Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FILSAFAT ILMU

INTERPRETASI LEMARI PUD DALAM ILMU FILSAFAT

ANFASA OMAR IBRA

KELAS F ABSEN 4

17.088
SEMARANG, 16 MARET 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan anugerahnya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam beberapa jam. Rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah
memberi petunjuk sehingga berada di jalan yang benar. Bahan ajaran yang penulis susun ini
mempunyai tujuan menelisik lebih dalam tentang lemari PUD yang dimiliki oleh Taruna.
Manusia adalah tempatnya kesalahan dan kekurangan, begitu juga penulis yang
masih menyandang status sebagai manusia. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis
mengharapkan masukan dari pihak pengajar dan pihak peserta untuk perbaikan. Penulis
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah
ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.

Semarang, 15 Maret 2020


Penulis

ANFASA OMAR IBRA


BRIGTUTAR NO AK 17.088

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………...2


DAFTAR ISI …………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………...4
1.1 Latar Belakang……………………..……………………………...4
1.2 Rumusan Masalah…...………....………………………….…........5
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………….....................5
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………...5
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………..6
2.1 Pengertian…………………………………………………………6
2.2 Menurut Keilmuan………………………………………………...6
2.3 Menurut Penulis…………………………………………………...7
BAB III PENUTUP …………………………………………………………...9
1.1 Kesimpulan………………………………………………………..9
1.2 Saran…….………………………………………………………...9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..11

BAB I
3
PENDAHULUAN

Berikut ini adalah sedikit pengantar tambahan yang disebut pendahuluan yang
bertujuan menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah
yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian tersebut. Yang berisi
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, pembahasan, manfaat penelitian. Serta
berpotensi memliki kesalahan diksi, kesalahan dalam kerapian makalah ilmiah, juga
kesalahan penulisan kata.

1.1 Latar Belakang


Sudah menjadi formalitas, sebagai seorang Taruna, kita dididik untuk hidup
disiplin. Semua kegiatan kita sudah diatur sedemikian rupa dan harus kita ikuti dari tiap-tiap
kegiatannya. Dari bangun pagi, olahraga pagi, apel pagi, makan pagi, perkuliahan, hingga
kegiatan dimalam hari, sampai kita istirahat malam. Yang katanya semua sudah diatur dan
ditata agar Taruna dapat hidup disiplin.
Kehidupan Taruna juga sudah diatur oleh Peraturan Kepala Lembaga Pendidikan
Dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia (PERKALEM) Nomor 1 Tahun 2018
Tentang Kode Kehormatan Peserta Didik Pada Akademi Kepolisian. Segala macam peraturan
dan tata tertib di dalam buku tersebut sudah menjadi pedoman yang harus ditaati oleh Taruna
namun bukan oleh pengasuh Akademi Kepolisian. Dari peraturan dasar, hak dan kewajiban
Taruna, larangan, hingga sanksi akademik yang akan diberikan pada Taruna jika berbuat
pelanggaran.
Salah satunya ialah tentang penyusunan dan kerapihan PUD lemari/ lemari PUD.
Lemari PUD menjadi salah satu penilaian dan ajang seru-seruan bagi para pengasuh namun
momok untuk Taruna. Apakah Taruna tersebut berantakan, bermasalah atau keduanya?
Teruntuk Taruna tingkat III Batalyon Reksa Aksatrya Daksa, dewasa ini kerapian PUD
menjadi sorotan dan topik yang hangat untuk diperbincangkan. Apa benar PUD taruna
bermanfaat bagi taruna atau hanya untuk menuntaskan kewajiban selama menjabat cevron di
lengan? Atau ada hal lain yang belum diketahui bersama? Hal tersebut yang menjadi latar
belakang untuk permasalahan makalah ini.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu lemari PUD?
2. Lemari PUD dari sisi ontologi, epistomologi, dan aksiologi
3. Bagaimana dampak negatif bagi Taruna?
4. Bagaimana dampak positif bagi Taruna?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu yaitu membuat makalah dengan
tema Konsepsi Lemari PUD Taruna.
2. Untuk mengetahui dari segi kelimuan tentang lemari PUD.
3. Untuk memahami tujuan awal diadakannya lemari PUD untuk Taruna.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Penulis mengharapkan nilai diatas kriteria ketentuan minimum.
2. Penulis bisa berbagi sedikit opini, fakta, serta wawasan terhadap pembaca.
3. Penulis mendapatkan pengalaman membuat makalah yang benar yang kedepannya
bisa dijadikan referensi dalam penulisan skripsi di tingkat IV.
4. Pembaca dapat tergugah hati dan landasan berpikir sehingga melihat suatu
fenomena dari berbagai sudut pandang maka kemudian tidak hanya terhindar dari
lingkaran kekolotan mind set tetapi juga meluaskan horizon pemikiran pembaca.

BAB II
5
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
PUD : (Peraturan Urusan Dinas) Ketentuan-ketentuan yang mengatur tata cara
sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam maupun di
luar kesatrian.

Menurut KBBI :
lemari/le·ma·ri/ n peti besar tempat menyimpan sesuatu (seperti buku, pakaian);
ontologi/on·to·lo·gi/ n cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup;
epistemologi/epis·te·mo·lo·gi/ /épistémologi/ n cabang ilmu filsafat tentang dasar-dasar
dan batas-batas pengetahuan;
aksiologi/ak·si·o·lo·gi/ n 1 kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia; 2 kajian
tentang nilai, khususnya etika;

2.2 Menurut Keilmuan :


ONTOLOGI : Lemari PUD adalah peti besar yang terbuat dari material yang
umumnya terbuat dari bahan yang keras yang dibagikan negara untuk
Taruna agar dapat menyimpan barang-barang pembagian dinas (baju,
celana, kaus dalam, jaket, jas, pet, koper, ransel PDLT beserta
helmnya)
EPISTOMOLOGI : Ada tata cara dalam “berlemari PUD” dan peraturan yang tidak asal-
asalan dengan sembarangan layaknya masyarakat konvensional. Hal ini
terjadi, karena Akademi Kepolisian bernawaitu menghasilkan perwira
polri yang siap untuk dipakai seusai menjalani pendidikannya di dalam
lembaga. Tata cara tersebut sudah diatu sedemikian rupa semenjak
dahulu kala sesuai dengan kemauan si pembuat aturan atau turunan
yang sudah dilaksanakan hingga saat ini yang mana hal tersebut
menjadi indikator terstruktur tidaknya pribadi si pemilik lemari.
AKSIOLOGI : Bagi pengasuh, lemari PUD yang pada hahikatnya akan menunjukkan
kepribadian dari Taruna, karena akan terlihat dari kerapihan,
kewangian dan isi lipatan, gantungan dari lemari tersebut. Jika lemari

6
PUD-nya dinilai rapi maka secara beriringan pemilik bisa
diklasifikasikan sebagai orang yang bersih, disiplin dan sehat bahkan
jarang terkena penyakit karena terbiasa dengan kebersihan yang telah
diatur. Ibarat pepatah tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan
pengasuh, mereka juga manusia. Begitu pula pengasuh, kurangnya
pemahaman akan peraturan yang tertulis yang telah ditetapkan dalam
PERKALEM, serta faktor masih fresh graduate-nya beberapa
pengasuh, boleh jadi menyebabkan penilaian lemari PUD lebih ke arah
subjektif ketimbang objektif tanpa disertai bukti yang konklusif.

