Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Analisis Jurnal Dengan Menggunakan Format Picot

NO JUDUL JURNAL P I C O T
1 Efektifitas Pasien Pre 1. Diberikan aroma Control Hasil dari penelitian Penelitian ini
Aromaterapi Lavender operasi terapi lavender Group ini,menggunakan uji dilakukan
Dalam Menurunkan fraktur 2. Menggunakan statistic parametric yaitu selama 1
Nyeri dan Kecemasan femur desain penelitian Paireel T-test, sebelum bulan, yaitu
pada Pasien Pre quasi & sesudah dilakukannya pada bulan
Operasi Fraktur Femur experimental terapi, maka didapatkan November s/d
dengan pendekatan hasil desember
pre test dan post a. Table 1 = 13.693
test. b. Tabel 2 = 5.879
3. Pengambilan c. Tabel 3 = 4.371
sampel dengan d. Tabel 4 = 2.245
accidental
sampling -Terdapat perbedaan
yang signifikan tingkat
nyeri antara kelompok
sebelum perlakuan &
sesudah perlakuan

-Terdapat perbedaan
yang signifikan tingkat
kecemasan sebelum dan
sesudah diberikan
aromaterapi lavender

-Terdapat perbedaan
rerata tingkat nyeri yang
bermakna antara
kelompok intervensi
pemberian aromaterapi
lavender dengan
kelompok control.

-Terdapat perbedaan
yang signifikan tingkat
kecemasan anatara
kelompok intervensi
pemberian aromaterapi
lavender dengan
kelompok control.
2 Pengaruh Teknik 30 Pasien 1. Pengambilan Tanpa 1. Rerata skala nyeri Penelitian ini
Relaksasi Nafas Dalam fraktur yang sampel control sebelum dilakukan dilakukan
Terhadap Penurunan mendapat menggunakan group teknik relaksasi nafas selama 1
Nyeri pada Pasien perawatan teknik purposive dalam adalah 4,21 bulan pada
Fraktur di RSI Siti sampling median 4 dengan tanggal 15
Khadijah 2. Design penelitian standar deviasi 1,074 Juni – 14 Juli
Palembang. menggunakan Pra dan skala nyeri 2017.
eksperimental terendah 2 (nyeri
dengan rancangan ringan) dan tertinggi 6
one group pretest- (nyeri sedang).
posttest 2. Rerata skala nyeri
3. Pengukuran skala sesudah dilakukan
nyeri teknik relaksasi nafas
menggunakan dalam adalah 2.80
numeric rating median 3 dengan
scale standar deviasi 1,218
4. Responden dan nilai terendah
diberikan analgetik skala nyeri 1 (nyeri
yang sama dan ringan) dan tertinggi
telah lebih dari 8 skala nyeri 5 (nyeri
jam sedang).
5. Responden 3. Berdasarkan hasil uji
diberikan terapi Wilcoxon
relaksasi nafas menunjukkan (p-
dalam value=0,001, α=0,05),
6. Analisa data maka didapatkan
melalui dua perbedaan yang
tahapan yaitu signifikan antara
analisa univariat pengukuran intensitas
dan uji wilcoxon nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan
teknik relaksasi nafas
dalam
2.2 Manfaat Aromaterapi dan Relaksasi Nafas Dalam terhadap penurunan Nyeri

Nyeri adalah salah satu masalah yang paling dan pasti muncul pada pasien dengan trauma
dan post-operation. Nyeri dapat mengganggu dan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada
penderita yang mengalami. Berbagai terobosan baru dalam dunia medis dilakukan untuk
mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa nyaman pada pasien. Salah satunya adalah dengan
mengkombinasikan terapi konvensional dengan terapi komplementer (Relaksasi nafas dalam
dan Aroma terapi lavender).
Aromaterapi merupakan sebuah metode penyembuhan dengan menggunakan minyak
esensial yang sangat pekat yang seringkali sangat wangi dan diambil dari sari-sari tanaman.
Unsur-unsur pokok minyak memberikan aroma atau bau yang sangat khas yang diperoleh
dari suatu tanaman tertentu. Manfaat aromaterapi adalah untuk mengurangi stress,
melancarkan sirkulasi darah, meredakan nyeri, mengurangi bengkak, menyingkirkan zat
racun dari tubuh, mengobati infeksi virus atau bakteri, luka bakar, tekanan darah tinggi,
gangguan pernafasan, insomnia (sukar tidur), gangguan pencernaan, dan penyakit lainnya.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam
hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas
lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara
perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Manfaat teknik relaksasi
napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik
maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.

2.3 Peran Perawat


Setiap tindakan keperawatan baik itu tindakan mandiri, delegatif maupun kolaboratif
pasti menimbulkan akibat pada keadaan pasien dan akan berdamapak juga kepada keluarga
pasien, maka dari itu perawat memegang peranan penting dalam setiap tindakan medis yang
diberikan, antara lain
1. Pemberi asuhan keperawatan
Memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, dari
yang sederhana hingga yang kompleks selama masa perawatan dilakukan
2. Pendidik
Membantu klien dan keluarga dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan,
tindakan yg diberikan, perubahan pada tubuh yang akan terjadi setelah tindakan yang
diberikan serta terapi yang diberikan.
3. Advokat
Menginterprestasikan berbagai info dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
pada klien dan mempertahankan serta melindungi hak-hak klien.
4. Kolabolator
Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan yg terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli
gizi & lain-lain berusaha mengidentifikasi pelayanan keperawatan yg diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan setiap pelayanan guna
mencegah terjadinya komplikasi yang merugikan pasien.
5. Konsultan
Tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang sesuai untuk
diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien atau keluarga terhadap informasi
mengenai tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai