jam distribusi makanan pasien di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul sebagai berikut:
a) Distribusi makan pagi dilakukan pukul 05.30 WIB.
Pemesanan diet terakhir pada pukul 05.00 WIB.
Pengambilan alat saji pada pukul 07.00 WIB.
b) Distribusi sari kacang hijau dan snack dilakukan pada pukul 10.00 WIB.
c) Distribusi makan siang dilakukan pada pukul 11.00 WIB.
Pemesanan diet terakhir pada pukul 11.00 WIB.
Pengambilan alat saji pada pukul 13.00 WIB.
d) Distribusi makan sore dilakukan pada pukul 16.30 WIB.
Pemesanan diet terakhir pada pukul 16.00 WIB.
Pengambilan alat saji pada pukul 19.00 WIB.
Evaluasi dari jadwal distribusi makanan kepada pasien yang ada di Instalasi Gizi
RSU PKU Muhammadiyah adalah jeda waktu antara distribusi makanan ke pasien
dengan pengambilan alat saji. Karena berdasarkan pengamatan kami saat berkunjung
38
untuk melakukan visual comstock namun alat saji sudah dikumpulkan di rak
pengambilan alat saji sehingga penilai belum sempat melihat sisa makanan pasien.
Dalam penyajian, Instalasi Gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul memiliki
ketentuan penyajian berdasarkan kelas. Berikut adalah ketentuannya.
a) Kelas VIP
Menu makan pasien kelas terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk hewani
tambahan, lauk nabati, sayur, buah yang ditempatkan dalam alat saji pasien VIP.
Menu makan penunggu pasien terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk
hewani tambahan, lauk nabati, sayur, buah (apel/peer/jeruk/pisang) yang
ditempatkan dalam doos warna putih. Snack terdiri dari dua macam snack yang
diberikan kepada pasien. Sari kacang hijau satu gelas berisi 200cc diberikan
kepada pasien maupun penunggu pasien.
b) Kelas I
Men makan pasien terdiri makanan pokok, lauk hewani, lauk hewani tambahan,
lauk nabati, sayur, buah yang ditempatkan dalam alat saji pasien kelas I. Snack
terdiri dari dua macam snack yang diberikan hanya untuk pasien. Sari kacang hijau
satu gelas berisi 200 cc diberikan kepada pasien.
c) Kelas II
Menu makan pasien terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur,
buah (pisang/pepaya/melon) yang ditempatkan dalam alat saji kelas II. Snack terdiri
dari satu macam snack diberikan hanya kepada pasien. Sari kacang hijau satu
gelas berisi 200cc diberikan kepada pasien.
d) Kelas III
Menu makan pasien terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur,
buah yang ditempatkan dalam alat saji kela III. Sari kacang hijau satu gelas berisi
200 cc diberikan kepada pasien. Snack terdiri dari satu macam snack yang
diberikan hanya kepada pasien.
Untuk penyajian makanan ke pasien, Instalasi Gizi RSU PKU Muhammadiyah
Bantul memiliki standar alat saji tersendiri. Standar alat saji dibagi menjadi tiga, yaitu
untuk kelas VIP dan kelas I, kelas II dan III, serta alat saji infeksius.
Standar alat saji untuk kelas VIP dan kelas I terdiri dari satu buah nampan putih
berbahan melamin, satu buah piring besar putih berbahan kaca merk sango, satu
buah lepek putih berbentuk kotak berbahan kaca, satu buah mangkuk putih berbentuk
berbahan kaca, satu buah gelas berbahan kaca, dan satu buah sendok stainless steel.
Standar saji untuk kelas II dan III terdiri dari satu buah nampan putih berbahan
melamin, satu buah piring sedang berbahan kaca, satu buah lepek putih berbahan
39
kaca, satu buah mangkok putih berbahan kaca, satu buah gelas berbahan kaca, dan
satu buah sendok stainless steel. Standar alat saji infeksius menggunakan alat sekali
pakai dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Untuk makanan pokok menggunakan bento warna coklat
b) Sendok menggunakan sendok plastik
c) Gelas menggunakan gelas plastik
Semua makanan yang akan disajikan ke pasien harus ditutup dengan plastic warp.
