Sistem Pemindah Tenaga Pada Sepeda Motor

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PEMINDAH TENAGA PADA SEPEDA MOTOR

1. Prinsip kerja system pemindahan tenaga pada sepeda motor

Prinsip kerja mesin dan sistem pemindahan tenaga pada sepeda motor adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Rangkaian pemindahan tenaga dari mesin sampai roda

Ketika poros engkol (crankshaft) diputar oleh pedal kick starter atau dengan motor starter,
piston bergerak naik turun (TMA dan TMB). Pada saat piston bergerak ke bawah, terjadi
kevakuman di dalam silinder atau crankcase. Kevakuman tersebut selanjutnya menarik
(menghisap) campuran bahan bakar dan udara melalui karburator (bagi sistem bahan bakar
konvensional). Sedangkan bagi sistem bahan bakar tipe injeksi (tanpa karburator), proses
pencampuran terjadi dalam saluran masuk sebelum katup masuk setelah terjadi penyemprotan
bahan bakar oleh injektor.

Ketika piston bergerak ke atas (TMA) campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder
dikompresi.  Kemudian campuran dinyalakan oleh busi dan terbakar dengan cepat (peledakan).
Gas hasil pembakaran tersebut melakukan expansi (pengembangan) dan mendorong piston ke
bawah (TMB). Tenaga ini diteruskan melalui connecting rod (batang piston), lalu memutar
crankshaft. menekan piston naik untuk mendorong gas hasil pembakaran. Selanjutnya piston
melakukan langkah yang sama. Gerak piston naik turun yang berulang-ulang diubah menjadi
gerak putar yang halus. Tenaga putar dari crankshaft ini akan dipindahkan ke roda belakang
melalui roda gigi reduksi, kopling, gear box (transmisi), sprocket penggerak, rantai dan roda
sprocket. Gigi reduksi berfungsi untuk mengurangi putaran mesin agar terjadi penambahan
tenaga.

Berdasarkan penjelasan di atas, sepeda motor harus dilengkapi dengan suatu sistem yang
mampu menjembatani antara output mesin (daya dan torsi mesin) dengan tuntutan kondisi jalan.
Sistem ini dinamakan dengan sistem pemindahan tenaga. Atau dengan kata lain sistem pemindah
tenaga (power transmission) berfungsi untuk mendistribusikan tenaga yang dihasilkan oleh
mesin ke roda sepeda motor sesuai dengan kebutuhan dan kondisi jalan.

2. Komponen system pemindahan tenaga

a. Kopling

Kopling pada sepeda motor bertugas sebagai penghubung dan pemutus tenaga
dari Poros Engkol ke transmisi (gigi perseneling). Untuk kopling yang biasa dipakai di
Indonesia menurut cara kerjanya ada 2, yaitu kopling manual dan kopling otomatis. Dan
pada umumnya kopling motor di Indonesia memakai tipe basah dan memakai sistem plat
ganda/majemuk yang berarti plat kopling terendam oli dan memakai banyak plat kopling.
 1.  Cara Kerja Kopling Manual
Kopling manual cara kerjanya dilakukan oleh pengendara pada saat handle koPling
ditarik kopling terputus dan pada saat handle kopling dilepas kopling terhubung.
Kopling manual cara kerjanya diatur oleh sebuah tuas yang biasa disebut dengan handle
kopling, dengan cara menarik handle kopling bila handle kopling bebas (tidak ditarik)
maka plat tekan dan plat gesek dipijit oleh piringan penekan (cluth pressure palte) dengan
bantuan pegas kopling sehingga tenaga putar dari poros engkol sampai pada roda
belakang.

Sedangkan bila handle kopling pada batang kemudi ditarik maka kawat kopling akan
menarik alat pembebas kopling, alat pembebas ini akan menekan batang tekan
(pushrod). Pudhrod ini akan mendorong piringan penekan ke arah berlawanan dengan
arah gaya pegas kopling akibatnya plat gesek dan plat tekan akan saling merenggang
dan putaran rumah kopling tidak diteruskan pada poros utama.

b.

Gambar 1. Handle Kopling


2.  Cara Kerja Kopling Otomatis (Kopling sentrifugal)
Cara kerja pada kopling otomatis sebenarnya sama saja cuma pengoperasiannya tidak
ditarik kabel kopling maupun ditekan cairan hidrolik. Tetapi mengandalkan kommponen
kopling sentrifugal yang bekerja mengikuti kecepatan putaran mesin.
Cara kerjanya pada saat putaran mesin rendah (stasioner), gaya sentrifugal dan kampas
kopling, pemberat menjadi kecil sehingga sepatu kopling terlepas dari rumah kopling dan
tertarik ke arah poros engkol, akibatnya rumah kopling yang berkaitan dengan gigi
pertama penggerak menjadi bebas terhadap poros engkol.
Saat putaran mesin bertambah, gaya sentrifugal semakin besar sehingga mendorong
kanvas kopling mencapai rumah kopling di mana gayanya lebih besar dari gaya tarik
pengembali. Rumah kopling ikut berputar dan meneruskan ke tenaga gigi pertama
yang digerakkan.
Sedangkan kopling kedua ditempatkan bersama primary driven gear pada poros
center (countershaft) dan berhubungan langsung dengan mekanisme pemindah gigi
transmisi/persnelling. Pada saat gigi persnelling dipindahkan oleh pedal pemindah
gigi, kopling kedua dibebaskan oleh pergerakan poros pemindah gigi (gear shifting
shaft).

Gambar 2. Kopling Otomatis (Kopling Sentrifugal)


Kopling terhubung dan terlepas dengan menggunakan gaya sentrifugal, yang timbul
karena gaya dari poros engkol. Saat kecepatan mesin rendah maka kopling secara
otomatis terputus dan pada saat kecepatan mesin tinggi kopling terhubung. Tipe
kopling in banyak dipakai pada sepeda motor bebek dan skuter.

b. Tranmisi
Sepeda motor yang menggunakan transmisi manual memang lebih ribet dari pada sepeda
motor yang menggunakan transmisi otomatis, karena pengoperasian transmisinya dilakukan
secara manual menggunakan pedal kaki. Meski begitu transmisi manual tetap banyak digunakan
pada sepeda motor bertipe bebek maupun sepeda motor besar. Namun sebelum kita membahas
lebih jauh cara kerja dari transmisi manual ini, Guru Otomotif akan ulas terlebih dahulu apa
fungsi dari transmisi ini secara umum, sehingga kita tahu bahwa transmisi dibutuhkan oleh
sepeda motor.
Sebagaimana yang telah dibahas pada artikel sebelumnya tentang prinsip kerja sistem
pemindah tenaga, bahwa sepeda motor selain dapat meneruskan atau memindahkan tenaga hasil
output mesin ke roda, sepeda motor juga harus mampu berjalan dalam semua kondisi jalanan
baik jalan yang datar maupun menanjak atau menurun. Dan oleh karena itu sepeda motor
membutuhkan sistem pemindah tenaga, di dalam sistem pemindah tenaga terdapat komponen
transmisi yang akan kita bahas pada artikel ini.

Fungsi Transmisi dan Prinsip Transmisi

Transmisi atau gigi transmisi berfungsi untuk mengatur momen atau tenaga mesin sesuai
dengan kondisi jalan yang dilalui mesin sepeda motor, momen atau tenaga mesin tersebut
selanjutnya diatur dan dibagi tingkat kecepatannya. Sedangkan prinsip kerja dari sistem transmisi
adalah mekanisme yang bisa dipakai untuk mengubah kecepatan putaran poros engkol menjadi
kecepatan yang diinginkan untuk tujuan tertentu dan sesuai dengan kondisinya pada sepeda
motor.
Komponen Utama Transmisi Sepeda Motor

Komponen utama pada gigi transmisi sepeda motor terdiri dari rangkaian susunan gigi-
gigi yang berpasangan dan berbentuk kemudian menghasilkan perbandingan gigi-gigi. Salah satu
pasangan gigi berada di poros utama (input shaft atau main shaft) dan pasangan gigi lainnya ada
di poros keluar (output shaft atau counter shaft). Jumlah gigi kecepatan yang ada pada transmisi
tergantung dari model dan fungsi sepeda motornya. Semisal sepeda motor tipe bebek biasanya
menggunakan gigi berjumlah 4. Untuk sepeda motor kelas menengah ke atas biasanya gigi
transmisinya berjumlah 5. Dan cara pengoperasionalnya untuk mengunci gigi adalah dengan
menekan atau menginjak pedal transmisi.