2.3 Menurut Penulis


Lemari PUD menjadi salah satu aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
Taruna yang menguji keprakarsaan dalam menjalani keseharian. Lemari PUD merupakan
tempat dimana menyimpan pakaian dan seragam, yang telah disetrika serta disusun rapi
untuk disimpan didalamnya sebagai formalitas tolak ukur penilaian kepribadian taruna jika
ditelusuri lebih dalam boleh jadi pakaian tersebut tidak akan pernah disentuh lagi bahkan
dibiarkan begitu saja. Sekali saja lemari PUD dinilai baik, maka lebih baik mendiamkanya
lalu menjauhinya ketimbang ada perubahan-perubahan tertentu berdasarkan relevansinya
dengan kehendak zaman tetapi malah mendatangkan apresiasi negatif dari pimpinan.
Bagi pengasuh apresiasi negatif terhadap taruna adalah anjakan paradigma untuk
kenyamanan taruna itu sendiri, polemik hadir tatkala penilaian itu hadir pada taruna yang
memiliki tingkat kerapian yang identik namun menghadirkan bobot yang berbeda. Dengan
menggabungjalinkan elemen-elemen yang tak disangka-sangka boleh jadi pengasuh juga
ingin mengekskalasikan intelektual taruna dalam mengatasi kekurangan-kekurangan yang
“tak terlihat” menurut taruna itu sendiri.
Bagi taruna apresiasi negatif dari pimpinan merupakan badai kehidupan yang
mengaibkan almamater kompi, pleton, terkhusus dirinya sendiri. Hal tersebut juga
memberikan impak terhadap kestabilan spiritual dan fisikal taruna, dimana bisa
menggoyangkan kemampatan berpikir. Bak ditikam sanubarinya ketika taruna sudah
mengorbankan waktu dan berjerih payah terhadap lemari PUD-nya tetapi masih saja belum
bisa masuk ke dalam standar-standar pengasuh tertentu pada waktu-waktu tertentu. Hal
seperti ini menjadi salah satu faktor yang melikuidasikan semangat taruna dan linglung tiba-
tiba dalam menjalani kehidupan di akademi kepolisian. Maka dari itu banyak pula taruna

7
yang pada awalnya bergairah namun sekarang sudah mengalami antiklimaks, bersilengah,
bahkan apatis terhadap lemari PUD-nya sendiri.
Agar dapat mengatasinya taruna sering kali berkolaborasi dan bersimbiosis bahkan
ber-FGD dalam merumuskan seperti apa kategori “layak” menurut pengasuh. Banyaknya
jumlah taruna menyebabkan kadangkala pengasuh menggunakan opsi bantuan piket jaga
gedung dalam menguji kerapian lemari PUD taruna. Hal tersebut menjadi celah dikalangan
taruna. Tidak bisa kita ingkari piket jaga gedung juga merupakan seorang taruna. Aspek
tersebut memberikan peluang hadirnya kongkalikong di khalayak taruna dimana masih terjadi
bentuk KKN kecil yaitu fenomena tekel-menekel teguran dengan cara men-skip atau tidak
melaksanakan pembukuan terhadap taruna yang lemari PUD-nya dinilai belum pantas
dianggap sebagai lemari PUD taruna.
Jika demikian maka di kalangan taruna sendiri bisa menimbulkan termarjinalkannya
kaum-kaum yang sering “diingatkan” bahkan menjadi ajang pentas narsisme dan eksentrisme
mereka-mereka yang ingin dianggap “lebih” dari yang biasanya yang kemudian boleh jadi
menyebabkan adanya gap atau jarak serta kesenjangan sosial diantara “si rumput” dan “si
pejabat” maupun “si still” dan “si elek-elekan”

8
BAB III
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Pada sebagian kecil antero dunia ini terdapat kelompok manusia yang tidak bisa
beristirahat malam dengan tenang hanya untuk mempersiapkan benda mati berbahan peti
kayu berukuran besar yang disebut lemari PUD. Taruna merupakan cendikiawan kecil yang
sudah teruji intelegensinya yang “dipaksa dewasa” sebelum masanya. Meskipun pada
umunya golongan usia tersebut masih bermain dengan fantasinya di luar sana tanpa memiliki
kejelasan terhadap akan jadi apa dia nantinya.
Mutakhir ini lemari PUD, lebih tepatnya penilaian ini menjadi momok yang
signifikan terhadap taruna. Perlombaan manifestasi kreatifitas taruna menjadi stagnan ketika
peraturan sudah berbicara. Ya memang sejak awal hitam diatas putih taruna sudah wajib
patuh dan tunduk terhadap atasan yang diatur dalam kaidah-kaidah tertentu, itulah
konsekuensi yang harus ditempuh selama menjalani kehidupan di ranah kepolisian.
Lemari PUD bukan segalanya. Itulah alasan yang sering diungkapkan mereka yang
rajin “tertegur”. Tetapi memang begitulah kenyataannya. Lemari PUD memang mengundang
banyak kontroversi, baik buruknya kita masing-masing yang tentukan akan jadi taruna seperti
apa kita ini. Memang lemari itu bukan segalanya, tetapi menurut penulis lemari PUD-lah
yang menjadikan taruna sepenuhnya taruna sejati.