J. Pengkajian Kualitas dan Kuantitas Makanan yang Dikonsumsi Pasien Ruang Inap
Dalam melakukan kajian kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi kami
menggunakan cara visual comstock (kuesioner terlampir). Penilaian visual comstock
kami lakukan pada hari Kamis tanggal 30 Mei 2013. Visual Comstock ini kami lakukan di
bangsal kelas II dan III (Bangsal Al Insan dan Al A’raf) pada pasien yang mendapat diet
rendah garam, TKTP, dan DM. Namun, saat penilaian yang kami dapat hanyalah pasien
dengan diet rendah garam dan TKTP. Jumlah sampel untuk visual comstock diet TKTP
adalah lima orang dan diet rendah garam adalah tiga orang.
Berikut adalah hasil dari penilaian visual comstock yang telah kami lakukan:
41
Grafik 1. Hasil Penilaian Visual Comstock Diet TKTP di Bangsal Al Insan dan Al A’ raf
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
6
5 Nasi
4
3 Lauk Hewani
2 Lauk Nabati
Jumlah 1
Pasien Sayur
0
Buah
42
Grafik 2. Hasil Penilaian Visual Comstock Diet RG di Bangsal Al Insan dan Al A’raf
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
2.5
2 Nasi
1.5 Lauk Hewani
1
Lauk Nabati
Jumlah 0.5
Sayur
Pasien
0
Buah
Berdasarkan grafik diatas, pasien yang memakan habis nasi berjumlah satu orang,
sisa 50% berjumlah satu orang, dan sisa 75% berjumlah satu orang. Pasien yang
memakan habis lauk hewani berjumlah satu orang, sisai 50% berjumlah satu orang, dan
tidak memakan berjumlah satu orang. Pasien yang memakan lauk nabati dengan sisa
50% berjumlah satu orang dan tidak memakan berjumlah dua orang. Pasien yang
memakan sayur dan sisa 50% berjumlah satu orang dan sisa 95% dan 100% berjumalh
satu orang. Pasien yang memakan habis buah berjumlah dua orang dan sisa 50%
berjumlah sati orang.
Secara umum, pasien menyukai masakan yang disajikan oleh Instalasi Gizi.
Namun, untuk diet rendah garam kebanyakan pasien tidak habis memakan makanan
karena alasan usia. Mereka tidak lagi kuat untuk mengunyah makanan.
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tenaga kerja yang ada di Instalasi Gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul terdiri dari
dua tipe yaitu karyawan dan tenaga magang/pocokan. Jumlah ahli gizi dan pengolah
sudah sesuai dengan kebutuhan namun untuk penyaji masih kurang tiga tenaga.
2. Sistem pengelolaan makanan yang ada di Instalasi Gizi RSU PKU Muhammadiyah
sudah cukup baik. Sistem pemesanan dilakukan satu hari sebelum hari memasak dan
pembelian dilakukan dengan cara tender. Untuk penerimaan dilakukan dengan cara
konvensial. Sistem penyimpanan barang dilakukan di ruang penyimpanan. Untuk
bahan kering disimpan di dalam lemari penyimpanan sedangkan untuk bahan basah
disimpan di dalam freezer atau kulkas. Sistem distribusi barang dari gudang ke dapur
dilakukan secara terpisah antara bahan kering dan basah. Sistem pengolahan
dilakukan di dapur, Sistem distribusi makanan yang digunakan adalah sistem sentral.
Makanan dari dapur yang sudah siap saji langsung di distribusikan ke pasien.
3. Dapur terdiri dari dapur memasak, dapur pembuatan susu, dan pembuatan snack.
Sirkulasi udara di dapur cukup baik namun untuk bangunan dapur masih kurang
karena tinggi atap yang kurang sehingga udara terasa panas. Pencahayaan di dapur
juga sudah baik.
4. Berdasarkan penilaian terhadap Skor Keamanan Pangan yang ada di Instalasi Gizi
RSU PKU Muhammadiyah Bantul terholong kategori sedang dengan skor 0,95.
5. Setiap siklus menu dimasak dalam jumlah 10 porsi. Didapatkan rata-rata food cost
sebagai berikut:
6. Kualitas masakan yang disajikan oleh Instalasi Gizi untuk pasien cukup baik. Secara
umum, pasien menyukai masakan yang disajikan oleh Instalasi Gizi
44
B. Saran
1. Penggunaan APD pada tim pengolah serta penyaji harus diperhatikan. Agar
kebersihan dan keamanan makanan tetap terjaga. Selain itu keamanan dan
keselamatan kerja pada karyawan juga dapat tercipta
2. Ketersediaan tempat sampah tertutup di area dapur kurang sehingga jumlah perlu
ditambah lagi
3. Diperlukan daftar data distribusi makanan agar lebih tertib lagi
45
LAMPIRAN
46