Cara kerja Transmisi Manual

Ada dua tipe dari transmisi yang dipakai pada sepeda motor, yaitu transmisi manual dan
transmisi otomatis. Pada artikel ini Guru Otomotif akan bahas bagaimana cara kerja dari
transmisi manual. Cara kerja dari transmisi manual adalah sebagai berikut:

Ketika pedal atau tuas transmisi ditekan. Maka poros pemindah gigi akan berputar. Dan
bersama itu lengan pemutar shift drum akan mengait dan mendorong shift drum hingga bisa
berputar. Shift drum tersebut dipasang dengan garpu pemilih gigi yang diberi pin. Pin tersebut
akan mengunci garpu pemilih pada bagian ulir cacing. Supaya shift drum bisa berhenti berputar
pada titik yang dikehendaki, maka bagian lain yang dekat dengan pemutar shift drum dipasang
dengan sebuah roda yang dilengkapi pegas dan juga bintang penghenti putaran shift drum.
Penghentian putaran shift drum ini akan berbeda pada tiap jenis sepeda motor, namun pada
prinsipnya sama.
Garpu pemilih gigi terhubung dengan gigi geser (sliding gear). Gigi geser tersebut
kemudian akan bergerak ke kanan maupun ke kiri mengikuti gerak garpu pemilih gigi. Dan
setiap pergerakan dari gigi geser tersebut akan mengunci gigi kecepatan yang dikehendaki
dengan bagian poros tempat gigi tersebut berada.
Gigi geser baik yang ada pada poros utama maupun yang berada di poros pembalik atau poros
output, tidak bisa berutar bebas pada porosnya. Dan ini berbeda dengan gigi kecepatan
(kecepatan 1-4 atau seterusnya), nah gigi-gigi percepatan tersebut bisa bebas berputar pada
masing-masing porosnya. Sehingga yang dimaksud dengan gigi masuk pada sepeda motor
sebenarnya adalah mengunci gigi kecepatan degan poros tempat gigi itu berada, yang mengunci
adalah gigi geser.

c. Final drive (penggerak akhir)

Final drive adalah bagian terakhir dari sistem pemindah tenaga yang
memindahkan tenaga mesin ke roda belakang. Final drive juga berfungsi sebagai gigi
pereduksi untuk mengurangi putaran dan menaikkan momen (tenaga ). Biasanya
perbandingan gigi reduksinya berkisar antara 2,5 sampai 3 berbanding 1 (2,5 atau 3
putaran dari transmisi akan menjadi 1 putaran pada roda).

1. Final Drive Jenis Rantai Dan Sprocket

Gambar 1. Final drive jenis rantai dan sproket


1. Enggine sprocket
2. Lockwasher
3. Retaining nut
4. Real wheel sprocket
5. Chain
6. Lockwashers
7. Retaining bolts

Final drive pada sepeda motor sebagai bagian terpisah dari transmisi/persnelling,
terkecuali scooter dengan transmisi CVT. Final drive dapat dilakukan dengan menggunakan
rantai dan gigi sproket, sabuk dan puli, atau sistem poros penggerak. Jenis rantai dan sproket
adalah jenis yang paling umum digunakan pada sepeda motor.
2. Final Drive Jenis Poros Penggerak (Drive Shaft)

Final drive jenis poros penggerak (drive shaft) biasanya digunakan untuk sepeda motor
model touring. Jenis ini cukup kuat, lebih terjaga kebersihannya dan perawatan rutinnya hanya
saat penggantian oli. Namun demikian final drive jenis ini cukup berat dan biaya pembuatannya
mahal. (lihat pada gambar 2). Sedangkan final drive jenis sabuk dan puli hanya dipakai pada
beberapa sepeda motor saja, khususnya generasi awal sepeda motor, dimana power atau tenaga
yang dihasilkan masih banyak yang rendah, sehingga penggunaan jenis sabuk dan puli masih
efektif.

Gambar 2. Final drive jenis shaft drive


3. Final Drive Jenis Sabuk dan Puli (Belt and Pulley)

Gambar 3. Final Drive Jenis Sabuk dan Puli (Belt and Pulley)
1. Enggine pulley
2. Lockwasher
3. Retaining bolts
4. Belt
5. Real wheel pulley
6. Belt guides
7. Retaining nuts

Jenis final drive jenis sabuk dan puli (belt and pulley) dapat kita jumpai pada motor
matic
DAFTAR PUSTAKA

 Muhamad Ilham on Wednesday, April 27, 2016.


https://topspeedindonesia.blogspot.com/2016/04/prinsip-kerja-sistem-
pemindah-tenaga.html.

http://najamudinmt.blogspot.com/2015/05/cara-kerja-kopling-manual-dan-
kopling.html

https://totalotomotif.com/final-drive-penggerak-akhir-sepeda-motor/

Anda mungkin juga menyukai