1.2 SARAN
1. Bagi Taruna yang sering kena teguran PUD, jangan patah hati, jangan anggap ini
akhir dari dunia, motivasi dirimu sendiri, karena kamulah yang paling mengerti
dirimu sendiri. Yakinlah masa depanmu tidak ditentukan dari sebuah lemari.
Namun percayalah itu akan menentukan NSP-mu.
2. Bagi Taruna yang sering dapat pujian PUD, tidak perlu membusungkan dada, tidak
perlu terlalu memuji diri sendiri, bukan kerapian lemari PUD-lah yang kau cari di
lembaga ini, tetapi persaudaraan dan kekompakan menurut penulis jauh lebih
utama ketimbang angka-angka semu yang membebani pundak dan tengkuk kalian.

9
3. Bagi Pengasuh yang terhormat, izin komandan, bukan maksud penulis untuk
menggurui, hanya sekedar saran yang membangun, tetap lanjutkan, tetap lakukan
pengecekan pada lemari PUD taruna, tidak berlebihan, tidak kurang, yang cukup
atau pas-pas saja. Bagaimana indikator pengecekan yang pas, penulis yakin dan
percaya komandan lebih paham penjabarannya, karena komandan sudah pernah
mengalami seperti penulis, tetapi penulis, belum pernah mengalami seperti
komandan.
4. Bagi Dosen yang terhormat, izin komandan, tak bisa dinafikan penulis juga taruna
sekaligus manusia. Penulis juga berkeinginan untuk lulus dengan bobot nilai diatas
standar ketentuan minimun. Maka dari itu penulis mengharapkan kemurahan hati
komandan dalam memberikan penilaian makalah ini. Sesuai arahan yang diberikan,
makalah ini dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa ada yang ditutup-tutupi maupun
keberpihakan atau menyinggung pihak manapun.
5. Bagi pembaca, mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata, ejaan, diksi, ataupun
pemilihan kalimat yang tidak sesuai dengan harapan maupun bagaimana makalah
seharusnya dibuat. Diharapkan kedewasaan pembaca dalam menyikapi terkait
persoalan diatas. Ambil manfaatnya, buang negatifnya, saring sebelum sharing.
Mohon feedback-nya, sejujur-jujurnya penulis yakin masih memiliki berbagai
kekurangan maka dari itu mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat
membangun.
6. Bagi, adik asuh tidak langsung yang menemukan karya “Abang” di situs-situs
pendidikan di dunia maya, percayalah sesungguhnya kalian adalah orang-orang
hebat yang berfikir di luar cara berfikir manusia secara umumnya (out of the box).

10
DAFTAR PUSTAKA

https://kbbi.web.id
https://www.slideshare.net/mluthfan2/pendahuluan-dan-penutup
https://www.kompasiana.com/anggienovita/5e6f784d097f361bea047052/ontologi-
epistemologi-aksiologi
https://www.scribd.com/document/409084999/Kajian-Lemari/RonalBarky
https://www.scribd.com/doc/179198970/PERATURAN-URUSAN-DINAS-DALAM-docx
https://www.google.com/search?
q=ketentuan+membuat+makalah&safe=strict&client=firefox-b-
&sxsrf=ALeKk01VBdLp21UCIHsmOs98g86wf6iOPQ:1584366019244&tbm=isch&
source=iu&ictx=1&fir=_70NRvldRLROEM%253A%252CjERZe3em6WlK8M
%252C_&vet=1&usg=AI4_-kQGFEfhpE3pJyLpWCNS-
ZN6J_7KeQ&sa=X&ved=2ahUKEwiIupWuj5_oAhWr6XMBHWBiAcQQ_h0wAHo
ECAoQBA#imgrc=_70NRvldRLROEM:

11

Anda mungkin juga menyukai